• Tidak ada hasil yang ditemukan

Affandi B. 1990a. Fisiologi Haid. Di dalam: Affandi B, editor. 1990. Gangguan Haid Pada Remaja dan Dewasa. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. hlm. 1-8. ---. 1990b. Gangguan Haid Pada Remaja dan Dewasa. Di dalam: Affandi

B, editor. 1990. Gangguan Haid Pada Remaja dan Dewasa. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. hlm. 17-20.

Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.

Anderson J, Deskins B. 1995. Nutrition Bible. New York: William Morrow & company.

Anonim. 2002. Menstruasi. http://www.kesrepro.info. [11 Desember 2006]. Bender DA. 1993. Introduction to Nutrition and Metabolism. England: UCL. Bendich A. 2000. The potential for dietary supplements to reduce premenstrual

syndrome (PMS) symptomps. J of the Am College of Nutr 1:3-12.

[BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1998. Gerakan KeluargaBerencana dan Keluarga Sejahtera. Jakarta: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.

Briawan D. 2004. Potensi Pisang untuk Mengatasi Sindrom Pramenstruasi. http://www.kompas.com. [7 Juni 2006].

Burton BT, Foster WR. 1988. Human Nutrition. New York: McGraw-Hill Book. Cabot S. 1994. Dont Let Your Hormone Ruin Your Life. Melbourne: Australian

Print Group.

Cornforth T. 2003. Menstrual cramps – painful periods.

http://womenshealth.about.com/cs/crampsmenstrual/a/cramps.htm. [21 Maret 2007].

Danukusumo D, Affandi B. 1990. Persepsi tentang Haid. Di dalam: Affandi B, editor. Gangguan Haid Pada Remaja dan Dewasa. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. hlm. 21-28

Dolto C, Schiffmann A, Bello P. 1990. Mencegah dan Merencanakan Kehamilan. Jakarta: Arcan.

Gans KM. 2007. Premenstrual Syndrome. http://www.mayclinic.com . [21 Maret 2007]

Gibson RS. 1990. Principles of Nutritional Assesment. New York: Oxford University Press.

Groff JL, Gropper SS. 1999. Advanced Nutrition and Human Metabolism. USA: Wadsworth.

Hardinsyah, Briawan D. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

---. 2004. Kiat Mengatasi Keluhan Menstruasi. Bogor: Klinik Gizi dan Klub Diet GMSK.

Harper LJ, Deaton BJ, Dreskel JA. 1985. Pangan, Gizi dan Pertanian. Suhardjo, penerjemah. Jakarta: UI Press.

Holman SR. 1987. Essentials of Nutrition for the Health Proffessions. Philadelphia: J. B. Lippincott Company.

Iswahanik. 2001. Pengaruh Penambahan Madu (Honey Bee) terhadap Umur Simpan Susu Skim dan Susu Penuh Pateurisasi [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Iertanian Bogor.

Izenberg N. 2004. All about menstruation. www.kidshealth.org. [27 Februari 2007].

Khomsan A. 1998. Vitamin Mineral Pelindung di Saat Stres. http://www.indomedia.com/intisari/1998/april/obat. [27 Februari 2007]. ---. 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

---. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta: Grasindo.

Mann J, Truswell AS. 2002. Essentials of Human Nutrition. New York: Oxford University Press.

Meyer LH. 1978. Food Chemistry. Connectitut: The Avy Publishing company. Muchtadi D, Palupi NS, Astawan M. 1993. Metabolisme Zat Gizi (Sumber,

Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia). Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Myrnawati. 2003. Tempe cegah keropos tulang. http://www.suaramerdeka.com/ [28 Februari 2007].

Nasoetion A, Riyadi H. 1995. Gizi Terapan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Olson ER, Broquist HP, Chichester CO, Darby WJ, Kolbye AC Jr., Stalvey RM. 1988. Mineral. Jakarta: Gramedia.

Pearce E. 2000. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia. Pratama AA. 2005. Stres Ibu dan Keharmonisan Pasangan Suami Istri pada

Keluarga Miskin di Kota Bogor dan Depok [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Sumapraja S, Saifuddin AB, editor. 1987. Ilmu Kandungan. Ed ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Riyadi H. 2003. Penilaian Gizi Secara Antropometri. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sampoerno, Fardiaz D. 2001. Kebijakan dan Pengembangan Pangan Fungsional dan Suplemen di Indonesia. Di dalam: Nuraida L, Hariyadi RD, editor. Pangan Tradisional Basis bagi Industri Pangan Fungsional dan Suplemen. Bogor: Pusat Kajian Makanan Tradisional Institut Pertanian Bogor.

Shreeve C. 1989. Sindrom Pramenstruasi. Priliani Pranaya, penerjemah. Jakarta: ARCAN. Terjemahan dari: The Premenstrual Syndrome.

Simon H. 2002. Calcium. http://www.mercydesmoines.org/ADAM/ WellConnected/articles. [18 Maret 2007].

Soehardi S. 2004. Memelihara Kesehatan Jasmani Melalui Makanan. Bandung: ITB.

Soekatri M, Kartono D. 2004. Angka kecukupan mineral kalsium, fosfor, magnesium dan flor. Dalam Soekirman et al. 2004. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (hlm 375-391). Jakarta: LIPI.

Stevenson GT, Miller C. 1962. Introduction to Foods and Nutrition. New York: John Willey & Sons.

Thys-Jacobs S, Starkey P, Bernstein D, Tian J. 1998. Calcium carbonate for premenstrual syndrome. Am J Obstet Gynecol 179:444-452.

