• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ancok D. 2003. Modal Sosial dan Kualitas Manusia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada pada tanggal 3 Mei 2003 di Jogjakarta. Jogjakartta: Universitas Gadjah Mada.

Anonim. 2003. Millenium Development Goals (MDGs): In Asia and the Facific. Meeting the Chalenger of Poverty Reduction. New York: United Nations.

Ariwibowo. 2007. Modal Sosial dalam pengembangan Masyarakat. Di Dalam Sugeng B dan Susantyo B, Editor. Bunga Rampai Modal Sosial dalam Pembangunan Sosial. Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Hlm 33-63

Asngari P. 1984. Persepsi Direktur Penyuluh di Tingkat Karesidenan dan Kepala Penyuluh Pertanian terhadap Peranan dan Fungsi Negara Bagian Texas Amerika Serikat, Jurnal Media Peternakan IPB, vol. 9 no. 2.

Awang SA. 2003. Kehutanan Sosial Berbasis Reforma Agraria.

http://sanafriawang .staff.ugm.ac.id/kehutanan-sosial-berbasis-reforma-agraria.html (21 April 2011)

Bourdieu P. The Form of Capital. 1986 Di dalam JG Richardson, editor. Handbook of Theory and Researcc for Sociology of Education. New York: Greenwood Press. Hlm 46-58

Chartrand TL, Bargh JA. 1999. The Chameleon Effect: The Perception-Behavior Link and Social Interaction. Journal of Personality and Social Psychology 76(6):893-910.

Coleman JS. 1998. Social Capital in the Creation of Human Capital. The American Journal Sociology 94:S95-S120

Darusman D. 2002. Pembenahan kehutanan Indonesia. Bogor: Lab.Politik, Ekonomi dan sosial kehutanan Fak. Kehutanan, IPB.

David FR. 2002. Manajemen Strategis. Sindoro A, Penerjemah. Jakarta: PT Prehalindo. Terjemahan dari: Strategic Management: Concepts and Cases.

Davis LS, Johnson KN, Bettinger PS, Howard TE. 2001. Forest Management: To Sustain Ecological, Economic and Social Value. Fourth Edition. New York: Published by McGraw-Hill

[DEPHUT] Departemen Kehutanan. 2009. Statistik Kehutanan Indonesia: Forestry Statistic of Indonesia 2008. Jakarta: Dephut.

[DEPHUT] Departemen Kehutanan. 2011. Peraturan Menteri Kehutanan nomor:P.55/Menhutt-II/2011 tentang Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil hutan Kayu Dalam Hutan Tanaman Rakyat Dalam Hutan tanaman

. Jakarta: Dephut.

[Dishut Kab. OKI] Dinas Kehutanan Kabupaten OKI. 2009. Kronologis HPHTI Karet Menjadi HTR di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kayu Agung. Dishut Kab. OKI.

[Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2007. Peraturan Direktur Jenderal Bina produksi Kehutanan nomor : P.06/VI-BPTH/2007 tentang Petunjuk teknis Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Jakarta. Ditjen BPK

[Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2008. Peraturan Direktur Jenderal Bina produksi Kehutanan nomor : P.06/VI-BPTH/2008 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Bina produksi Kehutanan nomor : P.06/VI-BPTH/2007 Petunjuk teknis Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat. Jakarta. Ditjen BPK.

[Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. 2009. Daftar Realisasi Pencadangan HTR dan IUPHHK HTR. Jakarta: Ditjen BPK.

Echols JM, Shadily H. 1989. Kamus Inggris Indonesia. Cetakan XVII. Jakarta: Gramedia.

Emilia, Suwito. 2007. Hutan Tanaman Rakyat Agenda Baru Untuk Pengentasan Kemiskinan. Jakarta: Warta Tenure Vol 4(2007): 14-19

Flassy DJ, Rais S, Supriono A. 2009. Modal sosial: Unsur-unsur Pembentuk. Jakarta:Bappenas.http://images.dancesorsel.multiply.multiplycontent.co m/attachment/0/S3J-AooCGsAABXRR6k1/Sosial%20Capital,%20Unsur-Unsur%20 Pembentuknya.pdf?nmid=316741032. [14 Maret 2011]

Frank T, Heres J. 2004. Social Capital Communicating. Socquit and results from EURESCOM’S P903 study. E-Living Results Conferences RWI essen, 20-21 January, 2004.

