• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adie, M. M., dan A. Krisnawati, 2007. Biologi Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Tanaman kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.

Aldillah, R. 2015. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Kedelai Indonesia. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Kementrian Pertanian Republik Indonesia. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol. 8 No. 1.

Arifin, J., J., M. Asminah dan U. Dani. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Sembilan Kultivar Unggul Kedelai (Glycine max L. Merrill.) pada Genangan Air Berbagai Fase Vegetatif dan Fase Generatif. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan Volume 5 Nomor 1 Hal 76-85.

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian. 2009. Budidaya Tanaman Kedelai. Balai Pengkaji Teknologi Pertanian, Nanggroe Aceh Darusallam.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2016. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merill). Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Loka Pengkajian Teknologi Pertanian, Sulawesi Barat No.003/Dis-Lptp.

Badan Pusat Statistik. 2016. Data Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Kedelai Indonesia Tahun 2005-2015. http://www.bps.go.id.

(22/02/2018).

Diah, H., E., dan Alfandi. 2013. Pengaruh Konsentrasi GA3 dan Lama Perendaman Benih terhadap Mutu Benih Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Kultivar Burangrang. Jurnal AGROSWAGATI 1 (1).

Fatimah, V., S., dan T., B., Saputro. 2016. Respon Karakter Fisiologi Kedelai (Glycine max L. Merr.) Varietas Grobogan terhadap Cekaman Genangan.

Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 5, No. 2.

Fu J., Liu H., Li Y., Yu H., Li X., Xiao J., Wang S. 2011. Manipulating broad-spectrum disease resistance by suppressing pathogen-induced auxin accumulation in rice. Plant Physiol.155, 589-602.

Gardner, F.P, R.B Pearce, R.L Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya (Diterjemahkan dari: Physiology of Crop Plants, Penerjemah: H. Susilo).

Jakarta: Universitas Indonesia.

Hanafiah, D. S. 2007. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine dan Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Secara In vitro. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hanafiah, D. S. 2007. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Pada

Hapsari, R. T. dan M.M. Adie. 2010. Peluang Perakitan dan Pengembangan Kedelai Toleran Genangan. Jurnal Litbang Pertanian, 29(2).

Imelda, M., Estiati, A., Hartati, N.S. 2001. Induction of Mutation through Gamma Irradition in three Cultivars ofBanana.J. Annalaes Bogorienses7(2):75-82.

Irwan, A.W. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill).

Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor.

Kurnia, D.,C., dan U. Dani. 2016. Respon Pertumbuhan dan Hasil Sembilan Kultivar Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Pada Budidaya Jenuh Air. Program Studi Agroteknologi Universitas Majalengka, Jawa Barat.

Lee, M.O., Hwang, J.H., Lee, D.H., Hong, C.B. 2007. Gene expression profile for Nicotiana tabacum in the early phase of flooding stress. J. of Plant Biology 50: 496-503.

Linkemer, G., Board, J.E., and Musgrave, M.E. 1998. Waterlogging effects on growth and yield components in late-planted soybean. Crop Sci. 38:1576-1584.

Lumbangaol, L. D. 2017. Karakteristik Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merril.) dengan Pemberian BAP, GA3 dan Tergenang.

Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Narwiyan. 2015. Sebaran Normal Karakter-Karakter Pertumbuhan dan Produksi Hasil Persilangan Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merril) Varietas Anjasmoro dengan Genotipa Kedelai Tahan Salin pada F2. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ningsih, K.S., Mukhlis, dan Jamilah. 2016. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Pada Tanaman Kedelai Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Serapan Hara di Tanah Ultisol. Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No. 2337- 6597 Vol.4.No.4 ; 2393-2399.

Nugrahaeni, N. 2016. Varietas dan Teknologi Produksi Benih Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI), Malang.

Nurmegawati, Yahumri dan Afrizon. 2015. Rekomendasi Pupuk Tanaman Jagung dan Kedelai di Kabupaten Kaur, Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiv Indonesia, Vol. 1, No. 4. Hal 914-917, ISSN : 2407-8050.

