• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORM ISIAN SURVEY WILAYAH PESISIR BARAT Hari/Tanggal Kamis, 01-10-2015 Kondisi

7. DAFTAR PUSTAKA

Kushardono, D., Annas, A., Maryanto, A., Utama, A. B., Winanto. (2015). Pemanfaatan Data LSA (LAPAN Surveillance Aircraft) untuk Mendukung Pemetaan Skala Rinci. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XX dan Kongres

VI MAPIN 2015. MAPIN JABODETABEK. Bogor.

Shofiyanti, Rizatus (2011). Teknologi Pesawat Tanpa Awak untuk Pemetaan dan Pemantauan Tanaman dan Lahan Pertanian. Informatika Pertanian 20 (2): 58 – 64.

Wiyono, A., Budiyanta, S. A. (2015). Analisa Perencanaan dan Hasil Uji Terbang LSU-01untuk Pemotretan Wilayah Longsor Banjarnegara. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XX dan Kongres VI MAPIN 2015. MAPIN

JABODETABEK. Bogor.

Artanto, E., Yuniar, F., Rimayanti, A. (2015). Pemetaan Pulau Terluar Indonesia Menggunakan Wahana UAV. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XX dan

Kongres VI MAPIN 2015. MAPIN JABODETABEK. Bogor.

Mancini, F., Dubbini, M., Gatelli, M., Stecchi, F., Fabbri, S., Gabbianelli, G. (2013). Using Unmanned Aerial Vehicles (UAV) for High-Resolution Reconstruction of Topography: The Structure from Motion Approach on Coastal Environments. Remote Sensing 2013, 5 (12): 6880-6898.

Sari, N. M., Kushardono, D. (2015). Object Segmentation on UAV Photo Data to Support the Provision of Rural Area Spatial Information. Jurnal Forum Geografi 29 (1): 49-59.

Tetracam, Inc (2011). Agricultural Digital Camera User’s Guide (ver 2.3). Chatsworth: Tetracam, Inc.

Hubel, P. M., Liu, J., Guttosch, R. J. (2004). Spatial Frequency Response of Color Image Sensors: Bayer Color Filters and Foveon X3. Proc. SPIE5301, Sensors

and Camera Systems for Scientific, Industrial, and Digital Photography Applications V. 402.

Bayer, Bryce E. (1976). Color Imaging Array. U.S. Patent No. 3,971,065

Chang, L., Tan, Y. (2006). Hybrid Color Filter Array Demosaicking for Effective Artifact Suppression. Journal of Electronic Imaging 15 (1): 013003.

Ramanath, R., Snyder, W. E., Bilbro, G. L., (2002). Demosaicking Methods for Bayer Color Arrays. Journal of Electronic Imaging 11 (3): 306 -315.

Freeman, W. T. (1988). Median Filter for Reconstructing Missing Color Samples. U.S. Patent No. 4,7642,395.

Laroche, C. A., Prescott, M. A. (1994). Apparatus and Method for Adaptively Interpolating a Full Color Image Utilizing Chrominance Gradients. U.S. Patent No. 5,373,322.

Hamilton, J. F., Adams, J. E. (1997). Adaptive Color Plane Interpolation in Single Sensor Color Electronic Camera. U.S. Patent No. 5,629,734.

Wolf, P.R. (1983). Elements of Photogrammetry, 2nd edition. McGraw Company, USA.

Schenk, T. (2000). Digital Photogrammetry, Volume 1. Terra Science, Ohio, USA. Harintaka, Susanto, E. W., Thobibah, T. (2006). Otomatisasi Pembuatan Mosaik

Menggunakan Teknik Korelasi Silang pada Foto Udara Format Kecil. Pertemuan Ilmiah Tahunan III – T. Geomatika ITS.

83 Lampiran 4 : Naskah Hasil Penelitian yang sedang dalam proses publikasi ilmiah melalui Sinasinderaja 2015

Pemanfaatan Data Foto Lapan Surveillance Aircraft dengan Kamera Multispektral untuk Melihat Kualitas Vegetasi pada

Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Nurwita Mustika Sari1, Dony Kushardono2

1,2Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN E-mail: nurwita.mustika@lapan.go.id

ABSTRAK-Saat ini LAPAN sedang mengembangkan pesawat Lapan Surveillance Aircraft (LSA) yang diantaranya memiliki misi penginderaan jauh untuk

mendukung penyediaan informasi spasial lahan skala rinci yang dibutuhkan dalam pembangunan dan pelestarian lingkungan di Indonesia.Penelitian ini melakukan kajian pemanfaatan data multispectral LSA untuk analisis kondisi ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah perkotaan.Data yang dipergunakan adalah data hasil kamera multispektral Tetracam-ADC pada LSA yang memiliki tiga band yaitu merah, hijau, dan NIR, dengan resolusi spasial 58 cm untuk wilayah pengamatan Kota Indramayu, Jawa Barat. Dari penelitian ini telah diketahui bahwa data multispectral LSA dapat dipergunakan untuk analisis RTH perkotaan. Selain itu juga dihasilkan model pemanfaatan data multispectral LSA dengan metode klasifikasi penutup pengguna lahan dan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk analisis kualitas RTH skala rinci.

