• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peristiwa menstruasi ditentukan oleh proses somato-psikik dan bersifat kompleks yang meliputi unsur-unsur hormonal, biokimiawi, dan psikososial. Menstruasi tidak hanya sekedar keluarnya darah dari vagina, tetapi juga disertai gangguan fisik dan mental. Keluhan utama yang dihadapi remaja wanita menjelang dan saat menstruasi adalah keram di bawah perut, sakit pinggang, sakit pada payudara, lemah dan lesu, lebih emosional, dan jerawat. Keluhan menstruasi lainnya yang juga kadang dialami yaitu stres, sulit tidur, pusing, mual, jarang kencing, dan berat badan meningkat (Hardinsyah 2004).

Keluhan-keluhan menstruasi dipengaruhi berbagai faktor. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya keluhan-keluhan mentruasi yaitu konsumsi pangan, keturunan, keadaan psikis, dan ketidakseimbangan hormon.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa keluhan-keluhan menstruasi disebabkan karena kurangnya zat gizi mikro seperti asam lemak, vitamin, dan mineral. Asam lemak merupakan bahan pembentuk prostaglandin yang dapat meredakan gejala-gejala mental dan fisik sindrom pramenstruasi (Shreeve 1989). Vitamin dan mineral yang dapat meminimalkan keluhan menstruasi yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, zink (Zn), zat besi (Fe), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan chromium (Cr) (Hardinsyah 2004).

Salah satu mineral yang dapat mempengaruhi keluhan menstruasi adalah kalsium. Kalsium diduga mempunyai hubungan dengan terjadinya keluhan- keluhan menjelang dan saat menstruasi. Konsumsi kalsium yang semakin baik diduga akan menurunkan keluhan-keluhan yang terjadi sebelum dan saat menstruasi. Faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan keluhan-keluhan menstruasi s ecara lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Hubungan konsumsi kalsium dengan keluhan menstruasi serta faktor- faktor lain yang mempengaruhi

Keterangan: : variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti

Keturunan

KELUHAN MENSTRUASI

Konsumsi Pangan Sumber Kalsium Konsumsi Kalsium Total Suplemen Kalsium Konsumsi Susu Konsumsi Pangan Sumber Kalsium selain Susu Hormon Kebiasaan Berolahraga dan Stres Pangan Penghambat Kalsium

Vitamin D Kadar Kalsium

METODE

Desain, Tempat, dan Waktu

Penelitian mengenai hubungan konsumsi pangan sumber kalsium dengan keluhan menstruasi dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan di dua Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Bogor, yaitu SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5 Kota Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2007.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Penentuan SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5 Kota Bogor sebagai lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa siswa-siswi di lokasi penelitian umumnya berasal dari status sosial ekonomi menengah ke atas sehingga diharapkan siswa-siswi mengonsumsi pangan sumber kalsium dengan baik. Contoh dalam penelitian adalah semua siswa wanita (siswi) kelas 11. Pemilihan kelas dilakukan secara purposive yaitu semua kelas 11. Semua siswi kelas 11 diminta mengisi kuesioner penelitian setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti. Siswi yang mengembalikan kuesioner dan mengisi semua item pertanyaan dengan lengkap dijadikan contoh. Jumlah contoh dalam penelitian ini adalah 327 orang. Rumus yang digunakan dalam menentukan jumlah contoh minimal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(

)

Ζ

=

2 2

2

/

1

d

pq

n

α

( )

( )

(

)

    = 2 2 05 . 0 2 . 0 ) 8 . 0 ( 96 . 1 = 245 Keterangan:

p = perkiraan proporsi (prevalensi) penyakit pada populasi (80%) (Danukusumo & Affandi (1990); Utami (2003)).

q = 1-p

d = presisi absolut yang diinginkan pada kedua sisi proporsi populasi (5%).

