• Tidak ada hasil yang ditemukan

Admin, 2002. Respon Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas IR 64 Terhadap Cara Pengolahan Tanah dan Dosis Pupuk Nitrogen.

Adrian, Y. 2006. Kajian Serapan Hara, Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Sawah

(Oryza Sativa L.) Pada Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Organik Dan

Anorganik Tesis S-2 Program Studi Agronomi Kelompok Bidang Ilmu – Ilmu PertanianSekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Akmal, Amrizal Yusuf, H. Sembiring, T. M. Gurning dan Rinaldi, 2003. Paket Teknologi Padi Hibrida Pada Lahan Sawah Irigasi Sipare-pare Kabupaten Asahan. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara.

Anom, 2001. Budidaya Tanaman Pangan Padi Tanpa Olah Tanah (Zero tillage) Distan Pangan Prop. Irja. Diakses tanggal 26 September 2007.

Atika P, S., M. Utomo, dan Afandi, 1997. Pengaruh Berbagai Sistem Olah Tanah Dan Perlakuan Pupuk N Terhadap Kemantapan Agregat Tanah Dan Produksi Padi Gogo (Oryza sativa L.) Musim ke-13 di tanah Ultisol Hajimena, Bandar Lampung.

Atman R, 2005. Mensiasati Langkanya Buruh Tani. BPTP Sumbar Sukaramai Solok. [diakses tanggal 3 September 2007].

Baihaki, 2004. “Jurnal”. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur Diperta.prop.Jatim.go.id. [diakses tanggal 2 Agustus 2007].

Berkelaar, D, 2001. Sistem Intensifikasi Padi (The Sistem of Rice Intensification-SRI): Sedikit Dapat Memberi Lebih Banyak. Hal 7 Terjemahan Echo, Inc. 17391 Durrance Rd. North Ft. Myyers FL 33917. USA. http://www.elsppat.or.id/download/file/SRI-echo20note.htm

Blevins, R. I, and W.W. Frye, 1994. Conservation Tillage, an Ecological Approach to Soil Management. Adv. Agronomy. Vol.51. 53p.

BPTP Bengkulu, 2007. “Jurnal”. http://www.Deptan.go.id/litbang/bptp/ Bengkulu/patekbaru. htm. [diakses tanggal 19 September 2007].

BPTP Jawa Tengah, 2008. “Jurnal” Penelitian Padi Verietas Mekongga di Pemulung Jawa Tengah. [diakses tanggal 2 Agustus 2007].

Cannel, R. Q. and M. B. Jackson, 1981. Aleviating Aeration Stress, In Arkin. G. F. and H. M. Taylor (eds). Modifying The Root Environment To Reduce Crops Stress. ASAE aaamonograph No. 4 ASAE, St. Joseph.

Berkelaar. D, 2001. Sistem Intensifikasi Padi (The System of Rice IntensificationSRI) : Sedikit dapat Memberi Lebih Banyak (Diambil dari Buletin ECHO Development Notes, January 2001, Issue 70, Halaman 1-6. Terjemahan bebas oleh Indro Surono, staf ELSPPAT.

De Datta, S, K, 1981. Principles and Practices of Rice Production, John Wiley and Sons. New York (USA).

Dexter, 1978. A. Stochastic Model for the Growth of Roots In Tilled Tilths. J. Terramechhanics p.

Lubis E, 2004. Pengaruh Sistem Tanam dan Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oriza sativa L.) ”Thesis”. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Hal 73.

Gani T, Anischan, S. Kadir, A. Jatiharti, I. P. Wardhana, and I, Las. 2002. The Sistem of Rice Intensification In Indonesia, Research Institute for Rice, Agency for Agricultural and development. Bogor. Indonesia.

Gomez, K.A, dan A.A. Gomez, 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Penerjemah : Sjamsuddin, E.J. S. Baharsjah, dan A.H. Nasution. UI Press. Jakarta. 698 h.

Guritno Bambang dan S, M, sitompul, 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Penerbit Gajah Mada University Press.

Haryadi, 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Seri Teknologi Pertanian Penerbit UGM Gajah mada University Press.

Heddy S, Wahono, H. S, K. Metty, 1994. Pengantar Produksi Tanaman dan Penanganan Pasca Panen, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

http://www.bappenas.go.id/.../PerpresRKP202007/Buku2/&view=Bab20182020Nara si.doc).

http://www.uns.ac.id/~hamasains/BAB20VIIIdasgro.htm2008, diakses pada tanggal [1 Juli 2008].

