• Tidak ada hasil yang ditemukan

Almatsier,S.2003.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama. Ariesman,MB. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Arinta FT.2009. Partisipasi ibu dan kader dalam program pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P) kaitannya dengan tingkat kepatuhan ibu balita [skripsi] Bogor : Departemen Gizi Masyarakat, FEMA Institut Pertanian Bogor

Astawan M.2007. Lele Bantu Pertumbuhan Janin. http : // wilystra2007. Multiply .com /journal /Lele_Bantu_Pertumbuhan_Janin[13 September 2011] Azwar A. 2000 Masalah Gizi Kurang pada Balita dan Upaya Penanggulangannya

di Indonesia, Institut Pertanian Bogor

[BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1998. Gerakan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN.

Berg A. 1986. Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. CV Rajawali, Jakarta Boober WJ, Baker JS, Davies B.2006. Development of healthy biskuit : an

alternative approach to biscuit manufacture. Nutrition Journal 2006. Adi. 2010. Efikasi pemberian makanan tambahan biskuit yang diperkaya dengan

tepung protein ikan lele dumbo, isolate protein kedelai dan probiotik yang dimikroenkapsulasi terhadap status gizi, respon imun humoral dan morbiditas balita BBLR [Tesis]. Bogor ;Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

[Depkes] Departemen Kesehatan. 1995. Tiga Belas Pesan Dasar Gizi Seimbang (PUGS). Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2008. Riset Kesehatan Dasar 2008. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

______ 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia

[Dinkes] Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun 2010, Sukabumi : Dinkes

_______ Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun 2009, Sukabumi : Dinkes

Diana FM 2004. Hubungan pola asuh dengan status gizi anak batita di Kecamatan Kuranji Kelurahan Pasar Ambacang Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1994. Perilaku Konsumen. Budiyanto FX, penerjemah. Terjemahan dari: Consumer Behavior. Jakarta: Binarupa Aksara.

Engel,PL,P.Manon & L.Haddad. 1997.Care and Nutrition; Concepts and Measurement. International Food Policy Research Institute, Washington D.C

FAO/WHO 1994. Guidelines on Formulated Suplementary Food for Older Infant and young Childern.

Gibson RS. 2005. Principle of Nutrition Assesment. Oxford: Oxford University Press.

Hardinsyah & D.Martianto. 1992. Gizi Terapan.Bogor : PAU Pangan dan Gizi IPB Hastuti D.2008. Pengasuhan : Teori dan Prinsip serta Aplikasi di Indonesia.

Bogor : Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Hidayat AA .2004. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Hurlock EB. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

EB. 1993. Perkembangan Anak Jilid 2. M.Tjandrasa, M. Zarkasih, penerjemah. Jakarta : Erlangga Kehidupan, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Hartog AP, Staveren WA, Brouwer ID. 2006. Food Habits and Consumption in Developing Countries. Manual for field studies. The Netherland : Wageningen Academic Publisher

Husiani YK, Widodo Y, Triwinarto A, Salimar. 2000. Perubahan Pola Konsumsi Pangan Keluarga pada Sebelum dan Sewaktu Krisis Ekonomi. Penelitian Gizi dan Makanan23: 8-17.

Jahari AB, Sandjaya, Sudiman, Soekirman, Juss’at, Latief, Atmarita. 2000. Status Gizi Balita di Indonesia Sebelum dan Selama Krisis (Analisis Data Antropometri Susenas 1989-1999). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. Jakarta.

Karyadi, D 1985. Pengaruh Pola Asuh Makan Terhadap Kesulitan Makan Anak Bawah Tiga Tahun (Batita). [Tesis Master] Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Khomsan A. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup .Jakarta : PT Gedia Widiasarana Indonesia

Koswara S. 1995. Tekhnologi Pengolahan Kedelai Menjadi Makanan Bermutu. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Krisnatuti D, Yenrina R .2000. Menyiapkan Makanan Pendamping ASI. Jakarta : Puspa Swara

Kusharto CMet all2009. Makanan fungsional berbasis protein ikan dan probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak balita rawan gizi [ laporan penelitian] Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Latfiah M, Djamaludin MD, Evi D, Sumali MA. 2002. Buku 5 Rumah Sehat. Bogor : Pusat Kurikulum Balitbang, Departemen Pendidikan Nasional dan Lembaga Penelitian Institut Prertanian Bogor

Waterlow JC, Tomkins AM, Grantham-McGregor SM. 1992. Prorein Energi Malnutrition. London: Edward Arnold.