Flores M, Fernando. 2003. Social Capital and Poverty Lessons from Case Studies in Mexico and Central America. ESA Working Paper No. 03-12. Vol 25, Number 1. Agricultural and Development Economics Division, The Food and Agricultural Organization of the United Nations.

Fukuyama F. 2001. Social capital, civil society and development. Third World Quarterly, Vol 22, No 1:720.

Fukuyama F. 2007. Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Ruslani, penerjemah. Cetakan kedua. Jakarta: Penerbit Qalam. Terjemahan dari: Trust: The Social Virtues and the Creation of Prosperity.

Grice HP. 1961. The Causal Theory of Perception. Proceedings of the Aristotelian Society Supp. vol. xxxv. 1961. pp. 121-53.

Grootaert C. 1999. Social Capital, Household Well-being and Poverty in Indonesia. Working Paper No. 6. Washington: The World Bank, Social Development Departement. DC 20433, USA.

Grootaert C, Narayan D, Veronica N J, dan Woolcock M. 2004. Measuring Social Capital: An Integrated Questionaire. Washington: The Wold Bank.

Haddad L, Maluccio J. 2000. Social Capital and Household Well-being in South Africa: Patways of Influnce. Prepered for presentation at the Study of African Economies. Washington: International Food policy Research Institute. DC 20006 USA.

Hakim I. 2009. Kajian Kelembagaan dan Kebijakan Hutan Tanaman Rakyat. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan Vol. 6 No. 1 : 27 – 41.

Hasbullah J. 2006. Social capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia). Cetakan Pertama. Jakarta. MR-United Press.

Hauberer J. 2010. Social Capital theory towards a Methodological Faundation. Heidelberg: VS Verlag für Sozialwissenschaften, Springer Fachmedien Wiesbaden GmbH.

Hobbs G. 2000. What is Social Capital? A Brief Literature Overview. Economic and Social Research Foundation.

Hufman K., Vernoy M. dan Williams B. 1987. Psychology in Action. Singapore: John Wiley & Son, Inc.

Irawan P. 2007. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Cetakan kedua. Departemen Ilmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

Kartodihardjo H. 2006a. Ekonomi dan Institusi Pengelolaan Hutan. Bogor: Ideals. Kartodihardjo H. 2006b. Politik Lingkungan dan Kekuasaan. Jakarta: Equinox

Publishing Indonesia.

Krech BD, Crutchfield RS, Ballachey AE. 1962. Individual in Society: a Textbook of Social Psychology. New York: Mc Graw-Hill Kogakusha, Ltd.

Krishna A, Shrader E. 1999. Social capital Asessment Tools. Makalah pada Conference on Soccial Capital and Poverty Reduction. Washington DC. June 22-24, 1999. The World Bank.

Lawang, Rober MZ. 2004. Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu Pengantar. Jakarta: FISIP UI PRESS. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Lindsay P, Norman DA. 1977. Human Information Processing: An Introduction to Psychology.

Lenggono PS. 2004. Modal Sosial dalam pengelolaan Tambak (studi kasus pada kamunitas petambak di desa Muara Pantuan Kecamatan Angggana Kabupaten Kutai Kertanegara)[tesis]. Bogor: Sekolah pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Mehta JN, Kellert SR. 1998. Local Attitudes Toward Community-Based Conservation Policy and Programmes in Nepal: A Case Study in the Makalu-Barun Conservation Area. Environmental Conservation 25(4):320–333.

Narayan D, Cassidy M F. 2001. A Dimensional Approach to Measuring Social Capital: Development and Validation of a Social Capital Inventory. Vol. 49(2): 59-102 SAGE Publication, London.

