• Tidak ada hasil yang ditemukan

Almatsier. 2003. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Andarwulan et al. 2008. Monitoring Verifikasi dan Profil Keamanan Pangan

Makanan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) Nasional tahun 2008. Seafast Center.

Anonim. 2010. Kebiasaan Jajan pada Anak Picu Gizi Buruk. http://www.surya. co.id/2009/05/13. [29 Meni 2010].

Astrup et al. 2006. Food for Thought or Thought for Food? – A Stakeholder Dialogue Arround the Role of the Snacking Industry in Addressing the Obesity Epidemic, Obesity Reviews. 7, 303 – 312.

Atkinson, R.L; R C Atkinson; E E Smith; D J Bem; S N Hoeksema. 2000.

Pengantar psikologi. Batam : Interaksara.

Bahren. 2000. Jenis Alokasi Waktu Kegiatan Anak Sekolah Dasar favorit dan Non Favorit [Skripsi].Bogor. Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB.

Beaghole et al. 1997. Dasar-Dasar Epidemiologi. Yogyakarta :Gajah Mada University Press.

BPOM RI. 2007. Makanan Jajanan Anak Sekolah. surveilanpangan@pom.go.id. Cahyaningrum F. 2005. Konsumsi pangan, Status Gizi, dan Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi terhadap Prestasi Belajar Anak panti Asuhan [Skripsi]. Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Channoonmuang dan Klunklin (2006). Snack Consumption in Normal and Undernourished Preschool Children in Northeastern Thailand.J Med Assoc Thai 2006; 89 (5): 706-13.

Chaput et al. 2006. Relationship Between Short Sleeping Hours and Chilhood Overweight/Obesity : Result From the ‘que bec en forme’ project.

International Journal of Obesity 2-6.

Cleland et al. 2005. Parenteral Exercise is Associated with Australian Childrens Extracurricular Sport oarticipation and Cardiorespiratory Fitness : A Cross-sectional study. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 1996. Pedoman Praktis Pemantauan Gizi Orang dewasa. Jakarta : Depkes.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Dowshen. 2005. Healthy habits for TV, Video games and The Internet. http://www kidshealth.org.

[FAO] Food and Nutrition Technical Report Series. 2001. Human Energy Requirments. Rome : FAO/WHO/UNU.

[FKM-UI] fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2007. Gizi dan Kesehatan masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

__________. 2009. Perilaku Makan Anak Sekolah. http://www.pdpersi.co.id /?show=detailnews&kode=997&tbl=artikel [29 Mei 2010].

__________. 2010. Jangan Biarkan Anak Suka Jajan. http://kesehatan.kompas.com /read/2009/05/11/2025273/. [2 juni 2010].

Gibson. 2005. Principal of Nutritional Assessment. Oxford : Oxford University Perss.

Gross. 2005. Are Your Giving Your kids hurried Child Syndrome? http://www. naturalfamilyonline.com.

Hardinsyah & D. Briawan. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan.

Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian IPB. Hardinsyah &D. Martianto. 1988. Menaksir Kecukupan energi dan protein serta

Mutu Gizi Konsumsi Pangan. Jakarta :Wirasari.

_______________________. 1992. Gizi Terapan. Bogor : Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.

Hardinsyah et al. 2001. Pengembangan Konsumsi Pangan dengan Pendekatan Pola Pangan Harapan. Bogor: Pusat studi kebijakan Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.

Harris Jr, Liebert RM. 1991. The Child. New Jersey : Prentice Hall.

Hoeger & Hoeger. 2005. Lifetime Physical Fitness and Wellness, a Personalized Program. Ed ke-5. USA: Thomson Wadsworth.

Homier. 2009. What Kids Say About Sleep. http://www.kidshealth.org.(10 Agustus 2010).

Hurlock E B. 1997. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga.

__________. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Istiwidiyanti & Soejarwo, penerjemah. Jakarta : Erlangga.

Jelliffe DB. 1982. Kesehatan Anak di daerah Tropis. Weny MT, penerjemah. Jakarta : Bumi Aksara.