Lumenta B. 1987.Penyakit Citra, Alam dan Budaya (Tinjauan Fenomena Sosial). Jakarta: Kanisius

Madanijah S. 2003. Model Pendidikan “ GI-PSI-SEHAT” Bagi ibu serta dampaknya terhadap perilaku ibu, lingkungan pembelajaran,konsumsi pangan dan status gizi anak usia dini [ disertasi]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Mervina 2009. Formula biskuit dengan subsitusi tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dan isolate protein kedelai sebagai makanan potensial untuk anak balita gizi kurang [ skripsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat, FEMA Institut Pertanian Bogor.

Moehji S 1988. Pemeliharaan Gizi Bayi dan Anak, Bhatara, Jakarta.

Muchtadi D.2002. Gizi Untuk Bayi : ASI, Susu Formula dan Makanan Tambahan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Notoatmodjo 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta. Riyadi H.1995. Prinsip dan Petunjuk Penilaian Status Gizi. Jurusan Gizi

Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Institut Pertanian Bogor. Riyadi H. 2006. Gizi dan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Universitas Terbuka Roedjito D. 1989. Kajian Penelitian Gizi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor

Sajogyo 1994. Peranan Wanita dalam Pembangunan Masyarakat Desa : Rajawali, Jakarta

Sanjur, 1982. Social and cultural perspective in nutrition. New York : Practice Hall Soekirman.2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional

Subandriyo, VU. 1993. Pola Penyakit dan Kematian. Dalam A. Rustiawan, SM, Atmojo, VU. Subandriyo, & YH. Effendi. Ilmu kesehatan Masyarakat. Diktat Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Suhardjo, Hardinsyah dan Riyadi. 1988. Survey Konsumsi Pangan. Bogor : Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor

Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Suhardjo dan Riyadi H. 1990. Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Suhardjo. 1996. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta. Bumi Aksara.

Bekerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB Sukandar D. 2007. Studi Sosial Ekonomi, Aspek Pangan, Gizi dan Sanitasi.

Bogor : Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Sukarni, M. 1994.Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Yogyakarta : Kasinius Suklan H. 2000. Hygene Perorangan. Wrta Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

II (4). Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Departemen Kesehatan RI.

Supariasa, Dewa Nyoman,et.al.2002.Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC UNICEF. 1998. The State of The Worlds Children 1998. Oxford University Press Widayani.S. 2007. Efikasi dan preferensi biskuit yang difortifikasi vitamin A dan

zat besi (fe) dan kaitannya dengan konsumsi status gizi dan respon imun anak balita. [ disertasi ]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

Widyati R, Yuliarsih. 2002. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. Jakarta : PT Grasindo.

ABSTRACT

BAIQ SEPTIANA HIDAYATI. Corelation compliance toward consumption of African catfish (Clarias gariepinus) enriched biscuits with nutritional status and morbidity among children under five in sub distric of Warungkiara and Bantargadung, Sukabumi. Guided by CLARA M KUSHARTO and DRAJAT MARTIANTO.

The general objective of this study was to analyze corelation compliance toward consumption of African catfish (Clarias gariepinus) enriched biscuits with nutritional status and morbidity among children under five in sub distric of Warungkiara and Bantargadung, Sukabumi. The design of this study using quasy experiments conducted from March - June 2011. The number of samples used was 42 samples are based on the results of anthropometric measurements fall into malnutrition with Z score ≥ -3.0 s/d < -2.0 and get PMT biscuits from District Health Office Sukabumi.

There was significan correlation between compliance in consuming biscuits catfish with morbidity and nutritional status among children under five shown by the results of statistikal tests (p<0.05). Infant morbidity associated highly significant with nutritional status among children under five (p<0.05). There was significant correlation between the way of care from the parent’s with nutritional status among children under five (p<0.05). Parenting is a factor that can affect nutritional status indirectly, while that directly affect the consumption and infection. Food intake of energi and protein samples both significantly associated with nutritional status (p<0.05), which means that if they consumption both of energi and protein better, the nutritional status of children will be better. Key words: compliance, nutritional status, morbidity

RINGKASAN

BAIQ SEPTIANA HIDAYATI. Hubungan kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas balita di Kecamatan Warungkiara dan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi. Dibimbing olehCLARA M.KUSHARTOdanDRAJAT MARTIANTO.

