• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENJATUHKAN

4. Pertimbangan Hakim

Menimbang, bahwa atas pertanyaan Hakim Ketua Majelis, Terdakwa menyatakan telah mengerti akan isi dan maksud dakwaan Penuntut Umum;

Menimbang, bahwa atas pembacaan surat dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa tidak mengajukan Eksepsi;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya, Penuntut Umum telah mengajukan saksi-saksi yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah maupun yang tidak sumpah, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

Saksi YUSAK SIBUEA, dibawah sumpah menerangkan sebagai berikut;

 Bahwa saksi sebelumnya tidak kenal dengan Terdakwa, setelah bertemu di

Polsek pada saat diserahkan Terdakwa;

 Bahwa Terdakwa ini diperiksa sehubungan dengan kedapatan terkait tindak

pidana uang palsu;

 Bahwa kejadian berlangsung pada hari Selasa, tanggal 16 Juli 2013 jam

20.30 WIB saat saksi sedang melaksanakan tugas piket Reskrim di Polsek Pasar Rebo;

 Bahwa pelaku yang diserahkan adalah seorang laki-laki yang mengaku

bernama Dedi Junaedi;

Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum ada saksi lain akan tetapi tidak dapat hadir dipersidangan walaupun telah dipanggil, dan Jaksa memohon agar keterangan saksi dapat dibacakan, dan atas persetujuan dari Hakim Ketua, bahwa Terdakwa tidak keberatan keterangan saksi dibacakan, saksi-saksi yang ada dalam berita acara pemeriksaan, oleh kepolisian Resort Metro Jakarta Timur Sektor Pulo

Gadung yang telah dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum pada persidangan tanggal 28 Oktober 2013 yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah

yang pada pokoknya adalah sebagai berikut ,1.Saksi Winarno, 2. Saksi Amang

Pribadi;

Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum tidak dapat menghadirkan saksi Ahli dipersidangan dan keterangan saksi ahli dibacakan pada persidangan Jaksa Penuntut Umum pada persidangan tanggal 06 November 2013 yang telah memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya adalah sebagai

berikut Saksi Rahadi Arudji;

Menimbang, Bahwa telah mendengar pula keterangan Terdakwa dipersidangan yang pada pokoknya menerangkan;

 Bahwa Terdakwa belum pernah dihukum;

 Bahwa Terdakwa kedapatan mengedarkan uang palsu tersebut pada hari

Selasa tanggal 16 Juli 2013 disebuah warung pecel lele di depan RS Pasar Rebo Jalan TB Simatupang Kelurahan Gedong, kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur;

 Bahwa Terdakwa kedapatan mengedarkan uang palsu, mulanya Terdakwa

telah transaksi/janjian melalui handphone dengan seorang yang mengaku bernama Geni dengan maksud mau membeli uang palsu dari saudara Handoyo perantara Terdakwa, kemudian Terdakwa janjian;

 Bahwa yang terdakwa dapatkan hasil dari penjualan tersebut terdakwa

mendapatkan Rp.500.000,-(lima ratus ribu rupiah) dari Andi sebagai pemilik uang palsu;

 Bahwa uang komisi dari perantara tersebut telah habis Terdakwa gunakan untuk kebutuhan sehari-hari ;

Menimbang, bahwa terhadap terdakwa telah didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan alternative yaitu:

Kesatu Pasal 36 ayat (2) UU RI No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang; Kedua Pasal 245 KUHP;

Menimbang, bahwa untuk dapat dipersalahkan dalam Dakwaan Kesatu tersebut, maka haruslah dipenuhi unsur-unsur dari tindak pidananya sebagai berikut :

1. Unsur Barang siapa;

2. Unsur menyimpan secara fisik dengan cara apapun yang diketahuinya

merupakan rupiah Palsu; Unsur ke-1 : Barang siapa.

