Aeni, S. N. 2010. Pembuatan dan penetapan kontrol kualitas simplisia.
www.siskhana.com. Akses Tanggal 30 Juni 2013. Makassar
Apriyanto, A., Fardiaz, D., Puspitasari, N. L., Yasni, S., dan Budiyanto, S. 1989.
Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan. Departemen Pendididkan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi . IPB, Bogor.
AOAC. 1995. Official Method and Analysis Of The Association Of The Official analytical chemist. 11th Edition. Washington, D. C.
Apriliani, A., Sukarsa, dan H. A Hidayah. 2014. Kajian Etnobotani tumbuhan sebagai bahan tambahan pangan secara tradisional oleh masyarakat di kecamatan Pehincen kabupaten Bayumas. Scripta Biologika. 1(1):76-84.
Armala, M. M. 2009. Daya Antioksidan Fraksi Air Ekstrak Herba Kenikir (Cosmos caudatus H. B. K.) dan Profil KLT, Skripsi, 39, Fakultas Farmasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Arpah, M. dan R. Syarief. 2000. Evaluasi Model – model Pendugaan Umur Simpan Pangan dari Difusi Hukum Fick Unidereksional. Bul Teknologi dan Industri Pangan 11:1-11.
Arpah, M. 2001. Buku dan Monograf Penentuan Kadaluarsa Produk Pangan.
Program Studi Ilmu Pangan, Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Asbur, Y. dan Khairunnisyah. 2018. Pemanfatan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) sebagai tanaman penghasil minyak atsiri. Jurnal Kultivasi. 17 (1) : 537-543.
Ayustaningwarno, F., G. Retnaningrum, I. Safitri, N. Anggraheni, F. Suhardinata, C. Umami, dan M. S. W. Rejeki. 2015. Aplikasi Pengolahan Pangan.
Deepublish, Yogyakarta.
Bagja, J. S., S. S. Yuwono, dan D. Widyaningtyas. Pendugaan umur simpan tepung bumbu ayam goreng menggunakan metode accelerated shelf life testing dengan pendekatan arrhenius. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3 (4) : 1627 -1636.
Bangun, M. K. 1991. Perancangan Percobaan untuk Menganalisis Data Bagian Biometri. Fakultas Pertanian USU, Medan.
BPOM RI. 2009. Plastik Sebagai Pengemas Pangan. www.pom.go.id (16 Februari 2016).
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2006. SNI (Standar Nasional Indonesia) Saus Cabe. Departemen Kesehatan R.I. Jakarta. De Garmo, E.P., W.G. Sullivan., dan C.R. Candra. 1984. Engineering Economi.7th edition. Mc Millan Publ.
Co. New York.
Dyastuti, E. A., R. Nofiani, dan P. Ardiningsih, 2013. Uji organoleptik cincalok dengan penambahan serbuk bawang putih (Allium sativum) dan serbuk cabai (Capsium annum L.). Jurnal Kimia Khatulistiwa. 2(2): 70-73.
Estiasih, T., W. D. R. Putri, dan E. Widyastuti. 2015. Komponen Minor & Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara, Jakarta.
Fellows., P. 2009. Food Processing Technology: Principles and Practice. Edisi ke3.
Cambridge (UK): Woodhead Publishing Limited.
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Floros, J. D. dan V. Gnanasekharan. 1993. Shelf life prediction of packaged foods:
chemichal, biological, physical, and nutritional aspects. G. Chlaralambous (Ed.). Elsevier Publ., London.
Haryadi, Y., W, Nur dan I. Dias . 2006. Penuntun Praktikum Teknologi Panyimpanan Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pengan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hidayah, Z. 2015. Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta.
Hutching, J.B. 1999. Food Color and Apearance. Penerbit Aspen Publisher Inc.
Maryland.
Istriyani, Y.Y. 2011. Pengujian kualitas minyak kemiri dengan mengukur putaran optik menggunakan polarimeter. Tugas Akhir. Program Studi Diploma III Teknik Kimia, Program Diploma Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.
Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Koswara, S., 2009. Pengolahan Aneka Sambal. Ebook Pangan.
Koswara, S. 2009. Pewarna Alami Produksi dan Penggunaannya. Ebook Pangan.
