• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Daun

Data pengamatan dan sidik ragam jumlah daun tanaman kedelai dapat dilihat pada Lampiran 11-14. Rataan jumlah daun 4 dan 5 MST pada Tabel 2 menunjukkan bahwa varietas, konsentrasi ZPT dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun 3 (tiga) varietas tanaman kedelai pada 4 dan 5 MST.

Tabel 2. Rataan jumlah daun 3 (tiga) varietas kedelai dengan beberapa dosis pemberian ZPT pada 4 dan 5 MST

MST Konesentrasi Varietas

Rataan ZPT V1(Wilis) V2(Dering1) V3(Devon1)

K0 (Kontrol) 4,75 5,08 5,42 5,08

4 MST K1(BAP 30 ppm+GA3 100 ppm) 5,17 4,50 5,00 4,89

K2(BAP 60 ppm+GA3 200 ppm) 5,25 5,08 4,67 5,00

Rataan 5,06 4,89 5,03

K0 (Kontrol) 7,92 9,00 8,83 8,58

5 MST K1(BAP 30 ppm+GA3 100 ppm) 7,67 6,83 6,92 7,14

K2(BAP 60 ppm+GA3 200 ppm) 8,67 7,50 8,50 8,22

Rataan 8,08 7,78 8,08

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda signifikan menurut DMRT pada taraf α = 5%

Data jumlah daun 4 MST menunjukkan bahwa V1 memiliki rataan tertinggi (5,06 helai) yang tidak berbeda nyata dengan V3 (5,03 helai) dan V2

(4,89 helai). Data jumlah daun 5 MST menunjukkan bahwa V1 dan V3 memiliki rataan tertinggi (8,08 helai) yang tidak berbeda nyata dengan V2 (7,78 helai).

2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

Gambar 2. Histogram rataan jumlah daun 3 (tiga) varietas kedelai 2-5 MST

Umur Berbunga

Data pengamatan umur berbunga dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 15. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas dan interaksi antara ZPT dan genangan berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, sedangkan perlakuan ZPT, genangan, interaksi varietas dengan ZPT, interaksi varietas dengan genangan, serta interaksi ketiganya tidak berbeda nyata. Rataan umur berbunga dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Rataan umur berbunga 3 (tiga) varietas kedelai dengan beberapa dosis pemberian ZPT pada kondisi tergenang dan tidak tergenang

Konsentras

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan V3 (44 hari) berbeda nyata terhadap V2 (41,50 hari) dan V3 (40,447 hari). Pada interaksi K0G1 tidak berbeda nyata terhadap K2G0, namun berbeda nyata terhadap K1G0, K2G1, K0G0, dan K1G1.

Jumlah Polong Berisi Per Tanaman

Data pengamatan jumlah polong berisi per tanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 16. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas, ZPT, genangan serta bentuk interaksi apapun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah polong berisi per tanaman pada (tiga) varietas tanaman kedelai.

Rataan jumlah polong berisi per tanaman dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Rataan jumlah polong berisi per tanaman 3 (tiga) varietas kedelai dengan beberapa dosis pemberian ZPT pada kondisi tergenang dan tidak

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda signifikan menurut DMRT pada taraf α = 5%

Jumlah Biji Per Tanaman

Data pengamatan jumlah biji per tanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 17. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan interaksi antara varietas dengan ZPT berpengaruh nyata terhadap jumlah biji per tanaman, sedangkan perlakuan varietas, genangan, ZPT, interaksi antara varietas dengan

genangan, interaksi antara ZPT dengan genangan dan interaksi ketiganya tidak berbeda nyata. Rataan jumlah biji per tanaman dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Tabel tiga arah rataan jumlah biji per tanaman 3 (tiga) varietas kedelai dengan beberapa dosis pemberian ZPT pada kondisi tergenang dan tidak tergenang

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda signifikan menurut DMRT pada taraf α = 5%

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa V3 memiliki rataan jumlah biji per tanaman tertinggi (32,03 gram) diikuti dengan V2 (32,64 gram) kemudian V1

(31,22 gram).

