• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adawiyah, Nurul Robiatul. 2013. Skrining, Isolasi, dan Uji Aktivitas Antibakteri Metabolit Bioaktif Jamur Endofit dari Tanaman Kina (Cinchona pubescens Vahl.). Skripsi Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Agusta, Andria. 2009. Biologi & Kimia Fungi Endofit. Cibinong: Penerbit ITB. Amelia, Puteri. 2011. Isolasi, Elusidasi Struktur dan Uji Aktivitas Antioksidan

Senyawa Kimia dari Daun Garcinia benthami Pierre. Tesis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Magister Ilmu Kefarmasian Universitas Indonesia, Depok.

Ariyono, Redha Qadiani, et al. 2014. Keanekaragaman Fungi Endofit Daun Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) pada Lahan Pertanian Organik dan Konvensional. Jurnal HPT. 2 (1).

Batt, Carl A and Mary-Lou Tortorello. 2014. Encyclopedia of Food Microbiology Second Edition. USA: Academic Press.

Buckle, K.A. 1985. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta.

Castillo UF et al. 2002. Munumbicins, Wide Spectrum Antibiotics Produced by Streptomyces NRRL 30562, Endophytic on Kennedia Nigriscans. Microbiology. 148: 2675-2685.

Castillo UJ et al. 2003. Kakandumycins, Novel Antibiotics from Streptomyces sp. NRRL 30566, an Endophyte of Grevillea pteridifolia. FEMS Lett. 24: 183-190.

Dwidjoseputro. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan. Elya, B. et al. 2004. Two New Benzophenones from Garcinia benthami. J. Trop.

Med. Plants. 5 (2): 229-231.

Elya, B, Soleh Kosela & Muhammad Hanafi. 2006. Flavonoid dan Triterpenoid dari Ekstrak Aseton Garcinia benthami Pierre. Jurnal Bahan Alam Indonesia. 6 (1): 37-41.

Elya, B, Soleh Kosela & Muhammad Hanafi. 2009. Senyawa Triterpenoid dari Ekstrak N-Heksana Kulit Batang Tanaman Garcinia benthami. Makara Sains. 13 (1): 9-12.

Fitriyah, Dina, Christine Jose, & Saryono. 2013. Skrining Aktivitas Antimikroba dan Uji Fitokimia dari Kapang Endofitik Tanaman Dahlia (Dahlia variabilis). J. Ind.Che.Acta. 3 (2).

Gandjar et al. 1999. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Guan SH et al. 2005. p-Aminoacetophenonic Acids Produced by a Mangrove Endophyte: Streptomyces griseus Subspecies. J Nat Prod. 68: 1198–200. Gunawan, Sulistia Gan. 2011. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Badan Penerbit

FKUI.

Hadioetomo RS. 1995. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia. Handayani. 2007. Skrining Kapang Endofit Penghasil Antimikroba dari Ranting

Tanaman Garcinia tetrandra Pierre terhadap Escherichia coli, Staphylococcuc aureus, Salmonella typhosa, Bacillus subtilis, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans, dan Aspergillus niger. Skripsi Sarjana Ekstensi Farmasi FMIPA UI, Depok.

Hemshekhar, M et al. 2011. An Overview on Genus Garcinia: Phytochemical and Therapeutical Aspects. Springer Science+Business Media B.V.

Heyne K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid III. Cetakan I. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan.

Horn WS et al. 1995. Phomopsichalasin, a Novel Antimicrobial Agent from an Endophytic Phomopsis Spp. Tetrahedron. 14: 3969-3978.

Iinuma, Munekazu et al. 1998. A Xanthone from Garcinia cambogia. Phytochemistry. 47 (6): 1169-1170.

Ilyas, M et al. 1994. Isoflavons from Garcinia nervosa. Phytochemistry. 36(3): 807-809.

Jawetz, Melnik & Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Jay, J. M. 1978. Modern Food Microbiology. AVI Publ. Co. Inc., Westport,

Connecticut.

Juliantina, F. R., Ayu, D. C. M, & Nirwani, B. 2008. Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai Agen Antibakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia.

Khotimah, Fiqi Khusnul. 2010. Isolasi Senyawa Aktif Antibakteri Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Syzygium aromaticum). Skripsi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kumala, Shirly dan Ainun Apriani Pratiwi. 2014. Efek Antimikroba dari Kapang Ranting Tanaman Biduri. Jurnal Farmasi Indonesia. 7 (2).

Kumala, Shirly dan Endro Budi Siswanto. 2007. Isolation and Screening of Endophytic Microbes from Morinda citrifolia and their Ability to Produce Anti-Microbial Substances. Microbiology Indonesia. 1 (3): 145-148. Kumala, Shirly, Fransisca Shanny, dan Priyo Wahyudi. 2006. Uji Aktivitas

Antimikroba Metabolit Bioaktif Mikroba Endofitik Tanaman Trengguli (Cassia fistula L.). Jurnal Farmasi Indonesia. 3 (2): 97 - 102.