Kusnandar, F. 2006. Desain percobaan dalam penetapan umur simpan produk pangan dengan metode ASLT (Model Arrhenius dan Kadar Air Kritis). Di dalam: Modul Pelatihan Pendugaan dan Pengendalian Masa Kadaluarsa
Bahan dan Produk Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST CENTER, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kusnandar, F. dan K. Sutrisno. 2006. Kasus Pendugaan Masa Kadaluarsa Produk-Produk Pangan Spesifik (Metode Arrhenius). Di dalam: Modul Pelatihan Pendugaan dan Pengendalian Masa Kadaluarsa Bahan dan Produk Pangan.Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan SEAFAST Center.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Labuza, T. P. 1982. Shelf Life Dating of Foods. Food and Nutrition Press., Inc., Westport, Connecticut.
Manalu, M. B. F., 2009. Memperkenalkan Naniura Makanan Khas Batak Sebagai Hidangan Apptizer. Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, Jakarta. Edisi VII.
Juli – Desember.
Mangkuwidjojo M., M. Sirait, M. Siahaan. 1995. Telaah Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.). Dalam Simposium Nasional Tumbuhan Obat dan Aromatik. APINMAP, Bogor. Hal 228-240.
Molyneux, P., 2004, The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicryl-hydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity, Songklanakarin J. Sci.
Technol. , 26 (2) : 211-21.
Montgomery, M. R. 1988. How large is too Large? Implication of the City Size Literature for Population Policy and Research. Economic Development and Cultural Change, 36 : 691-720.
Muchtadi T. R., 2008. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. 3rd ed. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Muzafri, A. 2016. Ekstraksi komponen antimikroba andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium Dc.) dan aplikasinya pada fillet ikan patin (Pangasius Sutchi). Skripsi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Napitupulu, B., Simatupang, S., dan Sinaga,M. 2004. Potensi Andaliman sebagai Food Additive Tradisional Etnis Batak Sumatera Utara. Prosiding Seminar Nasional Peningkatan Daya Saing Pangan Tradisional.
Nawangsih, A. A., H. P. Imdad dan A. Wahyudi. 2001. Cabai Hot Beauty. Penebar Swadaya, Jakarta.
NPCS Board of Consultans & Engineers. 2015. The Complete Book on Onion &
Garlic Cultivation with Processing (Production of Onion Paste, Flakes, Powder & Garlic Paste, Powder, Flakes, Oil). Asia Pacific Business Press, India.
Parhusip AJN. 2006. Kajian Mekanisme Antibakteri Ekstrak Andaliman (Zanthoxylum acanthopodiuk DC) Terhadap Bakteri Patogen Pangan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pranata, M dan Narit. 2008. 505 Masakan Nusantara Favorit. Transmedia Pustaka, Jakarta.
Prayudi, B. 2010. Budidaya dan pasca panen cabai merah (Capsicum ammum L).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah.
Pristiadi, 2012. Kajian Komparatif Aktivitas Antioksidan Formula Pengawet Alami Ekstrak Kecombrang (Nicolaia Speciosa Horan) dan Pola Pemisahan Kromatografis Ekstrak Bagian-bagian Tanaman Kecombrang. Program Pasca Sarjana, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto.
Purawisastra, S dan H. Yuniati. 2010. Kandungan natrium beberapa jenis sambal kemasan serta uji tingkat penerimaanya. Jurnal PGM. 33 (2) :173-179.
Redaksi Agromedia, 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Redaksi Agromedia, Jakarta.
Riva, M., D. Fessas dan A. Schiraldi, 2001. Isothermal calorimetry approach to evaluate shelf-life of foods. Thermachimica Acta. 370 : 73-81.
Robertson, G. L. 1993. Food Packaging Principles and Practice. Marcel Dekker, Inc., New York.
Sajiansedap. 2016. Blender atau Cobek. http://sajiansedap.com [14 Agustus 2016].
Santana, G. N., 2004. Analisis perilaku konsumen saus sambal dan implikasinya terhadap strategi pemasaran (studi kasus di PT. Sedap Wangi). Skripsi.
Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sartika, R. A. D., 2009. Pengaruh suhu dan lama proses menggoreng (Deep Frying) Terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. Makara Sains 13 (1) : 23-28.
Satuhu, S. 1996. Penanganan dan Pengolahan Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setiadi, 1990. Jenis dan Budi Daya Cabai Rawit. Penebar Swadaya, Jakarta.
Setyaningsih, D., A. Apriyantono dan M. P. Sari., 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB-Press, Bogor.
Silva PVM., dan P. Gibbs. 2004. Target selection in designing pasteurization processes for shelf-Stable high -acid fruit products [ulas balik]. Food Science and Nutrition. 44 : 353-360.
