AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Arimbawa, I. W. P. 2016. Dasar-Dasar Agronomi. Universitas Udiyana Press.
Denpasar.
Aryanda, P. 2016. Aplikasi Dosis Pupuk NPK Pada Media Tanam Dengan Pupuk Kandang Sapi, Kambing dan Walet untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Gladiol (Gladiolus hybridus L.) Kultivar ‘Queen Occer’. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.
[BB Padi] Balai Penelitian Tanaman Padi Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertenian Departemen Pertanian. 2010. Deskripsi Varietas Padi. Subang:
Balai Penelitian Tanaman Padi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Inovasi Teknologi Pertanian. Kementrian Pertanian.
Bakhtiar, Kesumawati E., Hidayat T., Rahmawati M. 2011. Karakterisasi plasma nutfah padi lokal aceh untuk perakitan varietas adaptif pada tanah masam.
Jurnal Agrista. 15(3): 79-86.
Balai Penelitian Tanah, 2004. Petunjuk Tekhnis Pengamatan Tanah. Bogor : Pusat Penelitian Dan Tanah Agroklimat. D eptan. 117 hal.
Damanik, J.A. 2014. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani padi di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. J. Economics Development Analysis. 3(1): 212-224.
Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah : Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah Dan Pelaksana Pertanian Di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Fairhust, T., C. Witt, R. Buresh and A. Doberman. 2007. Padi Panduan Praktis Pengelolaan Hara. Diterjemahkan oleh A. Widjono, IRRI.
FAO/UNESCO. 1973. Soil Map of The Worlds. RevicedLegend.FAO-UNESCO, Rome.
Ferdiansyah M. 2010. Uji Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Pada System Of Rice Intensification (SRI). Skripsi Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Jakarta. 368 Hal.
Hakim, N., Nyakpa, M. Y., Lubis, A. M., Nugroho S. G., Diha M. A., Hong, G.
B., dan Bailey H.H. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung Press. Lampung.
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press.
Hansen, V.E. 1992. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Penerjemah Endang P.
Tachyan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo. 296 halaman.
Hasanah, I. 2007. Bercocok Tanam Padi. Azka Mulia Media. Jakarta 68 hal.
Hasibuan, B.E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. USU Press. Medan.
Havlin, J. L., Beaton, J. D., Tisdale, S. L. and Nelson, W. L. 1999. Soil Fertility and Fertilizers and Introduction to Nutrient Management. Prentice Hall.
New Jersey.
Hillel, D. 1981. Soil and Water. Academic Press. New York.
Hilman, Y & Noordiyati, 1988. Pengujian Pemupukan P dan K Berimbang Pada Tanaman Bawang Putih di Tanah Sawah. Bul. Panel. Hort. Vol. 16, no.
1,pp. 48-54.
Huda M.N., Harisuseno D., dan Priyantoro D. 2012. Kajian Sistem Pemberian Air Irigasi Sebagai Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi Pada Daerah Irigasi Tumpang Kabupaten Malang. Jurnal Teknik Pengairan 3: 221-229.
Islami, Titiek & Utomo, Wani H. 1995.Hubungan Tanah, Air dan Tanaman.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Kawano, N., Ito, O. & Sakagami, J. 2009. Morphological and physiological responses of rice seedlings to complete submergence (flasth flooding).
Annals of botany. 103: 161-169. Academic Pres.
Kaya, Elizabeth . 2013. “Pengaruh Kompos Jerami dan Pupuk Npk terhadap NTersedia Tanah, Serapan-N, Pertumbuhan, dan Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.). Prosiding FMIPA Universitas Pattimura.
Kononova, M.M. 1966. Soil Organic Matter. Persemon Press. London. England.
Larcher, W. 1975. Physiological Plant Ecology : Ecophysiology and Stress Physiology of Functional Groups. Third Edition. Springer. New York.
Lu, S., Malik, Z., Chen, D., and Wu, C. 2014. Porosity and Pore Size Distribution of Ultisols and Correlations to Soil Iron Oxides. Catena. 123: 79-87.
Margana, D.M. 2012. Ciherang varietas fenomenal. (online) http://diperta.
Jabarprov. go. id/index. php/subMenu/informasi/artikel/detailartikel/128.
Diakses pada tanggal 24 April 2020.
Marschner, H. 1995. Mineral nutrition of higher plants 2nd edition. Academic Press. New York. Usa. p131-183.
Mukhlis. 2007. Analisis Tanah Tanaman. USU Press. Medan.
