• Tidak ada hasil yang ditemukan

Istilah grameen berasal dari bahasa Bengali yang berarti desa (Yunus, 2007), jadi GB dapat diartikan sebagai bank desa, tetapi sebenarnya bank itu bukanlah bank pedesaan atau rural bank, melainkan bank untuk orang-orang termiskin yang tinggal di daerah pedesaan. Grameen Bank adalah sebuah bank di Bangladesh yang melaksanakan pemberian kredit kepada golongan termiskin dalam masyarakat yang tidak mempunyai jaminan kebendaan atau jaminan orang. Profesor Muhammad Yunus mendirikan GB dikarenakan pada umumnya perbankan yang ada hanya diperuntukkan untuk golongan masyarakat yang mampu. Perbankan tidak bersedia melayani kebutuhan kredit masyarakat kecil atau orang-orang miskin karena :

a. Orang-orang miskin tidak mempunyai barang-barang atau kekayaaan yang dapat dijadikan agunan pinjaman.

b. Mereka tidak dapat mengisi formulir-formulir yang rumit karena sebagian besar dari mereka tidak dapat membaca dan menulis.

c. Perbankan tidak suka melayani kebutuhan kredit yang kecil-kecil yang banyak jumlahnya sehingga memerlukan banyak pekerjaan dan mengandung resiko tinggi.

d. Perbankan takut bunga pinjaman yang diterima tidak dapat menutup biaya pelayanan pinjaman kecil yang banyak jumlahnya tersebut (Thoha, 2000).

2.4.1. Falsafah Grameen Bank

Grameen Bank (GB) adalah suatu konsep kredit yang dirancang untuk mendorong kegiatan ekonomi masyarakat miskin di pedesaan. Model pendekatan yang digunakan adalah bottom up

planning, sedangkan filosofi konsep ini adalah suatu pemahaman

bahwa masyarakat mampu merencanakan dan menyelenggarakan proyek investasi yang produktif dengan bertumpu pada kondisi dan kemampuan sendiri. GB bersifat sebagai stimulator dalam mengungkapkan dan mengembangkan kreativitas dan semangat berusaha masyarakat miskin. Sementara itu bantuan dana (kredit) dan konsultasi teknik yang diberikan lebih bermakna sebagai motor pendorong kegiatan ekonomi yang telah mereka pilih (Thoha, 2000).

2.4.2. Prinsip-prinsip Grameen Bank

Program perkreditan GB memiliki beberapa karakteristik (Suharto dalam Thoha, 2000) yaitu :

1. Tidak didasarkan atas kedermawanan, sehingga mampu keluar dari kemiskinan

2. Tidak mengarahkan penggunaan kredit yang diberikan karena diyakini bahwa orang miskin memiliki ketrampilan tertentu yang memungkinkan mereka tetap bertahan hidup.

Sementara itu program perkreditan GB di negara asalnya (Bangladesh) seperti yang tertera pada Lampiran 1.

2.4.3. Replikasi Grameen Bank di Malaysia

Replikasi model GB di Malaysia telah dilakukan sejak tahun 1986 melalui suatu proyek ikhtiar, yang dibantu dalam operasi, riset, dan biaya perjalannya oleh APDC (lembaga regional yang dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembangunan di negara-negara Asia dan Pasifik) dan Pemerintah Kerajaan Negeri

Selangor, hibah dari Yayasan Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia (YPEIM), dan tenaga ahli kaji tindak dari Universitas Sains Malaysia.

Mekanisme kerja Proyek Ikhtiar pada prinsipnya sama dengan GB, yaitu: (Thoha, 2000)

1. Petugas bank mendatangi desa-desa, dan menilai kelayakan pemohon kredit

2. Peminjam potensial membentuk kelompok, terdiri dari lima orang, bertetangga, umur sebaya dan kondisi sosialnya sama

3. Dipilih ketua dan sekretaris untuk jangka waktu satu tahun. Rapat kelompok minimal satu kali per minggu

4. Pembentukan pusat kelompok yang terdiri dari 4-6 kelompok. Tiap pusat kelompok ada ketua dan wakil ketua. Pertemuan diadakan satu kali seminggu

5. Sebelum menjadi anggota pusat kelompok, dan menerima pinjaman, kelompok yang terbentuk harus mengikuti latihan mengenai falsafah dan prinsip operasional GB