International Rice Research Institud, 2003. Fase Pertumbuhan Tanaman Padi. Dalam http://www.knowledgebank.irri.org/regionalSites/indonesia.

IRRI, 1997. Rice Almanac, second edition IRRI, Los Banos, Philippines. 181p.

Irsal L, B. Abddullah, dan A. A. Darajat, 2003. Padi Tipe baru dan Hibrida Mendukung Ketahanan Pangan.

Jonhamas S. B, dan T. Marbun, 2001. Pengaruh Jumlah Bibit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara.

Kyuma. K, 2004. Paddy Soil Science, Kyoto University Press Trans Pacific Press. 280pp.

Manurung. S, dan M, Ismunadji, 1988. Morfologi dan Fisiologi Padi Dalam Budidaya Padi Sawah Buku 1 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Masdar. K, K. Musliar, B. Rusman, N. Hakim, dan Helmi. 2001. Tingkat Hasil dan Komponen Hasil Sistem Intensifikasi Padi (SRI) Tanpa Pupuk Organik di Daerah Curah Hujan Tinggi.

Mashur, D. Praptomo, L. Wirajaswadi dan A. Muzani, 2008. Pengembangan Program Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu (P3t) Untuk Meningkatan Pendapatan Petani Di Nusa Tenggara Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat.

Novia, C, Akmal, K. Romjali, dan H. Sembiring, 2005. Pengaruh Umur dan Jumlah Bibit padi dan Pupuk Kandang terhadap produksi padi sawah di Deli Serdang Sumatera Utara.

Nazira L, 2007. Tanggap Beberapa Varietas Padi Gogo Terhadap Tingkat dan Interval Pemberian Air. “Thesis”. Sekolah Pascasarjana USU. Medan. Hal 35. Nurmala P, 2002. ”Jurnal” Kembali ke Pertanian Organik. Universitas Terbuka (UT).

[di akses tanggal 25 Juli 2008].

Poniman E, S. Harsanti, Mulyana dan Suharijanto, 2001. Pengaruh Cara Pengolahan Tanah dan Penggunaan Bentuk Urea pada Pertanaman Padi Sistem Gadu. Prosiding Seminar Nasional Olah Tanah Konservasi dan Mendukung Agribisnis. UPN Veteran Yogyakarta.

Rachman A, 1995. Budi Daya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Prosiding Seminar Apresiasi Hasil Penelitian. Balitpa. Sukamandi hal: 15 – 24.

Rahman, A. S., W, Hermawan dan Hartono, 1994. Sistem Tanpa Olah Tanah dengan Herbisida Glifosat. Prosiding Konfrensi HIGI XII. Hal. 217-221;.

Russel, 1977. Plant Root System. McGraw Hill Book Co. London.

Salisbury F. B., and C. W. Rose, 1995. Plant Physiology. Colorado State University. Hal. 27.

Sarwono Hardjowigeno, M. Luthfi, dan Rayes, 2005. Tanah Sawah Karakteristik, Kondisi dan Permasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Bayumedia Publishing, Malang, Jawa Timur.

Sembiring H, A. Hippi, dan L. Wirajaswadi, 2001. “Jurnal” Pengaruh Umur dan Jumlah Bibit Terhadap Produksi Padi Sawah Pada Tanah Entisol Dan Inseptisol Di Nusa Tenggara Barat. ntb.litbang.deptan.go.id/l00/8.pdf

Setiadi S. H, dan Y. Sudirman, 1988. Fisiologi Stress Lingkungan. PAU B Bioteknologi Institut Pertanian Bogor.

Shao-hua, W, C., Wexcing, J., Dong, D.Tingho, and Z, Yan, 2002. Physiological Characteristic and high-yiel Techniques With SRI Rice. Naanjing Agricultural University. China.

Simanihuruk M, Damanik, 2002. Beras di Asia, Kisah Kehidupan Tujuh Petani. Penerbit Universitas Sumatera Utara Press.

Sinambela D., J. Hutahaean, B. Saragih, S. Sangkot, 2004. Deskripsi Varietas Padi UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Medan.

Soemartono, S. Bahrin, R. Harjono, 2007. Bercocok Tanam Padi Penerbit CV. Yasaguna Djakarta.