Pompeianoa, A., T. H., Reyesb, T. M. Molesb, M. Villanib, M. Volterranib, L.

Guglielminettib, dan A. Scartazzac. 2017. Inter- and intraspecific variability in physiological traits and post-anoxia recovery of photosynthetic efficiency in grasses under oxygen deprivation.Physiologia

Ramdhani, M. dan U. Dani. 2016. Penampilan Sistem Perakaran Delapan Kultivar Unggul Kedelai (Glycine Max (L.) Merril.) Pada Kondisi Jenuh Air. Program Studi Agroteknologi Universitas Majalengka, Jawa Barat.

Sagala, D., M. Ghulamahdi, dan M. Melati. 2011. Pola Serapan Hara dan Pertumbuhan Beberapa Varietas Kedelai dengan Budidaya Jenuh Air di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal AGROQUA Vol. 9 No. 1.

Sahuri. 2011. Pengaruh Tinggi Muka Air dan Lebar Bedengan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine Max (L.) Merr.) di Lahan Pasang Surut. Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Sembiring, M. J. 2016. Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merrill) Pada Keadaan Tergenang Terhadap Pemberian GA3. Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597 Vol.4.No.4, Desember 2016 (633); 2331-2340.

Silitonga, R. 2010. Pengaruh Pemberian GA3 Terhadap Beberapa Varietas Kedelai (Glycine Max (L) Merrill) Selama Fase Generatif. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Siregar, S., R., Zuraida, dan Zuyasna. 2017. Pengaruh Kadar Air Kapasitas Lapang Terhadap Pertumbuhan Beberapa Genotipe M3 Kedelai (Glycine max L. Merr.) Jurnal Floratek 12 (1): 10-20.

Situngkir, D. 2004. Pengaruh Auksin, Sitokinin dan Kokhisin Terhadap Fenotipe Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merrill.) Lokal. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Steenis, C. G. G. J. 2008. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Cetakan Kedua Belas (diterjemahkan oleh Meoso Surjowinoto, et al.). Pradnya Paramita, Jakarta.

Suastika, I. W., N. P. S. Ratmini, dan Tumarlan T. 1997. Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Subagya, H., Iswadi, Noorjenah, Poerwaningsih, R., Drajat, D., Siagian, S. H., Hartini, M., Fitrianingrum, V., Kadir, Anggraeny, R., Amalia, R. R., Lestari N. G. P. A., Prasetyo, O. R., Hermanto, Kadarmanto, 2016.

Produksi Tanaman Pangan Angka Tetap tahun 2015. Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia.

Suhartina, 2005. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.

Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Malang.

Suhartina, Purwantoro, dan Novita Nugrahaeni. 2011. Deja 1 dan Deja 2 : Varietas Unggul Baru Kedelai Toleran Jenuh Air. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Malang.

Surhatina. 2011. Identifikasi Galur Kedelai Tahan Genangan. Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), Malang.

Susilawati, R. A. Suwignyo, Munandar, dan M. Hasmeda. 2011. Anatomi Akar dan Karakter Agronomi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) Pasca Tergenang. Prosiding Semirata. Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. Palembang.

Suwandi, L. Nuryati, B. Waryanto, R. Widaningsih, D. Riniarsi T., Tarmat, Victor S. B. H. 2016. Outlook Komoditas Pertanian Tanaman Pangan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.

LAMPIRAN Lampiran 1. Deskripsi Kedelai Varietas Wilis Dilepas tahun : 21 Juli 1983

SK Mentan : TP240/519/Kpts/7/1983

Nomor induk : B 3034

Ketahanan thd penyakit : Agak tahan karat daun dan virus

Benih penjenis : Dipertahankan di Balittan Bogor dan Balittan Malang

Pemulia : Sumarno, Darman M Arsyad., Rodiah, dan Ono Sutrisno

Lampiran 2. Deskripsi Kedelai Varietas Dering 1 Dilepas Tahun : 25 September 2012 SK Mentan : 3259/Kpts/SR.120/9/2012 Nomor galur asal : DV/2984-330

