• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayou, N. 2005. Partisipasi Perempuan dalam Aktivitas Ekonomi pada Keluarga Nelayan (Desa Bajomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati, Jawa Tengah). Skripsi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2007. Jumlah Penduduk Miskin Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta

BPS Kabupaten Bogor. 2006. Kabupaten Bogor dalam Angka. Bogor. BPS Provinsi Jawa Barat. 2007. Jawa Barat dalam Angka.

Dendawijaya, L. 2001. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Dewi. 2001. Efektivitas Pembiayaan usaha Kecil pada Baitul Maal Wat Tamwil (Studi Kasus KBMT Wahana Insan Mu’amalah, Kotamadya Bogor). Skripsi pada Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Hastuti,et al. 2003. Upaya Penguatan Usaha Mikro dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Perempuan. Kerjasama Lembaga Penelitian SMERU dengan Kementrian pemberdayaan Perempuan, Jakarta.

Karya Usaha Mandiri. 2007. Laporan Tahunan Proyek Karya Usaha Mandiri. Bogor.

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kecamatan Cibungbulang. 2007. Kecamatan Cibungbulang dalam Angka. Bogor. Kecamatan Cigudeg. 2007. Kecamatan Cigudeg dalam Angka. Bogor.

Kecamatan Nanggung. 2007. Kecamatan Nanggung dalam Angka. Bogor. Kecamatan Pamijahan. 2007. Kecamatan Pamijahan dalam Angka. Bogor.

Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. 2006. Usaha Kecil Menengah dalam Angka. Jakarta.

Kountur, R. 2007. Metode Penelitian. Lembaga Manajemen PPM. Jakarta. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Pardosi, R. 1998. Efektivitas Penyaluran Kredit Peningkatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K) dan Analisis Pendapatan Petani Pengguna Kredit. Skripsi pada Fakultas. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Rosalia. 2004. Efektivitas Pengelolaan Pengeluaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka Mewujudkan Otonomi Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Bandar Lampung). http://www.unila.co.id [17 Maret 2008]

Saptono dan Widiatmanta, 2006. Penerapan Sistem Kredit Kelompok Sebagai Alternatif Strategi Penyaluran Kredit Kepada Usaha Mikro. Laporan Penelitian terhadap Kredit Kelompok. Solo.

Singarimbun, M. 1995. Metode Penelitian Survei. PT Pustaka LP3ES, Jakarta. Suadirman, S. 2001. Perempuan Kepala Rumah Tangga. Jendela Press,

Yogyakarta.

Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung.

Suyatno, et al. 1991. Dasar-dasar Perkreditan. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Thoha, M. 2000. Pemberdayaan Usaha Kecil Melalui Model Grameen Bank. Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan LIPI, Jakarta.

Yunus. 1981. Laporan Akhir : Analisis Rekayasa Kelembagaan Pembiayaan Usaha Pertanian dalam Mat Syukur et al. Pusat Penelitian dan pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor

Yunus, M dan Jolis, A. 2007. Bank Kaum Miskin. Terjemahan Irfan Nasution. PT Lintas Cipta Wacana. Jakarta.

www.citibank.co.id [23 April 2008]

www.kompas.com [28 Februari 2008]

Lampiran 1. Pelaksanaan Program GB di Bangladesh Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1. Hanya orang-orang yang sangat miskin yang memenuhi tolak ukur yang ditetapkan oleh bank dapat menjadi anggota/nasabah dan memperoleh pinjaman dari bank

2. Pinjaman diberikan dengan tanpa agunan atau jaminan 3. Prosedur pinjaman dibuat sederhana

4. Pinjaman diberikan untuk kegiatan produktif

5. Pinjaman yang diberikan adalah relatif kecil dengan angsuran mingguan selama 1 tahun

6. Peminjam diorganisasikan dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang

7. Pinjaman diberikan secara berurutan yaitu mula-mula 2 anggota yang paling membutuhkan diberi prioritas pertama untuk menerima pinjaman, kemudian menyusul 2 anggota lainnya menerima pinjaman dan yang terakhir menerima pinjaman adalah anggota kelima. Penentuan prioritas ditetapkan sendiri oleh kelompok.

