• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akbar, N. 2011. Pengukuran Kinerja Perusahaan Jasa Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada PT. Pandu Siwi Sentosa [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Peraturan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional RI Nomor 5 Tahun 2014 tanggal 23 Juni 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga. Jakarta (ID) : Bapenas

Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013. Jakarta (ID) : Itjen Kemenhut.

Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan. 2011.Rencana Srategis 2010-2014. Jakarta (ID) : Itjen Kemenhut.

Kaplan, S. Robert & David P. Norton 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta (ID): Penerbit Erlangga.

Kementerian Kehutanan.Peraturan Menteri Kehutanan No. P.40/Menhut-II/2010 tanggal 20 Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan. (ID): Kemenhut.

Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama. Jakata (ID) : Kemenpan.

Mahsun, M.. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta (ID): BPFE. Mulyadi. 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard.

Yogyakarta(ID): UPP AMP YKPN.

Nugroho, A. 2009. Pengukuran Kinerja Inspektorat Khusus Pada Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan Tahun 2007 dan 2008 Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard [tesis]. Jakarta (ID): ABFI Institute Perbanas.

Okviyesha. 2014. Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Menggunakan

Balanced Scorecard (Studi Kasus Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. (ID): Sekretariat Negara.

Rivaldi. 2011. Rancangan Pengukuran Kinerja di Yogya Bogor Junction dengan pendekatan Balanced Scorecard [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Saputra, T. Baih 2004. Analisis Kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Bogor Dengan Konsep Kartu Nilai Berimbang (Balanced Scorecard) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Tunggal, W. Amin 2001, Memahami Konsep Balanced Scorecard, cetakan kedua, Jakarta (ID): Harvarindo.

LAMPIRAN

For Evaluation Only.

Copyright (c) by Foxit Software Company, 2004 - 2007 Edited by Foxit PDF Editor

50

Lampiran 1 Kuesioner Pembobotan Perspektif dan IKU Inspektorat Jenderal

KUESIONER PENELITIAN

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN

DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

Kuesioner ini adalah instrumen untuk mengukur kinerja Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan. Penilaian ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan studi akhir program sarjana ekonomi manajemen di Institut Pertanian Bogor.

Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) identifikasi bobot perspektif strategi, (2) identifikasi bobot sasaran strategis, dan (3) identifikasi bobot indikator kinerja utama, yang mempergunakan metode paired comparison. Pengisian kuesioner ini didasarkan pada pengalaman dan penilaian masing – masing responden yang dianggap memahami permasalahan – permasalahan secara baik.

Kuesioner ini akan diolah secara agregat sehingga indentitas responden tidak akan diketahui. Informasi yang anda berikan bersifat rahasia dan hanya digunakan kepentingan akademik. Terima kasih atas perhatian dan kerjasama saudara/saudari

Prima Panji Mulya Permana

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Data Responden Nama : ….. Jabatan : ….. Tanda Tangan ……… PETUNJUK UMUM 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.

2. Responden diharapkan melakukan pengisian kuesioner pada satu waktu secara tuntas, untuk menghindari inkonsistensi antar jawaban.

3. Jawaban merupakan pendapat pribadi masing – masing responden, sehingga memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat dengan responden lain ataupun dengan peneliti.

4. Responden diperbolehkan menambah hal-hal yang belum tercantum dalam kuesioner ini dengan alasan yang jelas dan akurat

PETUNJUK PENGISIAN

Anda diminta untuk mengisikan nilai untuk masing – masing faktor strategis pada beberapa form dibawah ini, dengan keterangan skala sebagai berikut :

Nilai Skala Definisi

1 Kedua elemen sama pentingnya.

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari lainnya.

5 Elemen yang satu jelas lebih penting dibandingkan elemen lainnya.

7 Satu elemen sangat jelas lebih penting dibandingkan elemen lainnya.

9 Satu elemen mutlak lebih penting dibanding elemen lainnya.

51

Lanjutan lampiran 1

Definisi Konsep-Konsep Dasar

Sebelum Bapak/Ibu memulai pengisian kuesioner, terlebih dahulu akan dipaparkan definisi beberapa konsep dasar yang digunakan dalam kuesioner ini. Definisi dari beberapa konsep yang dimaksud adalah sebagai berikut:

No Konsep Dasar Definisi

1 Balanced Scorecard Suatu teknik pengukuran kinerja organisasi berdasarkan atas

aspek finance dan nonfinance dengan menggunakan empat perspektif yaitu perspektif keuangan (financial perspective), perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif manajemen internal (internal internal management), perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective).

2 Perspektif Keuangan Perspektif ini dipandang dari sudut penyedia sumber daya dan ketercapaian keuangan.

3 Perspektif Pelanggan Perspektif ini merupakan indikator tentang bagaimana pelanggan, mitra kerja melihat organisasi dan organisasi memandang mereka. Dengan indikator antara lain tingkat kepuasan, keberhasilan program dan kegiatan, dan lain-lain. 4 Perspektif Manajemen Internal Perspektif ini merupakan proses internal organisasi dalam

mengembangkan apa yang menjadi tugas dan fungsinya. 5 Perspektif Pertumbuhan dan

Pembelajaran

Perspektif ini merupakan indikator dimana organisasi melakukan pembaharuan sumberdaya manusia, informasi dan lingkungan kerja yang kondusif.

A. Penentuan Bobot Perspektif

Balanced Scorecard memiliki empat perspektif yaitu 1. Perspektif Keuangan

2. Perspektif Pelanggan

3. Perspektif Manajemen Internal

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu perspektif dengan perspektif lainnya.