Nazir M. 2009. Metode Penelitian. Cetakan ke-7. Bogor: Ghalia Indonesia.

Noordwijk M V, Suyanto S, Budidarsono S, Sakuntaladewi N, James M. Roshetko, Hesti, Galudra TG, Fay C. 2007. Is Hutan Tanaman Rakyat a new paradigm in community based tree planting in Indonesia? Bogor: ICRAF Working Paper Number 45. ICRAF Southeast Asia.

Obidzinski K, Dermawan A. 2010. Small Holder Timber Plantation in Indonnesia: What is Preventing Progress? International Forestry Review Vol.12(4): 339 – 348.

Oktadiyani P. 2010. Modal sosial masyarakat kawasan penyangga Taman Nasional Kutai (TNK) dalam pengembangan ekowisata [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Patabang M, Wijayanto N, Hardjanto. 2008. Strategi pembangunan hutan rakyat pinus di Tana Toraja. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 3:97 – 103.

Pujiastuti, E. 2012. Persepsi dan Partisipasi masyarakat Dalam Kegiatan Hutan Tanaman Rakyat di Kabupaten Sarolangun, Jambi. [Tesis]. Bogor. Sekolah Pascasarjanan, Institut Pertanian Bogor.

Putnam RD. 1993. The prosperous community social capital and public life. The American Prospect 4:1-11.

Ramli. 2007. Institusi Lokal Sebagai Modal Sosial. Di Dalam Sugeng B dan Susantyo B, Editor. Bunga Rampai Modal Sosial dalam Pembangunan Sosial. Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Hlm 81-102.

Rangkuti F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Rinawati R. 2012. Modal Sosial Masyarakat Dalam Pembangunan Hutan Rakyat di Sub DAS Cisedane Hulu (Studi Kasus di Area Model DAS Mikro Sub DAS Cisedane Hulu). [Tesis]. Bogor. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Robertson J, Lawes MJ. 2005. User Perceptions of Conservation and Participatory Management of Igxalingenwa Forest, South Africa. Environmental Conservation 32(1):64–75.

Roslinda E. 2008. Hutan kemasyarakatan. Bandung: ALFABETA.

Rudito B, Famiola M. 2008. Social mapping, Metode Pemetaan Sosial: Teknik Memahami Suatu Masyarakat atau Komuniti. Bandung: Rekayasa Sains.

Sadli S. 1976. Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang [disertasi]. Jakarta: Universitas Indonesia.

Saefudin. 1998. Sikap Manusia. Yogyakarta. Liberty.

Sarwono. 2003. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sattar AL. 1985. Persepsi Masyarakat Pedesaan terhadap Usaha Konservasi

Sumberdaya Alam dan Lingkungan di DAS Bila Walanae Sulawesi Selatan. [tesis]. Bogor: Fakultas Pasca Sarjana KPK IPB-UNHAS

Sidu D. 2006. Pemberdayaan masyarakat sekitar Kawasan hiutan lindung Jompi Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara [disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Siswiyanti Y. 2006. Hubungan karakteristik anggota masyarakat sekitar hutan dan beberapa faktor pendukung dengan partisipasinya dalam pelestarian hutan di Kawasan Pemangkuan Hutan Parung Panjang Kabupaten Bogor [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Suandi. 2007. Modal Sosial dann Kesejahteraan ekonomi keluarga di Pedesaan Jambi [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertaniian bogor. Stone W dan Hughes J. 2002. Social Capital: Emperical Meaning and

Measurement Validity. Australia: Australian Institute of Family Studies, Working Paper No. 27. ISSN 1446-9863. 278.

Stone W, Gray M, Hughes J. 2003. Social Capital at Work: How Family, friends and civic ties relate to labour market outcomes. Australia: Australian Institute of Family Studies, Working Paper No. 31.

Suharto E. 2007. Modal Sosial dalam Kebijakan Publik. Di Dalam Sugeng B dan Susantyo B, Editor. Bunga Rampai Modal Sosial dalam Pembangunan Sosial. Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial. Hlm 1 – 14.