Tabel 6. Tabel dua arah rataan jumlah biji per tanaman 3 (tiga) varietas kedelai dengan beberapa dosis pemberian ZPT

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda signifikan menurut DMRT pada taraf α = 5%

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa pada interaksi varietas dengan ZPT menunjukkan bahwa V1K0 tidak berbeda nyata dengan V3K2 dan V2K2

V1K1, V3K1, V3K0 dan V2K0 namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, V1K2 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Bobot 100 Biji

Data pengamatan bobot 100 biji dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 18. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan varietas, dan interaksi antara varietas dengan ZPT bepengaruh nyata terhadap bobot 100 biji pada (tiga) varietas tanaman kedelai, sedangkan perlakuan ZPT, genangan, interaksi antara varietas dengan genangan, interaksi antara ZPT dengan genangan dan interaksi ketiganya tidak berbeda nyata. Rataan bobot 100 biji 3 pada (tiga) varietas tanaman kedelai dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 7. Tabel tiga arah rataan bobot 100 biji 3 (tiga) varietas kedelai dengan

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda signifikan menurut DMRT pada taraf α = 5%

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa V3 berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, V3 memiliki rataan bobot 100 biji tertinggi (13,71 gram) diikuti dengan V2 (11,04 gram) kemudian V1 (10,80 gram).

Tabel 8. Tabel dua arah rataan bobot 100 biji 3 (tiga) varietas kedelai dengan beberapa dosis pemberian ZPT pada kondisi tergenang dan tidak tergenang

Perlakuan Varietas

Rataan V1(Wilis) V2(Dering1) V3(Devon1)

K0 (Kontrol) 10,88 b 11,03 b 13,87 a 11,92

K1(BAP 30 ppm+GA3 100 ppm) 10,73 b 11,04 b 13,57 a 11,78

K2(BAP 60 ppm+GA3 200 ppm) 10,79 b 11,06 b 13,71 a 11,85

Rataan 10,80 11,04 13,71

Ket. Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama tidak berbeda signifikan menurut DMRT pada taraf α = 5%

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa V3K0 memiliki rataan bobot 100 biji tertinggi (13,71 gram). V3K0 tidak berbeda nyata dengan V3K2 dan V3K1, namun berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Klorofil Total

Pengamatan pengukuran kadar klorofil dilaksanakan dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Hasil analisis klorofil total dapat dilihat pada Gambar 3 yang menunjukkan klorofil total tertinggi terdapat pada perlakuan V2K1G0 (8,749 mg/g) dan terendah V1K1G1

(6,013 mg/g).

Gambar 3. Histogram rataan klorofil total (tiga) varietas kedelai dengan beberapa dosis pemberian ZPT pada kondisi tergenang dan tidak tergenang (mg/g)

Tidak Digenangi Digenangi

Hasil analisis menunjukkan respon varietas dari perlakuan ZPT dan genangan terhadap klorofil total daun kedelai menunjukkan pola yang berbeda-beda. Varietas Wilis (V1) yang diaplikasikan ZPT dengan konsentrasi GA3 (200 ppm) + BAP (60 ppm) (K2) dan perlakuan genangan (G1) dapat meningkatkan klorofil total daun kedelai, begitu juga dengan varietas Devon 1 (V3) yang diaplikasikan ZPT dengan konsentrasi GA3 (200 ppm) + BAP (60 ppm) (K2) dan perlakuan genangan (G1) menunjukkan peningkatkan klorofil total daun kedelai, namun varietas Dering 1 (V2) yang diaplikasikan ZPT justru menunjukkan pola menurun.

Analisis Protein

Data hasil analisis kandungan protein dapat dilihat pada Gambar 4 yang menunjukkan kandungan protein tertinggi terdapat pada perlakuan V1K1G0 dan V1K0G0 (0,34 mg/g) dan terendah V1K2G1 (0,23 mg/g).

Gambar 4. Histogram rataan kandungan protein (tiga) varietas kedelai dengan beberapa dosis pemberian ZPT pada kondisi tergenang dan tidak tergenang (mg/g)

Hasil analisis menunjukkan respon varietas terhadap perlakuan ZPT dan genangan menunjukkan pola yang menurun pada setiap perlakuan setelah diberi genangan.

Analisis Enzim Superoksida Dismutase

Data analisis kandungan enzim superoksida dismute (SOD) dapat dilihat pada Gambar 5 yang menunjukkan kandungan enzim superoksida dismute (SOD) tertinggi terdapat pada perlakuan V3K2G1 (4,854 unit/mg protein) dan terendah V1K1G0 (0,659 unit/mg protein).

Gambar 5. Histogram rataan kandungan enzim superoksida dismute (SOD) 3 (tiga) varietas kedelai dengan beberapa dosis pemberian ZPT pada kondisi

tergenang dan tidak tergenang (unit/mg protein)

Hasil analisis menunjukkan respon varietas terhadap perlakuan ZPT dan genangan menunjukkan pola yang menaik pada setiap perlakuan setelah diberi genangan.