Form 1

Perspektif Keuangan Pelanggan Manajemen Internal Pertumbuhan dan Pembelajaran Keuangan Pelanggan Manajemen Internal Pertumbuhan dan Pembelajaran

B. Penentuan Bobot Ukuran Strategis 1. Perspektif Keuangan (F)

Terdapat ukuran-ukuran strategis yang perlu dipertimbangkan pada perspektif keuangan, yaitu: F1. Persentase Penyerapan DIPA Inspektorat Jenderal

F2. Rating Audit BPK

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu ukuran strategis dengan ukuran strategis lainnya.

Form 2

Ukuran Strategis F1 F2

F1

F2

2. Perspektif Pelanggan (C)

Terdapat ukuran-ukuran strategis yang perlu dipertimbangkan pada perspektif pelanggan, yaitu: C1. Nilai Kepuasan Pengguna Jasa Pengawasan

52

Lanjutan lampiran 1

C2. Persentase Pengaduan Masyarakat Yang Selesai Ditindaklanjuti C3. Persentase Satker Yang Melaksanakan SPIP

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu ukuran strategis dengan ukuran strategis lainnya.

Form 3

Ukuran Strategis C1 C2 C3

C1

C2

C3

3. Perspektif Manajemen Internal

Terdapat ukuran-ukuran strategis yang perlu dipertimbangkan pada perspektif manajemen internal, yaitu:

MI1. Persentase Sasaran Dalam Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Yang Diprogram Dalam RKA/KL Inspektorat Jenderal

MI2. Persentase Satker Dengan Nilai LAKIP Kategori A

MI3. Persentase Satker Yang Telah Melaksanakan Kegiatan Dalam DIPA Sesuai Tugas dan Fungsi MI4. Persentase Satker Yang Memenuhi Standar Laporan Keuangan

MI5. Nilai Implementasi Penilaian Implementasi Anti Korupsi (PIAK) MI6. Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu ukuran strategis dengan ukuran strategis lainnya.

Form 4

Ukuran Strategis MI1 MI2 MI3 MI4 MI5 MI6

MI1 MI2 MI3 MI4 MI5 MI6

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran (LG)

Terdapat ukuran-ukuran strategis yang perlu dipertimbangkan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yaitu:

LG. Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu ukuran strategis dengan ukuran strategis lainnya.

Form 5

Ukuran Strategis LG LG

53

Lampiran 2 Rancangan Pengukuran Kinerja Inspektorat Jenderal dengan BSC 1. Perspektif Keuangan

54

Lanjutan Lampiran 2 2. Perspektif Pelanggan

55

Lanjutan Lampiran 2

56

Lanjutan Lampiran 2

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Cara Penghitungan

a. Skor : (Realisasi / Target ) x 100 b. Skor Akhir : Skor x Bobot IKU

c. Capaian : (Nilai Ekspresi Warna / 4) x 100 Nilai Ekspresi Warna :

- Biru : 4 - Hijau : 3 - Kuning : 2 - Merah : 1

57

Lampiran 3 Hasil pembobotan perspektif dan IKU menggunakan paired comparison

Perspektif IKU Bobot

Pelanggan

Perspektif Pelanggan 0.629

Nilai kepuasan pengguna jasa pengawasan 0.248 Persentase pengaduan masyarakat yang selesai

ditindaklanjuti 0.050

Persentase Satker yang melaksanakan SPIP 0.330

Manajemen Internal

Perspektif Manajemen Internal 0,228

Persentase sasaran dalam Rencana Strategis Inspektorat

Jenderal yang diprogramkan dalam RKA/KL 0.116 Persentase Satker dengan nilai LAKIP kategori A 0.048 Persentase satker yang telah melaksanakan kegiatan

dalam DIPA sesuai tugas dan fungsi 0.023 Persentase Satker yang memenuhi standar laporan

keuangan 0.017

Nilai Implementasi PIAK 0.016

Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan 0.008

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 0,094

Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang telah

memenuhi standar kompetensi jabatan 0.094

Keuangan

Perspektif Keuangan 0.049

Persentase penyerapan DIPA Inspektorat Jenderal 0.008

58

Glosarium

AHP : Analytical Hierarchy Process ALHP : Analisa Laporan Hasil Pemeriksaan APIP : Aparat Pengawasan Intern Pemerintah BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

BPKP : Badan Pengawasan Keuangan Pemerintah BSC : Balanced Scorecard

DIPA : Daftar Isian Penggunaan Anggaran IKU : Indikator Kinerja Utama

JUKLAK : Petunjuk Pelaksaan JUKNIS : Petunjuk Teknis KABAG : Kepala Bagian

KKN : Korupsi Kolusi Nepotisme KPK : Komite Pemberantasan Korupsi

LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

NA : No Available

PERMEN : Peraturan Menteri

PIAK : Penilaian Inisiatif Anti Korupsi PKPT : Program Kerja Pemeriksaan Tahunan PTL : Pemantauan Tindak Lanjut

RENJA : Rencana Kerja RENSTRA : Rencana Strategis

RKA K/L : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga SAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah SAP : Standar Akuntansi Pemerintah

SATKER : Satuan Kerja

SMART-C : Spesific (S), Measeureable (M), Achievable (A), Relevan (R), Time bound (T) dan Countinously improve (C) SPIP : Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

WDP : Wajar Dengan Pengecualian WTP : Wajar Tanpa Pengecualian

Dokumen terkait