Susiatik T. 1998. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kegiatan Pembangunan Masyarakat Desa Terpadu (PMDHT) di Desa Mojokerto Kecamatan Wirosari Kabupaten Dati II Grobogan Jawa Tengah [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Swanky OH. 2006. The Self-Perception Theory Versus A Dynamic Learning Model. Tinbergen Institute Discussion Paper TI 2006-092/1. Erasmus University Rotterdam and Tinbergen Institute.

Tau LM. 2003. Investing in Social Capital to Stimulate Economic Growth and Grade in Africa. paper presennted in the Biennial Conference of the Economic Society of South Africa, 17-19 September 2003. Somerset west, Western Cape.

Lampiran 1 pokok penelitian, jenis data, sumberdata dan metode pengumpulan data No . Pokok Penelitian

Jenis Data Sumber Data Metode Pengumpuilan

Data 1 Kondisi Umum • Keadaan geografis, iklim dsb.

• Data Monografi dsb. Pemerintah daerah, Dinas terkait, BPPHP Wilayah V, BPKH Wilayah II, Badan penyuluh, LSM Studi pustaka dan wawancara 2 Karakteristik sosial ekonomi dan budaya masyarakat/ komunitas

a. Karakteristik sosial ekonomi komunits

• Kependudukan • Aksesibilitas • Pendapatan

• Lapangan pekerjaan • Ketersediaan sarana produksi • Ketersediaan sarana ekonomi • Penerangan

• Air minum

• Budaya dan adat istiadat setempat

b. Isu lingkungan

c. Unsur modal sosial komunitas • Kepercayaan

• Jaringan sosial/kerja • Norma

• Tindakan proaktif

• Kepedulian terhadap sesama d. Pembangunan Hutan Tanaman

Rakyat

e. Partisipasi dalam pembangunan Hutan Tanaman rakyat

Pemerintah daerah, tokoh masyarakat/adat / agama, kelompok-kelompok pada komunitas dan instansi/lembaga terkait. Studi pustaka, wawancara dan observasi 3 Karakteristik Individu petani • Umur • Pendidikan formal • Pendidikan non-formal • Pendapatan • Kondisi kesehatan • Luas lahan • Lama tinggal • Status sosial • Suku • Asal Responden rumah tangga survey rumah tangga dengan dafar pertanyaan terstruktur 4 Unsur Modal sosial • Kepercayaan • Jaringan sosial • Norma-norma sosial • Tindakan yang proaktif

• Kepedulian terhadap sesama dan lingkungan Responden rumah tangga survey rumah tangga dengan dafar pertanyaan terstruktur

Lanjutan No

.

Pokok Penelitian

Jenis Data Sumber Data Metode Pengumpulan Data 5. Persepsi terhadap pembangunan HTR • Alokasi lahan • Pola pembangunan HTR • Pemanfaatan hasil HTR • Jenis tanaman • Persyaratan Perijinan • Proses perijinan

• Jangka waktu dan luas pengusahaan

• Pewarisan ijin • Hak dan kewajiban • Pasar • Kelembagaan • Sosialisasi • Tenaga pendamping • Dukungan Responden rumah tangga, aparat pemerintahan, LSM survey rumah tangga dengan dafar pertanyaan terstruktur 5 Dukungan infrastrukltur

• Ketersediaan sarana produksi HTR

• Ketersediaan sarana transportasi • Ketersediaan sarana komunikasi • Ketersediaan sarana informasi • Ketersediaan sarana kesehatan • Ketersediaan sarana pendidikan • Ketersediaan sarana pelatihan,

penyuluhan, pendampingan dan bimbingan teknis HTR

• Ketersediaan sarana penyedia modal HTR Responden rumah tangga Wawancara mendalam dan observasi lapangan 6 Kondisi pembangunan HTR • Kebijakan pembangunan HTR • Dukungan pembangunan HTR dari pihak-pihak terkait

