• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agustin, H. 2010. Hubungan antara Kandungan Antosianin dengan Ketahanan Benih terhadap Pengusangan Cepat Beberapa Varietas Kedelai. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 39 hal.

Akil, M. 2009. Peningkatan Kualitas Benih melalui Pengelolaan Hara yang Optimal. Prosiding Seminar Nasional Serealia. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Vol.1:206-217.

Anwar, K. 2008. Kombinasi Limbah Pertanian dan Peternakan sebagai Alternatif Pembuatan Pupuk Organik Cair melalui Proses Fermentasi Anaerob. Prosiding Seminar Nasional Teknoin. Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Vol.1:95-100.

Arsyad, D. M. dan Syam. 1998. Kedelai : Sumber Pertumbuhan, Produksi dan Budidaya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi padi, jagung, dan kedelai. http://www.bps.go.id. [22 Oktober 2011].

Balai Penelitian Tanah. 2010. Rekomendasi pemupukan tanaman kedelai pada berbagai tipe penggunaan lahan. http://balittanah.litbang.deptan.go.id. [1 Januari 2011].

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian [Balitkabi]. 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balitkabi. Malang. 170 hal.

Balitkabi. 2008. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang. 171 hal.

Copeland, L. O. and M. B. McDonald. 2001. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publishing Company. New York. 467 p.

Delgado R., M. Gonzalez, and P. Martin. 2006. Interaction effects of nitrogen and potassium fertilization on anthocyanin composition and chromatic features of tempranillo grapes. Int. J. Vine Wine. Sci. 40:141-150.

Departemen Pertanian [Deptan]. 2010. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian. Jakarta. 86 hal.

Demir, I. and K. Mavi. 2008. Seed vigour evaluation of cucumber (Cucumis sativus L.) seeds in relation to seedling emergence. Journal of Seed Science 1(1):19-25.

Futura, M., Yano, Y. Gabazza, and Araki-Sasaki, R. 2002. The potential of

anthocyanin from black soybean seed coat.

http://onlinelibrary.wiley.com. [ 29 Januari 2011].

Gardner, F. P., R. B. Pearce, and R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi tanaman budidaya. (diterjemahkan dari : Physiology of Crop Plants, penerjemah : Susilo H). UI Press. Jakarta. 428 hal.

Gould, K. S. 2004. Nature’s Swiss Army knife: the diverse protective roles of

anthocyanins in leaves. J. Biomedic. Biotechnol 5:314-320.

Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo. Jakarta. Harbone, J. B. 1984. Phytochemical Methods : A Guide to Modern Plants. Jhon

Willey and Sons. New York. 338 p.

Hardjowigeno, S. 2003. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo, Jakarta. Harrington, J. F. 1972. Seed Storage and Longevity, Seed Biology. Vol. III, In Ed

Kozlowsky, T.T., Academic Press. New York.

Hartawan, R., Z. R. Djafar, Z. P. Negara, M. Hasmeda, dan Zulkarnain. 2011. Pengaruh panjang hari, asam indol asetat, dan fosfor terhadap tanaman kedelai dan kualitas benih dalam penyimpanan. J. Agron. Indonesia 39 (1):7- 12.

Hasibuan, B. E. 2008. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian. USU. Medan. Havlin, J. L., J. D. Beaton, S. L. Tisdale, and W. L. Nelson. 1999. Soil Fertility

and Fertilizers an Introduction to Nutrient Management. 6th ed. Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. 497 p.

Heatherly, L. G., M. M. Kenthy, and T. C. Killen. 1995. Effect of storage environment and duration on permeable seed coat in soybean. Field Crops. Res. 40 (1):57-62.

Irawan, B. dan N. Sunandar. 2009. Petunjuk Teknis PTT Kedelai. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jawa Barat. 20 hal.

ISTA. 2007. International Rules for Seed Testing. Edition 2007. International Seed Testing Association. Zurich. Switzerland.

Jeppson, N. 2000. The effects of fertilizer rate on vegetative growth, yield and fruit quality, with special respect to pigments, in black chokeberry (Aronia melanocarpa) cv. `Viking'. Scientia Horticulturae 83:127-137. Justice, O. L. dan L. N. Bass. 2002. Prinsip dan Teknik Penyimpanan Benih.

