• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA INTERNET

Dalam dokumen Kesalehan Sosial Dalam Film Penjuru 5 Santri (Halaman 138-150)

Diakses dari http://pellokonengguru.blogspot.com/2012/04/biografi-pendek-d-zawawi-imron.html , pada hari Minggu, tanggal 22 April 2012.

Diakses dari http://www.portalpengetahuan13.com , pada hari Jumat, tanggal 15 Agustus 2014.

Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Rizqullah_Maulana_Daffa , pada tanggal 15 Oktober 2014 pukul 11.35 WIB.

Haris Riadi, Kesalehan Sosial Sebagai Prameter Kesalehan Keberislaman (Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 39 (Januari-Juni 2014), h. 53-54.

Muhammad Sobary, Kesalehan Sosial, Kesalehan Ritual, artikel ini diakses pada 7 Maret 2007 dari http://www.kesalehansosial.blogspot.com.

Lampiran 5: Hasil Wawancara

Transkip Wawancara

Nama : Wimbadi JP

Jabatan : Sutradara dan Penulis Skenario Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 24 April 1961

Alamat : Plaza Tamini Square

1. Tanya: apa alasan Pak Wimbadi membuat Film Penjuru 5 Santri dikarenakan film tersebut begitu sederhana ceritanya namun maknanya sangat berarti dan menyentuh?

Jawab: berawal dari kegelisahan dan keprihatinan saya terhadap masyarakat sekarang ini, banyak yang tidak peduli dengan hal-hal kecil contohnya saja memberikan bantuan terhadap orang yang membutuhkan tetapi kita masih miki-mikir ah gak jadi ah mending nih uang buat saya makan aja buat ini itu. ini yang kurang diperhatikan oleh masyarakat kita sekarang. Begitu juga dengan setting ponpes yang dihadirkan dsini, ingin memberikan bahwa ternyata peran agama sangat penting dalam kehidupan. Tapi menurutnya hanya dengan mengamalkan ajaran agama dirasa belum bisa selaras ketika tidakada unsur kebudayaan dan sedekah. Karena itu dalam film ini unsur-unsur tersebut juga dihadirkan. Makanya ingin menunjukan hal-hal yang kecil tetapi ada maknanya yang sangat besar bahwa kita hidup di dunia tidak individual tetapi membutuhkan satu sama lain itu alasannya.

2. Kebetulan saya mengangkat judul pada penelitian saya yaitu kesalehan sosial yang dimana kesalehan sosial ini membahas soal hubungan sesama

makhluk hidup di muka bumi, salah satunya bersikap terbuka, apa sih yang ingin Pak Wimbadi tunjukan dalam adegan sikap keterbukaan sebuah pesantren?

Jawab: saya membuat alur cerita dan setting adegan sesuai dengan yang saya inginkan karena saya terinspirasi oleh pesantren-pesantren yang ada di Jawa khususnya pesantren yang ada di Pedesaan. Pesantren terbuka, tidak ada yang ditutup-tutupin, tidak di pungut biaya apapapun siapa yang ingin belajar sungguh-sungguh disana diterima dengan baik. Dan adapun biaya untuk menghidupi santri-santri dan para pengurus pesantren yaitu berasal dari bercocok tanam, berternak, koperasi, membatik dll. Disnilah saya ingin menunjukan pesantren jawa itu seperti yang digambarkan pada film Penjuru 5 Santri.

3. Selanjutnya sifat berjiwa lapang pak, berjiwa lapang disini solidaritas yang tinggi lebih mendahulukan kepentingan orang lain. Bagaimana menurut Pak wimbadi mengapa ingin menunjukan adegan ini?

Jawab: di desa memang seperti itu, karena kental dengan solidaritas sesama. Walaupun banyak berbagai halangan, sudah sewaktunya hidup dikota harus berkaca pada film ini, karena kesetiakawanan seharusnya yang digambarkan pada film ini.

