• Tidak ada hasil yang ditemukan

Al-Qur’an al-karim dan Terjemahannya, Depag RI. 2006

Al-alabi, Adijani. Perwakafa Tanah di Indonesia. Jakarta: Rjawali Press, 2003

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

2006

Departemen Agama RI. Peraturan Perundangan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam. 2006

Departemen Agama RI. Pradigma Baru Wakaf di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam. 2007

Departemen Agama RI. Fiqih Wakaf. Jakarta Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf. 2003

Djunaidi Achmad dan Al-Asyhar Thobieb. Menuju Era Wakaf Produktif. Jakarta: Mitra

Abadi Press., Cet. III, 2006

Fuad Irfan, al-Bustari. Manjid Al-Lughah. Beirut: dar al-masriq

Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN

Press. 2006

Harahap, Sumuran. Wakaf Uang dan Prospek Ekonominya di Indonesia. Jakarta: Mitra Abadi

Press. 2006

Halim, Abdul. Hukum Perwakafan di Indonesia. Jakarta: Ciputat Press 2006

Kompilasi Hukum Islam

Mudjiono. Politik Hukum Agraria. Yogyakarta: Liberty. 1977

Maelong, Lexi. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Karya. 2002

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik

Rachmat, Nazaruddin. Harta Wakaf. Jakarta: Bulan Bintang. 1964

Salim Peter. Standart Indonesia English Dictionary. Jakarta: Modern English Press. 1993

Tsalabi, Muhammad Mustafa. Al-Ahkam Al-Wa’haya wal Awqaf. Mesir: Dar al-Ta’lif. 2002

Lokasi wawancara : Yayasan Al-Aulia

Tanggal Wawancara : 10-Juli-2015

1. Sejak kapan yayasan yatim dan dhuafa Al-Aulia berdiri ?

Jawab: Yayasan yatim dan dhuafa Al-Aulia berdiri pada tanggal 14 Maret 2005, yayasan berdiri atas partisipasi masyarakat dan para donatur yang saling membantu dalam pembangun yayasan yatim dan dhuafa Al-Aulia. Yayasan Al-Aulia sebagai yayasan yang menampung dan membantu para yatim, dhuafa, lansia dan fakir miskin.

2. Bagaimana pengelolaan wakaf produktif di Yayasan yatim dan dhuafa Al-Aulia?

Jawab: Yayasan Al-Aulia dalam mengelola dan mengembangkan wakaf produktif didukung dengan beberapa pengurus dan bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Yayasan Al-Aulia menggunakan lahan wakaf yang ada untuk kegiatan produksi makanan ringan, bercocok tanam, dan kegiatan belajar mengajar TPA/TPQ Al-Aulia. Ntuk produksi makanan ringan dilakukan oleh kaum ibu-ibu sekitar yayasan dan dibantu dengan santri perempuan yang tinggal diyayasan Al-Aulia, sedangkan untuk kegiatan bercocok tanam dilakukan dengan santri laki-laki yang tinggal di yayasan Al-Aulia. Mereka menenam berbagai macam tanaman seperti bunga dan lain-lain, yang mana bunga tersebut akan dijual per poly bag. Untuk proses belajar mengajar di TPA/TPQ Al-Aulia pengurus terjun langsung dalam kegiatannya dengan membantu para tutor yang ada. Untuk jangka waktu panjang, yayasan Al-Aulia akan membuka usaha pengisian ulang air mineral, minimarket Al-Aulia dan kios pulsa Al-Aulia.

3. Apa yang menjadi tantangan dan hambatan dalam pengelolaan wakaf produktif di

Jawab: Dalam pengelolaan wakaf produktif tentunya banyak terjadi tantangan dan hambatan, seperti pada sumber daya manusia, faktor ini merupakan faktor utama dalam menentukan sukses tidaknya pengelolaan wakaf produktif ini. Faktor lokasi juga mnentukan keberhasilan dari wakaf produktif ini, dalam pengelolaan suatu wakf produktif lokasi wakaf produktif disini masih menggunakan lahan yayasan yang seharusnya lebih baik lagi untuk lokasi wakaf produktif dipisahkan dan memiliki gedung tersendiri.

4. Bagaimana solusi atau jalan keluar yang yayasan lakukan agar pengelolaan wakaf

produktif ini dapat berjalan secara maksimal dan berkepanjangan serta manfaatnya dapat dirasakan?