Khomsan. 2002. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

________. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta : Gramedia.

Kusumaningrum. 2006. Keragaan Anak-anak sibuk Prestasi belajar Kecerdasan Emosional Status Gizi dan Status Kesehatan [Skripsi]. Bogor : Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Maryam. 2001. Status Gizi, Peer Group dan aktivitas Harian serta Kaitannya dengan Prestasi Belajar Remaja Studi Kasus pada Dua SMU di Kota Bogor [Tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Masti S E. 2009. Keragaan Status Gizi, Aktivitas Fisik, Konsumsi Pangan serta Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kota

Bogor [Skripsi]. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Munandar. 1995. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah Dasar. Jakarta : PT Gramedia.

Napitu N 1994. Perilaku Jajan di Kalangan Siswa SMA di Kota dan Pinggiran Kota DKI Jakarta [Tesis]. Bogor. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Nuraida et al. 2009. Menuju Kantin Sehat di Sekolah. Bogor Seafast Center. Nurliawati. 2003. Kebiasaan Jajan dan Prefrensi Anak Sekolah Dasar terhadap

Makanan Jajanan dengan Pewarna Sintetik [Skripsi]. Bogor : Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Piernas dan Popkin. 2009. Trends In Snacking Among U.S. Children. Health Affairs, 29, no. 3 (2010): 398-404.

Price et al. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses–Proses Penyakit edisi ke–6.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Roberto CA et al. 2010. Influence of Licensed Characters on Children’s Taste and Snack Preferences [ulasan]. Official Journal Of American Academy Pediatrics 126: 88-93.

Sanjur. 1982. Social and Cultural Perspective in Nutrition. New Jersey : Prentice Hall.

Sediaoetama. 1999. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat.

___________. 2006. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Jakarta: Dian Rakyat.

Soekirman et al. 1999. Nutrition Status, Dietary and Physical Activity patterns of urban Primary School Children in Indonesia. Jakarta : Bogor Agriculture University and School of Nutrition, ministry of Healthy. Subandriyo. 1993. Pola Penyakit dan Kematian. Ilmu Kesehatan masyarakat.

Bogor : Fakultas Pertanian IPB.

Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor.

Sukarni. 1994. Kesehatan, Keluarga dan Lingkungan. Yogyakarta : Kanisius. Supariasa et al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

ECG.

Suryabrata. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syah. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syarifah. 2010. Kebiasaan Jajan Serta Kontribusi Energi dan Zat Gizi Makanan Jajanan terhadap Kecukupan Gizi Siswa Sekolah Dasar [Skripsi]. Bogor : Mayor Ilmu Gizi Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Thoha. 2003. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Jajan dan Makanan Jajanan Pada Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Dengan Kebiasaan Jajan Anak Sekolah Dasar [Skripsi]. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Thuluvath, P.J., D.R. Triger. 1994. Evaluation of Nutritional Status by Using Anthropometry in Adults with Alcoholic and Analcoholic Liver Disease.

American Journal of Nutrition, vol. 60 : 269-273.

[WHO] World Health Organization. 1985. Energy and Protein Requirements. Geneva : FAO/WHO/UNU.

_____________________________. 2007. BMI for Age (5-19 years). http://www.who.int/growthref/who2007bmi-for-age/en/index.html (11 Oktober 2010)

Winarno. 1997. Keamanan Pangan. Jakarta : Kanisius.

Wirakusumah. 1994. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Lampiran 1. Jumlah dan Jenis Pangan yang Dominan Dikonsumsi Siswa

Jenis Makanan

Jumlah yang dikonsumsi (g/hr) Laki-laki Perempuan Total Rata-rata SB Rata-rata SB Rata-rata SB

Golongan Serealia dan Hasil Olahannya

Nasi 218,8 50,0 211,2 25,0 215,0 17,7 Mie 50,7 20,3 31,8 15,2 41,3 3,6 Nasi Goreng 30,9 10,2 33,5 12,3 32,2 1,5 Nasi uduk 20,8 20,3 10,2 12,3 15,5 5,7 Bihun 20,8 15,3 1,1 10,3 11,0 3,5 Bakwan 16,0 5,8 15,2 4,3 15,6 1,1 Chiki-chikian 11,7 5,3 15,4 6,7 13,5 1,0 Tepung Terigu 6,1 2,1 0,5 1,5 3,3 0,4 Roti&bolu 4,2 3,4 10,1 5,9 7,1 1,8 Macaroni 4,5 2,3 5,0 4,1 4,8 1,3 Martabak 1,0 0,2 2,3 2,1 1,6 1,3 Bubur 0,0 0,0 9,1 2,3 4,5 1,6 Jagung 0,0 0,0 5,7 3,5 2,8 2,5 Lontong 0,0 0,0 5,1 3,0 2,6 2,1