4. Nah, setelah saya melihat berulang-ulang kali disini ada beberapa sceen yang menunjukan sikap kepedulian, dari peduli terhadap orang gila, ada kiai landung ikut andil dalam kehidupan Sabar hingga ada orang kaya yang peduli terhadap kehidupan di pesantren dengan menyumbangkan

beberapa barang untuk digunakan pada santri-santri itu menurut Pak Wimbadi seperti apa?

Jawab: untuk adegan orang gila ya, merangkul orang yang waras itu biasa, tetapi orang yang merangkul tidak waras itu luar biasa. Makanya adegan ini ingin menunjukan bahawa pesantren ini seharusnya bersikap peduli termasuk orang gila. Karena ini menjadi cita-cita saya, agar suatu saat nanti ada pesantren yang seperti ini peduli dengan orang yang tidak waras. Jarang sekali ada pesantren di kehidupan nyata loh.

Yang kedua, diadegan ini ingin menunjukan bahwa tidak ada batasan antara hubungan pesantren itu sendiri dengan masyarakat sekitar. Hubungannya sangat baik dan sinkron sekali ibaratkan simbiosis muatlisme saling membantu satu sama lain bahkan seorang pemimpin pesantren sekalipun, jika ada yang kesusahan ataupun ada masyarakat yang ingin mengaji di pesantren pemimpin turun adil kebawah dan mencari tahu apa sebabnya. Maka dari itu, inilah yang digambarkan pada film ini Pemimpin yang tidak sombong peduli terhadap sesama dan ikut membantu.

Dan juga kepedulian saya rasa harus lebih banyak di kenalkan, di ajarkan, dan diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita hidup dalam kondisi masyarakat yang hedonis sekaligus individualis rata-rata pejabat kita hanya sibuk memperkaya diri dan keluarganya, mereka seolah-olah lupa bahwa di bawah mereka masih banyak masyarakat yang miskin, kelaparan, dan hidup susah jika dibiarkan terus menerus negara ini

bisa hancur tidak mempunyai masa depan karena rakyatnya hanya di pandang sebagai masalah sepele oleh para pejabat. Oleh karena itu melalui film penjuru lima santri kami mencoba untuk mengemas nilai kepedulian dan menghadirkannya di dalam suatu tayangan yang menarik dan enak ditonton seluruh elemen masyarakat.

5. Pertanyaan selanjutnya nih Pak, kan ada yah adegan sabar balajar walau dengan keadaan yang seadaanya tp dia tetap semangat pak menurut Pak Wimabadi gimana?

Jawab: seorang anak yang dibesarkan oleh seorang nenek, otomatis peduli terhadap neneknya, ini makanya secara tidak langsung menyadarkan pada anak-anak dikita. Walau dengan keterbatasan ini tetap semangat belajar, kecenderungan anak-anak di Desa itu seperti yang digambarkan pada film. Ingin merubah keadaan tidak selamanya ingin berada dalam keadaan ini tidak pantang mengeluh dan menyerah ingin merubah suatu kehidupan dimasa yang akan datang. Nah ini yang kebayakan anak-anak sekarang tidak meliki rasa seperti itu, mereka dengan fasilitas serba ada kurang memiliki semangat untuk menuntut ilmu. “pikirannya ah, orang tua gue ini mampu ko gak perlu gue kerja keras belajar mati-matian tih gue uang ada, ini itu ada” itulah pemikiran anak-anak sekarang sangat berbeda. Makanya saya ingin menunjukan adegan tidak hanya aktivitas pesantren tetapi aktivitas sekola pun ditunjukan.

6. Pak Wim, difilm ini juga ada adegan kiai Landung mneyampaikan dakwahnya dengan menyelipkan unsur-unsur puisi, sastra, maupun wayang. Itu bagaimana pak?

Jawab: apa artinya agama tanpa kebudayaan, bukan berarti kebudayaan lebih penting dari pada agama. Agama dan kebudayaan seiring sejalan karena agama mengajarkan manusia menjadi religius dekat dengan Tuhan. Kebudayaan mengajarkan manusia untuk berbudi pekerti yang tinggi dan berprilaku yang baik serta saling menghargai sesama umat di dunia. Mengajak masyarakat didunia itu penting, karena kebudayaan seiring sejalan dengan agama agar tidak terjadi radikalisme kepemtingan sosial dan membenci yang tidak sepaham dan seiman. Maka dari itu ada adegan seoarang kiai yang sedang meyampaikan tausyiah dengan memberagakan wayang sebagai media untuk menyampaikan pesan agar bisa dipahami oleh pendengar.

