BPLHD Propinsi Jawa Barat. 2001. Kajian Lingkungan Strategis Kawasan Cirebon dan Sekitarnya (Ciremai Watershed). Bandung.
BPS Kabupaten Pelalawan. 2007. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pelalawan. Pangkalan Kerinci.
Borg, W.R., and M.D. Gall. 1989. Educational Research: An introduction. New York: Longman.
Briffett, C., J.P. Obbard, and J. Mackee. 2003. Towards SEA for The Developing Nations of Asia. J. Environmental Impact Assessment Review. 23:171– 196
Chaker, A., K. El-Fadl, L. Chamas, and B. Hatjian. 2005. A Review of Strategic Environmental Assessment in 12 Selected Countries. J. Environmental Impact Assessment Review. 25:2, 8-9, 32-38
Dalal-Clayton, D.B., dan Sadler B. 1999. Strategic Environmental Assessment a Rapidly Evolving Approach. International Association for Impact Assessment. J. International Association for Impact Assessment. USA. Dalal-Clayton, D.B., dan Sadler B. 2003. The Status and Potential of Strategic
Environmental Essessment (draft). Oxford : The United Nations Environment Programme.
Dinas Kehutanan Kabupaten Pelalawan dan PT. Tiara Kreasi Utama. 2007. Penyusunan Data Penunjang Data Base Kehutanan di Kabupaten Pelalawan. Pangkalan Kerinci.
Dunn, W. 2003 1994. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjahmada University Press
Elvida, Y.S., dan D.S. Sukadri. 2002. Reformulasi Kebijakan Otonomi Daerah Bidang Kehutanan. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Vol. 3 No. 1:33-40.
Eyes On The Forest. 2005. Analysis of Forest and Land Fires Hotspots.
www.eyesontheforest.or.id/eofnew/eof_hotspots__Aug222005.pdf (19
April 2006).
Fraenkel, J.R., and E.W. Norman. 1996. How to Design and Evaluate Research in Education. New York. McGraw - Hill,Inc.
Gavin, T., and C. Pinder. 1995. Toolbox Stakeholder Analysis. "Stakeholder Participation & Analysis" DFID Social Development Division, 1995. www.dfid.gov.uk. (9 April 2007).
Heleosi, S. 2006. Kajian Lingkungan Strategik Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2001-2005 (Studi Kasus Sektor Kehutanan). Tesis Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Henderson, K.A. 1991. Dimensions of Choice : A Qualitative Approach to
Recreation, Parks, and Leisure Research. PA: Venture Publishing, Inc. Kartodihardjo, H. 2003. Masalah Struktural dalam Implementasi Kebijakan Baru
Kehutanan. Di dalam : Resosudarmo. I.A.P dan C.J.P. Colfer, editor. Kemana Harus Melangkah ? Masyarakat, Hutan dan Perumusan Kebijakan di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Hal.177-195.
Kartodihardjo, H. 2006. Ekonomi dan Institusi Pengelolaan Hutan. Telaah Lanjut Analisis Kebijakan Usaha Kehutanan. Institute for Development Economics of Agriculture and Rural Areas. Bogor.
Kartodiharjo, H. 2007. Di Balik Kerusakan Hutan dan Bencana Alam. Masalah Transformasi Kebijakan kehutanan. KEHATI. Jakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Kajian Lingkungan Strategik (KLS). Jakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2004. Penyelesaian Konflik Pengelolaan Sumberdaya Air. Jakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2008. Panduan Kajian Lingkungan Hidup Strategik (KLHS) Tata Ruang. Jakarta.
Kuo, N.W., T.Y. Hsiao, and Y.H. Yu. 2005. A Delphi–Matrix Approach to SEA and Its Application Within The Tourism Sector in Taiwan. J. Environmental Impact Assessment Review. 25:2-9
Krippendorff, K. 1980. Content Analysis : an introduction to its methodology. Beverly Hills: Sage Publications.
Lindayati, R. 2003. Gagasan dan Kelembagaan dalam Kebijakan Perhutanan Sosial. Di dalam : Resosudarmo. I.A.P dan C.J.P. Colfer, editor. Kemana Harus Melangkah ? Masyarakat, Hutan dan Perumusan Kebijakan di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Hal.43- 71.