Golongan Umbi-umbian dan Hasil Olahannya

Tepung kanji 4,2 3,2 5,5 5,1 4,8 4,2 Kentang 3,4 5,6 0,8 2,1 2,1 3,9 Tepung kanji 4,2 3,2 5,5 5,1 4,8 4,2 Keripik Singkong 2,8 1,1 1,1 1,5 2,0 1,3

Golongan Pangan Hewani

Telur 57,4 10,0 50,7 5,0 54,0 32,0 Bakso 43,8 25,3 18,8 10,2 31,3 28,3 Siomay 19,4 10,4 27,3 5,6 23,4 16,9 Ayam 50,5 5,9 72,4 10,4 61,5 8,2 Ikan tongkol 16,0 10,6 8,0 5,6 12,0 11,3 Ikan Kembung 11,1 15,0 1,8 10,3 6,5 10,7 Susu 9,3 10,2 24,1 10,5 16,7 13,4 Nugget 5,6 5,7 10,2 5,1 7,9 6,8 Ikan teri 3,3 10,4 0,0 0,0 1,7 6,0 Daging sapi 1,8 5,6 1,8 5,6 1,8 3,7 Ikan asin 1,5 3,2 1,4 5,1 1,4 2,3 Lele 0,0 0,0 7,0 5,1 3,5 1,8 Hati Ayam 0,0 0,0 6,0 5,3 3,0 1,5 Ikan Mas 0,0 0,0 6,5 2,5 3,3 1,6

Golongan Minyak, Buah Biji Berminyak/Lemak dan Gula

Minyak 4,2 5,6 3,4 3,2 3,8 4,4 Gula 3,3 5,1 3,4 5,2 3,4 5,2 Santan 0,6 1,2 0,2 2,2 0,4 1,7 Margarin 0,1 1,5 0,0 0,0 0,1 0,8

Golongan Kacang-kacangan dan Hasil Olahannya

Tempe 16,0 5,6 9,1 5,5 12,5 5,6 Tahu 5,9 5,3 8,8 5,1 7,4 5,2 Kecap 4,6 5,2 1,4 1,1 3,0 3,2 Kacang Tanah 3,8 5,1 0,0 0,0 1,9 2,6 Oncom 1,4 4,3 0,0 0,0 0,7 2,2 Kacang Hijau 0,0 0,0 0,5 1,1 0,2 0,6

Lampiran 1. Lanjutan

Jenis Makanan

Jumlah yang dikonsumsi (g/hr) Laki-laki Perempuan Total Rata-rata SB Rata-rata SB Rata-rata SB

Golongan Buah dan Hasil Olahannya

Mangga 8,3 5,6 11,4 5,5 9,8 5,6 Pisang 7,6 5,1 5,8 0,1 6,7 2,6 Alpukat 2,8 0,1 0,0 0,0 1,4 0,1 Melon 0,0 0,0 4,5 1,2 2,3 0,6 Nangka 0,0 0,0 2,3 0,1 1,1 0,1

Golongan Sayur dan Hasil Olahannya

Bayam 2,5 0,1 1,5 0,0 2,0 0,1 Wortel 1,7 5,2 0,7 0,1 1,2 2,7 Sayur Sop (Wortel, Buncis dan Kool) 1,4 5,1 2,5 0,5 1,9 2,8 Sawi 0,4 0,1 0,0 0,0 0,2 0,1 Buncis 0,3 0,3 0,5 0,0 0,4 0,2 Kangkung 0,3 0,5 0,3 0,5 0,3 0,5 Kool 0,3 0,1 0,5 0,2 0,4 0,2 Jamur 0,1 0,3 1,1 0,1 0,6 0,2 Toge 0,1 0,1 0,0 0,0 0,0 0,1 Gado-gado 0,0 0,0 0,2 0,0 0,1 0,0 Golongan Lainnya Mountea 16,7 5,2 9,1 3,2 12,9 4,2 Teh gelas 16,7 4,2 40,9 5,1 28,8 4,7 Agar-agar 5,6 5,1 2,3 2,1 3,9 3,6 Frutamin 5,6 6,1 9,1 8,1 7,3 7,1 Oky jeli 5,0 2,1 10,0 2,1 7,5 2,1 Coklat 1,7 5,2 1,5 1,0 1,6 3,1 Pop Ice 1,7 0,2 0,2 0,3 0,9 0,3 Teh sisri 1,7 0,1 1,1 0,1 1,4 0,1 Segar sari 1,4 0,5 1,4 0,8 1,4 0,7 Permen 0,3 1,0 0,3 0,1 0,3 0,6 Es krim 0,0 0,0 2,9 0,5 1,4 0,3