7. Pada film ini juga ada sikap sopan santunnya ya pak, bisa dilihat dari adegan sabar dan teman-temannya selalu bersalaman ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, dan sikap santun saat bertamu itu bagaimana pak?

Jawab: begitu kentalnya menonjolkan sikap hormat kepada orang yang lebih tua. Berawal dari kegelisahan karena sekarang ini anak-anak sudah tidak ada sikap hormat bahkan dalam bertamu sekalipun. Banyak kegagalan orang dari etika. Orang pinter sekalipun dan tidak berbudi pekerti di jamin tidak sukses. Maka film ini ingin menyampaikan pesan

pada anak-anak khususnya atau siapapun bersikap hormatlah dan bersopan santunlah terhadap orang yang lebih tua, karena disetiap perbuatan baik pasti ada doa untuk menuju kesuksesan seseorang, begitu.

8. Pertanyaan selanjutnya pak, saya juga menyantumkan konservasi sumber daya alam, konservasi sumber saya alam ini menampilkan adegan kiai landung mengeluarkan burung dari sangkar dan kemudian beliau melepaskan, itu gimana menurut pak Wim mengapa ada adegan itu? Jawab: nilai kebebesan bukan tanpa batas, tanpa aturan, setiap manusia punya hak kemerdekaan tidak dirampas hidupnya oleh umat lain yang disebut manusia. Nah kenapa saya ingin menunjukan adegan itu karean saya ingin memberi tahu pada semua orang bahwa banyak orang yang salah dalam menafsirkan burung yang ada di dalam sangkar dikira kebanyak orang adalah nyanyian kebahagian seekor burung akan tetapi yang sesungguhnya kicauan burung itu adalah tangisan penderitaan yang dimana burung tersebut ingin merasakan kebebasan.

9. Ada juga adegan orang gila dilatih buat wudhu, solat dll kalau dilihat dikehidupan nyata ini mustahil pak. Tapi apa maksud dari adegan tersebut?

Jawab: okeh, meluruskan yang bengkok yang menyadarkan yang kurang sadar. Memulihkan kembali orang yang kurang waras menjadi waras dan sehat lalu mendekatkan diri pada Tuhan, dan diajarkan dipesantren ini untuk selalu bersyukur itu luar biasa dan allah sangat mencintai orang yang selalu memberikan manfaat terhadap orang lain. Dan itu jika dia

orang waras berubah menjadi orang waras bahkan dia bisa mengingat Tuhan, orang yang mengajarkannya tidak akan terputus pahalanya karena dia sudah memberikan ilmu yang sangat luar biasa.

10.Terakhir nih pak Wim, sikap profesionalisme serorang lurah pada Film Penjuru 5 Santri ini bagaimana pendapanya?

Jawab: para tokoh masyarakat di desa cenderung mengahrgai hak pendapat masyarakat, sehingga tidak terjadi pemimpin yang mutlak dan seorang lurah harus turun langsung kemasyarakat apabila terjadi hal-hal yang diperlukan bahkan kejadian yang mencurigakan yang bisa mengancam masyarakat setempat. Pemimpinlah yang harus ikut andil dalam menyikapi permasalahan yang ada karena pemimpin itu sudah diberikan amanah untuk menjalani tugas-tugasnya. Begitu juga ada hubungan baik antara pemerintah setempat dengan pesantren dan masyarakat sekitarnya itu yang di tunjukan pada film tersebut. Makanya saya membuat adegan dimana pemimpin itu harus bersikap seperti yang dicontohkan oleh film sekaligus menjadi teguran pada pemimpin-pempimpin kita sekarang ini khususnya para pejabat yang ada di Indonesia.

Dalam dokumen Kesalehan Sosial Dalam Film Penjuru 5 Santri (Halaman 138-150)