Marzuki, M. 2004. Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Pertambangan di Kawasan Hutan Lindung (Studi Kasus Pengembangan Industri Pertambangan PT. Newmont Nusa Tenggara) Di Kabupaten Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat. Tesis Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Maturana, J. 2005. Biaya dan Manfaat Ekonomi dari Pengalokasian Lahan Hutan untuk Pengembangan Hutan Tanaman Industri di Indonesia. CIFOR Working Paper No.30(i). Center for International Forestry Research (CIFOR). Bogor.
Meyers, J. 2005. Analisis Kekuatan Stakeholders. Di dalam : Suproharjo, editor. Manajemen Kolaborasi, Memahami Pluralisme Membangun Konsesus. LATIN. Bogor.
Nilsson, M., A. Bjorklund, G. Finnveden, dan J. Johansson. 2005. Testing a SEA Methodology for The Energy Sector : a Waste Incineration Tax Proposal, J. Environmental Impact Assessment Review. 25:1-32
Noor, R. 2006. Hutan Gambut Sumatera Terancam Punah, Harus Dilindungi. CAPPA. http://www.hutan.net/Sumatras_peat_swamp_forest_threatened with_collapse_must_be_protected.html (31 Januari 2007).
Overseas Development Administration. 1995. Guidance Note on How To Do Stakeholders Analysis of AID Projects and Programs. Social Development Department. http://www.euforic.org/gb/stake1.htm
Partidario M.R., 2000. Elements of an SEA Framework-Improving The Added-Value of SEA. J. Environmental Impact Assessment Review. 20 : 647 - 663
PPSDALH Universitas Padjajaran dan BPLHD Propinsi Jawa Barat. 2003. Kajian Lingkungan Strategis Kebijakan, Rencana dan Program Kawasan Bogor – Puntjak – Cianjur (KLS Bopunjur). Bandung.
Riau Pos Online. 2006. Kebakaran Hutan dan Lahan Tanggung Jawab Bersama. www.riaupos.com (19 April 2006).
Riffe, D., S. Lacy, and F.G. Fico. 1998. Analyzing Media Messages: Using Quantitative Content Analysis in Research. Mahwah: Lawrence Erlbaum Associates.
Sadler B and Verheem R (1996). Strategic Environment Assessment : Status, Challenges and Future Directions. Ministry of Housing, Spatial and The Environment, The Hague.
Sheate, W., S.Dagg, J.Richardson, R.Aschemann, J.Palerm and U.Steen. 2001. SEA and Integration of the Environment into Strategic Decision-Making. European Comission Contract. London.
Sianturi, A. 2003. Beberapa Aspek Penting dalam Rehabilitasi Sumberdaya Hutan Indonesia. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Vo. 4 No. 2:127-134
Sitorus, M.T.F. 1998. Penelitian Kualitatif : Suatu Perkenalan. Kelompok Dokumentasi Ilmu-ilmu Sosial untuk Laboratorium Sosiologi, Antropologi dan Kependudukan Jurusan Ilmu-ilmu Sosial dan Ekonomi Pertanian. Faperta IPB. Bogor.
Soemarwoto, W. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Subandar, A. 2004. Urgensi dan Arah Pengembangan Natural Resources and Environmental Accounting di Indonesia. J. Ekonomi Lingkungan. Edisi ke 14:81-84.
Sutton, R. 1999. The Policy Process : an Overview. Working Paper 118. Overseas Development Institute. Portland House House Stag Place, Chameleon Press Ltd, London SW1E 5DP.
Therivel, R., and M.R. Partidario. 1996. The Practice of Strategic Environmental Assessment. Earthscan Publicaton Ltd. London, UK
Xiuzhen, C., S. Jincheng, and W. Jinhu. 2002. Strategic Environmental Assessment and Its Development in China. J. Environmental Impact Assessment Review. 22:101-109
Lampiran 1. List Stakeholders dalam kebijakan perizinan IUPHHK-HT No Sektor Subsektor Jlh yang
diwawancarai
Alasan dipilih/hubungan dengan kebijakan
1 Pemerintah Daerah
Dinas Kehutanan
2 Instansi teknis dalam IUPHHK-HT
Bappeda 3 Instansi terkait tata ruang Bapedalda 4 Intansi terkait lingkungan hidup
(AMDAL)
Bag. Hukum 2 Instansi terkait persetujuan prinsip (tim9)
Bag.