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh siswi setelah diberi penjelasan oleh peneliti. Data tersebut meliputi karakteristik contoh dan keluarga contoh, kebiasaan minum susu, konsumsi pangan, konsumsi suplemen, dan menstruasi. Selain itu, data primer juga meliputi keadaan umum lokasi penelitian yang diperoleh dari pengamatan langsung dan hasil wawancara dengan pihak tata usaha pada masing-masing sekolah.

Karakteristik contoh dan keluarga contoh meliputi usia, uang saku, pekerjaan orangtua, besar keluarga, kebiasaan berolahraga, dan stres. Data mengenai kebiasaan minum susu meliputi jenis susu, kuantitas, dan frekuensi mengonsumsinya. Data konsumsi pangan diperoleh dengan menggunakan Food Frequency Questionaire meliputi kuantitas dan frekuensi (kali/minggu) konsumsi pangan contoh terhadap makanan dan minuman sumber kalsium serta pangan yang menghambat absorbsi kalsium. Pangan tersebut diduga dapat mempengaruhi terjadinya keluhan-keluhan menstruasi selama sebulan terakhir.

Data sekunder meliputi data kandungan kalsium pangan yang diperoleh dari Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) Indonesia (Hardinsyah & Briawan 1994). Data, jenis data, dan cara pengumpulan data ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Data, jenis data, dan cara pengumpulan

No Data Jenis data Cara pengumpulan

data 1 Karakteristik contoh dan Keluarga Contoh Primer Kuesioner

a. Usia b. Uang saku c. Pekerjaan orangtua d. Besar keluarga e. Kebiasaan berolahraga f. Stres

2 Kebiasaan minum susu Primer Kuesioner a. Jenis susu

b. Jumlah dan frekuensi minum susu c. Waktu minum susu

3 Konsumsi Pangan Primer Food frequency questionnaire

a. Pangan sumber kalsium b. Pangan penghambat kalsium

4 Konsumsi suplemen Primer Kuesioner a. Jenis suplemen

b. Frekuensi konsumsi suplemen

5 Menstruasi

a. Usia menarche Primer Kuesioner b. Keteraturan menstruasi Primer Kuesioner c. Lama dan siklus menstruasi Primer Kuesioner

d. Keluhan menjelang dan saat

mentruasi Primer Kuesioner

6 Keadaan umum lokasi penelitian Primer Wawancara dan pengamatan langsung 7 Kandungan kalsium pangan Sekunder DKBM

Pengolahan dan Analisis Data

Data diolah secara deskriptif dan analitik dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel dan SPSS versi 11.5 for windows. Proses

pengolahan meliputi pemberian kode, pengeditan data, entri data, skoring data, dan cleaning data. Secara deskriptif data diolah dengan tabel frekuensi dan tabulasi silang. Data yang diolah secara deskriptif meliputi data karakteristik contoh dan keluarga contoh, kebiasaan minum susu, konsumsi pangan, konsumsi suplemen, dan menstruasi. Korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel dan untuk menguji beda digunakan

Independent-Samples T Test.

Data konsumsi pangan diolah secara deskriptif. Konsumsi kalsium diperoleh dengan cara menghitung jumlah kalsium dari konsumsi pangan contoh terhadap makanan dan minuman sumber kalsium dalam satu bulan terakhir. Konsumsi kalsium kemudian dikali dengan frekuensi konsumsi bahan pangan tersebut. Konsumsi kalsium bahan pangan dihitung dengan cara sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994):

KGij = (Bj/100) x Gij x (BDD/100) Keterangan:

KGij = Kandungan zat gizi i dari bahan makanan j dengan berat B g Bj = Berat bahan makanan j yang dikonsumsi (g)

Gij = Kandungan zat gizi i dalam 100 g BDD bahan makanan j BDDj = Persen bahan makanan j yang dapat dimakan (% BDD)

Konsumsi kalsium contoh dari susu dihitung dengan menggunakan cara yang sama seperti konsumsi pangan sumber kalsium. Setelah konsumsi kalsium dari susu diketahui, kemudian dihitung sumbangan konsumsi kalsium dari susu.