Nursyamsi d., Widowati L.R., Setyorini D.,dan Sri A. D. 2000. Pengaruh Pengolahan Tanah, Pengairan Terputus, dan Pemupukan Terhadap Produktivitas Lahan Sawah Baru pada Inceptisols dan Ultisols Muarabeliti dan Tatakarya. Jurnal Tanah dan Iklim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat 18: 34-37.
Nyoman, D. 2016. Uji efektivitas teknik ekstraksi dan dry heat treatment terhadap kesehatan bibit tomat. Jurnal Agroekoteknologi. 5 (1): 2301-6515.
Pasandaran E., dan D.C. Taylor. 1984. Irigasi Perencanaan dan Pengelolaan. PT.
Gramedia, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2006. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2006 tentang irigasi. Sekretariat Negara. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.2004. Undang-Undang No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Sekretariat Negara. Jakarta.
Prasetyo, B.H., dan D. Setyorini. 2008. Karakteristik tanah sawah dari endapan aluvial dan pengelolaannya. J. Sumberdaya Lahan 2 (1): 1-14.
Pratinja Sunu dan Wartoyo, 2006. Dasar Holtikultura. Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
http://pertanian.uns.ac.id/agronomi/dashor.html. Diakses 14 April 2020.
Priyonugroho, Anton. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus pada Daerah iIrigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang).
Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Sriwijaya.
Rahayu, S.E. dan Hastina, F. 2019. Analisis Perkembangan Produksi Beras Dan Impor Beras Di Indonesia. Proseding Seminar Nasional Kewirausahaan, 1(1), 2019, hal 219-226 Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ISSN 2714-8785.
Rizal F., Alfiansyah, & Rizalihadi, M. (2014). Analisis perbandingan kebutuhan air irigasi tanaman padi metode konvensional dengan metode SRI organik.
Jurnal Teknik Sipil, 3(4), 67-76.
Ruminta. Agus W., dan Syaza S. 2017. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Terhadap Jarak Tanam Pada Lahan Tadah Hujan Dengan Menggunkan Pengairan Intermitten. Jurnal Penelitian Pertanian 21:46.
Sarief, E. S. 1989. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Sesbany. 2010. Pertumbuhan Dan Produksi Empat Varietas Unggul Padi Sawah (Oryza sativa L) Terhadap Berbagai Tingkat Genangan Air Pada Berbagai Jarak Tanam. Disertasi Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Soewandita, H. 2008. Studi Kesuburan Tanah dan Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Komoditas Tanaman Perkebunan di Kabupaten Bengkalis. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 10: 128-133.
Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. 1983. Hidrologi Untuk Pengairan. Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta.
Sosrodarsono, S. dan Takeda. 2006. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT.
Pradnya Pramita.
Staff Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kriteria Penelitian Sifat- sifat Tanah.
http://syekhfanismd.lecture.ac.id [14 April 112020]. Indonesia. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. 6: 1-10.
Sudaryono dan I, Mawardi. 2006. Analisis Kebutuhan Air Tanaman Padi dan Palawija Di Desa Batu Betumpang, Kabupaten Bangka Selatan, Propinsi Bangka Belitung. Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Suprapto. 1975. Betanam Jagung. Jakarta. PT Penebar Swadaya
Supriono. 2000. Pengaruh Dosis Urea Tablet Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai Kultivar Sindoro. Jurnal Agrosains Volume 2 No 2.
Susanto, 1994. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi Offset.
Yogyakarta.
Sutanto R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius.
Yogyakarta.
Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Suyamto dan Z. Arifin. 2002. Bio-teknologi Pupuk Organik. Sidoarjo: Universitas Muhamadiyah Sidoarjo. 148 hal.
Tabor, S. R., K. Altemeir, Nuryanto, Wardoyo and B. Adinugroho. 1986. Trends in Agricutural Supply and Demand to the year 2000. Directorate of foot Crop Economics. Dept. of Agriculture.
Topp, G. C., and P.A. (T.Y) Ferre. 2002. The Soil Phase. Methods of Soil Analysis. Part 4. Physical Methodes. SSSA Book Series. No 5. Soil Science Society of America, Madison, WI 53711, USA. 1.692 P.
Tsai, Y.Z. & Lai, K.L. 1990. The effect of temperature and light intensity on the tiller development of rice. Taiwan. Department Agronomy, National University Taipe, 30:2.
Utama, M.Z.H. 2015. Budidaya Padi Pada Lahan Marjinal. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Utomo, M. 2016. Ilmu Tanah. Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Jakarta: Prenada Media Group.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan Dan Kualitas Tanah.