BPPHP Wilayah V, Dinas terkait dan pemerintah daerah Aparat desa, Tokoh masyarakat , pendamping HTR, LSM Wawancara mendalam dan studi pustaka            

Lampiran 2 Variabel dan definisi operasional dari modal sosial (Y1) Variabel /Definisi perasional Ukuran/Indikator Kategori 1. Kepercayaan (Y1.1) Anggapan atau

keyakinan yang dimiliki seseorang untuk persepsikan seseorang atau suatu keadaan berdasarkan perasaan dan kondisi yang dialami

Tingkat kepercayaan terhadap:

1 Orang dengan latar belakang/etnis yang sama

2 Orang dengan latar belakang/etnis yang berbeda 3 Aparat pemerintahan 4 Aparat kehutanan 5 Aparat kepolisian 6 Tokoh masyarakat/adat 7 Tokoh agama 8 Pendamping HTR/LSM 9 Pinjam meminjam Menggunakan empat tingkatan modal sosial Uphoff (2000): 1 minimum 2 rendah 3 sedang 4 tinggi 2. Jaringan Sosial (Y1.2) Hubungan yang saling berkaitan antar individu dan kelompok yang bersifat sukarela dan memakai asas persamaan

Tingkat :

1 Kepadatan dan karakteristik jaringan 2 Keragaman anggota organisasi 3 Partisipasi

4 Kerelaan membangun jaringan

5 Kerjasama kelompok dengan kelompok lain dalam komunitas

6 Kerjasama kelompok dengan kelompok lain di luar komunitas

7 Kebersamaan dalam organisasi

Menggunakan empat tingkatan modal sosial Uphoff (2000): 1 minimum 2 rendah 3 sedang 4 tinggi 3. Norma Sosial (Y1.3) Bentuk kontrol sosial informal tetapi dimengerti secara umum sebagai suatu formula untuk dapat menentukan pola tingkah laku yang diharapkan

Tingkat ketaatan terhadap: 1 Aturan tidak tertulis 2 Aturan pemerintah 3 Aturan agama 4 Kejujuran 5 Kesopanan 6 Kerukunan Menggunakan empat tingkatan modal sosial Uphoff (2000): 1 minimum 2 rendah 3 sedang 4 tinggi 4. Tindakan yang proaktif

(Y1.4)

Peran aktif dan kerelaan warga selaku subyek pembangunan

Tingkat:

1 Keinginan berbagi informasi

2 Keinginan berbagi pengetahuan dan pengalaman

3 Kerelaan melakukan hal-hal yang terpuji dalam kehidupan (memungut sampah, membersihkan lingkungan, menjaga keamanan)

4 Partisipasi warga untuk mendukung pembangunan

5 Keinginan untuk saling mengunjungi dalam rangka mencari informasi

6 Keaktifan dalam menyelesaikan konflik

Menggunakan empat tingkatan modal sosial Uphoff (2000): 1 minimum 2 rendah 3 sedang 4 tinggi 5. Kepedulian terhadap sesama dan lingkungan (Y1.5)

Sikap yang menunjukkan perhatian, solidaritas dan empati

Tingkat kepedulian terhadap sesama dan lingkungan untuk membantu orang lain dan melestarikan lingkungan Menggunakan empat tingkatan modal sosial Uphoff (2000): 1 minimum 2 rendah 3 sedang 4 tinggi

Lampiran 2 Variabel dan definisi operasional dari karakteristik individu (X)

Variabel /Definisi Operasional Ukuran/Indikator Kategori 1. Umur (X1)

Jumlah usia responden sejak lahir sampai dengan menjadi responden dinyatakan dalam tahun • < 30 tahun • 30 – 50 tahun • > 50 tahun 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 2. Pendidikan Formal (X2)

Jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh responden

• Tidak sekolah atau tamat SD

• Tamat SLTP

• Tamat SLTA, Akademi, Perguruan Tinggi

1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi

3. Pendidikan Non-Formal (X3)

Frekuensi keikutsertaan responden dalam pendidikan non-formal seperti pelatihan, penyuluhan atau kursus

