• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agrios GN. 2005. Plant Pathology. 5th ed. Sandiego: Academic Press.

Akhdiya A, Susilowati DN. 2008. Aktivitas penghambatan bakteriosin dari aktinomiset terhadap bakteri patogen dan patogen tular makanan.

Penelitian Tanaman Pangan 27:1.

Amin S. 2000. Penelitian berbagai jenis kayu limbah pengelolahan untuk pemilihan bahana baku briket arang. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 2: 41-46.

Baker KF, Cook RJ. 1974. Biological Control of Plant Pathogens. San Francisco: Freeman & Co.

Barreto TR, Silva AC, Soares, Souza JT. 2008. Population densties and genetic diversity of actinomycetes associated to the rhizosphere of Theobroma

cacao. Brazilian Journal of Microbiology 7(39): 464-470.

Basukriadi A. 2003. Pengendalian hayati. http://ebook.ut.ac.id.html [21 Agustus 2011]

Blair R. 2008. Nutrition and Feeding of Organic Poultry. India: Cromwell Press. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Crawford DL, James ML, John MW, Margaret AO. 1993. Isolation and characterization of actinomycete antagonis of a fungal root pathogen.

Applied and Environmental Microbiology 59: 3899-3905.

Febrianto.1999. Potensi Pemanfaatan Limbah Kayu. http//www.cybertokoh.com. [24 Januari 2012].

Ferreira SA, Boley RA. 2006. Sclerotium rolfsii. http://www.extento.edu. [4 juni 2011]

Fichtner EJ. 2006. Sclerotium rolfsii Sacc. http://www/cals.ncsu.edu/rolfsii.html. [24 Januari 2012].

Goffman FD, Pinson S, Bergman C. 2003. Genetic diversity for lipid content and fatty acid profile in rice bran. J Am Oil Chem 20 (5): 485-490.

Hadioetomo RS. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboraturium. Jakarta: Gramedia.

Hasegawa S, Akane M, Kazuiro T, Tomio N, Hitoshi K. 2005. Drought tolerance of tissue cultured seedlings of mountain Laurel (Kalmia latifolia L.) induced by an endophitic actinomycete. Actinomycetologica 19: 13-17. Himmah NF. 2012. Seleksi dan indentifikasi aktinomiset sebagai agens hayati

untuk pengendalian penyakit kresek yang diakibatkan oleh Xanthomonas Oryzae pv. oryzae pada padi [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

24 Istikorini, Y. 2002. Pengendalian penyakit tumbuhan secara hayati yang ekologis danberkelanjutan.http://rudyct.com/PPS702ipb/05123/yunik_istikorini.htm [15 September 2011].

Khamna S, Yokota A, Peberdy JF, Lumyong S. 2010. Indole-3-acetic acid production by Streptomyces sp. isolated from some Thai medicinal plant rhizosphere soils. EurAsia J BioSci 4: 23-32.

Kurniawan H. 2003. Penampisan Streptomyces spp. penghasil senyawa penghambat pertumbuhan Phakopsora pachyrizi secara in vitro dan in planta [skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Lahdenpera ML. 2000. How mycostop acts in the control of fungal plant diseases. Infoletter Verdera 5: 1-2.

Made A, Andi EF. 2010. Potensi Dedak Sebagai Ingredient Pangan. http: //www. jonysipelajar.com. [24 Januari 2012].

Madigan MT, Martinko JM, Parker J. 2006. Biology of Microorganism. New Jersey: Pretince Hall.

Mahata ME. 2007. Perbaikan kualitas gizi limbah udang sebagai pakan unggas melalui hidrolisis enzim kitosanase dan kitinase dari bacterium Serratia marcescens [disertasi]. Padang: Pascasarjana Universitas Andalas.

McCaskill DR, Zhang F. 1999. Use of rice bran oil in foods. Food Technology 53 (2): 50–52

Mirzah. 1997. Pengaruh pengolahan tepung limbah udang dengan tekanan uap panas terhadap kualitas dan pemanfaatannya dalam ransum ayam broiler [disertasi]. Bandung: Pascasarjana Universitas Padjajaran.

Mirzah. 2006. Efek pemanasan limbah udang yang direndam dalam air abu sekam terhadap kandungan nutrisi dan energi metabolis pakan. Jurnal Peternakan 3: 47 – 54

Mustika L, Abidin S, Safitri L, Ramadhan IN. 2008. Pemanfaatan ampas tahu terstandar dalam minuman probiotik [laporan penelitian]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nonomura H, Ohara Y. 1969. Distribution of soil actinomycetes-culture method effective for both preferential isolation and enumeration of Microbispora and Streptosporangium strains in soil. Journal of Fermentation Technology 47: 463-469.