Grafindo. Jakarta. 446 hal.

Kartono. 2004. Teknik penyimpanan benih kedelai varietas Wilis pada kadar air dan suhu penyimpanan berbeda. Bul. Tek. Pertanian 9:79-82.

Leiwakabessy, F. 1988. Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 294 hal.

Marwanto. 2003. Hubungan antara kandungan lignin kulit benih dengan permeabilitas dan daya hantar listrik rendaman benih kedelai. Jurnal Akta Agrosia 6(2):51-54.

Mitrowihardjo, S. 1997. Inhibition of soy bean (Glycine max (L.) Merr.) seed deteration using antioxidant under different accelerated and natural aging. Ilmu-ilmu Pertanian 6(1): 8-16.

Mualim, L., S. A. Aziz, dan M. Melati. 2009. Kajian pemupukan NPK dan jarak tanam pada produksi antosianin daun kolesom. J. Agron. Indonesia 37(1):55–61.

Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Pasaribu, D. dan S. Suprapto. 1983. Pemupukan NPK pada kedelai, hal.159-169.

Dalam Sadikin Somaatmadja, M. Ismunadji, Sumarno, M. Syam, S. O. Manurung, dan Yuswadi (Eds.). Kedelai. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.

________. 1995. Pemupukan NPK pada Kedelai. Balittan Pangan IPB. Bogor. Pavla, B. and R. Pokluda. 2008. Influence of alternative organic fertilizers on the

antioxidant capacity in head cabbage and cucumber. Not. Bot. Hort. Agrobot. Cluj 36(1): 63-67.

Polakitan, A., R. Kaunang, D. Polakitan, dan L. Taulu. 2004. Respon Tanaman Jagung (Zea mays L.) terhadap Pemupukan P pada Tanah Podzolik Merah Kuning. Prosiding Seminar Nasional Klinik Teknologi Pertanian sebagai Basis Pertumbuhan Usaha Agribisnis menuju Petani Nelayan Mandiri. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor. Vol.1:820-824.

Powell, A. A. and S. Matthews. 2005. Towards the validation of the controlled deterioration vigour test for small seeded vegetables. Seed Testing Int. ISTA News Bull. 129:21-21.

Purwanti, S. 2004. Kajian suhu ruang simpan terhadap kualitas benih kedelai hitam dan kedelai kuning. Ilmu Pertanian 11(1): 22-31.

Rahayu, M., Sudarto, K. Puspadi, dan I. Mardian. 2009. Paket Teknologi Produksi Benih Kedelai. Departemen Pertanian. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Nusa Tenggara Barat. 48 hal.

Rodo, A. B. and J. M. Filho. 2003. Accelerated aging and controlled deterioration for the determination of the physiological potential of onion seeds. Scientia Agricola. 60(2):465-469.

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 224 hal.

Rukmana, R. dan Y. Yuniarsih. 1996. Kedelai. Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta. 92 hal.

Sadjad., S. 1994. Kuantifikasi Metabolisme Benih. Grasindo. Jakarta. 145 hal. _______., E. Muniarti, dan S. Ilyas. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari

Komparatif ke Simulatif. Grasindo.Jakarta. 185 hal.

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisologi Tumbuhan. Jilid 3. ITB Press. Bandung. 173 hal.

Sims, D. A. and J. A. Gamon. 2002. Relationships between leaf pigment content and spectral reflectance across a wide range of species, leaf structures and developmental stages. Remote Sensing of Environment 81:337– 354. Sirappa, M. P. 2002. Penentuan batas kritis dan dosis pemupukan untuk tanaman jagung di lahan kering pada tanah typic usthorthents. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 3 (2):25-37.

Soedradjad, R. dan S. Avivi. 2005. Efek aplikasi Synechococcus sp. pada daun dan pupuk NPK terhadap parameter agronomis kedelai. Bul. Agron 33 (3):17–23.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 591 hal.