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “barang siapa” adalah setiap orang sebagai subyek hukum pendukung hak dan kewajiban yang sehat akal pikirannya dan dapat dimintakan pertanggungjawaban hukum atas perbuatannya;

Menimbang, bahwa Terdakwa Dedi Junaedi yang oleh Penyidik telah ditetapkan sebagai Tersangka dalam perkara ini dan oleh Penuntut Umum dihadapkan sebagai Terdakwa di persidangan dan pada awal persidangan telah dinyatakan tentang indentitas dirinya dengan lengkap sebagaimana dalam surat dakwaan dimana semuanya telah dibenarkan oleh Terdakwa serta sesuai pengamatan Majelis Hakim selama pemeriksaan perkara ini berlangsung tidak terdapat tanda-tanda pada diri Terdakwa yang mengindikasikan Terdakwa tidak

sehat akal pikirannya, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa sehat akal pikirannya dan dapat bertanggung jawab di hadapan hukum;

Menimbang, bahwa memang dalam praktek peradilan di Indonesia terdapat dua pendapat, dimana pendapat pertama menyatakan bahwa “barang siapa” merupakan unsur delik, sedangkan pendapat yang kedua menyatakan bahwa bukan merupakan unsur delik;

Menimbang, bahwa pendapat pertama yang menyatakan “barang siapa” merupakan unsur delik maka harus dibuktikan di muka persidangan dengan alat-alat bukti yang menjelaskan bahwa benar orang yang dihadapkan ke persidangan sebagai Terdakwa tersebut adalah benar-benar sebagai pelaku delik tersebut,

sedangkan pendapat kedua yang menyatakan bahwa “barang siapa” tidak

merupakan unsur delik melainkan unsur dari pasal, dimana pada setiap pasal selalu diawali dengan “barang siapa”, hal itu sudah cukup menunjukkan sebagai pelaku tindak pidana ketika oleh Penyidik disangka, oleh Penuntut Umum didakwa di persidangan dan dituntut, sehingga tidak memerlukan pembuktian, cukup yang dibuktikan adalah perbuatannya saja;

Menimbang, bahwa dalam Ilmu Hukum Pidana juga tidak secara tegas dijelaskan tentang hal tersebut, sehingga di dalam praktek kedua pendapat di atas dipergunakan, hal tersebut tergantung dari kasus yang dihadapi, jika ada sangkalan bahwa Terdakwa tersebut bukan sebagai pelaku delik, tetapi orang lain, maka perlu pembuktian untuk mematahkan sangkalan/alibi dari Terdakwa tersebut;

Menimbang, bahwa dalam perkara ini Terdakwa tidak mengajukan alibi, tetapi Terdakwa hanya mempertahankan apa yang dilakukannya bukan sebagaimana yang didakwakan oleh Penuntut Umum, maka “barang siapa” tidak perlu dibuktikan dengan alat bukti lain selain dari identitas Terdakwa yang sudah ada dan diakui serta ditambah dengan pengamatan Majelis selama pemeriksaan berlangsung di persidangan ternyata Terdakwa cakap dan mampu bertindak serta bertanggung jawab menurut hukum;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, unsur “barang siapa” dalam perkara ini telah terpenuhi dan karenanya telah terbukti secara sah dan meyakinkan ;

Menimbang, bahwa oleh karena unsur pertama telah terbukti maka selanjutnya akan dipertimbangkan unsur kedua dari dakwaan tersebut ;

Unsur ke-2 : Unsur menyimpan secara fisik dengan cara apapun yang diketahuinya merupakan rupiah Palsu;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan Terdakwa di persidangan terungkap bahwa pada hari Selasa Tanggal 16 Juli 2013 sekira pukul 18.30 WIB saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi anggota Intel Polda Metro mendapat Informasi dari seseorang yang tidak mau disebutkan namanya bahwa ada seorang lelaki yang transaksi menjual atau mengedarkan uang palsu, bahwa pada saat itu saksi Winarno dan saksi Amang berada tidak jauh dari tempat kejadian di warung Pecel Lele depan Rumah Sakit Pasar Rebo Jalan TB Simatupang Jakarta Timur, bersama-sama dengan anggota lainnya dari Polda Metro Jaya dalam rangka antisipasi wilayah, kemudian saksi Winarno dan saksi

Amang berhasil menangkap terdakwa Dedi Junaedi kemudian saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi melakukan pemeriksaan, lalu saksi Winarno menanyakan “Dimana uang palsunya” dan Terdakwa mengakui dan menunjukan bahwa uang palsu yang dibawanya berada dalam dompet dan ditaruh di dalam bagasi Motor, selanjutnya saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi melakukan pemeriksaan dibagasi motor Terdakwa ternyata benar ditemukan uang palsu pecahan Rp.100.000,-(seratus ribu rupiah) sebanyak enam lembar dan uang pecahan Rp.50.000,-(lima Puluh ribu rupiah) sebanyak empat belas lembar; Dengan demikian maka unsur ini telah terpenuhi secara sah dan menyakinkan menurut Hukum;