6. Setelah lulus latihan, dua orang dalam kelompok menerima pinjaman, kemudian mengangsur secara mingguan. Setelah mengangsur 6 kali secara teratur, dua anggota lainnya baru diberi pinjaman. Ketua kumpulan menerima pinjaman setelah 12 minggu 7. Setiap peminjam dikenakan tabungan 5% dari jumlah pinjaman

sebagai tabungan kumpulan. Penggunaan harus desetujui anggota yang lain. Tiap peminjam menabung 1 ringgit (Rp 760,-) per minggu

8. Pinjaman dikenakan tanpa jaminan dan tidak dikenakan bunga. Biaya administrasi 75 ringgit untuk sewa kantor dan gaji karyawan

9. Pinjaman harus dimanfaatkan paling lambat 7 hari setelah diterima, dibayar 50 kali angsuran, setelah melewati tenggang waktu 2 minggu

10. Bila anggota tidak bisa membayar karena sakit atau hal lain, anggota kumpulan dan pusat bertanggung jawab membayar. Bila

peminjam meninggal dibayar ahli waris atau dihapus apabila ahli waris tidak mampu

11. Semua transaksi dilakukan waktu pertemuan kelompok pusat 12. Bila peminjam pertama sebesar 500 ringgit (Rp 400.000,-) sudah

dilunasi maka pinjaman ke dua dapat diberikan, dan seterusnya Proyek ikhtiar berakhir pada bulan Juni 1998 dan dilembagakan dalam bentuk Trust dengan nama Amanah Ikhtiar Malaysia (AIM). Tahun 1990 jumlah anggota meningkat menjadi 1.123 orang (91% wanita). Dana diperoleh dari pinjaman pemerintah tanpa bunga. Dengan keberhasilan ini AIM telah mengembangkan kegiatannya ke negara bagian termiskin di Malaysia.

2.4.4. Replikasi Grameen Bank di Indonesia

Diawali dari kaji tindak GB di Karya Usaha Mandiri saat ini telah terdapat beberapa replikator GB di Indonesia. Pihak perbankan mempunyai potensi besar untuk berpartisipasi dalam pemberdayaan kelompok masyarakat. Sebagai contoh Citi Bank melalui Grameen

Trust dan program Citibank Peka (Peduli dan Berkarya) telah

menyalurkan dana dari Citigroup Foundation untuk mendukung lembaga kredit mikro di Indonesia diantaranya (www.citibank.com): Bangun Karya Central Java Project (BKCJP) adalah lembaga pengabdian masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang melakukan pengelolaan bantuan kredit modal bagi 885 keluarga miskin di Karanganyar Jawa Tengah dengan pinjaman rata-rata sebesar Rp 200 ribu – 250 ribu., Yayasan Pokmas Mandiri (YPM) di Medan yang telah menyalurkan dana dari Grameen Trust untuk melayani kredit modal kepada 785 keluarga miskin di Galang Propinsi Sumatera Utara, Yayasan Paluma yang telah memberikan kredit kepada 44 orang dengan pinjaman rata-rata sebesar Rp 500 ribu sejak yayasan tersebut menerima dana bantuan dari Citibank Peka pada Maret 2001, Yayasan Dharma Bakti Parasahabat (YDBP) yang menyalurkan dana dari Grameen Trust untuk kegiatan pemberian kredit modal kepada 1.200 keluarga miskin di Sukatani, Bekasi dan

1.500 keluarga di Pedes, Karawang, Propinsi Jawa Barat (namun pada tahun 2007 YDBP mengalami kerugian dikarenakan tingkat pengembalian dari nasabah yang rendah), Yayasan Mitra Usaha (YMU) yang menyalurkan dana dari Grameen Trust yang digunakan untuk bantuan kredit modal kepada 640 peminjam di desa Taruma Jaya Propinsi Jawa Barat, dan Yayasan Siti Khadijah (YSK) di Jakarta menyalurkan dana dari Grameen Trust untuk kredit modal kepada 750 keluarga yang memerlukan di Mijen Semarang. Peminjam pada umumnya adalah wanita yang berusaha kecil-kecilan seperti usaha makanan, kain, obat-obatan tradisional, warung, katering, dan menjahit.

Dokumen terkait