• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.7 Inisiatif Strategi

optimal mendorong sasaran strategi peningkatan kualitas opini laporan keuangan Kementerian Kehutanan mendorong. Dengan tercapainya pengelolaan anggaran yang optimal maka kualitas laporan keuangan akan meningkat, hal ini didorong oleh peningkatan dari kualitas aparat pengawas pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan.

Perspektif manajemen internal menggambarkan proses organisasi dalam memenuhi harapan pelanggan sebagai output atau tugas pokok dan fungsi yang dibebankan pada Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan. Perspektif manajemen internal memiliki sasaran strategi meningkatkan kualitas perencanaan kegiatan dan anggaran, peningkatan kualitas pengawasan, pendampingan dan konsultansi dalam melakukan sistem penjaminan mutu pengawasan internal, membangun Instansi bebas KKN dan peningkatan efektifitas penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan. Sasaran strategi peningkatan kualitas pengawasan, pendampingan dan konsultansi dalam melakukan sistem penjaminan mutu pengawasan internal mendorong dari tercapainya sasaran strategi lainnya pada perspektif manajemen internal. Seluruh sasaran strategi pada perspektif manajemen internal mendorong tercapainya sasaran strategi pada perspektif pelanggan.

Dengan terpenuhinya sasaran strategi perspektif pelanggan yaitu peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam pengawasan pengelolaan keuangan negara, dengan terpenuhinya ekspektasi pada perspektif pelanggan maka Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan dapat mencapai visi yang telah ditetapkan. Sasaran strategi dari masing-masing perspektif saling berkaitan dan saling mendorong, sehingga visi dan misi Inspektorat Jenderal akan tercapai.

4.7 Inisiatif Strategi

Inspektorat Jenderal Kementerian Kehutanan dapat menerapkan sistem

balanced scorecard sebagai strategi organisasi dalam mencapai visi dan misi dan mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih. Dengan balanced scorecard

maka setiap perspektif memiliki sasaran strategi dan inisiatif strategi yang jelas serta memiliki ukuran dan indikator yang terukur, sehingga setiap anggota

42

organisasi mengetahui peran yang dijalaninya. Berikut inisiatif strategi dari masing-masing ukuran strategi dan indikator kinerja utama.

1. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan dengan bobot 0,049 memiliki 2 (dua) sasaran strategi yaitu peningkatan pengelolaan anggaran yang optimal dan peningkatan kualitas opini laporan keuangan Kementerian Kehutanan, seperti tercantum pada Tabel 16.

Tabel 16 Inisiatif strategi perspektif keuangan SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA UTAMA PIC INISIATIF STRATEGIS

Peningkatan Pengelolaan Anggaran Yang Optimal Persentase penyerapan DIPA Inspektorat Jenderal KABAG UMUM

1. melaksanakan audit sesuai dengan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan(PKPT) dan non PKPT.

2. menyusun rencana penyerapan program dan kegiatan Inspektorat Jenderal.

3. menyusun program operasional kegiatan Inspektorat Jenderal Peningkatan Kualitas Opini Laporan Keuangan Kementerian Kehutanan

Rating Audit Badan Pemeriksa Keuangan

INSPEKTUR I, II, III dan

IV

Melakukan pembinaan dan pendampingan secara maksimal untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan

Sumber : Data diolah

Inisiatif strategi manajerial yang pertama adalah meningkatkan daya serap anggaran Inspektorat Jenderal. Tahapan yang dilaksanakan adalah menyusun rencana penyerapan program dan kegiatan Inspektorat Jenderal, menyusun program operasional kegiatan Inspektorat Jenderal dan melaksanakan audit sesuai dengan Program Kerja Pemeriksaan Tahunan. Pengukuran indikator kinerja menggunakan persentase antara jumlah anggaran yang telah diserap sampai dengan periode pelaporan dibandingkan dengan jumlah anggaran (DIPA) Inspektorat Jenderal Kemenhut selama satu tahun periode anggaran

Inisiatif strategi kedua adalah peningkatan kinerja dan audit laporan keuangan oleh BPK, tahapan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal adalah melakukan pembinaan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan. Ukuran hasil berupa opini BPK terhadap laporan keuangan, opini tersebut merupakan penilaian BPK apakah laporan keuangan

43

yang telah disajikan oleh Instansi Pemerintah wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

2. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan memiliki bobot tertinggi dengan nilai sebesar 0,629. Sasaran strategi pada perspektif pelanggan adalah peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam pengawasan pengelolaan keuangan negara dan memiliki 3 (tiga) indikator kinerja dalam mengukur capaian sasaran strategi tersebut. Inisiatif strategi pada perspektif pelanggan ditunjukkan pada Tabel 17.