Sony, 2007. Departemen Pertanian Jawa Timur. http://Diperta.prop.Jatim.go.id. [diakses tanggal 18 September 2007].

Suharno, 2007. Penyuluhan Pertanian Yogyakarta. http://www.distan.pemda-diy.go.id/index2.php?option=content&task=view&id=178&pop=1&page=0 [diakses tanggal 19 September 2007].

Sumarno, 2007. Mengapa Padi Hibrida Tidak Sesukses Jagung Hibrida. htt://www.Indonesia.go.id/id Badan Litbang Pertanian Bogor, Juknis Tentang budidaya Padi Hibrida. [diakses tanggal 13 Juli 2007].

Surdianto, Y., Hendi, S., Sadeli, S., dan Agus G., 2007. “Jurnal” Adaptasi Teknologi Tanaman Padi Tanpa Olah Tanah(TOT) pada Lahan Sawah Irigasi. BPTP Lembang. www.bptpjb.netura.net.id/html/tp_027.html. [diakses tanggal 26 September 2007].

Suryana A., 2002. Ketahanan Pangan : Mati-hidupnya Bangsa Kita Dikemudian Hari. Makalah Seminar Nasional Forum WACANA Indonesia. Bogor.

Suyamto, Sarlan. A., Putu. W., Hasil. S., I. Nyoman, W. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembagan Pertanian Departemen Pertanian.

Taslim, H., S. Partohardjono dan Djuminah, 1986. Bercocok Tanam Padi Sawah. Buku 2 Pusbitbangtan Bogor. H. 481-505;.

Uun J, 2007. Analisis Padi Sawah di Kabupaten Pandeglang. www.dispertanak. Pan deglang.go.id/artikel-07.htm. [diakses tanggal 19 September 2007].

Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor, 29. Tahun, 2000. Tentang Perlindungan Varietas Tanaman.

Uphoff N. 2001. Oppurtunities for raising yields by changing management practices: The system of rice intensification in Madagascar: Agroecological Innovation: Increasing roof prodction With Participatory Development.

Utomo, M. 1997. Produktivitas Lahan dibandingkan dengan Olah Tanah Intensif Pada Tanah Ultisol Bandar lampung.

Utomo. M. 1995. ”Jurnal” Sitem Olah Tanah Konservasi (SOTK) dan Pertanian Berkelanjutan.

UU Pangan Nomor 7 tahun 1996 pasal 1 ayat 17. Ketahanan Pangan.

Vallois, P., N. Upphoff and A. Collick, 2000. Malagasy System of Rice Intensification (SRI). Early Rice Planting System. Miscellaneou. V.1.3-I.P.N.R.

Wikipedia, 2008. Fisiologi akar tanaman, Jenis akar tunggang, serabut dan fungsinya. http://WWW.Wikipedia.com [diakses tanggal 31 Juli 2008].

Wirajaswadi L, 2008. Mempercepat Adoptasi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Melalui Pemilihan Varietas Secara Partisipatif.

Wirajaswadi L, Awaludin H, Mashur. 2002. Pengelolaan Tanaman Terpadu Budidaya Padi Sawah di Nusa tenggara Barat.

Yunus Y. 2004. Tanah dan Pengolahan. Penerbit CV. Alfabeta. Bandung.

Zhu Defeng C, Z. Shibua, Yuping, and L. Xiaqing, 2002. Tillering Pattrens and The Contribution of Tillers to Grain Yield With Hybrid Rice and Wide Spacing, China National Rice Research Institute, Hangzhou.

Lampiran 26. Denah Susunan lubang tanam pada plot Percobaan: * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * 180 cm 390 cm

Jumlah Lobang tanam : 5 x 12 = 60

Jarak antar lobang tanam dalam plot percobaan : 30 cm x 30 cm

15 cm * 30 cm * * 30 cm * * * . 15 cm . * * *

Lampiran 27. Deskripsi Varitas Padi Hibrida (Arize-Hibrindo R-1)

Nomor Seleksi : 92089

Asal Persilangan : F1 dari persilangan induk betina (CMS) 6 CO2 dengan

Induk Jantan (restor) M07

Golongan : Indica

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman (cm) : 84 - 118 Anakan Produktif : 5 – 13 batang Warna :