Sinaga, I.L.H., 2009, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Buah Terong Belanda (Solanum betaceum Cav.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara, Medan
Siregar, A. U., H. Rusmalirin, dan M. Nurminah. 2017. Formulasi bubuk bumbu arsik menggunakan andaliman dengan asam gelugur dan perbandingan bahan penstabil. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. 5 (2) : 220-228.
SNI. 1995. Rempah-rempah bubuk. Badan Standarisasi Nasional. SNI 01-3709-1995.
Suyanti. 2007. Membuat Aneka Olahan Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soekarto, S. T. 1985. Penelitian Organoleptik. Bhratara Jarya Aksara.
Jakarta.
Sormin, E. 2007. Pengaruh suhu pengeringan dan konsentrasi pektin terhadap mutu bubuk andaliman. Skripsi Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan.
Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Sumarny, R., R. Djamil dan I. S. Afrilia., 2012. Kadar Kukurmin dan Potensi Antioksidan Ekstrak Etanol Rimpang Temu Putih (Curcuma Zedoaria (Berg) Roscoe), Temu Mangga (Curcuma Mangga Val et Zyp) dan Temu Lawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb), Prosiding Seminar Nasional Pokjanas TOI XLII. 1(1): 1-9.
Suprapti, L., 2000. Membuat Saus Tomat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Susilowati, S. S., S. Martono, S. Riyanto, dan A. E. Nugroho. 2011. Aktivitas analgetika dan anti-inflamasi ekstrak batang combrang (Nicolasia speciosa Horan). Majalah Farmasi Indonesia. Jurusan Farmasi dan Ilmu Kedokteran.
Universitas Jendral Soedirman (Purwokerto) dan Universitas Gajah Mada (Yogyakarta). 22(2) : 115-119.
Sutomo, B., 2014. Sambal & Saus. Kawan Pustaka, Jagakarsa.
Suyanti. 2014. Membuat Aneka Olahan Cabai. Penebar Swadaya. Depok.
Suyitno. 1991. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Syahputra, I. R., 2016. Kajian Pengeringan Cabai Merah (Capsicum Annuum L) Menggunakan Alat Pengering Tipe Terowongan (Hohenheim). Electronic Thesis And Dissertation Unsyiah.
Syarief, R., S. Santausa, dan S. Isyana. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bogor.
Tim Dapur Demedia. 2008. Aneka Sambal Nusantara. Demedia, Jakarta.
Tensiska, dkk. 2003. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) Dala Beberapa Sistem Pangan dan Kestabilan Aktivitasnya Terhadap Kondisi Suhu dan pH. Jurusan Teknologi Pertanian. FAPERTA- FATETA. Universitas Padjajaran- Institut Pertanian Bogor. Bandung- Bogor. Jurnal.
USDA. 2006. U.S. Departemen of Agriculture Research Service, USDA Nutrient Data Laboratory. USDA National Database for Standard Reference.
www.ars.usda.gov.nutrientdata.
USDA. 2014. U.S. Departemen of Agriculture Research Service, USDA Nutrient Data Laboratory. USDA National Database for Standard Reference.
www.nutritiondata.self.com Black pepper .
Wibowo S. 2006. Budidaya Bawang, Bawang Putih, Bawang Merah, Bawang Bombay. Jakarta: Penebar Swadaya. hal 80-81.
Wibowo, S.E. 2008. Pembuatan mi instan dari buru hotong (Setaria italica (L.) Beauv.) dan pendugaan umur simpan mi hotong instan dengan metode akselerasi. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Winarno, F. G., S. Fardiaz, dan D. Ferdiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
Gramedia, Jakarta.
Wirakusumah, E. S. (2007). Mencegah Osteoporosis. Jakarta: Penebar Swadaya.
Hal 50.
Wijaya, C. H. 1999. Andaliman, rempah tradisional Sumatera Utara dengan aktivitas antioksidan dan antimikroba. Bul Teknol Indust Pangan 10:59-61.
Wijaya, C. H. 2000. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Trigerminal Aktif Buah Andaliman . Hayati. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
7(3) : 91-95.
Wijaya, C. H., I. T. Hadiprodjo dan A. Apriyantono., 2001. Komponen volatil dan karakterisasi komponen kunci aroma buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.). J Teknol Indust Pangan 12:117-125.
Wijaya, C.H., Hadiprotjo, I. T., Apriyantono, A., 2002. Komponen volatil dan karakterisasi komponen kunci aroma buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.). Jurnal Teknologi Industri Pangan. Fakultas Pertanian.
Institute Pertanian Bogor, Bogor. 11(6) : 680-683.