Kata kunci : LSA, Penginderaan Jauh Udara, Multispektral, Ruang Terbuka Hijau ABSTRACT - LAPAN is currently developing LAPAN Surveillance Aircraft (LSA) that has remote sensing mission as one of its purpose to support the provision of detailed-scale land spatial information, which is necessary tobuild and preserve the environment in Indonesia. This research conducts utilization study of LSA multispectral data to analyze Green Open Space (GOS) condition in urban area. Data used is the data from multispectral camera namely Tetracam-ADC which is placed at the LSA. It has three bands namely Red, Green, and NIR, with a spatial resolution 58 cm, the observation area is Indramayu Regency, West Java. From this study, it is known that utilization of LSA multispectral data can be used to analyze Green Open Space in urban areas. In addition, produced a utilization model of LSA multispectral data with land use/ landcover classification method and Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) to analyze detailed-scale Green Open Space quality.

Keywords: LSA, aerial remote sensing, multispectral, Green Open Space

1. PENDAHULUAN

Pesawat LSA (LAPAN Surveillance Aircraft) menjadi salah satu wahana yang sangat potensial untuk misi penginderaan jauh skala rinci.Selain itu, pesawat ini juga dilengkapi sensor penginderaan jauh salah satunya adalah kamera multispektral Tetracam Agricultural Digital Camera (ADC).Dengan demikian data foto yang diambil dengan pesawat LSA kamera multispektral ini dapat melihat kondisi kesehatan tanaman. Hal tersebut dapat dilihat dengan bantuan band Red dan NIR untuk memperoleh nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) (Dony et al., 2014).Terkait diungkapkan Arnanto (2013) melalui penelitiannya bahwa nilai indeks vegetasi atau NDVI yang diperoleh dari transformasi memiliki

84

kaitan erat dengan umur vegetasi dan kerapatan tegakan.Nilai NDVI pun mampu mengukur perubahan lahan yang diindikasikan pada perubahan vegetasinya seperti perubahan penutup/ penggunaan lahan, pemantauan biodiversitas, juga pemantauan ketahanan ekosistem (Yengoh et al., 2014).

Menurut Undang-Undang nomor 26 tahun 2007, Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area memanjang dan atau mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah ataupun yang sengaja ditanam. Pemantauan terhadap kuantitas dan kualitas RTH diperlukan untuk menjalankan fungsi RTH secara sinergi. Sebagaimana ditulis Dwiyanto (2009) tentang pentingnya menjaga RTH tidak hanya sekadar kuantitatif namun juga kualitatif. Kualitas yang dimaksud adalah tanaman yang ada pada RTH. Obyek tanaman pada RTH ini dapat diamati dengan penginderaan jauh. Penginderaan jauh dengan skala rinci akan mampu menampilkan obyek secara jelas termasuk vegetasi berupa sawah (Sari dan Dony, 2015).

Keberadaan ruang terbuka hijau yang ada di wilayah perkotaan merupakan hal krusial, mengingat idealnya untuk menjaga kelestarian lingkungan diperlukan 30% luas ruang terbuka hijau.Ruang Terbuka Hijau memiliki fungsi penting untuk menjaga suhu udara agar tetap stabil dan tidak mengalami kenaikan terutama wilayah perkotaan yang rentan mengalami fenomena UHI (Urban Heat Island). Keterkaitan RTH dengan UHI diungkapkan Effendy (2007) bahwa pengurangan RTH menjadi salah satu faktor pemicu UHI sehingga keberadaan RTH sangat penting untuk suatu wilayah, terutama perkotaan. Ahmad (2012) juga mengungkapkan bagaimana RTH terkait erat dengan perubahan suhu perkotaan. Penurunan RTH secara signifikan berperan meningkatkan suhu wilayah tersebut sehingga menjadi pemicu UHI.

Fungsi lain RTH secara lebih detail dijelaskan Putri (2010) dan Kusminingrum (2008) bahwa RTH seharusnya memiliki fungsi ekologis untuk menciptakan iklim mikro yang nyaman, mengurangi polusi dan debu; fungsi estetika untuk menciptakan kota yang lebih indah dan hijau; serta fungsi sosial budaya dan ekonomi sebagai tempat bagi masyarakat untuk melakukan berbagai jenis kegiatan secara sosial dan budaya. Ruang terbuka hijau yang dapat berupa taman kota merupakan aspek yang cukup penting dalam kesehatan sosial. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Khotdee et al. (2011) bahwa melalui penelitiannya yang dilakukan dengan metode kuisioner diperoleh hasil kondisi kejiwaan orang-orang yang berkunjung ke taman kota berada dalam ambang batas normal untuk empat aspek, yaitu gejala somatik, kecemasan dan insomnia, disfungsi sosial, dan depresi berat.

Beberapa wilayah seperti DKI Jakarta telah memiliki area yang diperuntukkan sebagai ruang terbuka hijau. Adapun luas RTH di DKI Jakarta baru mencakup 10% dari total luasnya (Febrianti dan Sofan, 2014). Pemanfaatan penginderaan jauh telah cukup banyak dilakukan untuk deteksi ruang terbuka hijau diantaranya berbasis citra ALOS AVNIR 2 untuk wilayah Yogyakarta dan Pasuruan, berbasis citra Landsat 8 untuk wilayah DKI Jakarta, juga berbasis citra EO 1-ALI untuk wilayah Manado (Jati et al., 2013, Sudaryanto et al., 2014, Febrianti et al., 2014, Putra, 2012).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pemanfaatan data penginderaan jauh untuk deteksi RTH dapat dilakukan. Adapun ruang terbuka hijau yang diamati dan dianalisis lebih lanjut pada data LSA ini yaitu ruang terbuka hijau yang

85 ditumbuhi tanaman. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengkajian awal mengenai metode analisis kualitas kehijauan dari RTH wilayah perkotaan menggunakan data multispektral dari pesawat LSA.

2. METODE

Dokumen terkait