Berdasarkan laporan Riskesdas 2010, terdapat sekitar 13% balita menderita gizi kurang. Menurut UNICEF (1998) terdapat berbagai penyebab timbulnya masalah gizi pada balita yaitu : pertama , sebagai penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi, dan kedua, penyebab tidak langsung yaitu pola pengasuhan anak, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan dan ketahanan pangan keluarga. Optimalisasi penanganan masalah gizi pada balita melalui diversifikasi pengembangan formula makanan tambahan merupakan salah satu solusi dalam menurunkan prevalensi gizi kurang. Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara kepatuhan konsumsi biskuit yang diperkaya protein tepung ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan status gizi dan morbiditas balita gizi kurang. Tujuan khusus penelitian ini; 1) Mengidentifikasi karakteristik balita dan keluarga balita contoh ; 2) Mempelajari pola asuh Ibu (pola asuh makan, pelayanan kesehatan dasar dan pola asuh hidup bersih) balita; 3) Mempelajari kondisi lingkungan tempat tinggal balita; 4) Mengetahui konsumsi energi dan protein balita; 5) Mengevaluasi tingkat kepatuhan balita mengkonsumsi biskuit; 6) Menganalisis hubungan kepatuhan konsumsi biskuit lele dengan morbiditas dan status gizi balita; 7) Menganalisis hubungan antara pola asuh, morbiditas ,konsumsi energi dan konsumsi protein dengan status gizi balita.

Penelitian ini merupakan penelitianpra eksperimen dengan desain one group pretest postest design. Lokasi penelitian ini terdiri dari 2 Kecamatan yaitu Warungkiara, dan Bantargadung. Pemilihan lokasi penelitian dipilih secara langsung (purposive) dengan kriteria lokasi penelitian yang dipilih merupakan lokasi tempat pelaksanaan program intervensi biskuit pada balita gizi kurang, dan merupakan wilayah dataran sedang. Sampel dalam penelitian ini adalah balita (1-5 tahun) yang berdasarkan hasil pengukuran antropometri tergolong dalam gizi kurang berdasarkan indikator BB/U dengan Z score ≥ -3.0 s/d < -2.0, dan mendapatkan PMT biskuit dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi .Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 42 balita yang diambil secara purposive. Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data karakteristik keluarga (umur orangtua, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, besar keluarga, dan pendapatan keluarga), karakteristik balita (umur balita, jenis kelamin, berta badan dan tinggi badan balita), pola asuh balita, kondisi lingkungan tempat tinggal balita, intake makanan balita,morbiditas, tingkat kepatuhan konsumsi biskuit serta status gizi balita. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan programMicrosoft Exceldan software statistik

Lebih dari separuh jumlah balita contoh (62%) adalah perempuan. Usia balita contoh adalah pada kisaran usia 12- 60 bulan dengan proporsi terbesar usia contoh antara 12-35 bulan (57.1%). Umur ayah dan ibu balita contoh sebagian besar tergolong dalam dewasa awal (20-40 tahun). Tingkat pendidikan ayah (50%) dan ibu (72%) memiliki presentase terbesar pada tingkat sekolah dasar atau sederajat. Proporsi terbesar pekerjaan ayah adalah buruh, baik buruh tani maupun buruh non tani (66.6%) sedangkan ibu sebagian besar adalah ibu rumah tangga (90.4%). Separuh balita contoh berasal dari keluarga sedang dengan jumlah angota keluarga 5-7 orang. Lebih dari separuh contoh (88%) berasal dari

keluarga dengan pendapatan perkapita Rp 43.513 sampai Rp 257.958 dan sebagian besar tergolong keluarga miskin (62%).

Pola asuh makan ibu terhadap balita contoh sebagian besar termasuk kategori rendah (54.8%) yang disebabkan masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif kepada anaknya serta banyaknya ibu balita yang tidak menyediakan makanan lengkap untuk anaknya. Pola asuh perawatan kebersihan balita contoh sebagian besar termasuk kategori sedang (47.6%), dan untuk pola asuh terhadap akses pelayanan kesehatan dasar ibu terhadap anaknya sebagian besar tergolong baik (78.6%). Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran Ibu untuk mau memanfaatkan pelayanan kesehatan yang telah disediakan. Kondisi Lingkungan tempat tinggal balita contoh sebagian besar (54.8%) termasuk dalam kategori sedang.