Lampiran 2. Jumlah dan Jenis Makanan Jajanan yang Dikonsumsi Siswa

Jenis Jajanan

Jumlah yang dikonsumsi (g/hr) Laki-laki Perempuan Total Rata-rata SB Rata-rata SB Rata-rata SB Makanan Sepinggan Mie 20,0 10,2 8,2 5,5 14,1 7,9 Batagor 18,9 5,2 15,5 5,1 17,2 5,2 Siomay 18,9 10,1 38,6 3,1 28,8 6,6 Nasi Goreng 5,6 5 9,1 1,2 7,3 3,1 Produk Ekstruksi Momogi 3,3 5,3 1,0 1,0 2,2 3,2 Keripik Singkong 2,8 1,0 1,1 0,3 2,0 0,7 Macaroni 2,8 2,1 5,0 0,1 3,9 1,1 Gery 2,5 0,4 2,0 1,9 2,3 1,2 Kacang (Kacang kulit dan atom) 1,7 2,1 2,8 1,4 2,3 1,8 Keripik Pisang 1,4 0,1 0,0 0,0 0,7 0,1 Simping 1,1 0,3 0,0 0,0 0,6 0,2 Chitato 0,8 0,1 0,0 0,0 0,4 0,1

Lampiran 2. Lanjutan

Jenis Jajanan

Jumlah yang dikonsumsi (g/hr) Laki-laki Perempuan Total Rata-rata SB Rata-rata SB Rata-rata SB Aneka Gorengan

Cireng dan Cimol 4,2 0,3 5,5 2,1 4,9 1,2 Bakwan 6,9 0,4 5,5 1,0 6,2 0,7 Tempe 6,9 5,2 2,3 2,1 4,6 3,7 Cakue 2,0 0,1 1,6 1,2 1,8 0,7 Kentang 2,5 0,5 2,0 1,0 2,3 0,8 Tahu 2,8 0,7 3,4 1,3 3,1 1,0

Biskuit dan Wafer

Biskuit 1,0 0,1 2,5 2,1 1,7 1,1 Wafer 6,9 2,9 3,9 2,4 5,4 2,7

Hasil Olahan Daging dan Ikan

Bakso 25,0 5,7 11,4 5,1 18,2 5,4 Nugget 1,4 2,1 2,3 1,4 1,8 1,8

Permen dan Coklat

Permen 0,3 0,1 0,3 0,1 0,3 0,1 Coklat 0,6 0,4 1,4 0,3 1,0 0,4 Aneka Kue Roti 2,8 1,6 6,8 0,1 4,8 0,9 Minuman Ale-Ale 33,3 2,1 27,3 3,2 30,3 2,7 Es Cincau 22,2 2,4 27,3 0,3 24,7 1,4 Teh Gelas 16,7 0,1 40,9 5,1 28,8 2,6 Mountea 16,7 0,2 9,1 0,2 12,9 0,2 Frutamin 5,6 0,1 9,1 1,4 7,4 0,8 Oky Jelly 5,0 2,6 10,0 0,1 7,5 1,4 Teh Sisri 1,7 1,1 1,1 1,1 1,4 1,1 Pop Es 1,7 1,2 0,2 1,2 1,0 1,2 Segar Sari 1,4 0,1 1,4 1,2 1,4 0,7 Milkuat 0,0 0,0 6,1 0,4 3,1 0,2