---. 2000. Micronutrient and the premenstrual syndrome: The case for calcium. J of the Am College of Nutr 2:220-227.

Utami NH. 2003. Hubungan gizi dengan keluhan menstruasi pada remaja [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Weafer CC, Heaney RP. 1999. Calcium. Di dalam: Shils ME, Olson JA, Shike M, Ross AC. Modern Nutrition Health and Disease (9th ed). Baltimore: Lippincort Williams and Wilkins.

Winarno FG. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia. Wiseman G. 2002. Nutrition and Health. London: Taylor & Francis.

Lampiran 1 Komposisi kalsium berbagai macam susu

Bahan makanan mg

Susu cair dalam kemasan berlabel (250 ml) 300 Susu cair dalam kemasan tidak berlabel* (100 gram) 143

Susu kental manis (40 gram) 114

Susu bubuk biasa (40 gram) 352

Susu bubuk skim* (100 gram) 123

Susu bubuk tinggi kalsium (40 gram) 400

Susu cair tinggi kalsium (200 ml) 260

*Sumber: Hardinsyah dan Briawan (1994)

Lampiran 2 Rata-rata konsumsi pangan sumber kalsium

No. Kelompok Pangan Jenis pangan Total konsumsi (g/hari)

1 Susu Susu 167.67±134.88*

2 Pangan olahan susu Keju 4.50±7.56

Es krim 20.61±36.29

Yoghurt 9.69±27.10

3 Sayuran Sawi 15.08±23.35

Bayam 11.08±12.63

Kangkung tumis 16.72±12.78 Daun singkong rebus 13.82±25.98

Kacang panjang 6.42±10.99

4 Kacang-kacangan Tahu 29.29±24.77

dan olahannya Tempe kedelai murni 27.88±28.91

Oncom kedelai 1.23±3.59

Kacang merah 1.21±3.29

Kacang tanah kupas kulit 1.56±4.33

Kacang hijau 5.70±11.96

5 Pangan hewani Empal goreng 8.48±14.04 (non susu dan Sarden kaleng 3.85±6.73

olahannya) Udang 4.49±8.22

Mujair segar 14.42±28.68

Telur asin 3.21±8.74

Telur ayam 43.21±31.21

Teri nasi kering 2.48±4.30

Lampiran 3 Rata–rata konsumsi dan sumbangan kalsium No. Kelompok sumber

kalsium Sumber kalsium

Ca (mg/hari) Sumbangan Ca (%) Total Total 1 Susu Susu 269.84 45.28

2 Pangan olahan Keju 34.99 5.87

susu Es krim 25.35 4.26

Yoghurt 11.62 1.95

3 Sayuran Sawi 28.86 4.84

Bayam 16.63 2.79

Kangkung tumis 4.21 0.71

Daun singkong rebus 22.11 3.71

Kacang panjang 2.36 0.40

4 Kacang-kacangan Tahu 36.32 6.09

dan olahannya Tempe kedelai murni 35.96 6.04

Oncom kedelai 1.18 0.20

Kacang merah 0.92 0.15

Kacang tanah kupas kulit 5.24 0.88

Kacang hijau 7.12 1.20

5 Pangan hewani Empal goreng 12.80 2.15

(non susu dan Sarden kaleng 13.62 2.29

olahannya) Udang 4.15 0.70

Mujair segar 11.08 1.86

Telur asin 3.19 0.54

Telur ayam 21.00 3.52

Teri nasi kering 24.78 4.16

6 Suplemen Suplemen kalsium 7.43 1.25

Total 595.87 100.00

Lampiran 4 Hasil uji beda

Variabel Uji Beda Nilai P

Rata-rata skor keluhan menjelang menstruasi pada tingkat konsumsi kaslium cukup dan kurang

p=0.051 Rata-rata skor keluhan saat menstruasi pada tingkat konsumsi

kaslium cukup dan kurang

p=0.032 Rata-rata skor keluhan menstruasi total pada tingkat konsumsi

kaslium cukup dan kurang

p=0.031 Rata-rata frekuensi pangan penghambat kalsium pada tingkat

konsumsi kaslium kurang dan cukup

p= 0.000 Rata-rata frekuensi stres enam bulan terakhir pada tingkat konsumsi

kaslium cukup dan kurang

p=0.076 Rata-rata frekuensi pangan penghambat kalsium konsumsi kalsium

dari pangan (non susu dan olahannya) di bawah dan atas median

Lampiran 5 Hasil korelasi Pearson Peubah Skor keluhan menjelang Skor keluhan saat Skor keluhan total Tingkat konsumsi kalsium Konsumsi kalsium dari susu Uang saku Tingkat konsumsi kalsium r 0.079 0.065 0.079

p 0.154 0.239 0.152 Konsumsi kalsium dari susu r 0.009 -0.028 -0.010

p 0.868 0.614 0.861 Konsumsi kalsium dari pangan sumber r 0.113* 0.146* 0.142* kalsium (non susu dan olahannya) p 0.041 0.008 0.010 Konsumsi susu (ml) r 0.032 -0.017 0.009 p 0.558 0.762 0.866

Frekuensi konsumsi pangan r 0.160** 0.110** 0.190** 0.353** penghambat kalsium p 0.004 0.001 0.001 0.000 Frekuensi stres enam bulan terakhir r 0.206** 0.115* 0.177** 0.096 p 0.000 0.038 0.001 0.084

Uang saku r 0.112* 0.186**

p 0.043 0.001

Besar keluarga r -0.107 -0.147** -0.141*

p 0.052 0.001 0.010

Keterangan: * korelasi signifikan pada p = 0.05 ** korelasi signifikan pada p = 0.01

Dokumen terkait