Konsumsi kalsium total diperoleh dengan cara menjumlahkan konsumsi semua bahan pangan sumber kalsium termasuk susu dan suplemen kalsium yang dikonsumsi selama satu bulan terakhir dan kemudian dihitung tingkat konsumsi kalsium contoh. Tingkat konsumsi kalsium diperoleh dengan membandingkan konsumsi kalsium total dengan angka kecukupan kalsium untuk remaja Indonesia yaitu sebesar 1000 mg (AKG 2004). Tingkat konsumsi kalsium dihitung dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994):

TKGi = (Ki/AKGi) x 100%

Keterangan: TKGi = Tingkat konsumsi zat gizi i Ki = Konsumsi zat gizi i

AKGi = Kecukupan zat gizi i yang dianjurkan

Data keluhan menstruasi diolah secara deskriptif dengan tabulasi frekuensi untuk selanjutnya dibuat kategori skor keluhan menstruasi (tidak ada

keluhan/nol, ringan, sedang, dan berat). Skor untuk masing-masing keluhan menstruasi dibuat berdasarkan pada tingkat keparahan keluhan menstruasi. Anonim (2002) menyatakan bahwa keram yang disebabkan oleh kontraksi otot- otot halus rahim dan sakit kepala merupakan gangguan menstruasi dalam bentuk yang berat. Jones et al. (1996), diacu dalam Utami (2003) menyatakan bahwa

dismenore (sakit keram di bawah perut) dalam bentuk yang berat akan menyebabkan mual, muntah, dan pusing. Jerawat merupakan keluhan pramenstruasi yang ringan (Shreeve 1989). Keluhan-keluhan yang berat akan sangat mengganggu aktivitas, keluhan-keluhan yang sedang akan mengganggu aktivitas-aktivitas tertentu, dan keluhan-keluhan yang ringan hanya sedikit menggangu aktivitas (Utami 2003).

Keluhan berat diberikan skor 3 (keram di bawah perut, sakit kepala, mual, dan muntah), keluhan sedang diberi skor 2 (sakit pada payudara, sakit pinggang, dan lesu) dan keluhan ringan diberi skor 1 (jerawat, lebih emosional, dan keluhan lainnya). Total skor keluhan menstruasi sebesar 21 baik menjelang maupun saat menstruasi (Utami 2003). Skor keluhan menstruasi ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 5 Skor keluhan menstruasi

No. Jenis keluhan Skor

1. Sakit keram di bawah perut 2. Sakit kepala/pusing

3. Mual 4. Muntah

5. Sakit pada payudara 6. Sakit pinggang 7. Lesu 8. Jerawat 9. Lebih emosional 10. Lain-lain 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 Total 21

Kategori skor keluhan menstruasi dibuat berdasarkan rata-rata dan standar deviasi keluhan menstruasi menjelang, saat, dan total. Rata-rata dan standar deviasi keluhan menstruasi diolah secara deskriptif dengan SPSS versi 11.5 for Windows dari nilai skor keluhan menstruasi menjelang, saat, dan total.

Korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis hubungan antara konsumsi susu (ml), konsumsi kalsium dari susu, konsumsi pangan sumber kalsium (non susu dan olahannya), dan tingkat konsumsi kalsium dengan skor keluhan menstruasi. Korelasi Pearson juga digunakan untuk menganalisis tingkat konsumsi kalsium atau skor keluhan menstruasi dengan faktor lain seperti frekuensi konsumsi pangan penghambat kalsium dan frekuensi stres enam bulan terakhir. Uji beda digunakan untuk mengetahui perbedaan keluhan menstruasi

pada tingkat konsumsi kalsium cukup dan kurang serta mengetahui perbedaan frekuensi stres enam bulan terakhir dan konsumsi pangan penghambat kalsium terhadap konsumsi pangan sumber kalsium (non susu dan olahannya) dan tingkat konsumsi kalsium. Untuk melihat faktor-faktor dominan yang mempengaruhi menstruasi dilakukan uji regresi linier berganda. Model regresinya didefinisikan dengan persamaan berikut :