Sudiatsa, S. 2001. Tanaman Penghasil Zat Warna dan Tanin. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. 33 hal. Sumarna, Y. 2008. Pengaruh jenis media dan pupuk nitrogen, posfor, dan kalium

(NPK) terhadap pertumbuhan bibit pohon penghasil gaharu jenis karas (Aquilaria malaccensis Lamk). Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 5 (2): 193-199.

Sumarno dan A. G. Manshuri. 2007. Persyaratan tumbuh dan wilayah produksi kedelai di Indonesia, hal. 74-103. Dalam Sumarno, Suyamto, A.

Widjono, Hermanto, dan H. Kasim (Eds.). Kedelai : Teknik Produksi dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Suprapto, H. S. 1999. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. 73 hal. Suyamto, A. T., Sudaryono dan Suwono. 1994. Peranan Pupuk Kalium terhadap

Peningkatan Hasil Tanaman Pangan di Tanah Vertisol Kabupaten Ngawi, Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang, Edisi khusus Ballitan. Malang. 21-23 hal.

Syukur, A. dan Harsono, E. S. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan NPK Terhadap Beberapa Sifat Kimia dan Fisika Tanah Pasir Pantai Samas Bantul. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 8(2):138-145.

Wafiroh, S. 2010. Pengujian Vigor Benih Menggunakan Metode Pengusangan Cepat Terkontrol dan Korelasinya terhadap Daya Tumbuh dan Vigor Bibit Wijen (Sesamum indicum L.). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 49 hal.

Wahyuni, A. 2011. Hubungan antara Kandungan Klorofil dengan Ketahanan Benih terhadap Pengusangan Cepat pada beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merr). Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor. 43 hal.

Widiatningrum, T. 2008. Pengaruh Konsentrasi Nitrogen dan Fosfor terhadap Kualitas Aglaonema Var Pink Beauty. Tesis. Program Magister Biologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati. ITB.

Wirawan, B. dan S. Wahyuni. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Penebar Swadaya. Jakarta. 120 hal.

Yamin, M. 1986. Pengaruh Pemberian Pupuk P, Pupuk Kandang dan Kapur terhadap Serapan P dan Produksi Jagung Hibrida. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Sukamandi.

Zhang, Y., S. K. Vareed, and M. G. Nair. 2005. Human tumor tell growth inhibition by nontoxic anthocyanidins, the pigmen in fruits and vegetables. Life Science 75:1465-1472.

Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro

(Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2005)

Anjasmoro merupakan hasil seleksi massa dari populasi galur murni MANSURIA

Galur : Mansuria 395-49-4

Warna hipokotil : ungu

Warna epikotil : ungu

Warna daun : hijau

Warna biji : kuning

Warna bulu : putih

Warna bunga : ungu

Warna kulit polong masak : coklat muda

Warna kulit biji : kuning

Warna hilum : kuning kecoklatan

Tipe tumbuh : semi determinate

Bentuk daun : oval

Ukuran daun : lebar

Perkecambahan : 76 - 78%

Tinggi tanaman : 64 - 68 cm

Jumlah cabang : 2.9 - 5.6

Jumlah buku batang utama : 12.9 - 14.8 Umur berbunga : 35.7 – 39.4 hari Umur polong masak : 82.5 – 92.5 hari Kandungan protein : 41.78 - 42.05%

Bobot 100 biji : 14.8 - 15.3 gram

Kandungan lemak : 17.12 - 18.6%

Lampiran 2. Deskripsi Kedelai Varietas Detam 1

(Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2005)

Nomor galur : 9837/K-D-8-185

Asal : Seleksi persilangan galur introduksi 9837 dengan Kawi

Tipe tumbuh : Determinit

Warna hipokotil : Ungu Warna epikotil : Hijau

Warna bunga : Ungu

Warna daun : Hijau tua

Warna bulu : Coklat muda

Warna kulit polong : Coklat tua Warna kulit biji : Hitam

Warna hilum : Putih

Warna kotiledon : Kuning

Bentuk daun : Agak bulat

Bentuk biji : Agak bulat

Kecerahan kulit biji : Mengkilap Umur bunga (hari) : 35

Umur masak (hari) : 82 Tinggi tanaman (cm) : 58 Berat 100 biji (g) : 14.84 Potensi hasil (t/ha) : 3.45 Hasil biji (t/ha) : 2.51