Pemerintahan
1 Intansi terkait persetujuan prinsip (tim9)
2 DPRD 1 Lembaga pengesahan regulasi
3 LSM Jikalahari 1 Lembaga pemerhati hutan Riau FKD 1 Forum berhubungan dg sertifikasi
LEI
Walhi Riau 1 Lembaga advokasi lingkungan WWF Riau 1 Lembaga konservasi
MPP 1 Forum pemuda pemerhati
pembangunan di Kab. Pelalawan Bangun Negeri
Pelalawan
1 Yayasan pemerhati lingkungan di Kabupaten Pelalawan
4 Swasta Perusahaan 2 Sebagai penerima izin 5 Tokoh Masyarakat 3 Sebagai penerima dampak/manfaat langsung 6 Perguruan Tinggi
Universitas Riau 1 Penelitian dan pengembangan
Lampiran 2. Tabel Panduan Wawancara
No Topik Sub topic Sumber
Informasi
Metode Wawancara 1 Aktor Identifikasi Aktor
(jabatan & organisasi)
Pemda, Swasta, LSM, Tokoh Masyarakat, Perguruan Tinggi Indepth interview 2. Posisi Dalam Perumusan Kebijakan
Internal/Eksternal s.d.a Indepth interview
3. Posisi Terhadap Kebijakan
Support/Oposisi/Netral s.d.a Indepth interview 4. Kepentingan - Bentuk kepentingan aktor
- Prioritas kepentingan - Cara pencapaian
kepentingan
s.d.a Indepth interview,
5. Aliansi Antar Aktor
- Hubungan antar aktor - Penggalangan formasi
kekuasaan - Pilihan aliansi
s.d.a Indepth interview
6. Opini Opini terhadap permasalahan hutan
s.d.a Indepth interview 7. Kemampuan Posisi tawar aktor
Siapa yang mengontrol informasi
s.d.a Indepth interview
8. Kekuatan Kekuatan logistik aktor s.d.a Indepth interview 9. Pengetahuan
tentang KLS
-Tahu/tidak -Seberapa tahu
-Apakah KLS bisa berperan -Siapa yang melaksanakan
Lampiran 2. (Lanjutan)
Tema: Permasalahan/Isu-isu Kehutanan di Kabupaten Pelalawan
1. Apa saja permasalahan yang ada di sektor kehutanan di Kabupaten Pelalawan ?
2. Hal apa yang sangat mendesak untuk ditangani?
3. Siapa tokoh-tokoh/Apa organisasi yang Bapak/Ibu kenal berkaitan dengan permasalahan kehutanan di KabupatenPelalawan ?
4. Menurut anda apa solusi yang dapat diambil untuk hal tersebut Menurut Bapak/Ibu pejabat yang peduli dengan hal tersebut Tanggapan Tokoh masyarakat terhadap hal tersebut
5. Apa harapan Bapak/Ibu terhadap masalah tersebut
6. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu dengan tujuan saya menganalisa kasus ini (tepat/ kurang tepat/tidak tepat)...ada manfaat untuk responden/daerah.
Sikap responden positif terhadap peneliti
Sikap responden resistant (bertolak belakang dengan niat peneliti)
Sikap apatis (digali lebih mendalam sehingga hanya ada 2 kelompok yaitu positif atau resistant)
7. Bagaimana saran Bapak/Ibu terhadap masalah tersebut? (keterbatasan akses, keterbatasan pengetahuan, keterbatasan informasi) (Keterangan : informasi dalam kurung tidak ditanyakan tapi dikelompokkan untuk peneliti)
Lampiran 3. Persentase Jawaban Stakeholders tentang Integrasi Lingkungan dalam Perumusan Kebijakan
No. Integrasi lingkungan Stakeholders
Kunci % Stakeholders Utama % Stakeholders Pendukung % 1 Sudah 14 58% 7 58% 7 32%
a. Sudah, karena melalui proses AMDAL 5 21% 4 33% 3 14%
b. Sudah, karena mengacu pada RTRW Kabupaten 5 21% 2 17% 3 14%
c. Sudah, hanya perencanaan kurang matang & minim
pengawasan 4 17% 1 8% 1 5%
2 Belum 10 42% 5 42% 15 68%
a. Belum, ada inkonsistensi peraturan perundangan 3 13% 0 0% 3 14%
b. Belum, syarat tidak masuk akal 2 8% 0 0% 0 0%
c. Belum, pemahaman yang berbeda terhadap
peraturan perundangan 2 8% 1 8% 2 9%
d. Demi mendukung kebijakan nasional (HTI) 2 8% 1 8% 0 0%
e. Karena masih memerlukan investasi untuk
pembangunan 1 4% 1 8% 2 9%
f. Karena tidak ada Sense of interest thd lingkungan 0 0% 1 8% 5 23%