Lampiran 3. Pengeluaran energi siswa

No JK Pengeluaran energi No JK Pengeluaran energi 1 Laki-laki 2137 21 Perempuan 1335 2 Laki-laki 1570 22 Perempuan 1572 3 Laki-laki 2470 23 Perempuan 1518 4 Laki-laki 1746 24 Perempuan 1470 5 Laki-laki 1503 25 Perempuan 3121 6 Perempuan 2567 26 Perempuan 1352 7 Perempuan 2028 27 Laki-laki 1785 8 Perempuan 1917 28 Laki-laki 1929 9 Perempuan 2035 29 Laki-laki 2086 10 Perempuan 2483 30 Laki-laki 1759 11 Laki-laki 2516 31 Laki-laki 1743 12 Laki-laki 2408 32 Laki-laki 1734 13 Laki-laki 1590 33 Laki-laki 2028 14 Laki-laki 3320 34 Laki-laki 1726 15 Perempuan 1870 35 Laki-laki 1889 16 Perempuan 2259 36 Perempuan 1519 17 Perempuan 2132 37 Perempuan 1305 18 Perempuan 2077 38 Perempuan 1464 19 Perempuan 2219 39 Perempuan 1948 20 Perempuan 1724 40 Perempuan 1785

Lampiran 4. Analisis uji beda t-test pengeluaran energi laki-laki dan perempuan

Group Statistics

Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pengeluaran Energi Laki-laki 18 1996.61 448.582 105.732 Perempuan 22 1895.45 458.802 97.817

Independent Sampels Test

Sig. (2-tailed) Lower Upper Pengeluaran

Energi

Equal variances assumed .488 -191.111 393.424 Equal variances not

assumed .487 -190.760 393.073 Convidence interval of the difference = 95%

ABSTRACT

MAWI RIZKI UMARDANI. Eating Snack Habit, Physical Activity, Nutritional and Health Status and The Correlation with Academic Achievement of Elementary School in Bogor. Under Direction of SITI MADANIJAH and DADANG SUKANDAR.

The objective of this research was to study to eat snack foods habit, physical activity, nutritional and health status and the correlation with academic achievement of elementary student in Bogor. Design of the research is survey method with technique of an interview in November 2010 at SDN Babakan Bogor. The sample size of the research is 20 students of fouth and 20 students of fifth grade.

The results of the research are most of elementary students (male and female) consumsed 3-4 snacks a day. Overall food consumption male is less diverse than female students. Contribution of energy, protein and fat snack toward total intake male 27,3%; 17,8% and 25,9% was lower than female students 36,4%; 20,9% and 37,7%. Contribution of vitamin A, vitamin C and iron snack toward total intake male 21,5%; 54,0% and 23,3% was lower than female students 24,2%; 74,4% and 38,5%. Physical activity level (PAL) of male and female students sedentary and under sedentary category. Energy expenditure male was higher than female students. Most nutritional status students were normal category. Disease that affects many students over the last month were suffered influenza, cough and fever, most morbidity of students on moderate category. Most academic achievement students included insufficient and sufficient category. Pearson Correlation Test show that pocket money has significant correlation (p<0,001; r=0,710) with the purchased snack. Energy adequacy level and morbidity (p<0,05) is the most influential variables in the nutritional status of students. Achievement has no correlation with nutritional and health status.

Keyword : Eating Snack Habit, Physical Activity, Nutritional and Health Status, Academic Achivement, Elementary School Student

Latar Belakang

Masa usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual, karena keterbukaan dan keinginan anak untuk mendapat pengetahuan dan pengalaman. Pada masa ini anak memiliki sifat realistis dan selalu ingin tahu (Munandar 1995). Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian asupan makanan pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna (Judarwanto 2010).

Kebiasaan jajan merupakan bagian dari kebiasaan makan. Menurut Suhardjo (1989) kebiasaan makan adalah suatu istilah untuk menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang berhubungan dengan makanan dan makan, seperti tata krama makan, frekuensi makan seseorang, pola makan yang dimakan, kepercayaan tentang makanan, distribusi makanan diantara anggota keluarga, penerimaan terhadap makanan dan cara pemilihan bahan makanan yang hendak dimakan. Kebiasaan makan merupakan suatu gejala budaya dan sosial yang dapat memberi gambaran perilaku dari nilai-nilai yang dianut oleh seseorang.

Membeli makanan jajanan merupakan suatu kebiasaan (habit) yang merupakan suatu hasil belajar, yang artinya masih bisa dimodifikasi. Bagi anak, kegiatan jajan merupakan pengalaman yang menyenangkan. Kadang kala jajan untuk anak merupakan suatu bentuk perlawanan terhadap orangtua atau sebagai lambang pergaulan bersama teman-teman sebayanya. Padahal, kebiasaan jajan pada anak bisa berpengaruh terhadap gizi buruk.