Oskay MO, Tamer U, Azeri C. 2004. Antibacterial activity of some actinomycetes isolated from farming soils of Turkey. African Journal of Biotechnology

3 (9): 441-446.

Patil HJ, Alok KS, Dhananjaya PS, Bhusan LC, Dilip KA. 2011. Actinomycetes mediated biochemical responses in tomato (Solanum lycopersicum) enhances bioprotection against Rhizoctonia solani. Journal of Crop Protection 30: 1269-1273.

25 Pelczar MJ, Chan ECS. 2007. Dasar-dasar mikrobiologi. Jilid ke-1. Hadioetomo RS, Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.

Prabavathy VR, Mathviana N, Murugesan K. 2006. Control of blast and shealth blight disease of rice using antifungal metabolites produced by Streptomyces sp. PM5. Biol Cont 39: 313-319.

Priyono. 2001. Potensi Pemanfaatan Limbah Kayu. http//www.cybertokoh.com. [6 Juli 2011].

Pudjiraharti S, Budiwati TA, Iskandar YM. 2000. Studi aplikasi ampas tahu untuk inokulum strain Rhizopus sp. protease tinggi. Prosiding Seminar Tantangan Penelitian Kimia. Bandung.

Punja ZK, Rahe JE. 2011. Methods for Research on Soilbourne Phytopathegenic Fungi. Minnesota: APS Press.

Purwaningsih S. 2000. Teknologi Pembekuan Udang. Jakarta: Penebar Swadaya. Purwantisari S, Fernia RS, Raharjo B. 2008. Pengendalian hayati penyakit lodoh

(busuk umbi kentang) dengan agens hayati jamur-jamur antagonis isolat lokal. Bioma 10 (2): 13-19.

Puryantiningsih RA. 2009. Isolasi Streptomyces dari rizosfer familia poaceae yang berpotensi menghasilkan antibiotik terhadap Escherichia coli

[skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Putra MC. 2011. Kompatibilitas Bacillus spp. dan aktinomiset sebagai agens hayati Xanthomonas oryzae pv. oryzae dan pemicu pertumbuhan padi [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ratdiana. 2007. Kajian pemanfaatan air kelapa dan limbah cair peternakan sebagai media alternatif perbanyakan Pseudomonas fluorescens serta uji potensi antagonismenya terhadap Ralstonia rolfsii [skripsi]. Bogor: Intitut Pertanian Bogor.

Reddy PP. 2010. Fungal Disease and their Managemant in Horticultural Crops. India: Scientific Publisher.

Rismawan AK. 2011. Keefektifan formulasi Pseudomonas fluorescens dalam limbah organik sebagai pestisida hayati dan pemicu pertumbuhan tanaman cabai [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sariyono Y. 2008. Manfaat Serbuk Gergaji Anek Plantasia.cybermediaclips.html. [3 Oktober 2011].

Schaad NW, Jones JB, Chun W. 2000. Laboratory Guide for Identification of Plant Phatogenic Bacteria. Minnesota: APS Press.

Semangun H. 1993. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Yogyakarta: UGM Press.

Silalahi FRL, Suriadi. 2008. Rancangan penyuluhan pengendalian jamur akar putih pada tanaman karet (Hevea brasilliensis) menggunakan bio fungisida Tricoderma sp. di kecamatan Silinda [laporan penelitian]. Medan. STTP.

26 Sudarma IM. 2010. Seleksi dan pemanfaatan actinomycetes sebagai mikroba antagonis yang ramah lingkungan terhadap Fusarium oxysporum f.sp.

cubense secara in vitro.Ecotrophic 5 (2): 106.

Sulistiani. 2004. Pemanfaatan ampas tahu sebagai alternatif bahan baku pangan fungsional [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Suriawiria, Unus. 2001. Budidaya Jamur Shiitake. Jakarta: Penebar Swadaya.

Syatrawati. 2005. Parasitisme Gliocladium sp. terhadap Rhizoctonia solani sebagai penyebab penyakit rebah kecambah pada jagung secara in vitro. Prosiding Seminar Ilmiah. Bali.

Tindaon H. 2008. Pengaruh jamur antagonis Trichoderma harzianum dan pupuk organik untuk mengendalikan patogen tular tanah Sclerotium rolsfsii Sacc. Pada tanaman kedelai (Glycine max L.) di rumah kasa [skripsi]. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Todar K. 2008. Antimicrobial agents used in treatment of infection disease [research report]. Madison: University of Wisconsin.

Wahyu J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: UGM Press.

Wahyuni S, Wiwiek. 1979. Inventarisasi kelainan pada tanaman obat-obatan terutama yang termasuk famili zingiberaceae [laporan penelitian]. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

Winarno FG, Fardiaz. 1985. Biofermentasi dan Biosintesa Protein. Bandung: Angkasa Press.