g. Karena ingin memperkaya diri sendiri 0 0% 1 8% 3 14%
Lampiran 4. Stakeholders dan Kepentingan Utama serta Pengaruh dalam Pengelolaan Hutan di Kabupaten Pelalawan
No. Stakeholders Kepentingan Utama Kepentingan Keterlibatan Pengaruh Peluang Partisipasi A. Stakeholders Kunci
1 Bupati Pengelolaan wilayah administrasi
Tinggi, dukungan kebijakan
Tinggi, pengambil kebijakan pembangunan daerah
Policy support
2 Dinas Kehutanan Pembangunan sumberdaya hutan
Tinggi, Pengurusan hutan Tinggi, dukungan dalam proses
pengambilan keputusan sektor kehutanan
Dukungan dan koordinasi pengelolaan kawasan hutan, perencanaan, implementasi 3 Bappeda Pembangunan wilayah Tinggi, penyusunan
RTRW
Tinggi, berpengaruh dalam tataran kebijakan dan memiliki kekuatan intervensi
Perencanaan wilayah dan kebijakan daerah 4 Bapedalda Pengelolaan lingkungan Tinggi, persetujuan
AMDAL
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Kajian lingkungan
5 Bag. Hukum Perumusan Peraturan Tinggi, izin lokasi Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Regulasi
6 Bag. Pemerintahan Pembinaan peningkatan sumber PAD
Tinggi, izin pencadangan lahan
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Program pembangunan
B. Stakeholders Utama
7 Perusahaan Pemanfaat SD Hutan Tinggi, pemanfaat SD hutan
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Kompensasi pemanfaatan hutan lestari
8 Masyarakat kesejahteraan masyarakat Tinggi, penerima dampak/ manfaat langsung
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Perlindungan dari bencana dan peningkatan kesejahteraan
Lanjutan Lampiran 4. C. Stakeholders Pendukung
9 DPRD Pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan
Rendah, tidak bergerak dalam tataran operaional
Tinggi, dukungan dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan lokal
Regulasi
10 Jikalahari Kelestarian lingkungan dan hutan
Rendah, tidak bergerak dalam tataran operaional
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Pelestarian hutan 11 FKD Riau Sertifikasi lingkungan Rendah, tidak bergerak
dalam tataran operaional
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Pelestarian hutan 12 Walhi Riau Kelestarian lingkungan
dan hutan
Rendah, tidak bergerak dalam tataran operaional
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Pelestarian hutan
13 WWF Riau Kelestarian lingkungan dan hutan
Rendah, tidak bergerak dalam tataran operaional
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Pelestarian hutan
14 Majelis Pemuda Pelalawan
kesejahteraan masyarakat Rendah, tidak bergerak dalam tataran operaional
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Pembangunan daerah 15 Yayasan Bangun
Negeri Pelalawan
Kelestarian lingkungan dan hutan dan
kesejahteraan masyarakat
Rendah, tidak bergerak dalam tataran operaional
Rendah, dapat bekerja sama tanpa kekuatan intervensi
Pelestarian hutan
16 Universitas Riau Kajian lingkungan dan pengawal pembangunan
Rendah, tidak bergerak dalam tataran operaional
Tinggi, dapat bekerja sama dengan kekuatan intervensi
Lampiran 5. Stakeholders dan Potensi dalam Aplikasi KLHS untuk Kebijakan Kehutanan di Kabupaten Pelalawan
No. Stakeholders Akademisi Praktisi Pemerintah Jumlah %
Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Pakar 6
1 Bupati 9 9 8 7 7 9 49 18% 2 Dinas Kehutanan 6 6 6 5 4 5 32 12% 3 Bappeda 8 8 7 6 9 7 45 17% 4 Bapedalda 7 7 5 4 8 6 37 14% 5 Swasta 2 4 3 3 3 1 16 6% 6 Masyarakat 3 3 2 8 5 2 23 9% 7 DPRD 5 5 9 9 6 8 42 16% 8 LSM 1 1 1 2 1 3 9 3% 9 Perguruan Tinggi 4 2 4 1 2 4 17 6% Jumlah 270 100%