• Tidak pernah • 1 – 3 kali • > 3 kali 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 4. Tingkat pendapatan (X4)

Penghasilan responden yang diperoleh dari berbagai sumber baik dari pekerjaan tetap maupun sampingan dalam satu bulan yang dihitung berdasarkan nilai tukar mata uang (Rp/bulan) • < Rp500 000 • Rp500 000 – Rp1 000 000 • > Rp1 000 000 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 5. Tingkat kesehatan (X5)

Kondisi kesehatan responden berdasarkan frekuensi terjangkit penyakit sehingga responden tidak bekerja dalam kurun waktu 1 tahun terakhir sampai menjadi responden

• Sering tidak bekerja karena sakit atau menderita penyakit menahun atau sakit parah sehingga tidak mampu beraktifitas • Kadang-kadang • Tidak pernah 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi

6. Luas lahan garapan (X6)

Luas lahan yang digarap responden baik milik sendiri maupun sewa untuk tujuan produksi pertanian atau yang lainnya yang dinyatakan dalam hektar

• < 1 ha • 1 – 2 ha • > 2 ha 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 7. Lama tinggal (X7)

Masa mukim responden yang dihitung dari awal masa mukim di desa tersebut

• < 5 tahun • 5 – 10 tahun • > 10 tahun 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 8. Status sosial (X8)

Kedudukan masyarakat dilihat dari aspek ekonomi dan aspek sosial

• Skor <2 • Skor 2 – 3 • Skor >3 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 9. Suku (X9)

Latar belakang suku responden

• Minoritas • Setempat • Mayoritas 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 10. Asal (X10)

Asal domisili responden sebelum bertempat tinggal di kawasan tersebut

• Provinsi lain • Kabupaten lain • Penduduk sekitar 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi

Lampiran 2 Variabel dan definisi operasional dari Persepsi masyarakat (Y2)

Variabel /Definisi Operasional Ukuran/Indikator Kategori 1. Alokasi lahan (Y 2.1)

Perspektif responden terhadap ketentuan penetapan dan kondisi lahan yang dicadangkan untuk HTR di wilayah mereka 1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 2. Pola HTR (Y 2.2)

Perspektif responden terhadap ketengtuan pola pemanfaatan HTR 1. tidak setuju 2. kurang setuju 3. setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 3. Pemanfaatan Hasil HTR(Y 2.3)

Perspektif responden terhadap tujuan, keuntungan dan manfaat yang akan diperoleh dengan mengikuti HTR. 1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 4. Jenis tanaman (Y 2.5)

Perspektif responden terhadap ketentuan jenis tanaman yang boleh diusahakan dalam areal HTR

1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 5. Persyaratan perijinan (Y 2.6)

Perspektif responden terhadap ketentuan pembentukan kelompok dan kemudahan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pengajuan ijin usaha pengelolaan HTR 1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 6. Proses perijinan (Y 2.7)

Perspektif responden terhadap tata cara

permohonan ijin, waktu dan biaya yang dikeluarkan

1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 7. Jangka waktu dan luas ijin (Y 2.8)

Perspektif responden terhadap ketentuan jangka waktu ijin pengelolaan HTR dan luasan yang diberikan 1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 8. Pewarisan ijin (Y 2.9)

Perspektif responden terhadap ketentuan bahwa ijin pengelolaan HTR tidak dapat diwariskan

1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 9. Hak dan kewajiban (Y 2.10)

Perspektif responden terhadap kemudahan

pemenuhan hak dan kewajiban pemegang ijin HTR yaitu hak mendapatkan pinjaman, pendampingan dan penyusunan RKU dan RKT

1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 10. Kelembagaan (Y 2.11)

Perspektif responden tentang manfaat dan peranan kelompok tani hutan (KTH) dalam tukar menukar informasi dan memudahkan proses perijinan

1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 11. Pasar (Y 2.12)