Xu LH, QR Li, CL Jiang. 1996. Diversity of soil actinomycetes in Yunnan, China.

28 Lampiran 1 Hasil analisis ragam penghitungan populasi aktinomiset pada media

limbah organik minggu ke-0 Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F-hitung Pr>F Perlakuan 1 56.1690000 56.1690000 3.72 0.0898 Galat 8 120.7320000 15.0915000 Total terkoreksi 9 176.9010000

Lampiran 2 Hasil analisis ragam penghitungan populasi aktinomiset pada media limbah organik minggu ke-2

Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F-hitung Pr>F Perlakuan 1 3376.406250 3376.406250 13.48 0.0063 Galat 8 2003.750000 250.468750 Total terkoreksi 9 5380.156250

Lampiran 3 Hasil analisis ragam pengitungan populasi aktinomiset pada media limbah organik minggu ke-4

Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F-hitung Pr>F Perlakuan 1 1144.900000 1144.900000 4.83 0.0592 Galat 8 1895.600000 236.950000 Total terkoreksi 9 3040.500000

Lampiran 4 Hasil analisis ragam penghitungan populasi aktinomiset pada media limbah organik minggu ke-6

Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F-hitung Pr>F Perlakuan 1 50.625000 50.625000 0.06 0.8201 Galat 8 7331.000000 916.375000 Total terkoreksi 9 7381.625000

29 Lampiran 5 Hasil analisis ragam penghitungan populasi aktinomiset pada media

limbah organik mingguke-8 Sumber keragaman Derajat bebas (Db) Jumlah Kuadrat (JK) Kuadrat Tengah (KT) F-hitung Pr>F Perlakuan 1 40.0000 40.0000 0.00 0.9716 Galat 8 236620.0000 29577.5000 Total terkoreksi 9 236660.0000

Lampiran 6 Media tumbuh aktinomiset, pada media dedak (kiri) dan media serbuk gergaji (kanan)

ABSTRAK

NURUL WIDYANTI. Kajian Aktinomiset Sebagai Agens Hayati untuk Pengendalian Sclerotium rolfsii dan Pembiakannya pada Media Limbah Organik Padat. Dibimbing olehGIYANTO.

Pengendalian patogen secara hayati merupakan pengendalian dengan memanfaatkan mikroorganisme yang bersifat antagonis. Mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai agens hayati salah satunya adalah aktinomiset. Aplikasi aktinomiset dilapangan memiliki kendala dalam pembiakan secara massal karena penggunaan media di Laboratorium membutuhkan biaya yang cukup mahal sehingga dibutuhkan media alternatif yang murah dan mudah didapat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan isolat aktinomiset dalam menekan pertumbuhan S. rolfsii serta melihat pertumbuhannya dalam media tumbuh alternatif berbahan dasar limbah organik serbuk gergaji dan dedak. Aktinomiset yang digunakan yakni APS 7, APS 9, APS 12, dan ATS 5. Biakan aktinomiset diremajakan dari kultur pembiakan lalu diuji secara in vitro terhadap S. rolfsii. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat isolat aktinomiset yang digunakan hanya isolat APS 7 yang memiliki potensi sebagai agens pengendalian hayati terhadap S. rolfsii dengan nilai penghambatan sebesar 91.73% pada inkubasi minggu ketiga. Secara umum baik media serbuk gergaji maupun media dedak keduanya memiliki potensi dijadikan media tumbuh aktinomiset APS 7. Komposisi bahan pada media serbuk gergaji yang terdiri dari 45% serbuk gergaji, 44.3% ampas tahu, 2.7% kapur pertanian, 5% glukosa, 2.5% susu skim, dan 0.5% tepung limbah udang mampu mendukung pertumbuhan aktinomiset dengan nilai rata-rata populasi tertinggi sebesar 335106 cfu/g pada masa inkubasi minggu kedelapan. Begitu pula pada media dedak dengan komposisi bahan yang terdiri dari 45% dedak, 38.5% ampas tahu, 8.5% kapur pertanian, 5% glukosa, 2.5% susu skim, dan 0.5% tepung limbah udang juga mampu mendukung pertumbuhan aktinomiset dengan nilai rata-rata populasi sebesar 331106 cfu/g pada masa inkubasi minggu kedelapan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Budi daya tanaman merupakan kegiatan yang kerap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Pada proses budi daya kadang kala terdapat hambatan berupa serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Sclerotium rolfsii merupakan salah satu jenis OPT yang memiliki kisaran inang luas. Kurang lebih 500 spesies inang seperti kubis, bawang merah, kacang hijau, kacang tanah, tomat, dan timun dapat diserang oleh patogen ini. Inang yang terserang akan mengalami rebah kecambah, busuk pangkal batang dan busuk akar sehingga proses fisiologi tanaman terganggu. Pada tanaman dewasa gejala yang ditimbulkan berupa bercak kuning hingga kemerahan pada pangkal batang dan menghasilkan sklerotium yang mampu bertahan hidup selama setahun di dalam tanah (Agrios 2005). Sebagaimana pengendalian pada patogen tular tanah lainnya, pengendalian S. rolfsii meliputi upaya memusnahkan inokulum cendawan seperti pembuangan sisa tanaman, solarisasi, rotasi tanaman, dan penggunaan fungisida. Pengendalian dengan rotasi tanaman memiliki kesulitan karena kisaran inang yang luas. Penggunaan fungisida sintetis yang kurang bijaksana dapat meningkatkan ketahanan patogen dan mengakibatkan peningkatan residu pada produk hasil.