Y = ß0 + ß1X1+ ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 + ß5X5 + e Keterangan :

Y = Menstruasi

X1 = Tingkat konsumsi kalsium X2 = Konsumsi kalsium dari susu

X3 = Konsumsi pangan sumber kalsium (non susu dan olahannya) X4 = Frekuensi konsumsi pangan penghambat kalsium

X5 = Frekuensi stres enam bulan terakhir e = Galat

Definisi Operasional

Contoh yaitu siswi SMA Negeri 3 dan SMA Negeri 5 Kota Bogor kelas 11 yang telah mendapat menstruasi serta mengisi dan mengembalikan kuesioner dengan lengkap.

Kebiasaan Berolahraga yaitu kegiatan melakukan atau tidak melakukan olahraga di luar jam olahraga sekolah yang dilakukan contoh dengan frekuensi minimal satu kali dalam seminggu yang berlangsung secara terus menerus.

Keluhan Menstruasi yaitu keluhan-keluhan yang dirasakan dan timbul sejalan atau akibat terjadinya menstruasi pada remaja wanita sebelum dan saat menstruasi.

Keluhan Berat yaitu kondisi contoh mengalami tingkat keluhan menstruasi berat dengan skor total keluhan menjelang dan saat menstruasi lebih dari 6 dan skor keluhan total lebih dari 12.

Keluhan Sedang adalah kondisi contoh mengalami tingkat keluhan menstruasi sedang dengan skor total keluhan menjelang dan saat menstruasi 3-6 dan skor keluhan total 6-12.

Keluhan Ringan adalah kondisi contoh mengalami tingkat keluhan menstruasi ringan dengan skor total keluhan menjelang dan saat menstuasi 1-2 dan skor keluhan total 1-5.

Konsumsi Kalsium yaitu masukan kalsium ke dalam tubuh yang berasal dari susu dan olahannya, pangan sumber kalsium (non susu dan olahannya), serta suplemen.

Konsumsi Pangan yaitu kuantitas dan frekuensi (kali/minggu) konsumsi pangan contoh terhadap makanan dan minuman yang mengandung kalsium dan yang menghambat absorbsi kalsium selama satu bulan terakhir.

Konsumsi Suplemen Kalsium mengacu pada konsumsi suplemen kalsium yang biasa dikonsumsi oleh contoh dengan jumlah dan frekuensi tertentu (kali/minggu).

Konsumsi Susu yaitu kegiatan minum susu yang dilakukan contoh dengan frekuensi (kali/minggu) dan jumlah tertentu (minimal segelas dalam satu minggu) yang berlangsung secara terus menerus.

Lama menstruasi yaitu jumlah hari menstruasi pada satu periode.

Lama Siklus Menstruasi yaitu jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya (hari). Panjang siklus menstruasi normal yaitu 21 sampai 35 hari.

Pangan Sumber Kalsium adalah pangan yang menurut literatur disebut sebagai pangan sumber kalsium atau dikonsumsi dalam jumlah banyak sehingga dapat memberikan sumbangan kalsium dalam jumlah cukup besar.

Stres yaitu keadaan dimana contoh mengalami beban psikis yang melewati ambang batas daya tahan tubuh dan mengganggu kegiatan belajar selama enam bulan terakhir. Seseorang yang mengalami gejala stres lebih dari tiga kali dalam enam bulan terakhir, maka dapat dikategorikan sering mengalami gejala stres.

Siklus Menstruasi yang Teratur yaitu apabila lama siklus menstruasi setiap periodenya selalu sama, misalnya lama siklus menstruasi setiap periode selalu 28 hari.

Tingkat konsumsi Kalsium mengacu perbandingan antara konsumsi kalsium aktual (nyata) dengan kecukupan kalsium yang dinyatakan dalam persen. Tingkat konsumsi kalsium dikatakan cukup apabila lebih dari 66.67 persen dan kurang apabila kurang dari 66.67 persen.

Usia Awal Menstruasi yaitu usia contoh ketika pertama kali mendapatkan menstruasi.

Dokumen terkait