Protein (% bk) : 45.36

Lemak (% bk) : 33.06

Ulat grayak : Peka

Lampiran 3. Kadar Air Benih Kedelai

Varietas dan Jenis Pemupukan KA (%)

Varietas Anjasmoro, tanpa pupuk 9.49

Varietas Anjasmoro, pupuk N, P, dan K 9.14

Varetas Anjasmoro, pupuk N dan P 9.24

Varietas Anjasmoro, pupuk N dan K 9.22

Varietas Anjasmoro, pupuk P dan K 8.79

Varietas Detam 1, tanpa pupuk 10.5

Varietas Detam 1, pupuk N, P, dan K 8.66

Varietas Detam1, pupuk N dan P 9.04

Varietas Detam 1, pupuk N dan K 8.83

Varietas Detam 1, pupuk P dan K 8.40

Lampiran 4. Kadar Air Benih setelah Pengusangan Cepat Terkontrol

Varietas dan Jenis Pemupukan KA (%)

Varietas Anjasmoro, tanpa pupuk 21.46

Varietas Anjasmoro, pupuk N, P, dan K 21.15

Varetas Anjasmoro, pupuk N dan P 22.51

Varietas Anjasmoro, pupuk N dan K 23.12

Varietas Anjasmoro, pupuk P dan K 20.65

Varietas Detam 1, tanpa pupuk 21.45

Varietas Detam 1, pupuk N, P, dan K 26.17

Varietas Detam1, pupuk N dan P 22.87

Varietas Detam 1, pupuk N dan K 21.42

Sophia Fitriesa1, Maryati Sari2 , M.R. Suhartanto2 1

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB (A24070079) 2

Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB Abstract

The purpose of this research was to study the effect of N, P, and K fertilization on the content of anthocyanin and seed vigor on two soybean varieties in order to look for a correlation between them. The research was conducted at IPB Experiment Station in Leuwikopo and Seed Technology Laboratory AGH, IPB on Februari until July 2011. The design which used in this experiment is Split Plot Design. The first factor is soybean varieties (Anjasmoro and Detam 1). The second factor is NPK fertilization (no fertilizer, NPK, NP, NK, and PK). Observations included vegetative observations and production of seed, anthocyanin content of seed, seed viability, vigor of growth strength and storability vigor of the seeds. The result of this study showed that varieties effect on anthocyanin content of seed. Varieties Detam 1 shows the anthocyanin content is higher than Anjasmoro varieties.

Application of fertilizer effect on storability vigor of soybean seeds through controlled deterioration. Application of NPK and NK fertilizer give the highest value for storability vigor of the seeds (83.33% and 80.00%) higher than the lowest storability vigor of the seeds produced by no fertilizer treatment (61.33%). Electroconductivity is not affected by the provision of fertilizer and varieties but affected by the interaction of both. Correlation was not found between anthocyanin content and seed vigor.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang dikenal sebagai sumber utama protein nabati yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai industri pangan dan nonpangan. Industri pangan berbahan baku kedelai berkembang pesat, beragam makanan hasil komoditi ini sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan konsumsi kedelai untuk bahan pangan masyarakat Indonesia dan pakan ternak meningkat setiap tahunnya. Produksi kedelai di tahun 2010 sebesar 908 111 ton dan diperkirakan meningkat pada tahun 2011 menjadi 934 003 ton, akan tetapi kenaikan produksi tersebut masih belum bisa memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang mencapai 2.2 juta ton per tahun (BPS, 2011). Hingga saat ini Indonesia masih tergantung pada impor untuk pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri. Dalam rangka mewujudkan swasembada kedelai yang ditargetkan tercapai pada tahun 2015 perlu adanya peningkatan produksi melalui upaya-upaya seperti peningkatan luas areal pertanaman (ekstensifikasi) dan juga penerapan teknologi budidaya kedelai yang dapat meningkatkan produktivitasnya (intensifikasi).