Untuk mengurangi penggunaan fungisida sintetis, maka diperlukan alternatif pengendalian OPT yang ramah lingkungan. Kini telah banyak alternatif pengendalian menggunakan fungisida berbahan dasar formulasi mikroorganisme. Pemanfaatan mikroorganisme untuk mengendalikan patogen tumbuhan dikenal dengan pengendalian secara hayati. Salah satu mikroorganisme yang berpotensi dijadikan agens hayati adalah aktinomiset. Mikroba ini memegang peranan penting dalam siklus nutrisi, fiksasi nitrogen, produksi metabolit sekunder, dan memacu pertumbuhan tanaman. Perannya dalam memacu pertumbuhan tanaman dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yakni menghasilkan fitohormon, melarutkan fosfat, dan meningkatkan kemampuan menyerap nutrisi. Secara tidak langsung yakni dapat mengendalikan patogen (kompetisi, parasitisme, produksi metabolit sekunder) dan menginduksi ketahanan

2 tanaman (Barreto et al. 2008). Berbagai pengujian aktinomiset telah banyak dilakukan terhadap biji, bibit, dan media tanam untuk menekan perkembangan patogen rebah kecambah dan patogen tular tanah lainnya (Lahdenpera 2000). Beberapa isolat aktinomiset seperti Streptomyces sp. mampu menghambat pertumbuhan patogen Ralstonia solanacearum pada tanaman pangan (Akhdiya & Susilowati 2008), Xanthomonas oryzae pv. oryzae pada padi (Putra 2011), dan

Sclerotium rolfsii pada buncis (Reddy 2010).

Terlepas dari semua potensi yang dimiliki oleh aktinomiset, pembiakan aktinomiset secara massal memiliki hambatan tersendiri. Media pembiakan aktinomiset yang terdapat di Laboratorium harus diperoleh dengan harga yang cukup mahal. Jika media tersebut digunakan untuk pembiakan aktinomiset secara massal, maka akan membutuhkan biaya produksi yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan media alternatif yang bernilai ekonomis. Media tumbuh yang berasal dari alam dapat dijadikan alternatif pembiakan aktinomiset. Media tumbuh alternatif agens hayati dalam bentuk formulasi dengan bahan dasar limbah organik telah banyak diteliti dan diproduksi secara massal. Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Rismawan (2011) dan Ratdiana (2007) dengan membuat formulasi media berasal dari limbah organik cair dan limbah cair ternak untuk media pembiakan Pseudomonas fluorescens. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang pestisida kini telah banyak memproduksi biopestisida berbahan dasar mikroba antagonis seperti Mycostop merupakan produk biokotrol berbahan dasar

Streptomyces griseoviridis dan Actino-iron berasal dari Streptomyces lydicus

(Lahdenpera 2006).

Nonomura & Ohara (1969) menjelaskan bahwa banyak aktinomiset hidup sebagai saprofit dan aktif mendekomposisi bahan organik di dalam tanah. Jumlah aktinomiset dalam tanah ditentukan oleh ketersediaan bahan organik segar dan pH tanah. Berdasarkan ketersedian limbah organik berupa sisa serutan kayu dan limbah penggilingan padi maka dibuatlah suatu gagasan untuk menjadikan limbah organik tersebut sebagai media pembiakan aktinomiset.

3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengkaji kemampuan isolat aktinomiset dalam menekan pertumbuhan S. rolfsii serta melihat pertumbuhannya dalam media alternatif berbahan dasar limbah organik serbuk gergaji dan dedak.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat melihat kemampuan aktinomiset dalam menekan perkembangan patogen S. rolfsii dan menyediakan teknologi pembiakan massal aktinomiset yang murah dan mudah didapat dengan memanfaatkan limbah organik serbuk gergaji dan dedak.

Dokumen terkait