• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN

2. Dakwaan

Dakwaan yang diajukan oleh penuntut umum pada persidangan adalah berupa dakwaan alternative. Adapun dakwaan dari penuntut umum sebagaimana dalam Surat Dakwaan No. Reg. Perkara: PDM-629/ JKTMR/09/2013 tertanggal 11 September 2013 adalah sebagai berikut.

KESATU:

Bahwa Terdakwa Dedi Junaedi pada hari Selasa, tanggal 16 Juli 2013 sekitar pukul 18.30 WIB atau tidaknya pada bulan Juli 2013 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2013 bertempat di warung pecel lele di depan RS Pasar Rebo Jl. TB Simatupang Kelurahan Gedong Kec. Pasar Rebo, Jakarta Timur, atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Timur, menyimpan secara fisik dengan cara apapun yang diketahuinya merupakan rupiah palsu, yang dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut.

Bahwa pada hari Selasa, tanggal 16 Juli 2013 sekitar pukul 18.30 WIB saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi, anggota Intel Metro, mendapat informasi dari seseorang yang tidak mau disebutkan namanya bahwa ada seorang lelaki yang transaksi menjual atau mengedarkan uang palsu. Pada saat itu saksi Winarno dan saksi Amang berada tidak jauh dari tempat kejadian di warung pecel lele depan RS Pasar Rebo Jl. TB Simatupang Jakarta Timur, bersama-sama dengan anggota lainnya dari Polda Metro Jaya dalam rangka antisipasi wilayah, kemudian saksi Winarno dan saksi Amang berhasil menangkap terdakwa Dedi Junaedi kemudian saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi melakukan pemeriksaan, lalu saksi Winarno menanyakan “Dimana uang palsunya” dan terdakwa mengakui dan menunjukan bahwa uang palsu yang dibawanya berada didalam dompet dan ditaruh didalam bagasi motor, selanjutnya saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi melakukan pemeriksaan di bagasi motor terdakwa, ternyata benar ditemukan uang palsu pecahan Rp.100.000,-(seratus ribu rupiah) sebanyak enam lembar dan uang palsu pecahan Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) sebanyak empat belas lembar.

Bahwa awalnya terdakwa telah janjian melalui handphone dengan seorang yang mengaku bernama Sdr. Geni (DPO) dengan maksud mau membeli uang palsu dari Sdr. Handoyo (DPO), dimana peran terdakwa sebagai perantara, kemudian Terdakwa dan Sdr. Geni janjian di depan RS Pasar Rebo, Jakarta Timur dan saat itu sambil terdakwa menunggu Sdr Geni dan Sdr Handoyo (pemilik barang berupa uang palsu), terdakwa makan pecel lele ditempat tersebut. Namun saat Terdakwa makan, Terdakwa ditangkap oleh Polisi, yaitu oleh saksi Winarno

dan saksi Amang Pribadi, kemudian dilakukanlah penggeledahan terhadap terdakwa. Atas kejadian tersebut pelaku dan barang bukti dibawa ke polsek Pasar Rebo Jakarta Timur.

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pusat Analisa dan Informasi uang Rupiah No.15/26/DPU/GKPU/Div-3/Lab bahwa:

Pecahan Rp.100.000,-TE 2004 Nomor seri CGH062016.LGE756203 DAN FPN031361 Pecahan Rp.50.000,-nomor Seri : KMF062024 DAN FPN031370 adalah PALSU dengan penjelasan:

 Bahan kertas yang digunakan terbuat dari bahan kertas biasa yang tidak

memudar dibawah sinar Ultra Violet, warna dasar bahan putih;

 Warna terlihat buram dan tidak terang;

 Benang pengaman dibuat dengan teknik sablon, sehingga tidak terdapat efek

perubahan warna bila dilihat dari sudut pandang berbeda;

 Tanda Air (Watermark) dibuat dengan teknik sablon, sehingga gambar yang

dihasilkan terlihat datar;

 Optically Variable Ink (OVI) dicetak dengan teknik Inkjet dan laser Printing

sehingga tidak terdapat efek perubahan warna bila dilihat pada sudut pandang berbeda;

 Irisafe/Pigmen dicetak dengan teknik sablon, sehingga tidak terdapat efek

perubahan warna bila dilihat pada sudut pandang berbeda;

 Rainbow Printing/cetak Pelangi dicetak dengan teknik cetak laser Printing,

 Nomor seri dibuat dengan teknik cetak Inkjet Printing dan sablon yang memudar di bawah sinar UV dan memiliki warna sama dengan yang asli;

 Intalio dibuat dengan teknik cetak laser Printing sehingga tidak terasa kasar

apabila diraba;

 Blind Code dibuat dengan teknik cetak Laser Printing sehingga tidak terasa

kasar apabila diraba;

 Rectoverso logo BI antara sisi bagian depan dan sisi bagian belakang tidak

saling mengisi/tidak presisi sehingga Logo BI terlihat tidak sempurna;

 Laten Image tidak terdapat;

 Micro text tidak terdapat;

 Visible Fluorescent pada gambar kepulauan Indonesia dicetak dengan tinta

khusus yang akan memendar di bawah sinar UV dan memiliki warna yang tidak sama dengan yang asli;

 Invisible Fluorescent berupa angka nominal dan dicteak dengan tinta khusus

yang akan memendar dibawah sinar UV dan memiliki warna yang tidak sama dengan yang asli tidak terdapat Invisible Fluorescent berupa gambar siluet gedung MPR/DPR/DPRD RI ;

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 36 ayat (2) UU RI No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

KEDUA:

Bahwa Terdakwa Dedi Junaedi pada hari Selasa, tanggal 16 Juli 2013 sekitar pukul 18.30 WIB atau tidaknya pada bulan Juli 2013 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2013 bertempat di warung pecel lele di

depan RS Pasar Rebo Jl. TB Simatupang Kelurahan Gedong Kec. Pasar Rebo, Jakarta Timur, atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Timur, menyimpan secara fisik dengan cara apapun yang diketahuinya merupakan rupiah palsu, yang dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut.