Ketersediaan benih bermutu menjadi bagian penting dalam rangka intensifikasi kedelai. Kurang tersedianya benih bermutu menjadi salah satu sebab rendahnya rata-rata produktivitas kedelai. Kini rata-rata produktivitas kedelai nasional baru mencapai 1.37 ton ha-1 (BPS, 2011), sementara potensi produksi beberapa varietas unggul sebenarnya cukup tinggi misalnya Varietas Detam 1 mempunyai potensi produksi sebesar 3.5 ton ha-1, Detam 2 sebesar 3 ton ha-1, Wilis sebesar 1.6 ton ha-1, Cikuray sebesar 1.7 ton ha-1, dan Anjasmoro sebesar 2.3 ton ha-1 (Balitkabi, 2008).

Cepatnya kemunduran benih merupakan masalah utama dalam produksi benih (Copeland dan McDonald, 2001). Penyimpanan benih kedelai dengan kadar air awal 8% pada ruang biasa dapat disimpan hingga tiga tahun tanpa menurunkan perkecambahannya, sedangkan benih kedelai dengan kadar air awal lebih dari 12% daya kecambah akan turun menjadi 60% setelah disimpan satu tahun dan menjadi 0% setelah tiga tahun (Kartono, 2004). Pada kenyataannya, daya simpan

benih kedelai sangat rendah, sehingga BPSB hanya menerapkan masa berlaku label selama tiga bulan (Deptan, 2010). Permasalahan mengenai rendahnya daya simpan benih kedelai menjadi hambatan dalam pengadaan benih bermutu dari varietas unggul.

Salah satu yang diduga dapat menunda kemunduran benih adalah keberadaan antosianin. Hasil penelitian Mitrowihardjo (1997) menunjukkan bahwa antioksidan yaitu α-tocopherol dan butylated hydroxytoluene (BHT) berpengaruh nyata pada kemunduran buatan dan kemunduran alami pada benih kedelai. Antosianin merupakan salah satu jenis antioksidan. Futura et al. (2002) menyatakan bahwa kedelai berkulit hitam mengandung banyak antosianin. Menurut Purwanti (2004) vigor kedelai hitam lebih tinggi dibandingkan dengan vigor kedelai kuning. Hal ini menguatkan dugaan bahwa kandungan antosianin yang tinggi pada kedelai hitam dapat meningkatkan vigor daya simpan benih.

Hasil penelitian Pavla dan Pokluda (2008) pada buah kubis dan mentimun, menunjukkan bahwa perbedaan pemupukan akan mempengaruhi tingkat kapasitas antioksidan total. Penelitian mengenai hubungan antara antioksidan dengan pemupukan juga dilakukan Mualim et al. (2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi antosianin daun kolesom dipengaruhi oleh pemupukan. Pemupukan N dan P (tanpa K) menghasilkan rata-rata produksi antosianin daun kolesom terendah dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan pada penelitian tersebut unsur K sebagai faktor pembatas produksi antosianin daun kolesom. Pada penelitian ini akan dipelajari pengaruh setiap unsur dalam pemupukan terhadap kandungan antioksidan, khususnya antosianin serta melihat pengaruhnya terhadap vigor daya simpan benih kedelai. Deteksi vigor dilakukan melalui metode pengusangan cepat terkontrol dan pengujian daya hantar listrik. Metode pengusangan cepat terkontrol dipilih karena menurut Powell dan Matthews (2005) dapat mengindikasikan vigor daya simpan benih, sedangkan menurut Sadjad et al. (1999) pengujian daya hantar listrik juga dapat mengindikasikan vigor daya simpan benih.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemupukan N, P, dan K terhadap kandungan antosianin dan vigor benih pada dua varietas kedelai serta keeratan hubungan antara kandungan antosianin benih dengan vigor benih.

Hipotesis

1. Terdapat variasi kandungan antosianin dan vigor benih pada kedua varietas kedelai.

2. Terdapat variasi kandungan antosianin dan vigor benih pada perlakuan pemupukan yang berbeda.

3. Terdapat interaksi antara pengaruh varietas dan pemupukan terhadap vigor dan kandungan antosianin benih kedelai.

4. Terdapat korelasi positif antara kandungan antosianin dengan tingkat vigor benih.

Dokumen terkait