Pembahasan

Pengaruh varietas terhadap pertumbuhan dan produksi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman 2 MST, tetapi tidak berbeda nyata pada tinggi tanaman pada 3, 4 dan 5 MST. Sementara pengamatan parameter jumlah daun dan parameter produksi tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata.

Varietas Wilis (V1) menunjukkan rataan tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga dan jumlah polong berisi tertinggi dibandingkan dengan varietas lainnya. Varietas Dering 1 (V2) memiliki respon terbaik dalam meningkatkan aktivitas klorofil dan SOD pada kondisi tegenang. Varietas Devon 1 (V3) menunjukkan jumlah biji dan bobot 100 biji terbaik.

Ketiga varietas memiliki perbedaan karakteristik dan daya adaptasi terhadap stress yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa setiap varietas memiliki variasi dan susunan gen yang berbeda-beda. Selain itu, pengaruh lingkungan juga ikut mempengaruhi kemampuan produksi dari masing-masing varietas. Hal ini sesuai dengan literatur Nugrahaeni (2016) yang menyatakan bahwa varietas adalah sekelompok tanaman dari sutau jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

Respon pertumbuhan kedelai akibat perlakuan genangan

Perlakuan cekaman genangan berpengaruh nyata terhadap klorofil total dan umur berbunga tanaman kedelai. Pada pengamatan analisis kandungan klorofil total dan protein menunjukkan bahwa klorofil total tertinggi pada kondisi tidak tergenang (G0) sedangkan pada kondisi tergenang (G1) terjadi penurunan aktivitas klorofil, hal ini ditandai dengan berubahnya warna daun tanaman kedelai yang digenangi menjadi lebih pucat.

Penggenangan juga menurunkan kadar protein pada tanaman kedelai disebabkan karena adanya gangguan metabolisme yang merupakan rangkaian efek

dari penurunan aktivitas klorofil akibat penutupan stomata dan penurunan supply oksigen dan unsur hara dari akar.

Penggenangan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas enzim SOD karena adanya katalisasi dismutasi radikal superoksida (O2-) menjadi hidrogen peroksia (H2O2). Hasil asimilat ini dapat bersifat toksik, sehingga tanaman melakukan respon perlindungan dengan mempercepat reaksi enzim Superoksida Dismute (SOD). Hal ini sesuai dengan literatur Fatimah dan Saputro (2016) yang menyatakan bahwa Genangan merupakan penghalang yang serius bagi peningkatan produktivitas kedelai. Permasalahan yang terjadi akibat genangan adalah kekurangan O2 pada tanaman yang terendam. Hal ini merupakan faktor utama yang menyebabkan tanaman kedelai mengalami kerusakan fisiologis dan kerusakan fisik.

Respon pertumbuhan kedelai akibat perlakuan ZPT

Perlakuan pemberian ZPT pada kondisi tegenang menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada rata – rata umur berbunga tanaman kedelai. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara kedelai yang di beri ZPT dengan yang tidak diberikan ZPT. Dalam hal ini, BAP mempengaruhi pembungaan dengan mempercepat pembelahan sel dan pematangan bunga dan GA3 mencegah terjadinya kerontokan bunga akibat adanya cekaman fisiologis dari lingkungan. Hal ini sesuai dengan literatur Silitonga (2010) yang menyatakan bahwa pemberian ZPT GA3 pada tanaman kedelai bertujuan untuk membuat tanaman lebih produktif, yaitu dengan mengeliminasi hambatan biologi yang ada dalam kedelai tersebut. Diantaranya adalah mengurangi keguguran bunga dan polong- polong yang sudah jadi akibat adanya hambatan abiotik dari lingkungan.

Interaksi antara varietas dan penggenangan terhadap respon pertumbuhan Interaksi varietas dengan penggenangan tidak berpengaruh nyata dalam responnya terhadap pertumbuhan, maupun parameter produksi. Hal ini disebabkan karena varietas yang digunakan adalah varietas dengan daya toleran terhadap cekaman kekeringan, sehingga dalam kaitannya dengan cekaman fisiologis penggenangan, varietas-varietas yang digunakan tidak menunjukkan respon yang berbeda nyata antara satu dengan lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur Ramdhani dan Dani (2016) yang menyatakan bahwa respon setiap varietas kedelai terhadap kondisi tergenang berbeda-beda. Perbedaan respon tersebut terjadi akibat bagaimana kemampuan suatu varietas untuk beradaptasi pada kondisi yang kurang optimal. Varietas yang mampu beradaptasi pada kondisi jenuh air akan menunjukkan hasil yang sedikit lebih baik dibandingkan varietas yang tidak mampu beradaptasi.