Menurut Suhardjo (1989) Makanan jajanan yang umumnya digemari anak-anak adalah berupa kue-kue yang biasanya dibuat sebagian besar dari tepung dan gula. Dengan mengkonsumsi jajanan ini anak semata-mata mendapat tambahan energi sedangkan tambahan zat pembangun dan pengatur sangat sedikit. Setelah jajan, sering anak terlalu kenyang sehingga selera makannya berkurang dan tidak dapat menghabiskan makanannya.

Penelitian Suwandi (1995) di beberapa sekolah dasar di Kota Bogor menemukan bahwa lebih dari 65% anak yang memiliki pola aktifitas ringan mengalami obesitas. Bahkan terdapat kecenderungan bahwa anak-anak semakin mengurangi aktifitas fisiknya. Begitu pula yang dikemukakan olehBahren (2000) dalam penelitiannya menemukan hanya sekitar 26% anak sekolah dasar favorit dan non favorit di Bogor yang berolahraga. Sekitar 63% anak memiliki aktifitas fisik yang ringan sehingga pengeluaran energinya pun dapat dikatakan minimal.

Menurut Grossman (1997) kondisi kesehatan yang baik akan mengurangi waktu-waktu sekolah yang terbuang atau dengan kata lain modal sehat sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan waktu. Seorang siswa yang sering sakit akan mengalami kesulitan dalam proses belajar seperti cepat lelah, sulit konsentrasi dan malas. Siswa yang kurang sehat atau kurang gizi daya tangkapnya terhadap pelajaran dan kemampuan belajarnya akan lebih rendah.

Menurut Suryabrata (1995) keadaan jasmani pada umumnya dapat melatarbelakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. Keadaan gizi harus cukup karena kurang zat gizi akan mengakibatkan kurangnya kesehatan jasmani yang berpengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan sebagainya. Beberapa penyakit kronis juga sangat mengganggu aktivitas belajar seperti pilek, influenza, sakit gigi dan lain sebagainya. Status gizi merupakan bagian penting dari status kesehatan seseorang.

Berdasarkan penelitian dari Maryam (2001) terdapat hubungan yang positif antara status gizi dan kesehatan dengan prestasi belajar. Menurut Khomsan (2004) mencetak generasi yang sehat dan cerdas harus dimulai sejak anak dalam janin sampai remaja. Berbagai intervensi harus diberikan kepada anak-anak khususnya dalam hal gizi, kesehatan dan pendidikan. Berdasarkan beberapa hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kebiasaan jajan, aktivitas fisik, status gizi dan kesehatan serta hubungannya dengan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor.

Tujuan Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kebiasaan jajan, aktivitas fisik, status gizi dan kesehatan serta hubungannya dengan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor.

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis karakteristik siswa laki-laki dan perempuan. 2. Menganalisis kebiasaan jajan siswa laki-laki dan perempuan. 3. Menganalisis konsumsi pangan siswa laki-laki dan perempuan. 4. Menganalisis aktivitas fisik siswa laki-laki dan perempuan. 5. Menganalisis status kesehatan siswa laki-laki dan perempuan. 6. Menganalisis status gizi siswa laki-laki dan perempuan.

7. Menganalisis prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan.

8. Menganalisis hubungan konsumsi pangan, aktifitas fisik dan status kesehatan dengan status gizi siswa.

9. Menganalisis hubungan prestasi belajar dengan status gizi dan kesehatan siswa.

Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Semakin tinggi tingkat kecukupan energi, protein dan lemak maka semakin tinggi pula status gizinya.

2. Semakin baik status kesehatan siswa maka semakin baik status gizinya. 3. Semakin baik status gizi siswa maka semakin tinggi prestasi belajarnya.

Kegunaan

Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi bagi anak sekolah dasar mengenai kebiasaan jajan dan status gizi dan kaitannya dengan prestasi belajar anak. Diharapkan mampu untuk memberi masukan bagi institusi pendidikan yang bersangkutan, staf pendidik dan pengajar untuk memperhatikan keadaan status gizi siswa SD. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi kepada masyarakat setempat untuk lebih memperhatikan kebiasaan jajan dan status gizi pada anaknya.

TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen terkait