Asal : Silang tunggal var unggul Davros x MLG 2984 Umur berbunga : ±35 hari setelah tanam

Umur masak : ±81 hari setelah tanam Tinggi tanaman : ±57 cm

Tipe pertumbuhan : Determinit

Warna daun : Hijau

Kecerahan kulit biji : Tidak mengkilap

Kerebahan : Tahan rebah

Percabangan : 2–6 cabang/tanaman Jumlah polong/tan : ±38

Ketahanan thd hama/ : Tahan hama penggerek polong (Etiella zinckenella) penyakit dan rentan ulat grayak (Spodoptera litura), tahan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi)

Keterangan : Toleran kekeringan selama fase reproduktif Wilayah adaptasi : Lahan sawah dan lahan kering (tegal)

Pemulia : Suhartina, Purwantoro, N. Nugrahaeni, Suyamto, Arifin, dan M. Muchlish Adie

Peneliti : A. Taufiq, W. Tengkano, dan Sri Hardaningsih Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan

dan Umbi-umbian

Lampiran 3. Deskripsi Kedelai Varietas Devon 1 Dilepas tahun : 15 Desember 2015

SK Mentan : 723/Ktps/TP.210/12/2015 Nomor galur : K x IAC 100-997-1035

Asal : Seleksi persilangan varietas Kawi dengan galur IAC 100

Percabangan : 2–3 cabang/tanaman Jumlah polong per tanaman : ±29 polong

Tinggi tanaman : ±58,1 cm

Kerebahan : Agak tahan rebah

Pecah polong : Agak tahan pecah polong

Ukuran biji : Besar

Ketahanan terhadap hama : Tahan terhadap penyakit karat daun dan penyakit (Phakopsora pachirhyzi Syd), agak tahan hama pengisap polong (Riptortus linearis), peka terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura F.)

Keterangan : Kandungan isoflavon 2.219,7 μg/g

Pemulia : M. Muchlish Adie, Ayda Krisnawati, Gatut Wahyu A.S.

Peneliti : Erliana Ginting, Rahmi Yulifianti, Eryanto Yusnawan, dan Alfi Inayati

Teknisi : Arifin

Pengusul : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Badan Litbang Pertanian

Lampiran 4. Bagan Penanaman pada Plot

Lampiran 5. Bagan Plot Penelitian

Lampiran 6. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

No Pelaksanaan Penelitian Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Pengendalian Hama Penyakit Disesuaikan dengan kondisi di lapangan

9. Panen X X

Lampiran 7. Data dan Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

Keterangan: tn = tidak nyata

FK 3717,74 * = nyata pada α 5%

KK 5,9%

Lampiran 8. Data dan Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST

Keterangan: tn = tidak nyata

FK 4874,38 * = nyata pada α 5%

KK 5,6%

Lampiran 9. Data dan Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST

Keterangan: tn = tidak nyata

FK 6905,53 * = nyata pada α 5%

KK 7,2%

Lampiran 10. Data dan Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MST

Keterangan: tn = tidak nyata

FK 10785,98 * = nyata pada α 5%

KK 7,5%

Lampiran 11. Data dan Sidik Ragam Jumlah Daun 2 MST

Keterangan: tn = tidak nyata

FK 59,88 * = nyata pada α 5%

KK 9,9%

Lampiran 12. Data dan Sidik Ragam Jumlah Daun 3 MST

Keterangan: tn = tidak nyata

FK 171,56 * = nyata pada α 5%

KK 10,1%

Lampiran 13. Data dan Sidik Ragam Jumlah Daun 4 MST

Keterangan: tn = tidak nyata

FK 696,56 * = nyata pada α 5%

KK 9,6%

Lampiran 14. Data dan Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MST

Keterangan: tn = tidak nyata

FK 1798,63 * = nyata pada α 5%

KK 10,9%

Keterangan: tn = tidak nyata Lampiran 15. Data dan Sidik Ragam Umur Berbunga

Data Umur Berbunga

Keterangan: tn = tidak nyata Lampiran 16. Data dan Sidik Ragam Jumlah Polong Berisi Per Tanaman