Jawab: Solusi pertama adalah memperbaiki sistem pengelolaan wakaf yang tadinya kurang maksimal dalam pengelolaannya menjadi maksimal dengan cara mengembangkan harta wakaf yang ada dikelola kembali kemudian di produktifkan agar mampu memiliki nilai jual yang ekonomis, dalam pengelolaan produksi makanan ringan lebih ditingkatkan dalam produksi pangan dengan memasarkan produk ke wilayah yang lebih luas lagi.

5. Apakah ada program jangka panjang yayasan dalam pengelolaan wakaf produktif?

Jawab: Untuk jangka panjang yayasan Al-Aulia akan membuka usaha pengisian ulang air mineral, minimarket Al-Aulia, dan kios pulsa. Akan tetapi untuk jangka panjang tersebut belum bisa diwujudkan karena dalam pengelolaan wakaf produktif sekarang ini masih banyak hambatan dan tantangan

Narasumber

Lokasi wawancara : Yayasan Al-Aulia

Tanggal wawancara : 16 Mei 2015

1. Apa yang mendasari sehingga bapak memberikan wakaf uang pada saat itu?

Jawab: Saya memberikan atau mewakafkan uang pada saat itu tidak hanya sendiri, melainkan mengajak dermawan yang hatinya tersentuh untuk menolong para yatim dan fakir miskin agar dapat terus sekolah. Melihat pada kondisi lingkungan sekitar, banyak anak-anak yang putus sekolah dikarenakan faktor ekonomi dan juga kurangnya pemahan orang tua terhadap pendidikan.

2. Bagaimana solusi yang anda dan para dermawan lakukan yang pada saat itu melihat

langsung kondisi sekitar?

Jawab: Solusi yang kami berikan dan kami lakukan pada saat itu adalah dengan mengumpulkan wakaf uang itu untuk kemudian di belikan lahan tanah yang di atas tanah tersebut dibangun sebuah yayasan yatim dan dhuafa lalu dibentuk sistem kepungurusan dan kemudian pengurus mengelola wakaf tersebut dengan meerapkan pengelolaan wakaf secara produktif agar dapat berkembang dan dapat meningkatkan nilai ekonomi yang kemudian hasilnya dapat dirasakan untuk kemandirian pendidikan dan juga kesejahteraan umat sebagaimana peruntukan wakaf yang tercantum dalam Undang-undang.

3. Bagaimana proses pencarian dana agar wakaf produktif dapat terus berkembang tanpa

Jawab: Pengurus dan pengelola wakaf dalam pencarian dana pada saat itu hingga sekarang masih menggunakan dan memaanfaatkan infaq, sedeqah dan wakaf uang yang diberikan oleh para donatur.

Narasumber

Lokasi wawancara : Rumah narasumber

Tanggal wawancara : 10 Juli 2015

1. Sebagai alumni dari Yayasan Yatim dan dhuafa Al-Aulia, merasa sangat puasa atau

kurang maksimal dalam menerima manfaat dari wakaf produktif ini?

Jawab: Untuk masalah kepentingan sekolah memang sangat tercukupi karena adanya bantuan dari para donatur dalam bentuk infaq dan shodaqoh, untuk uang saku dan keperluan sehari-hari selama didalam yayasan masih kurang dirasakan manfaatnya.

2. Pada pengelolaan wakaf produktif apakah para anak asuh yang tinggal di dalam yayasan

ikut mengelola serta mengembangkannya atau tidak?

Jawab: Untuk pengelolaannya para anak asuh bahkan sampai sekarangpun yang sudah menjadi alumni masih ikut berperan dan membantu dalam mengembangkan harta wakaf ini agar terus berkembang dan menghasilkan surplus ekonomi yang mana hasilnya nanti dapat di rasakan tidak hanya pada anak asuh yang berada di dalam yaysan tetapi juga kepada para masyarakat umum disekitar yaysan.

3. Berikan skritik dan saran agar dengan kritik dan saran yang anda berikan dapat

menambah kinerja pengurus agar lebih memaksimalkan dalam pengembangan harta wakaf !

Jawab: Kritik, seharusnya para pengurus serta pengelola dari wakaf produktif tersebut lebih meningkatkan dan mengembangkan harta wakaf tersebut agar manfaatnya bisa dirasakan terus oleh masyarakat umum dan khususnya bagi kemandirian pendidikan. Saran saya, seharusnya pengelola melibatkan langsung masyarakat agar masyarakat mengerti dan tau bagaimana harta wakaf tersebut dikelola, dikembangkan serta

manfaatnya dapat dirasakan oleh umat dan nantinya akan melatih masyarakat untuk lebih memudahkan dalam mewakafkan sebagian hartanya.

Narasumber

Dokumen terkait