Larran, S., C. Monaco, & H.E. Alippi. 2001. Endophytic Fungi in leaves of Lycopersicon esculentum. World J. Microbiol. Biotechnol. 17: 181-184. Lay, Bibiana W. 1992. Mikrobiologi, Edisi 1. Jakarta: Rajawali Press.

Li JY et al. 2001. Ambuic acid, a highly functionalized cyclohexenone with antifungal activity from Pestalotiopsis spp. and Monochaetia spp. Pytochemistry. 56: 463-468.

Likhitwitayawuid et al. 1998. Xanthones with Antimalarial Activity from Garcinia dulcis. Planta Med. 64: 281-282.

Lorian, V. 1980. Antibiotic in Laboratory Medicine, 2th edition. London: Williams and Wilkins.

Madigan, M. 2005. Brock Biology of Microorganism. Englewood Cliff: Prentice Hall.

McDonnell, G. & A.D. Russell. 1999. Antiseptic and disinfectants: Activity, action, and resistance. Clinical Microbiology Review. 12 (1): 147-179. Melliawati, Ruth & Puspita Suci Wulandari. 2008. Kapang Endofit dari Taman

Nasional Gunung Halimun Sebagai Penghambat Pertumbuhan Mikroba Patogen Salmonella thypi dan Candida albicans. Berk. Penel. Hayati. 13: 101-107.

Melliawati, Ruth & Harni. 2009. Senyawa Antibakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dari Kapang Endofit Taman Nasional Gunung Halimun. Jurnal Natur Indonesia 12 (1): 21-27. Mutmainnah et al. 2008. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Probiotik dari Saluran

Pencernaan Ayam Kampung Gallus domesticus. Jurnal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin Makassar.

Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).

Petrini O, Sieber TN, Toti L, Viret O. 1992. Ecology, Metabolite Production and Substrate Utilization in Endophytic Fungi. Natural Toxins. 1: 185-196. Phongpaichit, Souwalak et al. 2006. Antimicrobial Activity in Cultures of

Endophytic Fungi Isolated from Garcinia Species. Journal FEMS Immunol Med Microbiol. 48: 367–372.

Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Prihatiningtias, W. 2005. Senyawa Bioaktif Fungi Endofit Akar kuning (Fibraurea chloroleuca Miers) sebagai Senyawa Antimikroba. Tesis Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta.

Rachman, I. 2003. Sumber Koleksi Herbarium Bogoriense. Bogor: Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Radji, Maksum. 2005. Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan Obat Herbal. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2 (3): 113 – 126. Radji, Maksum. 2006. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Edisi kedua.

Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok: 24-25. Dalam: Rachmayani, 2008.

Radji, Maksum et al. 2011. Isolation of fungal endophytes from Garcinia mangostana and their antibacterial activity. African Journal of Biotechnology. 10 (1): 103-107.

Ramadhan, M. Gama. 2011. Skrining dan Uji Aktivitas Penghambatan α -Glukosidase dari Kapang Endofit Daun Johar (Cassia siamea Lamk.). Skripsi Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok.

Rosana, Yeva. 2001. Isolasi dan Seleksi Mikroba Endofit Penghasil Antimikroba dari Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn). Tesis Kekhususan Mikrobiologi Kedokteran Program Studi Ilmu Biomedik-Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok. Rosana, Yeva et al. 2001. Isolasi dan Seleksi Jamur Endofit dari Tanaman

Belimbing Wuluh (Averhoa blith Linn) yang Menghasilkan Bahan Anti-Mikotik. J Mikol Ked Indones 2: 134-139 dalam Kumala, Shirly dan Endro Budi Siswanto. 2007. Isolation and Screening of Endophytic Microbes from Morinda citrifolia and their Ability to Produce Anti-Microbial Substances. Microbiology Indonesia. 1 (3): 145-148.

Rustanti, Mirna. 2007. Isolasi dan Seleksi Kapang Endofit Penghasil Antimikroba pada Akar Tanaman Sesoot (Garcinia picrorrhiza Miq.). Skripsi Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok.

Sari, R. 1999. Koleksi Garcinia Kebun Raya Bogor: Konservasi dan Potensi. Prosiding Seminar Nasional Konservasi Flora Nusantara. Balai Pengembangan Kebun Raya, Lembaga Pengetahuan Indonesia Bogor, 217-221.

Simanjuntak P et al. 2004. Isolasi dan Identifikasi Artemisinin dari Hasil Kultivasi Mikroba Endofit dari Tanaman Artemisia annua. Majalah Farmasi Indonesia. 15 (2): 68-74.