Menimbang, bahwa sebagaimana terungkap dalam persidangan,

berdasarkan keterangan saksi-saksi dan dibenarkan oleh Terdakwa, ternyata Terdakwa Dedi Junaedi pada hari Selasa tanggal 16 Juli 2013 sekira pukul 18.30 WIB bahwa saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi anggota Intel Polda Metro Jaya mendapat Informasi dari seseorang yang tidak mau disebutkan namanya bahwa ada seseorang lelaki yang transaksi menjual atau mengedarkan uang palsu ; Menimbang, bahwa berdasarkan saksi Winarno dan saksi Amang tidak jauh dari tempat kejadian di warung Pecel Lele dekat Rumah Sakit Pasar Rebo Jalan TB Simatupang Jakarta Timur bersama dengan anggota lainnya berhasil menangkap Terdakwa Dedi Junaedi kemudian saksi Winarno dan saksi Amang melakukan pemeriksaan, dimana kemudian saksi Winarno dan saksi Amang menanyakan “Dimana Uang Palsunya “ dan kemudian terdakwa mengakuinya dan menunjukan bahwa uang palsu yang dibawanya berada didalam dompet dan

ditaruh didalam bagasi motor dan setelah dilakukan penggeledahan bahwa benar ditemukan uang palsu Rp.100.000,- sebanyak enam lembar uang palsu dan Rp.50.000,- sebanyak enam belas lembar uang palsu ;

Menimbang, bahwa awalnya terdakwa telah janjian melalui handphone dengan seorang yang mengaku bernama Sdr. Geni (DPO) dengan maksud mau membeli uang palsu dari Sdr. Handoyo (DPO), dimana peran Terdakwa sebagai perantara, kemudian Terdakwa dan Sdr. Geni janjian di depan RS Pasar Rebo, Jakarta Timur dan saat itu sambil terdakwa menunggu Sdr. Geni dan Sdr. Handoyo (pemilik barang berupa uang palsu), terdakwa makan pecel lele ditempat tersebut. Namun saat Terdakwa makan, Terdakwa ditangkap oleh Polisi yaitu oleh saksi Winarno dan saksi Amang Pribadi kemudian dilakukan penggeledahan terdakwa. Atas kejadian tersebut pelaku dan barang bukti dibawa ke polsek Pasar Rebo Jakarta Timur.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka perbuatan Terdakwa ternyata telah memenuhi semua unsur dalam Dakwaan Kesatu Penuntut Umum ;

Menimbang, bahwa sebagaimana telah Majelis pertimbangkan pula di atas, dimana ternyata perbuatan Terdakwa telah memenuhi semua unsur dalam pasal 36 ayat 2 UU RI No.7 Tahun 2011;

Menimbang, bahwa karena dakwaan disusun secara alternative maka majelis akan memilih dakwaan yang paling relevan dengn fakta-fakta dipersidangan dan untuk itu majelis akan mempertimbangkan dakwaan kesatu pasal 36 ayat (2) UU RI No.7 Tahun 2011 tentang mata Uang;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi maupun keterangan terdakwa dipersidangan maka majelis Hakim berpendapat bahwa semua unsur dari pasal 36 ayat (2) UU RI No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang terpenuhi;

Menimbang, bahwa dipersidangan tidak ditemukan alasan penghapus pidana baik alasan pemaaf maupun alasan pembenar;

Menimbang, bahwa oleh karenanya Terdakwa harus dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana “Mata Uang Palsu” dan harus dihukum setimpal dengan kesalahannya;

Menimbang, bahwa karena Terdakwa ditahan maka hukuman yang dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dengan tahanan yang telah dijalaninya;

Menimbang, bahwa karena Terdakwa dinyatakan bersalah dan dihukum maka Terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan;

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan hukuman terhadap Terdakwa, Pengadilan perlu mempertimbangkan hal-hal yang meringankan maupun hal-hal yang memberatkan, yaitu:

Hal-hal yang meringankan:

 Terdakwa belum pernah dihukum;

 Terdakwa bersikap sopan dipersidangan;

Hal-hal yang memberatkan:

 Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat;

Dokumen terkait