Perspektif responden terhadap potensi dan keberadaan pasar hasil tanaman HTR terutama getah karet dan kayu hutan lainnya

1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 12. Sosialisasi (Y 2.13)

Perspektif responden tentang kegiatan sosialisasi atau penyebaran informasi kepada masyarakat yang dilakukan oleh pemenrintah daerah, perangkat desa, tokoh masyarakat atau LSM

1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi

13. Penyuluhan dan Pendampingan (Y 2.13)

Perspektif responden tentang kegiatan penyuluhan dan pendampingan dilakukan oleh instansi

pemerintah, pendamping atau LSM

1 tidak setuju 2 kurang setuju 3 setuju 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi  

Lampiran 3 data responden, karakteristik individu, modal sosial dan persepsi masyarakat dalam pembangunan HTR di Terusan Sialang.

No

Nama

Responden kelamin Agama Suku

Nilai Total Nilai total Nilai Total Karakteristik modal Persepsi

Individu sosial Masyarakat

1 Toni L Islam Jawa 20 96 116

2 Supri L Islam Jawa 20 91 117

3 Bakri L Islam Jawa 17 87 116

4 Puguh L Islam Jawa 28 102 115

5 Hairul L Islam Jawa 22 95 113

6 Bambang N S L Islam Jawa 18 88 113

7 Mukhlas L Islam Jawa 23 95 113

8 Ketut subugio L hindu Bali 25 97 112

9 Made Sutarcik L hindu Bali 25 88 113

10 Nyoman Darmawan L hindu Bali 22 98 104

11 Nengah Sudiahse L hindu Bali 18 96 116

12 Dul Kodir L Islam Jawa 20 88 113

13 Endri Wahyudi L Islam Sunda 18 88 113

14 Ishak Muryadin L Islam Jawa 21 88 113

15 Selamet L Islam Jawa 21 88 113

16 M.H Taufik L Islam Jawa 21 88 113

17 Bibit L Islam Jawa 28 102 115

18 Hermanto L Islam Jawa 21 103 114

19 Aria Musal L Islam Komering 20 89 115

20 Tumiran L Islam Jawa 26 104 116

21 Yadi L Islam Jawa 16 89 93

22 saryono L Islam Jawa 17 88 99

23 Naryo L Islam Jawa 18 97 106

24 Darsono L Islam Jawa 18 93 95

25 Suparjo L Islam Jawa 17 96 95

26 Poniran L Islam Jawa 15 94 102

27 HM Dulroji L Islam Jawa 20 98 102

28 Made Lare L Hindu Bali 24 99 115

29 nyoman Mandre L Hindu Bali 24 102 116

30 Nyoman Kari L Hindu Bali 24 104 116

31 Bambang L Islam Jawa 20 100 113

32 Wayan Suparta L Hindu Bali 23 101 107

33 Hadi L Islam Jawa 24 99 125

34 Amin Tohari L Islam Jawa 24 103 111

35 Sumitro L Islam Jawa 24 98 116

36 Dasar L Islam Jawa 22 98 120

No

Nama

Responden kelamin Agama Suku

Nilai Total Nilai total Nilai Total Karakteristik modal Persepsi

Individu sosial Masyarakat

38 Triaman L Islam Jawa 20 86 115

39 Nurkufri L Islam Jawa 24 102 115

40 Kade Jamin L hindu Bali 19 95 118

41 Ketut Diarse L hindu Bali 20 99 118

42 Made Karde L hindu Bali 22 100 113

43 Made Tokolan L hindu Bali 22 93 116

44 Suwandi L hindu Bali 22 100 113

45 Balori L Islam Komering 17 83 113

46 Ronaldo L Islam Komering 15 79 118

47 katino L Islam Jawa 20 97 118