Wijaya, C.H. 2007. Pendugaan Umur Simpan Produk Kopi Instan Formula MerkZ Dengan Metode Arrhenius. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. 76 hal.
Youngson, R. 2005. Antioksidan: Manfaat Vitamin C & Bagi Kesehatan. Arcan, Jakarta.
Lampiran 1. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan tabel uji LSR pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar air (%BB) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar air sambal andaliman (%BB)
Daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar air sambal andaliman
SK Db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 721,318 144,264 18,246 ** 2,77 4,25
Galat 18 142,318 7,907
Total 23 863,636
Keterangan :
FK = 26423,778 KK = 1,412%
SX = 1,406
** = Berbeda sangat nyata
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 40,158 41,419 40,331 39,587 161,496 40,374 S2 38,650 44,381 38,805 36,156 157,992 39,498 S3 35,768 38,671 33,866 30,927 139,232 34,808 S4 29,822 28,569 30,206 32,927 121,524 30,381 S5 33,560 28,079 26,483 24,044 112,166 28,042 S6 26,842 28,582 24,501 24,014 103,939 25,985
Total 796,348
Rataan 199,087
Lampiran 2. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan tabel uji LSR pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar abu (%BK) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar abu sambal andaliman (%)
Perlakua
Daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar abu sambal andaliman
SK Db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Lampiran 3. Data pengamatan dan daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar lemak (%BK) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar lemak sambal andaliman
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 33,969 32,778 37,124 31,735 135,606 33,902 S2 33,878 34,164 33,377 37,129 138,548 34,637 S3 36,181 36,075 35,897 35,130 143,282 35,821 S4 34,494 35,439 39,340 36,368 145,641 36,410 S5 37,926 34,037 35,945 36,439 144,347 36,087 S6 37,604 36,323 36,269 37,729 147,925 36,981
Total 855,350
Rataan 35,640
Daftar sidik ragam pengaruh pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar lemak sambal andaliman
SK Db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 26,613 5,323 1,978 tn 2,77 4,25
Galat 18 48,443 2,691
Total 23 75,057
Keterangan :
FK = 30484,289 KK = 4,603%
SX = 0,820 tn = Tidak nyata
Lampiran 4. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan tabel uji LSR pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar protein (%BK) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar protein sambal andaliman
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 3,29 3,08 3,32 3,07 12,77 3,19
S2 3,67 3,56 3,77 3,37 14,37 3,59
S3 3,42 3,83 3,60 3,56 14,41 3,60
S4 3,52 3,96 3,73 3,56 14,77 3,69
S5 4,05 4,03 4,04 3,74 15,86 3,97
S6 4,99 4,52 4,63 4,79 18,94 4,74
Total 91,12
Rataan 3,80
Daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar protein sambal andaliman
SK Db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 5,46 1,09 36,47 ** 2,77 4,25
Galat 18 0,54 0,03
Total 23 6,00
Keterangan:
FK = 345,96 KK = 4,557%
SX = 0,087
** = Berbeda sangat nyata
Lampiran 5. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan tabel uji LSR pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar serat (%BK) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar serat sambal andaliman
Daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap kadar serat sambal andaliman
SK Db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 20.190 4.038 6.633 ** 2.77 4.25
Galat 18 10.958 0.609
Total 23 31.148
Keterangan:
FK = 4769.01 KK = 5,535%
SX = 0,390
** = Berbeda sangat nyata
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 12.881 13.094 13.142 12.573 51.690 12.922 S2 13.752 14.087 12.433 13.520 53.792 13.448 S3 12.753 14.311 13.484 14.608 55.155 13.789 S4 14.432 13.678 13.845 13.618 55.573 13.893 S5 14.303 15.261 13.753 15.966 59.282 14.820 S6 15.008 17.383 15.253 15.178 62.821 15.705
Total 338.31
Rataan 14.10