Tabel 17 Inisiatif strategi perspektif pelanggan SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA UTAMA PIC INISIATIF STRATEGIS

Peningkatan peran Inspektorat Jenderal dalam pengawasan pengelolaan keuangan negara Nilai kepuasan pengguna jasa pengawasan KABAG ALHP

Melakukan pengukuran kepuasan pengguna jasa pengawasan dengan

alat ukur yanng telah ditetapkan Persentase pengaduan

masyarakat yang selesai ditindaklanjuti

INSPEKTUR INVESTIGASI

Mendorong penyusunan standar penanganan pengaduan masyarakat

Persentase Satker yang melaksanakan

SPIP

INSPEKTUR I,II, III, IV dan

Investigasi serta KABAG

ALHP

1. menyusun Juklak dan Juknis SPIP;

2. melakukan sosialisasi SPIP; 3. melakukan monitoring

penerapan SPIP dan identifikasi risiko Sumber : Data diolah

Inisiatif strategi yang pertama adalah melakukan nilai kepuasan pengguna jasa pengawasan, untuk mencapainya Inspektorat Jenderal melakukan pengukuran kepuasan pengguna jasa pengawasan dengan alat ukur yang telah disusun dan ditetapkan oleh Inspektorat Jenderal.

Inisiatif strategi kedua adalah meningkatnya penanganan pengaduan masyarakat, dalam rangka mencapainya Inspektorat Jenderal menyusun standar operasional pelaksanaan penanganan pengaduan masyarakat. Ukuran hasil berupa persentase jumlah pengaduan masyarakat yang diterima Inspektorat Jenderal dan jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti oleh Inspektorat Jenderal.

Inisiatif strategi ketiga membangun Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di Satuan Kerja. Untuk mendorong pelaksanaannya Inspektorat Jenderal melaksanakan penyusunan pedoman teknis dan

44

penyelenggaraan SPIP di Satuan Kerja, melakukan sosialisasi, pembimbingan dan konsultasi SPIP, dan evaluasi pelaksanaan SPIP dengan menilai persentase jumlah Satuan Kerja yang telah melaksanakan SPIP dan jumlah seluruh satker.

3. Perspektif Manajemen Internal

Pada perspektif manajemen internal memiliki 4 (empat) yaitu meningkatkan kualitas perencanaan kegiatan dan anggaran, peningkatan kualitas pengawasan, pendampingan dan konsultasi dalam melakukan sistem penjaminan mutu pengawasan internal, membangun instansi yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, dan peningkatan efektifitas penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan. Sebagaimana tercantum pada Tabel 18. Tabel 18 Inisiatif strategi perspektif manajemen internal

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

PIC INISIATIF STRATEGIS

Meningkatkan Kualitas Perencanaan Kegiatan dan Anggaran Persentase sasaran dalam Rencana Strategis Inspektorat Jenderal yang diprogramkan dalam RKA/KL KABAG PROGRAM DAN PELAPORAN

1. Mendorong peyusunan RKA KL sesuai dengan Renstra; 2. Peningkatan kualitas SDM

perencanaan ;

3. Peningkatan pengawalan penyusunan renstra, renja dan RKA-KL;

4. Monev pada renstra, renja, RKA-KL; Peningkatan Kualitas Pengawasan, Pendampingan dan Konsultasi Dalam Melakukan Sistem Penjaminan Mutu Pengawasan Internal Persentase Satker dengan nilai LAKIP kategori A INSPEKTUR I, II, III dan IV

1. melakukan evaluasi terhadap LAKIP Satker;

2. melakukan pembinaan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas kinerja Satker

Persentase satker yang telah melaksanakan kegiatan dalam DIPA sesuai tugas

dan fungsi

INSPEKTUR I, II, III dan IV

Mendorong satker untuk menyusun Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) sesuai dengan tugas dan fungsi melalui reviu RKAKL

Persentase Satker yang memenuhi

standar laporan keuangan

INSPEKTUR I, II, III dan IV

Melakukan peningkatan kualitas Sistem Akuntansi Instansi melalui pembinaan dan pendampingan dari auditor Membangun Instansi Yang Bebas Korupsi Kolusi Nepotisme Nilai Implementasi Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) INSPEKTUR INVESTIGASI

1. melakukan sosialisasi anti korupsi; 2. mendorong satker melakukan PIAK; 3. mendorong pengumpulan bukti

mendukung kegiatan PIAK

Peningkatan Efektifitas Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil

pemeriksaan

KABAG PTL

1. monitoring kepada satker untuk menyelesaikan tindak lanjut hasil pemeriksaan intern dan ekstern 2. melakukan Pemutakhiran data