Rata-rata konsumsi energi balita contoh sebelum intervensi yaitu 713.4 ± 237 kalori dan protein 18.4 ± 5.9 g dan sebagian besar balita contoh termasuk dalam tingkat konsumsi defisit berat (47.6%). Pada akhir intervensi terjadi peningkatan konsumsi energi menjadi 877.4 ± 225.7 kalori dan protein 23.5 ± 5.3 g. Biskuit lele yang diberikan kepada balita contoh dapat dikatakan bersifat supplementary karena dengan konsumsi biskuit dapat meningkatkan asupan energi dan protein balita contoh. Terjadi penurunan jumlah balita dengan tingkat konsumsi defisit berat menjadi (35.7%) dan adanya balita contoh dengan tingkat konsumsi normal/cukup sebesar (28.6%) yang pada sebelum intervensi tidak ada balita contoh dengan konsumsi normal/cukup. Peningkatan ini antara lain disebabkan kontribusi energi yang cukup tinggi yaitu mencapai 32.5 % dari AKG sebesar 211 kalori dan kontribusi protein mencapai 9.1 g atau setara dengan 36.1% AKG balita contoh. Hasil uji statistik menggunakan paired sample t test menunjukkan ada perbedaan yang nyata antara konsumsi zat gizi pada awal intervensi dengan konsumsi zat gizi akhir intervensi setelah ditambahkan zat gizi dari biskuit dengan nilai p < 0.05.

Tingkat kepatuhan balita contoh dalam mengkonsumsi biskuit sebagian besar tergolong tinggi (71.4%), dengan rata-rata konsumsi biskuit 3,2 keping/hari. Tingkat kepatuhan balita dikatakan tinggi apabila mengkonsumsi biskuit ≥ 70% dari total biskuit yang diberikan selama 88 hari. Selama 88 hari / 3 bulan intervensi terjadi penurunan konsumsi biskuit pada balita contoh , pada bulan pertama 89% turun menjadi 79% pada bulan ketiga disebabkan karena balita mulai bosan dengan biskuit yang diberikan. Kepatuhan balita contoh dalam mengkonsumsi biskuit lele berhubungan signifikan dengan status gizi serta morbiditas balita contoh yang ditunjukkan dengan hasil uji statistik (p<0.05) yang artinya balita yang patuh mengkonsumsi biskuit memiliki status gizi yang lebih baik dibandingkan dengan balita yang kurang atau tidak patuh mengkonsumsi biskuit lele.

Rata-rata z_score BB/U sebelum intervensi adalah -2.49 ± 0.29, sedangkan setelah dilakukan intervensi rata-rata nilai z_score menjadi -1.98 ± 0.66. Status gizi balita contoh sebelum intervensi seluruhnya gizi kurang, dan setelah intervensi gizi kurang berkurang menjadi hanya (54.8%) dan gizi baik (45.2%). Sebelum intervensi sebagian besar balita contoh memiliki skor morbiditas sedang (50%), dan pada akhir intervensi sebagian besar balita contoh memiliki morbiditas rendah (50.5%). Berdasarkan analisis statistik, variabel- variabel lain yang berhubungan signifikan dengan status gizi balita contoh antara lain morbiditas, pola asuh serta intake makanan balita contoh baik energi maupun protein dengan nilai (p<0.05).

Judul : Hubungan Kepatuhan Konsumsi Biskuit yang Diperkaya Protein Tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dengan Status Gizi dan Morbiditas Balita di Warungkiara, Bantargadung, Kabupaten Sukabumi

Nama : Baiq.Septiana Hidayati

NIM : I14096036

Disetujui :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Prof.Dr.drh.Clara M. Kusharto,M.Sc Dr.Ir.Drajat Martianto,M.Si. NIP. 19510719 198403 2 001 NIP. 19640324 198903 1

004

Mengetahui,

Ketua Departemen Gizi Masyarakat

Dr. Ir. Budi Setiawan,MS NIP. 19621218 198703 1 001

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Kepatuhan Konsumsi Biskuit yang Diperkaya Protein Tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Dengan Status Gizi dan Morbiditas Balita di Warungkiara, Bantargadung, Kabupaten Sukabumi” dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat bagi penulis untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Prof.Dr.drh.Clara M. Kusharto, MSc dan Dr.Ir.Drajat Martianto,M.Si. yang

telah senantiasa sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan penelitian.

2. Ibu Dr.Ir. Sri Anna Marliyati, M.Si selaku dosen pemandu yang telah mengarahkan penulis dalam penyusunan hasil penelitian

3. Bapak Dr.Ir. Hadi Riyadi,MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.

4. Bapak, Ibu dan kakak tercinta yang senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangat dengan penuh kasih sayang.

5. Teman-teman alih jenis Gizi Masyarakat (GM) angkatan ke-3

6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai taraf sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat terlaksana dengan baik sehingga dapat bermanfaat bagi semua.

Bogor, Desember 2011

Dokumen terkait