Lampiran 6. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan tabel uji LSR pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap warna (oHue) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap warna (oHue) sambal andaliman
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 50,810 40,772 40,177 46,829 178,587 44,647 S2 56,530 56,941 57,255 56,721 227,447 56,862 S3 56,365 60,375 66,376 66,280 249,395 62,349 S4 53,008 66,098 66,329 68,839 254,274 63,569 S5 64,093 66,342 63,435 65,556 259,426 64,857 S6 67,341 66,236 67,267 64,428 265,271 66,318
Total 1434,401
Rataan 59,767
Daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap warna (oHue) sambal andaliman
SK Db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 1307,983 261,597 15,017 ** 2,77 4,25
Galat 18 313,552 17,420
Total 23 1621,535
Keterangan:
FK = 85729,401 KK = 6,983%
SX = 2,087
** = Berbeda sangat nyata
Lampiran 7. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan tabel uji LSR pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap Antioksidan IC50 (µg/ml) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap warna Antioksidan IC50 (µg/ml) sambal andaliman
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III IV
S1 118,707 106,170 103,194 119,843 447,914 111,979 S2 94,603 102,984 97,287 95,783 390,657 97,664 S3 91,784 99,752 94,303 96,720 382,560 95,640 S4 89,343 96,919 95,658 91,2000 373,120 93,280 S5 79,702 84,093 75,659 88,681 328,134 82,034 S6 79,905 79,106 81,315 74,899 315,224 78,806
Total 2237,608
Rataan 93,234
Daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap warna Antioksidan IC50 (µg/ml) sambal andaliman
SK Db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 2841,565 568,313 22,724 ** 2,77 4,25
Galat 18 450,176 25,010
Total 23 3291,741
Keterangan:
FK = 208620,370 KK = 5,364%
SX = 2,5
** = Berbeda sangat nyata
Lampiran 8. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan tabel uji LSR pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik warna (hedonik) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik warna (hedonik) sambal andaliman
Daftar sidik ragam pengaruh pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik warna (hedonik) sambal andaliman
Keterangan : FK = 256,11 KK = 4,76%
SX = 0,078
** = Berbeda sangat nyata
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 3,75 3,65 3,65 3,65 14,70 3,68
S2 3,65 3,50 3,60 3,65 14,40 3,60
S3 2,95 3,15 3,25 3,50 12,85 3,21
S4 2,95 3,00 3,50 3,30 12,75 3,19
S5 2,90 3,05 2,95 3,15 12,05 3,01
S6 3,00 2,95 2,85 2,85 11,65 2,91
Total 78,40
Rataan 3,27
SK db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 1,91 0,38 15,79 ** 2,77 4,25
Galat 18 0,44 0,02
Total 23 2,34
Lampiran 9. Data pengamatan dan daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik aroma (hedonik) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik aroma (hedonik) sambal andaliman
Daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik aroma (hedonik) sambal andaliman
Keterangan : FK = 315,38 KK = 4,36%
SX = 0,079 tn = Tidak nyata
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 4,00 3,70 3,75 3,75 15,20 3,80
S2 3,80 3,70 3,65 3,65 14,80 3,70
S3 3,55 3,50 3,85 3,65 14,55 3,64
S4 3,30 3,45 3,90 3,85 14,50 3,63
S5 3,45 3,60 3,50 3,50 14,05 3,51
S6 3,50 3,35 3,45 3,60 13,90 3,48
Total 87,00
Rataan 3,63
SK db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 0,29 0,06 2,30 tn 2,77 4,25
Galat 18 0,45 0,02
Total 23 0,73
Lampiran 10. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan tabel uji LSR pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik rasa (hedonik) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik rasa (hedonik) sambal andaliman
Daftar sidik ragam pengaruh pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik rasa (hedonik) sambal andaliman
Keterangan : FK = 330,78 KK = 3,30%
SX = 0,06
tn = Tidak nyata
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 3,85 3,90 3,85 3,95 15,55 3,89
S2 3,80 3,85 3,80 3,90 15,35 3,84
S3 3,70 3,80 3,55 3,75 14,80 3,70