Bahwa pada hari Selasa, tanggal 16 Juli 2013 sekitar pukul 18.30 WIB saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi, anggota Intel Metro, mendapat informasi dari seseorang yang tidak mau disebutkan namanya bahwa ada seorang lelaki yang transaksi menjual atau mengedarkan uang palsu. Pada saat itu saksi Winarno dan saksi Amang berada tidak jauh dari tempat kejadian di warung pecel lele depan RS Pasar Rebo Jl. TB Simatupang Jakarta Timur, bersama-sama dengan anggota lainnya dari Polda Metro Jaya dalam rangka antisipasi wilayah, kemudian saksi Winarno dan saksi Amang berhasil menangkap terdakwa Dedi Junaedi kemudian saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi melakukan pemeriksaan, lalu saksi Winarno menanyakan “Dimana uang palsunya” dan terdakwa mengakui dan menunjukan bahwa uang palsu yang dibawanya berada didalam dompet dan ditaruh didalam bagasi motor, selanjutnya saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi melakukan pemeriksaan di bagasi motor terdakwa, ternyata benar ditemukan uang palsu pecahan Rp.100.000,-(seratus ribu rupiah) sebanyak enam lembar dan uang palsu pecahan Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) sebanyak empat belas lembar.

Bahwa awalnya terdakwa telah janjian melalui handphone dengan seorang yang mengaku bernama Sdr. Geni (DPO) dengan maksud mau membeli uang

palsu dari Sdr. Handoyo (DPO), dimana peran terdakwa sebagai perantara, kemudian Terdakwa dan Sdr. Geni janjian di depan RS Pasar Rebo, Jakarta Timur dan saat itu sambil terdakwa menunggu Sdr Geni dan Sdr Handoyo (pemilik barang berupa uang palsu), terdakwa makan pecel lele ditempat tersebut. Namun saat Terdakwa makan, Terdakwa ditangkap oleh Polisi, yaitu oleh saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi, kemudian dilakukanlah penggeledahan terhadap terdakwa. Atas kejadian tersebut pelaku dan barang bukti dibawa ke polsek Pasar Rebo Jakarta Timur.

Berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Pusat Analisa dan Informasi uang Rupiah No.15/26/DPU/GKPU/Div-3/Lab bahwa:

Pecahan Rp.100.000,-TE 2004 Nomor seri CGH062016.LGE756203 DAN FPN031361 Pecahan Rp.50.000,-nomor Seri : KMF062024 DAN FPN031370 adalah PALSU dengan penjelasan:

 Bahan kertas yang digunakan terbuat dari bahan kertas biasa yang tidak

memudar dibawah sinar Ultra Violet, warna dasar bahan putih;

 Warna terlihat buram dan tidak terang;

 Benang pengaman dibuat dengan teknik sablon, sehingga tidak terdapat efek

perubahan warna bila dilihat dari sudut pandang berbeda;

 Tanda Air (Watermark) dibuat dengan teknik sablon, sehingga gambar yang

dihasilkan terlihat datar;

 Optically Variable Ink (OVI) dicetak dengan teknik Inkjet dan laser Printing

sehingga tidak terdapat efek perubahan warna bila dilihat pada sudut pandang berbeda;

 Irisafe/Pigmen dicetak dengan teknik sablon, sehingga tidak terdapat efek perubahan warna bila dilihat pada sudut pandang berbeda;

 Rainbow Printing/cetak Pelangi dicetak dengan teknik cetak laser Printing,

sehingga menghasilkan efek warna pelangi;

 Nomor seri dibuat dengan teknik cetak Inkjet Printing dan sablon yang

memudar di bawah sinar UV dan memiliki warna sama dengan yang asli;

 Intalio dibuat dengan teknik cetak laser Printing sehingga tidak terasa kasar

apabila diraba;

 Blind Code dibuat dengan teknik cetak Laser Printing sehingga tidak terasa

kasar apabila diraba;

 Rectoverso logo BI antara sisi bagian depan dan sisi bagian belakang tidak

saling mengisi/tidak presisi sehingga Logo BI terlihat tidak sempurna;

 Laten Image tidak terdapat;

 Micro text tidak terdapat;

 Visible Fluorescent pada gambar kepulauan Indonesia dicetak dengan tinta

khusus yang akan memendar di bawah sinar UV dan memiliki warna yang tidak sama dengan yang asli;

 Invisible Fluorescent berupa angka nominal dan dicteak dengan tinta khusus

yang akan memendar dibawah sinar UV dan memiliki warna yang tidak sama dengan yang asli tidak terdapat Invisible Fluorescent berupa gambar siluet gedung MPR/DPR/DPRD RI ;

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 245 KUHP.

Dokumen terkait