Simarmata, Rumella, Sylvia Lekatompessy, dan Harmastini Sukiman. 2007. Isolasi Mikroba Endofitik dari Tanaman Obat Sambung Nyawa (Gynura procumbens) dan Analisis Potensinya Sebagai Antimikroba. Berk. Penel. Hayati. 13: 85–90.

Sinaga E, Noverita, dan Fitria D. 2009. Daya Antibakteri Fungi Endofit yang Diisolasi dari Daun dan Rimpang Lengkuas (Alpinia galangal Sw.). Jurnal Farmasi Indonesia. 4: 161-162.

Sleigh, JD & Timbury, M.C. 1994. Notes on Medical Bacteriology. Tokyo: Churchill Livingstone.

Sosef, M. S. M., Hong, L. T. & Prawirohatmodjo, S. 1998. PROSEA (Plant Resources of South East Asia) Timber Trees: Lesser – Known Timber. Backhuys Publisher, Leyden. (3): 246-249.

Strobel, Gary A et al. 1996. Taxol from Fungal Endophytes and the Issue of Biodiversity. Journal of Industrial Microbiology. 17: 417-423.

Strobel, Gary A. 2002. Microbial gifts from rain forests. Can J Plant Pathol. 24: 14-20.

Strobel, Gary and Bryn Daisy. 2003. Bioprospecting for Microbial Endophytes and Their Natural Products. Microbiology and Molecular Biology Reviews. 67 (4): 491-502.

Strobel, Gary A et al. 2004. Natural Products from Endophytic Microorganisms. J Nat Prod. (67): 257–68.

Syahrurachman, Agus et al. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Tan RX, Zou WX. 2001. Endophytes: A Rich Source of Functional Metabolites. Nat Prod Rep. 18: 448-459.

Tilakchand, Mahima, Balaram Naik, & Abhijith S Shetty. 2014. A Comparative Evaluation of the Effect of 5.25% Sodium Hypochlorite and 2% Chlorhexidine on the Surface Texture of Gutta-Percha and Resilon Cones Using Atomic Force Microscope. J Conserv Dent. 17 (1): 18–21.

Valera, M.C et al. 2009. Antimicrobial Activity of Sodium Hypochlorite Associated with Intracanal Medication for Candida Albicans and Enterococcus Faecalis Inoculated in Root Canals. J. Appl. Oral Sci. 17 (6): 555-559.

Verheij EWM & Coronel RE. 1992. PROSEA Sumber Daya Nabati Asia Tenggara. Buah-buahan yang dapat dimakan (2). Bogor.

Waluyo. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: UMPress.

LAMPIRAN

Lampiran 2. Bagan Sterilisasi Permukaan

Lampiran 3. Bagan Isolasi Mikroba Endofit

Daun dipotong dengan ukuran ± 1 x 1 cm2 Media isolasi PDA Media isolasi NA Diinkubasi pada suhu ruang selama 14 hari Diinkubasi pada suhu 35ºC selama 3 hari Air mengalir selama 10 menit 4 helai daun dan pucuk daun dipilih Alkohol 70% selama 1 menit Natrium hipoklorit (NaOCl) 5,25% selama 5 menit Alkohol 70% selama 30 detik Aquades steril selama

1 menit diulang dua kali

Daun dikeringkan di atas kertas saring

Lampiran 4. Bagan Pemurnian Mikroba Endofit

a. Pemurnian Kapang Endofit

b. Pemurnian Bakteri Endofit

Dimurnikan ke dalam media PDA dan diinkubasi selama

5-7 hari pada suhu ruang Kapang endofit tumbuh Isolat kapang endofit murni Stock culture Dipindahkan ke dalam media

agar PDA dan agar miring PDA. Kultur kapang endofit

diinkubasi selama 5-10 hari pada suhu ruang

Working culture Bakteri endofit tumbuh Disubkultur pada plate medium NA pada suhu 35ºC selama 24-48 jam Koloni murni kemudian dipindahkan ke agar miring NA dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu

35ºC stock culture working

Lampiran 5. Karakterisasi Kapang Endofit a. Karakterisasi Makroskopis Kapang Endofit

b. Karakterisasi Mikroskopis Kapang Endofit

Mengamati karakteristik koloni suatu biakan, meliputi:

- warna dan struktur permukaan koloni; - ada atau tidaknya tetes eksudat (exudate

drops); dan

- ada atau tidaknya lingkaran konsentris (zonasi).