Kaki : Hijau

Batang : Hijau

Helai Daun : Hijau

Telinga Daun : Hijau

Lidah Daun : Tidak berwarna

Muka Daun : Kasar

Posisi Daun : Semi erect

Daun Bendera :Miring

Gabah Bentuk : Ramping Warna : Kuning Bobot 1000 Butir (g) : 21,4 – 27,4 Jumlah Gabah/Malai : - Nasi Rasa : Tekstur : Pulen Kadar Amilosa : 15,67 – 27,4 Panen

Potensi Hasil : 9.32 ton/ha GKG Rata-rata Hasil : 6.77 ton/ha GKG Umur (hari) : 108 – 129

Kerontokan : Tahan

Ketahanan Terhadap

Rebah : Tahan

Hama : Peka terhadap wereng coklat biotip 2 dan 3

Penyakit : Peka terhadap hawar daun bakteri strain iv dan VIII Keterangan : Cocok di tanam untuk lahan sawah irigasi

Tahun Dilepas : 14 Pebruari 2003

No. SK. Pelepasan : 118/Kpts/TP.240/2/2003

Pengusul : PT. Sutowido Galang Pratama, Salim Group.

Sumber : Deskripsi Varitas Padi UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, Medan 2004.

Lampiran 28. Deskripsi Varitas Mekongga

Nomor Seleksi : S4663-5D-Kn-5-3-3

Asal Persilangan : A2790/IR64/IR64

Golongan : Cere

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman (cm) : 91 - 106 Anakan Produktif : 15 –16 batang Warna :

Kaki : Hijau

Batang : Hijau

Helai Daun : Hijau

Telinga Daun : Putih Lidah Daun : Putih

Muka Daun : Agak kasar

Posisi Daun : Tegak

Daun Bendera : Tegak

Gabah

Bentuk : Ramping panjang

Warna : Kuning Bersih

Bobot 1000 Butir (g) : 27 – 28 Jumlah Gabah/Malai : - Nasi Rasa : Pulen Tekstur : Pulen Kadar Amilosa : 23 Panen

Potensi Hasil : 6 ton/ha GKG

Rata-rata Hasil :

Umur (hari) : 116 – 125

Kerontokan : Sedang

Ketahanan Terhadap

Rebah :

Hama : Agak peka terhadap wereng coklat biotip 2 dan 3 Penyakit : Agak peka terhadap hawar daun bakteri strain IV Keterangan : Cocok di tanam untuk lahan sawah Sulawesi Tahun Dilepas : 4 Juni 2004

No. SK. Pelepasan : 374/Kpts/LB.240/6/2004

Pengusul :

Sumber : Deskripsi Varitas Padi UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, Medan 2004.

Lampiran 29. Deskripsi Varitas Cibogo

Nomor Seleksi : S3382-2D-PN-16—3-KP-1

Asal Persilangan : IR487B-752/IR19661-131-3-1//IR IR19661-131-3-1///

IR64////IR64

Golongan : Cere

Bentuk Tanaman : Tegak

Tinggi Tanaman (cm) : 81 - 120 Anakan Produktif : 12 –19 batang Warna :

Kaki : Hijau tua

Batang : Hijau muda

Helai Daun : Hijau

Telinga Daun : Putih Lidah Daun : Putih

Muka Daun : Kasar pada bagian permukaan sebelah bawah Posisi Daun : Tegak (lebih tegak dari Konawe)

Daun Bendera : Tegak panjang (menutup malai) Gabah

Bentuk : Ramping panjang

Warna : Kuning Bersih

Bobot 1000 Butir (g) : 27 – 30 Jumlah Gabah/Malai : - Nasi Rasa : Tekstur : Pulen Kadar Amilosa : 24 Panen

Potensi Hasil : 8,1 ton/ha GKG Rata-rata Hasil : 7,0 ton/ha GKG Umur (hari) : 115– 125

Kerontokan : Agak Tahan

Ketahanan Terhadap

Rebah : Sedang

Hama : Tahan wereng coklat biotip 2. Agak tahan wereng coklat biotip 3

Penyakit : Agak tahan hawar daun bakteri strain IV rentan terhadap

Penyakit virus tungro

Keterangan : Rendengan giling dan rendengan beras kepala, dan ketera wangan lebih tinggi dari IR64, dapat di tanam lawan sawah sampai 800 m dpl

Tahun Dilepas : 4 Juni 2004

No. SK. Pelepasan : 374/Kpts/LB.240/6/2004

Pengusul :

Sumber : Deskripsi Varitas Padi UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, Medan 2004.

Dokumen terkait