8. Pengawasan dilakukan dalam penggunaan pinjaman

9. Peminjam diberi kemungkinan meminjam kembali setelah pinjamannya lunas 10. Setiap peminjam dipotong 5% untuk dana tabungan kelompok dan setiap

minggu anggota menabung 1 taka (+/- Rp. 50,00) yang dimasukan kedalam Dana Tabungan Kelompok

11. Setiap anggota membayar sejumlah uang sebesar 25% dari bunga yang dibayar untuk disetor kedalam dana darurat. Pada dasarnya dana ini merupakan dana untuk asuransi terhadap kemacetan pinjaman, kematian, cacat tubuh dan kecelakaan.

12. Bunga pinjaman ditarik menjelang akhir masa pinjaman sebanyak dua angsuran terkhir.

13. Sejumlah kelompok di desa yang sama terdiri dari 6 sampai 8 kelompok mengadakan rapat mingguan bersama. Pertemuan atau rapat dikenal sebagai rapat pusat atau centre.

14. Semua transaksi GB dengan anggota kelompok dilaksanakan pada waktu rapat mingguan dari pusat.

Lanjutan Lampiran 1

15. Petugas GB menghadiri rapat tersebut untuk menerima angsuran pinjaman dan menghimpun Dana Tabungan Kelompok dan Dana Darurat untuk disimpan di bank . Semua urusan pinjaman dibahas pula dengan petugas bank dalam rapat tersebut.

16. Ikrar yang diucapkan oleh anggota binaan jumlahnya sebanyak 16, namun untuk anggota di Indonesia hanya 5 ikrar.

17. Jangka waktu LWK pada calon anggota binaan adalah 9 hari, sedangkan di Indonesia hanya 5 hari.

18. Tempat diadakannya LWK adalah tempat khusus yang dipergunakan untuk LWK, untuk nasabah Indonesia cukup dilakukan di salah satu rumah anggota saja.

19. Pada setiap awal pertemuan rembug pusat, anggota binaan harus memberi hormat dan melakukan upacara seperti militer, sedangkan di Indonesia cukup dengan mengucap salam.

20. Waktu pelaksanaan rembug pusat atau LWK untuk proyek dilakukan pada pagi dan sore hari, di Indonesia lebih fleksibel.

21. Anggota binaan tidak diperbolehkan membayar angsuran secara double atau rangkap, jika di Indonesia dimungkinkan anggota membayar rangkap.

Lampiran 2. Pembagian Proporsional Responden Berdasarkan Jumlah Nasabah Hingga Februari 2008 penyebaran anggota dan kelompok sasaran yang menjadi binaan Karya Usaha Mandiri cabang Nanggung sebanyak 3.627 orang, 888 kumpulan dan 257 Rembug Pusat yang terbagi dalam delapan kecamatan dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3. Penyebaran Anggota KUM per Februari 2008

No. Kecamatan Jumlah

anggota Jumlah “kumpulan” Jumlah “rembug pusat” 1. Pamijahan 1.095 251 71 2. Cibungbulang 977 238 71 3. Leuwiliang 661 163 41 4. Cigudeg 271 67 21 5. Nanggung 211 57 23 6. Jasinga 196 41 15 7. Leuwisadeng 163 47 12 8. Sukajaya 53 16 3

Keterangan : “kumpulan” = kelompok nasabah yang terdiri dari 5 orang “rembug pusat” = federasi dari beberapa kumpulan (2-6 kumpulan)

Pembagian responden dari lima kecamatan dengan jumlah anggota terbesar: 1. Kecamatan Pamijahan : x 40 = 13,62 orang = 14 orang 2. Kecamatan Cibungbulang : x 40 = 12,16 orang = 12 orang 3. Kecamatan Leuwiliang : x 40 = 8,22 orang = 8 orang 4. Kecamatan Cigudeg : x 40 = 3,37 orang = 3 orang 5. Kecamatan Nanggung : x 40 = 2,63 orang = 3 orang +

1095 3215 977 3215 661 3215 271 3215 211 3215 40 orang

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner No :

Dokumen terkait