48 Dullatief L Islam Jawa 24 103 118

49 Sugito L Islam Jawa 23 100 118

50 Agus Suranto L Islam Jawa 19 87 114

51 Mujimin L Islam Jawa 19 96 116

52 Ratmen L Islam Jawa 16 88 108

53 Jhon Hend L Islam Komering 17 85 110

54 Eko L Islam Jawa 19 97 118

55 Rebo L Islam Jawa 20 99 118

56 Marlan L Islam Jawa 22 101 113

57 Sukidi L Islam Jawa 22 93 116

58 Latip L Islam Komering 18 103 108

59 Widodo L Islam Jawa 25 105 112

60 Jon Sunariyanto L Islam Jawa 20 99 113

61 Samsuri L Islam Komering 16 79 115

62 Hendrias K L Kristen Jawa 18 91 102

63 Nyoman Suarta L Hindu Bali 24 104 115

64 komarudin L Islam Jawa 25 105 113

65 Sabar L Islam Jawa 20 103 111

66 Made Adyane L Hindu Bali 20 96 118

67 Made Suladre L Hindu Bali 22 101 113

68 Kamino L Islam Jawa 19 97 118

69 Hambali L Islam Jawa 23 103 118

70 Japar L Islam Jawa 22 100 118

71 Romli L Islam Jawa 20 87 114

72 Rustam L Islam Jawa 18 96 116

73 Mulyono L Islam Jawa 21 99 108

74 Nurkholim L Islam Jawa 22 95 105

75 Rojak L Islam Jawa 18 89 97

76 Saryono L Islam Jawa 18 93 103

No

Nama

Responden kelamin Agama Suku

Nilai Total Nilai total Nilai Total Karakteristik modal Persepsi

Individu Sosial Masyarakat

78 Fathur R L Islam Jawa 18 85 100

79 Mukiar L Islam Jawa 17 82 100

80 Badri L Islam Jawa 21 95 102

81 Solihin L Islam Jawa 20 95 102

82 Abdul Halim L Islam Jawa 22 99 108

83 Tusirin L Islam Padang 16 83 104

84 Thamrin L Islam Jawa 18 93 102

85 Ibrahim L Islam Jawa 20 87 97

86 Saring L Islam sunda 16 89 102

87 Misni L Islam Jawa 19 94 115

88 Rahman L Islam Jawa 22 98 102

89 Gita L Hindu Bali 25 98 114

90 Budi L Islam Jawa 21 92 102

91 Joko Sutresno L Kristen Jawa 16 100 114

92 Mulyadi L Kristen Jawa 21 100 115

93 Karimin L Islam Jawa 19 92 116

94 Yosmar L Islam Komering 20 88 93

95 Selamet L Islam Jawa 20 93 99

96 Sunarto L Islam Jawa 13 97 106

97 Made Sane L Hindu Bali 20 102 95

98 Kusnanto L Islam Jawa 25 103 107

99 Wayan wartike L Hindu Bali 22 101 106

100 Abdi trimoko L Islam Jawa 25 101 107

101 nyoman Sunatra L Hindu Bali 26 103 105

102 Sudaryono L Islam Jawa 19 97 105

103 Prayitno L Islam Jawa 21 99 102

104 Sabaryono L Islam Jawa 25 102 105

105 Syaefudin L Islam Sunda 17 93 110

106 Waluyo L Islam Jawa 18 97 104

107 Edi Sutrisno L Islam Jawa 23 98 104

108 Joko L Islam Jawa 22 98 104

109 Purwanto L Islam Jawa 18 96 116

110 Agus L Kristen Jawa 18 96 116

111 joko L Islam Jawa 23 103 118

112 Gimin L Islam Jawa 23 103 118

113 Budi Harto L Islam Jawa 24 101 118

114 Nurhadi L Islam Jawa 24 99 104

115 Wahbudi L Islam Jawa 24 103 102

No

Nama

Responden kelamin Agama Suku

Nilai Total Nilai total Nilai Total Karakteristik modal Persepsi

Individu Sosial Masyarakat

117 Nyoman Ayu L Hindu Bali 25 105 118 118 Bonadi L Islam Jawa 22 96 103 119 Sarimo L Islam Jawa 24 98 116