Interaksi antara varietas dan ZPT terhadap respon pertumbuhan

Interaksi antara varietas dengan konsentrasi ZPT menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada parameter jumlah biji per tanaman dan bobot 100 biji.

Dimana V2K2 dan V3K2 menunjukkan hasil interaksi terbaik pada jumlah biji per tanaman dan V3K2 menunjukkan hasil terbaik pada bobot 100 biji. Dalam kaitannya dengan respon fisiologis masing-masing varietas, setiap varietas menunjukkan respon yang sama terhadap pemberian zat pengatur tumbuh, respon tersebut ditunjukkan dengan adanya pola – pola adaptif dalam pembentukan bunga, sehingga diperoleh hasil produksi (dalam hal ini jumlah biji terlihat pada V2 dan V3 dan bobot 100 biji terlihat pada V3) yang lebih baik dibandingkan sampel yang tidak diberi perlakuan ZPT. Hal ini sesuai dengan literatur Silitonga

(2010) yang menyatakan bahwa pemberian ZPT GA3 pada tanaman kedelai bertujuan untuk membuat tanaman lebih produktif, yaitu dengan mengeliminasi hambatan biologi yang ada dalam kedelai tersebut. Diantaranya adalah mengurangi keguguran bunga dan polong- polong yang sudah jadi akibat adanya hambatan abiotik dari lingkungan.

Interaksi antara ZPT dan penggenangan terhadap respon pertumbuhan Interaksi antara ZPT dan penggenangan menunjukkan respon yang berbeda nyata pada parameter umur berbunga tanaman kedelai. Kedelai yang tidak diberi perlakuan ZPT sebelum penggenangan cenderung berbunga lebih lama dibandingkan dengan tanaman kedelai yang diberi perlakuan ZPT sebelum penggenangan. Dalam hal ini Giberelin Acid (GA3) berperan penting dalam mencegah terjadinya kerontokan bunga dan Sitokinin (BAP) berperan penting dalam mempercepat pematangan bunga dan pembelahan sel.

Mekanisme adaptif yang dirangsang oleh adanya pemberian zat pengatur tumbuh, tanaman mendapat daya toleran, sehingga tidak terjadi kehilangan hasil yang disebabkan oleh adanya cekaman genangan. Hal ini sesuai dengan literatur Gardner, et al., (1991) yang menyatakan bahwa secara fisiologis kerontokan bunga dan buah berkorelasi dengan terbatasnya suplai fotosintat dan kecukupan hara, serta regulasi hormonal pada zona absisi.

Interaksi antara varietas, ZPT dan genangan terhadap respon pertumbuhan Interaksi varietas dengan penggenangan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dalam responnya terhadap pertumbuhan, maupun parameter produksi. Hal ini disebabkan karena kurangnya toleransi adaptif dari varietas terhadap kondisi cekaman genangan yang menyebabkan tidak adanya interaksi

yang mendukung pada ketiga faktor perlakuan yang dilakukan. Selain itu, varietas yang digunakan adalah varietas dengan daya adaptasi pada cekaman kekeringan, sehingga tidak terjadi kolerasi dengan perlakuan genangan, ZPT menunjukkan adanya interaksi dengan varietas, namun genangan merupakan penghalang yang serius bagi peningkatan produktivitas kedelai.

Varietas tanaman kedelai yang digunakan tidak menunjukkan adanya adaptasi morfologi terhadap penggenangan yang dilakukan, menurut Suhatina (2011) tanaman kedelai yang toleran terhadap genangan akan membentuk akar adventif atau akar bantuan, sementara tanaman kedelai yang tak toleran tidak muncul akar adventifnya, akar-akar adventif akan muncul di permukaan tanah yang dekat dengan oksigen, fungsinya mengganti akar-akar yang mati karena tergenang, daun-daun kuning pada galur harapan toleran jenuh air akan berubah menjadi hijau, bahkan lebih hijau dibanding sebelumnya. Hal ini tidak dijumpai pada varietas kedelai yang digunakan.

Dokumen terkait