S4 3,70 3,50 3,75 3,70 14,65 3,66
S5 3,60 3,70 3,70 3,45 14,45 3,61
S6 3,65 3,70 3,25 3,70 14,30 3,58
Total 89,10
Rataan 3,71
SK db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 0,31 0,06 4,15 * 2,77 4,25
Galat 18 0,27 0,01
Total 23 0,58
Lampiran 11. Data pengamatan dan daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik tekstur (skor) sambal andaliman
Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik tekstur (skor) sambal andaliman
Daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik tekstur (skor) sambal andaliman
Keterangan : FK = 219,01 KK = 5,50%
SX = 0,08
tn = Tidak nyata
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 3,15 3,10 3,30 3,20 12,75 3,19
S2 3,05 3,20 3,15 3,10 12,50 3,13
S3 3,05 3,15 3,10 3,05 12,35 3,09
S4 3,20 3,05 2,80 2,85 11,90 2,98
S5 3,15 3,00 2,65 2,85 11,65 2,91
S6 2,75 3,10 3,00 2,50 11,35 2,84
Total 72,50
Rataan 3,02
SK db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 0,36 0,07 2,62 tn 2,77 4,25
Galat 18 0,50 0,03
Total 23 0,86
Lampiran 12. Data pengamatan, daftar sidik ragam, dan tabel uji LSR pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik penerimaan konsumen (hedonik) sambal andaliman Data pengamatan pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik penerimaan konsumen (hedonik) sambal andaliman
Daftar sidik ragam pengaruh perbandingan jumlah cabai merah dengan andaliman terhadap organoleptik penerimaan konsumen (hedonik) sambal andaliman
Keterangan:
FK = 251,88 KK = 6,31%
SX = 0,10
** = Sangat nyata
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II III IV
S1 3,55 3,95 3,60 3,35 14,45 3,61
S2 3,55 3,25 3,30 3,70 13,80 3,45
S3 3,20 3,15 3,35 3,25 12,95 3,24
S4 3,00 3,00 3,10 3,35 12,45 3,11
S5 2,95 3,25 3,10 3,00 12,30 3,08
S6 2,90 2,55 3,10 3,25 11,80 2,95
SK db JK KT F.hit F. 5% F. 1%
Perlakuan 5 1,24 0,25 5,94 ** 2,77 4,25
Galat 18 0,75 0,04
Total 23 1,99
Lampiran 13. Penentuan perlakuan terbaik metode deGarmo
KODE PU PU BV BN NP NBr NBk
Perlakuan terbaik ditentukan dari T1 1,00
1 organo aroma 1 T2 0,80
Ne = Nilai Efektivitas (NP-NBr/(NBk-NBr)) Nh = Nilai Hasil (Ne*BN)
BT = Bobot Total
Lampiran 14. Data uji t dua sampel varian berbeda perlakuan kontrol dan perlakuan terbaik.
Data uji t dua sampel varian berbeda perlakuan kontrol dan perlakuan terbaik.
Keterangan :
tn = berbeda tidak nyata
* = berbeda nyata
Komposisi Tepung ubi jalar ungu Uji t 5%
Kontrol Perlakuan terbaik
Total Asam 1,70 1,71 tn
Total Mikroba (log CFU/g) 5,86 5,69 *
Lampiran 15. Data pengamatan pendugaan umur simpan metode arrhenius parameter organoleptik aroma
Hasil pengamatan organoleptik aroma dan ordo reaksi 0 dan 1 masing-masing parameter
Grafik perubahan penurunan organoleptik aroma orde 1
Suhu (20oC) Waktu (hari) aroma ln r orde 0 r orde 1
Lampiran 16. Data pengamatan pendugaan umur simpan metode arrhenius parameter kadar air
Hasil pengamatan kadar air dan ordo reaksi 0 dan 1 masing-masing parameter Plot data menggunakan orde 1
Grafik perubahan penurunan kadar air orde 1
Suhu (20oC) Waktu (hari) kadar air ln r orde 0 r orde 1
Lampiran 17. Data pengamatan pendugaan umur simpan metode arrhenius parameter bilangan TBA
Hasil pengamatan bilangan TBA dan ordo reaksi 0 dan 1 masing-masing parameter
Grafik perubahan penurunan bilangan TBA orde 0
Suhu (20oC) Waktu (hari) Tba ln r orde 0 r orde 1
Lampiran 18. Foto-foto penelitian
Tahap 1
S1U1 – S1U2 S1U3 – S1U4
S3U3 – S3U4 S3U1 – S3U2
S2U3 – S2U4 S2U1 – S2U2
Keterangan :
Perbandingan cabai merah dengan andaliman (%) =
S1 = 100% : 0% S4 = 70% : 30%
S2 = 90% : 10% S5 = 60% : 40%
S3 = 80% : 20% S6 = 50% : 50%
S4U1 – S4U2 S4U3 – S4U4
S5U1 – S5U2 S5U3 – S5U4
S6U3 – S6U4 S6U1 – S6U2
Lampiran 19. Grafik hasil pengujian aktivitas antioksidan sambal andaliman
S2U3 S2U4
S4U1 S4U2
S5U3 S5U4
Lampiran 20. Hasil pengujian aktivitas antioksidan sambal andaliman Perlakuan
% inhibisi konsentrasi tertentu (µg/ml)
Lampiran 21. Hasil pengujian aktivitas antioksidan bahan baku
Grafik kurva antioksidan bahan baku Cabai merah