Data Jumlah Polong Berisi Per Tanaman Perlakuan Ulangan

Keterangan: tn = tidak nyata Lampiran 17. Data dan Sidik Ragam Jumlah Biji Per Tanaman

Data Jumlah Biji Per Tanaman

Keterangan: tn = tidak nyata Lampiran 18. Data dan Sidik Ragam Bobot 100 Biji

Data Bobot 100 Biji

Lampiran 19. Data Analisis Klorofil

No. Perlakuan

Panjang Gelombang Kandungan Klorofil

649 665 Klorofil A Klorofil B Total Klorofil

1 V1K0G0 3,263 3,208 2,62 5,80 8,41

2 V1K0G1 3,220 3,332 2,49 6,15 8,63

3 V1K1G0 3,045 3,098 2,39 5,68 8,05

4 V1K1G1 2,624 2,206 2,32 3,70 6,01

5 V1K2G0 3,250 2,986 2,73 5,23 7,95

6 V1K2G1 3,202 3,117 2,59 5,61 8,19

7 V2K0G0 3,264 3,283 2,58 5,99 8,56

8 V2K0G1 3,223 2,835 2,78 4,87 7,64

9 V2K1G0 3,276 3,375 2,54 6,22 8,75

10 V2K1G1 3,224 2,531 2,96 4,08 7,03

11 V2K2G0 3,183 3,249 2,49 5,96 8,44

12 V2K2G1 3,349 2,827 2,96 4,75 7,70

13 V3K0G0 3,249 3,144 2,64 5,64 8,27

14 V3K0G1 3,283 3,146 2,69 5,62 8,29

15 V3K1G0 3,143 3,093 2,52 5,59 8,10

16 V3K1G1 3,210 3,007 2,67 5,32 7,97

17 V3K2G0 3,312 3,008 2,81 5,24 8,04

18 V3K2G1 3,262 3,081 2,69 5,47 8,15

Lampiran 20. Data Analisis Kandungan Protein No. Perlakuan Protein (mg/g)

1 V1K0G0 0,34

2 V1K0G1 0,29

3 V1K1G0 0,34

4 V1K1G1 0,29

5 V1K2G0 0,26

6 V1K2G1 0,23

7 V2K0G0 0,30

8 V2K0G1 0,25

9 V2K1G0 0,31

10 V2K1G1 0,28

11 V2K2G0 0,30

12 V2K2G1 0,24

13 V3K0G0 0,30

14 V3K0G1 0,28

15 V3K1G0 0,30

16 V3K1G1 0,27

17 V3K2G0 0,33

18 V3K2G1 0,31

Lampiran 21. Data Analisis Kandungan Enzim Superoksida Dismute (SOD)

Perlakuan

Hasil Pengukuran

Protein(mg) Nilai Akhir(mg/g) Blanko Hasil

Pembacaan

V1K0G0 0,001 -0,047 0,34 3,14

V1K0G1 0,001 -0,070 0,29 4,14

V1K1G0 0,001 -0,072 0,34 0,66

V1K1G1 0,001 -0,010 0,29 3,03

V1K2G0 0,001 0,039 0,26 1,41

V1K2G1 0,001 -0,021 0,23 3,48

V2K0G0 0,001 -0,027 0,30 2,81

V2K0G1 0,001 -0,061 0,25 3,74

V2K1G0 0,001 -0,048 0,31 3,27

V2K1G1 0,001 -0,063 0,28 3,68

V2K2G0 0,001 -0,039 0,30 1,36

V2K2G1 0,001 -0,002 0,24 2,42

V3K0G0 0,001 -0,041 0,30 1,43

V3K0G1 0,001 -0,052 0,28 4,80

V3K1G0 0,001 -0,009 0,30 2,02

V3K1G1 0,001 -0,031 0,27 3,79

V3K2G0 0,001 -0,015 0,33 2,53

V3K2G1 0,001 -0,090 0,31 4,85

Dokumen terkait