Jember: Gava Media. 189 hal.
Zen, Syahrul, Syarif Abd Aziz, dan Yufdy Prama. 2011. Varietas Unggul Lokal Padi Sawah dengan Rasa Pera Spesifik Sumatera Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.
66
Lampiran 2. Diagram Segitiga Tekstur Tanah Menurut USDA Tanah Aluvial
Lampiran 3. Analisis Tekstur Tanah
Lampiran 4. Analisis Bahan Organik Tanah
No Lab Sampel % B-Organik
1 K2P1U1 3,53
2 K2P1U2 3,46
3 K2P2U1 3,08
4 K2P2U2 3,44
5 K2P3U1 3,58
6 K2P3U2 3,58
7 K2P4U1 3,36
8 K2P4U2 3,23
9 K2P5U1 3,81
10 K2P5U2 3,57
Lampiran 5. Peta Pengambilan Tanah
Lampiran 6. Data Jumlah Anakan
Umur Tanaman Perlakuan Ulangan
Rata-rata
79 hari PAT = Pemberian Air Terputus
K0 = Tanah Tanpa NPK
K1 = Tanah Dengan NPK
Lampiran 7. Perhitungan Kerapatan Massa Tanah (Bulk Density), Kerapatan Partikel Tanah (Particle Density) dan Porositas Tanah.
Perlakuan BTKO (g) Vt (Cm3) Vp (ml)
Volume total (Vt)
Lampiran 8. Perhitungan Pemberian Air Awal
b. Pemberian air tergenang 2 hari terputus 4 hari
Perlakuan A (cm2) BTA (g) BTKO (g) hT (cm) Vt (cm3) pb (g/cm3)
c. Pemberian air tergenang 2 hari terputus 5 hari
Perlakuan A (cm2) BTA (g) BTKO (g) hT (cm) Vt (cm3) pb (g/cm3)
d. Pemberian air tergenang 2 hari terputus 6 hari
Perlakuan A (cm2) BTA (g) BTKO (g) hT (cm) Vt (cm3) pb (g/cm3)
e. Pemberian air tergenang 2 hari terputus 7 hari
Perlakuan A (cm2) BTA (g) BTKO (g) hT (cm) Vt (cm3) pb (g/cm3)
Luas Penampang Polybag (A)
A = 1
4 π d2
= 1
4 (3,14) (21,5)2
= 362,87 cm2 Kadar Air Basis Kering (W) W (K0P0) = BTA - BTKO
BTKO x 100%
= 138,92 g - 99,9 g
99,9 g x 100%
= 39,05 %
Pemberian air tanaman padi diawal
𝞱 = W × ρb
ρw
= 39,05 % × 1,02 g/cm3
1 g/cm3
= 39,05 % Volume pemberian air V = A x hT x 𝞱
= 362,87 cm2 x 21,67 cm x 39,05 %
= 3.070,65 cm3
= 3.070,65 ml
Jadi, jumlah air yang harus diberikan pada tanaman padi adalah sebanyak 3.070,65 ml.
Lampiran 9. Perhitungan Pemberian Air Setelah Evapotranspirasi
a. Pemberian air terus menerus
Perlakuan A (cm2) BTA (g) BTKO (g) hT (cm) Vt (cm3) pb (g/cm3)
b. Pemberian air tergenang 2 hari terputus 4 hari
Perlakuan A (cm2) BTA (g) BTKO (g) hT (cm) Vt (cm3) pb (g/cm3)
c. Pemberian air tergenang 2 hari terputus 5 hari
Perlakuan A (cm2) BTA (g) BTKO (g) hT (cm) Vt (cm3) pb (g/cm3)
d. Pemberian air tergenang 2 hari terputus 6 hari
Perlakuan A (cm2) BTA (g) BTKO (g) hT (cm) Vt (cm3) pb (g/cm3)
e. Pemberian air tergenang 2 hari terputus 7 hari
Perlakuan A (cm2) BTA (g) BTKO (g) hT (cm) Vt (cm3) pb (g/cm3)
Kadar Air Basis Kering (W) W (K0P0) = BTA - BTKO
BTKO x 100%
= 128,35 g - 88,91 g
88,91 g x 100%
= 44,36 %
Pemberian air tanaman padi diawal
𝞱 = W × ρb
ρw
= 44,36 % × 0,86 g/cm3
1 g/cm3
= 38,15 %
Δ 𝞱 = 39,05 % - 38,15 %
= 0,9 % Evapotranspirasi Aktual hT
ET = θ x hT
1 hari
= 0,9 % x 19,60 cm 1 hari
= 0,18 cm/hari
= 1,8 mm/hari
V = ET x A
= 0,18 cm/hari x 362,87 cm2
= 65,31 ml/hari
Maka, jumlah air yang hilang setelah terjadi evapotranspirasi pada tanaman padi sebanyak 65,31 ml/hari.