Setelah masa inkubasi selesai, kemudian diamati secara mikroskopis dengan mikroskop cahaya pada perbesaran 200-400

kali

diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari

Lampiran 6. Bagan Fermentasi Mikroba Endofit

a. Fermentasi Kapang Endofit

b. Fermentasi Bakteri Endofit

Koloni bakteri

endofit murni Diinkubasi pada suhu ruang selama 2 hari dengan kecepatan shaker 170 rpm

Biomassa sel dipanen dengan menggunakan sentrifus berpendingin 3000

rpm selama 20 menit pada suhu 4°C Supernatan dari hasil

sentrifus digunakan untuk uji hayati

Difermentasi cair dengan menggunakan medium NB sebanyak 10 mL dalam tabung reaksi diameter 2

cm Koloni kapang

endofit yang telah murni

Diinkubasi selama 21 hari dengan suhu ruang dalam kondisi

stasioner.

Miselia dan media agar dari kapang endofit diambil sebanyak 3 bulatan

berdiameter 6 mm kemudian dimasukkan ke dalam media PDY

200 mL.

Hasil fermentasi disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit dan supernatan yang diperoleh dijadikan sebagai

Lampiran 7. Bagan Uji Aktivitas Antibakteri dari Supernatan Hasil Fermentasi Mikroba Endofit

Lampiran 8. Hasil Isolasi Mikroba Endofit

1) Isolasi Kapang Endofit pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) Isolasi kapang endofit pada daun didekat pucuk

Hari ke-0 Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-14

Kontrol

Didapatkan 1 isolat kapang endofit yaitu isolat GB5

Cakram yang sudah diresapi larutan uji diletakkan pada permukaan media yang berisi bakteri uji. Amati

zona hambatan yang terbentuk setelah inkubasi. Ukur diameter zona hambat dengan jangka sorong Kontrol positif yang

digunakan pada uji aktivitas antibakteri adalah kloramfenikol 30

µg/cakram

Kontrol negatif yaitu aquades steril yang diserapkan ke

Isolasi kapang endofit pada daun ditengah ranting Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-14 Kontrol

Didapatkan 8 isolat kapang endofit yaitu GB1, GB2, GB4, GB6, GB9,

GB10, GB11, dan GB12

Isolasi kapang endofit pada daun dipangkal ranting

Hari ke-5

Hari ke-7

Hari ke-14

Kontrol

Didapatkan 8 isolat yaitu isolat GB3, GB7, GB13, GB14, GB15, GB16, GB17, dan GB18

Isolasi kapang endofit pada pucuk daun Hari ke-5 Hari ke-7 Hari ke-14

Kontrol Didapatkan 1 isolat kapang endofit yaitu GB8

2) Isolasi Bakteri Endofit pada Media NA (Nutrient Agar)

Isolasi bakteri endofit pada daun yang berada di dekat pucuk daun

Hari ke-3 Kontrol

Didapatkan 3 isolat bakteri endofit yaitu IGB5, IGB6, dan

IGB7

Isolasi bakteri endofit pada pucuk daun Hari ke-3 Kontrol Didapatkan 4 isolat bakteri yaitu IGB1, IGB2, IGB3, dan

Lampiran 9. Hasil StockCulture Mikroba Endofit 1) Kapang Endofit GB1 GB2 GB3 GB4 GB5 GB6 GB7 GB8 GB9 GB10 GB11 GB12 GB13 GB14 GB15 GB16 GB17 GB18 2) Bakteri Endofit

Lampiran 10. Hasil Fermentasi Mikroba Endofit 1) Hasil Fermentasi Kapang Endofit

2) Hasil Fermentasi Bakteri Endofit

Lampiran 11. Data Absorbansi Kurva Pertumbuhan Bakteri Uji

Absorbansi (Optical Density)

Jam E.coli S.aureus S.dysenteriae B.subtilis S.typhimurium

0 0.007 0.001 0.003 0.002 0.006 1 0.012 0.005 0.007 0.002 0.041 2 0.055 0.014 0.017 0.006 0.130 3 0.203 0.066 0.037 0.009 0.327 4 0.402 0.198 0.088 0.021 0.444 5 0.542 0.404 0.226 0.065 0.347 6 0.624 0.821 0.402 0.163 0.401 7 0.689 1.022 0.579 0.294 0.372 8 0.806 1.142 0.757 0.434 0.364 9 0.884 1.191 0.891 0.633 0.377 10 1.056 1.485 0.892 0.474 0.981 11 1.160 1.479 0.976 0.621 1.094 12 1.470 1.769 0.956 0.830 1.240 13 1.647 2.122 0.990 0.855 1.269 14 1.895 1.946 1.229 1.132 1.430 15 1.973 2.083 1.581 0.156 1.514 16 2.053 1.839 1.631 1.776 1.584 17 2.086 1.911 1.692 1.893 1.648 18 2.072 1.744 1.956 1.668 19 2.058 1.731 1.978 1.734 20 2.057 1.786 1.946 1.682 21 2.033 1.780 1.981 1.745 22 2.033 1.797 1.958 1.763 23 1.944

Dokumen terkait