Tindak Lanjut

3. memberi reward dan punishment kepada Satker

45

Inisiatif strategi yang pertama adalah meningkatnya sasaran dalam rencana strategi Inspektorat Jenderal yang diprogramkan dalam RKA K/L. Untuk mencapai Inspektorat Jenderal melaksanakan peningkatan kualitas sumber daya manusia perencanaan dan peningkatan pengawalan dalam penyusunan rencana strategi, rencana kerja dan RKA K/L. Ukuran hasil adalah jumlah program kerja yang tercantum pada RKA/KL Inspektorat Jenderal yang sesuai dengan sasaran Rencana Strategis.

Inisiatif strategi kedua adalah meningkatkan nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, tahapan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal adalah melakukan pembinaan dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas kinerja Satuan Kerja dan melakukan evaluasi terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja. Hasil dari evaluasi tersebut berupa kategori yang dibedakan skala nilai tertentu sebagai berikut, kategori AA nilai angka >85 – 100 (memuaskan), kategori A nilai angka >75 – 85 (sangat baik), kategori B nilai angka >65 – 75 (baik), kategori CC nilai angka >50 – 65 (cukup), kategori C nilai angka >30 – 50 (kurang) dan kategori D nilai angka 0 – 30 (sangat kurang). Pengukuran dilakukan dengan menghitung persentase Satuan Kerja yang telah memenuhi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah kategori A dengan jumlah Satuan Kerja.

Inisiatif strategi ketiga dan keempat adalah tahapan untuk mencapai sasaran strategi peningkatan kualitas pengawasan, pendampingan dan konsultasi dalam melakukan sistem penjaminan mutu pengawasan internal. Inisiatif strategi ketiga adalah konsistensi antara kegiatan penggunaan anggaran dan tugas fungsi Satuan Kerja, langkah yang dilakukan Inspektorat Jenderal adalah mendorong Satuan Kerja untuk menyusun DIPA sesuai dengan tugas dan fungsi melalui reviu RKA K/L. Inisiatif strategi keempat adalah meningkatnya kualitas pendampingan dan konsultasi Itjen dalam pembuatan laporan keuangan, langkah yang dilakukan adalah melakukan peningkatan kualitas Sistem Akuntansi Instansi melalui pembinaan dan pendampingan dari auditor.

Inisiatif strategi kelima adalah meningkatnya upaya satuan kerja dalam kegiatan pencegahan KKN, langkah yang dilakukan Inspektorat Jenderal

46

adalah melakukan sosialisasi anti korupsi, mendorong satuan kerja melakukan Penilaian Implementasi Anti Korupsi (PIAK), dan mendorong pengumpulan bukti pendukung kegiatan PIAK. Ukuran hasil berupa penilaian PIAK yang diberikan oleh KPK.

Inisiatif strategi keenam adalah meningkatnya penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan, untuk mencapai hal tersebut Inspektorat Jenderal melakukan monitoring kepada satuan kerja untuk menyelesaikan tindak lanjut hasil pemeriksaan intern dan ekstern, melakukan Pemutakhiran data Tindak Lanjut, dan memberi reward dan punishment kepada Satuan Kerja.

4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Inisiatif strategi pada perspektif perumbuhan dan pembelajaran adalah meningkatkan aparat pengawas intern Pemerintah sesuai dengan standar kompetensi jabatan. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal adalah membuat dan menetapkan standar kompetensi jabatan dan membuat perencanaan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi standar kompetensi jabatan yang telah ditetapkan. Sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 19.

Tabel 19 Inisiatif strategi perspektif pertumbuhan dan pembelajaran SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA UTAMA PIC INISIATIF STRATEGIS

Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah di Lingkungan Inspektorat Jenderal Persentase Aparat Pengawas Intern Pemerintah yang telah

memenuhi standar kompetensi jabatan

KABAG UMUM

1. membuat standar kompetensi jabatan fungsional, struktural dan jabatan teknis;

2. membuat perencanaan diklat untuk memenuhi standar kompetensi jabatan.

Sumber : Data diolah

Standar jabatan kompetensi untuk jabatan fungsional telah ditetapkan oleh Instansi pembina masing-masing jabatan fungsional, seperti auditor telah ditetapkan oleh Badan Pengawasan Keuangan Pemerintah, pranata komputer telah ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik, arsip aris ditetapkan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia. Namun yang perlu dibuat adalah jabatan staf non struktural seperti staf keuangan, program dan perencanaan yang memang belum ada standar kompetensi atas jabatannya.

Dokumen terkait