Lampiran 10. Data Suhu(°C) dan RH (%) Harian Rumah Kaca
56 26 34 30
83 27 34 28
110 38 41 40
71 61 60 40 64
34 35 34
111 31 32 29
75 69 83 31 76
28 28 27
112 33,5 33 28
88 76 82 31.5 82
32 30 26
113 31 33 32
75 63 69 32 69
28 28 28
114 27 40,5 35
82 63 52 34 65,7
25 35 28
115 33 35 30
57 52 83 33 64,0
27 28 28
116 26 31 29
82 75 91 28,7 83
24 28 28
117 27 34 27
91 76 74 29 80
26 31 24
Lampiran 11. Data Evapotranspirasi
82 27,7 0,16 - - - - PAT = Pemberian Air Terputus
K0 = Tanpa NPK
Hari
83 27 0,14 - - - - PAT = Pemberian Air Terputus
K1 = Dengan NPK
Lampiran 12. Data Jumlah Pemberian Air
81 65,31 - - - - PAT = Pemberian Air Terputus
K0 = Tanpa NPK
Hari
82 54,43 - - - - PAT = Pemberian Air Terputus
K1 = Dengan NPK
Lampiran 13. Hemat Pemakaian Air
Lampiran 14. Bobot Basah Tanaman Padi Perlakuan
Bobot Basah Tanaman Padi Setiap
Perlakuan (g) Total Rataan
I II III PAT = Pemberian Air Terputus
K0 = Tanah Tanpa NPK
K1 = Tanah Dengan NPK
Analisis Sidik Ragam/ANOVA (Analysis of Variance)
Sk Db Jk Kt F Hitung
** = sangat berpengaruh nyata
Lampiran 15. Bobot Kering Tanaman Padi Perlakuan
Bobot Kering Tanaman Padi Setiap
Perlakuan (g) Total Rataan
I II III PAT = Pemberian Air Terputus
K0 = Tanah Tanpa NPK
K1 = Tanah Dengan NPK
Analisis Sidik Ragam/ANOVA (Analysis of Variance)
Sk Db Jk Kt F Hitung Galat 20 947,9624667 47,39812333
Total 29 1296,267417 Keterangan :
tn = tidak nyata
* = berpengaruh nyata
** = sangat berpengaruh nyata
Lampiran 16. Bobot Basah Panen Bulir Padi Perlakuan
Bobot Basah Panen Bulir Padi Setiap
Perlakuan (g) Total Rataan
I II III PAT = Pemberian Air Terputus
K0 = Tanah Tanpa NPK
K1 = Tanah Dengan NPK
Analisis Sidik Ragam/ANOVA (Analysis of Variance)
Sk Db Jk Kt F Hitung
Galat 20 748,5674667 37,42837333 Total 29 1133,502947
Keterangan :
tn = tidak nyata
* = berpengaruh nyata
** = sangat berpengaruh nyata
Lampiran 17. Bobot Kering Panen Bulir Padi Perlakuan
Bobot Kering Panen Bulir Padi Setiap
Perlakuan (g) Total Rataan
I II III PAT = Pemberian Air Terputus
K0 = Tanah Tanpa NPK
K1 = Tanah Dengan NPK
Analisis Sidik Ragam/ANOVA (Analysis of Variance)
Sk Db Jk Kt F Hitung
** = sangat berpengaruh nyata
Lampiran 18. Produktivitas Tanaman Padi
No Perlakuan Rata-rata Produktivitas (ton/ha)
1 PAK (K0P0) 1,11 ton/ha PAT = Pemberian Air Terputus
K0 = Tanah Tanpa NPK
Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian
Benih Padi Varietas Ciherang Pupuk NPK
Tanah Aluvial di Kering Anginkan Perendaman benih padi
Benih Padi di Kering Anginkan Pemantapan Tanah
Padi Umur 30 Hari Fase Reprodukti
Fase Pemasakan Menuju Panen Pengopenan Bulir Padi Dan Tanaman Padi
Bulir Padi Setelah di Oven Batang Padi Setelah di Oven