• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bahwa Penggugat memohon agar dilakukan penataan pengembalian / memperjelas

tapal batas atau tata batas berdasarkan pada Peta Tata Batas maupun Berita Acara Tata Batas Pelepasan Kawasan Hutan untuk Areal Perkebunan Tergugat dan Pemulihan hak-hak Penggugat yang telah diserobot dan dirampas oleh Tergugat tersebut yang dilakukan secara paksa dengan main hakim sendiri.

2. Bahwa demi wibawa dan kepastian hukum persidangan a quo, serta demi mencegah terjadinya konflik horizontal berkepanjangan antara Penggugat dan Tergugat di mana Tergugat selama ini banyak menggunakan bantuan

107 Pengamanan Oknum Satuan Brimob Polda Sul-Sel di mana Penggugat menganggap perbuatan ini adalah termasuk pencederaan kepada Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian RI serta mencegah terjadinya kerugian berkepanjangan akibat ulah Tergugat, Penggugat memohon kiranya Ketua Pengadilan / Majelis Hakim yang mulia untuk diletakkan Conservatoir Beslag atau penyitaan atas obyek tersebut untuk sementara hingga putusan perkara ini mempunyai kekuatan hukum yang pasti atau tetap. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Mamuju memberikan putusan ini yang amarnya sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

2 . Menyatakan sah dan berharga sita jaminan terhadap tanah obyek sengketatersebut.

3. Menyatakan menurut hukum bahwa tanah obyek sengketa seluas lebih kurang 2.722 ha yang terletak di:

1. Tanah Kelompok Tani Pola Moto I yang terletak di Dusun Kopohu, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamaju Utara lebih kurang 260 Ha (wilayah obyek sengketa sungai Too dan sungai Baribi) dengan batas-batas :

Utara : Kelompok Tani Pola Moto II.V Timur : Sungai Hanaha.

Selatan : Kelompok Tani Taranggi Raya. Barat : areal kebun PT. Unggul WTL.

2. Tanah Kelompok Tani Pola Moto I yang terletak di Dusun Kapohu, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamaju Utara lebih kurang 60 Ha (wilayah obyek sengketa

108 sungai Too / Likutabangu) dengan batas-batas:

Utara : areal kebun PT. Unggul WTL. Timur : Jalan Masyarakat.

Selatan : Kelompok Tani Moto I. Barat : Areal Kebun PT. Unggul WTL. 3. Tanah Kelompok Tani Tuomarendeng Baras

(KTM) yang terletak di Dusun Majene, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara lebih kurang 172 Ha (wilayah obyek sengketa Sungai Majene) dengan batas-batas : Utara : Sungai Majene.

Timur : Kebun Lokasi Abd. Jabbar. P. Selatan : Tanah Negara.

Barat : Areal Kebun ex Dl / TlI.

4. Tanah Kelompok Tani Tuomarendeng Baras (KTM) yang terletak di Dusun Majene, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara lebih kurang 131 ha (wilayah obyek sengketa Sungai Rege) dengan batas-batas : Utara : Sungai Boru.

Timur : Jalan Kebun PT. Unggul WTL. Selatan : Lokasi Kebun Rusli.

Barat : Tanah Negara.

5. Tanah Kelompok Tani Kuma yang terletak di Dusun Towani, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara lebih kurang 800 Ha (wilayah obyek sengketa Kuma) dengan batas-batas :

Utara : Sungai Too.

Timur : Sungai Baribi dan Kebun Rakyat. Selatan : Pawihu.

109 6. Tanah Kelompok Tani Pola Kuma yang terletak di Dusun Towani, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara lebih kurang 500 Ha (wilayah obyek sengketa Kuma) dengan batas-batas :

Utara : Sungai Too. Timur : Sungai Butiti. Selatan : Kebun Masyarakat.

Barat : Areal Kebun PT. Unggul WTL. 7. Tanah Kelompok Tani Towoni yang terletak

di Dusun Towoni, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara lebih kurang 500 Ha (wilayah obyek sengketa Towoni) dengan batas-batas :

Utara : Sangga'a.

Timur : Kebun Masyarakat. Selatan : Kebun Masyarakat.

Barat : areal kebun PT. Unggul WTL.

8. Tanah Kelompok Tani Baribi yang terletak di Dusun Bantayang, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara lebuh kurang 59 Ha (wilayah obyek,sengketa Baribi) dengan batas-batas :

Utara : Kelompok Tani Taranggi Raya. Timur : Kebun Masyarakat.

Selatan : Areal Kebun PT. Unggul WTL. Barat : Sungai Baribi.

9. Tanah Kelompok Tani Biayi yang terletak di Dusun Lamiambo, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara lebih kurang 240 Ha (wilayah obyek sengketa Biayi) dengan batas-batas :

Utara : Sungai Biayi.

110 Selatan : dengan Hutan Negara.

Barat : dengan Legone. adalah sah milik Penggugat.

4. Menyatakan menurut hukum, bahwa perbuatan Tergugat mengerjakan secara tanpa hak tanah obyek sengketa yang semula berada dalam kekuasaan Penggugat adalah Perbuatan Melawan Hukum.

5. Menghukum Tergugat berikut orang-orang lain atau siapa saja yang merasa diri berhak atas tanah obyek sengketa, supaya mengosongkan dan menyerahkan kembali kepada Penggugat secara sukarela, aman, tanpa syarat dan bila perlu dengan bantuan alat Negara.

6. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian kepada Penggugat sebesar Rp. 2.163.120.000.000,- (dua triliun seratus enam puluh tiga milyar seratus dua puluh juta rupiah) yang diperhitungkan sejak tanah itu dikerjakan secara tanpa hak oleh Tergugat sampai putusan ini berkekuatan hukum tetap / pasti.

7. Menyatakan menurut hukum, putusan dapat dijalankan lebih dahulu, walaupun Tergugat menempuh upaya hukum lain, Banding, Kasasi maupun Verzet.

8. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah) dalam satu hari keterlambatan memenuhi isi putusan,

111 terhitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap / pasti.

9. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini. Dan / atau mohon putusan lain yang dipandang adil menurut hukum dan dibenarkan Undang-Undang

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :

Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dan membantah segala dalil dan dalih yang dikemukakan oleh Penggugat sebagaimana diuraikan dalam Surat Gugatannya tertanggal 4 Pebruari 2008 terkecuali apa yang diakuinya, baik pengakuan secara tegas / nyata maupun pengakuan secara tegas / nyata maupun pengakuan secara diam-diam sepanjang tidak merugikan kepentingan Tergugat.

Bahwa seharusnya Penggugat menggugat melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN), karena Tergugat menguasai dan memiliki serta mengelola tanah obyek sengketa telah mendapat pengakuan dari Pemerintah Negara Republik Indonesia berdasarkan Sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) yang terbit jauh sebelumnya. Bahwa melibatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) amatlah diperlukan karena penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) tersebut telah diproses sesuai prosedur yang benar di mana Badan Pertanahan Nasional (BPN) telah mengeluarkan Hak Guna Usaha (HGU) sesuai prosedur pula, karena nantinya Sertifikat HGU-HGU tersebut akan dijadikan sebagai bukti dalamperkara ini.

Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintrah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Pasal 32 ayat (2) berbunyi sebagai berikut : "Dalam suatu bidang tanah yang sudah terbit sertifikatnya secara sah atas nama atau badan hukum yang memperoleh tanah dengan itikad baik atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (Iima) tahun sejak diterbitkannya sertifikat hak itu tidak mengajukan keberatan secara

112 tertulis kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan atau pun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah dan penerbitan sertifikat dimaksud. Dengan demikian berdasarkan Sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) No. Sertifikat HGB No. 1 Desa Sarudu, Sertifikat HGU No. 3 Desa Baras, Sertifikat HGU No. 02 Desa Baras, Sertifikat HGB No. 01 Desa Baras, Sertifikat HGU No. 04 Desa Baras, Sertifikat HGU No. 01 Desa Sarudu masing-masing tercatat atas nama Tergugat PT. UNGGUL WIDYA TEKNOLOGI LESTARI, kecuali Sertifikat HGU No. 3 Desa Baras atas nama PT. AGRI BARAS tersebut tidak dapat diganggu gugat lagi, artinya sertifikat tersebut telah melekat sifat permanen sehingga tidak dapat digugurkan dengan alasan tertentu dan tidak masuk akal bahwa Sertifikat HGB No. 1 Desa Sarudu terbit tanggal 14 Pebruari 1994, Sertifikat HGU No. 3 Desa Baras terbit tanggal 14 Juni 1994, Sertifikat HGU No. 02 Desa Baras terbit tanggal 15 Pebruari 1993, Sertifikat HGB No. 01 Desa Baras tanggal 2 September 1991, Sertifikat HGU No. 04 Desa Baras terbit 1 Juli 1994, Sertifikat HGU No. 01 Desa Sarudu terbit tanggal 12 Pebruari 1996 dan telah melebihi ketentuan 5 (Iima) tahun.

Bahwa setidak-tidaknya gugatan Penggugat telah kekurangan pihak yang ditempatkan sebagai Tergugat, sebab satu dan lain hal proses Penerbitan HGU-HGU yang dimiliki Tergugat lahir sesuai prosedur yang ada dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) sehingga amat keliru adanya ketidakikutsertaan pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai pihak dalam perkara a quo.

Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Negeri Mamuju No. 02 / Pdt.G /2008 / PN.Mu tanggal 13 Nopember 2008 adalah sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI :

113 DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.

2. Menyatakan bahwa tanah obyek sengketa yang terletak di:

- Obyek sengketa 5 (Iima) yaitu Tanah Kelompok Tani Kuma yang terletak di titik koordinat LS : 01°36'41,9"BT : 119°21'28,5" di Dusun Towoni, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara seluas ± 800 ha (wilayah obyek sengketa Kuma) dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Sungai Too.

Sebelah Timur : Sungai Baribi dan Kebun Rakyat. Sebelah Selatan : Pawihu.

Sebelah Barat : Kebun Rakyat.

- Obyek sengketa 6 (enam) yaitu Tanah Kelompok Tani Pola Kuma yang terletak di titik koordinat LS : 01°34'34,5" BT : 119°22'33,1" di Dusun Towani, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara seluas ± 500 Ha (wilayah obyek sengketa Pola Kuma) dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Sungai Too. Sebelah Timur : Sungai Butiti. Sebelah Selatan : Kebun Masyarakat.

Sebelah Barat : Areal Kebun PT. Unggul WTL. - Obyek sengketa 7 (tujuh) yaitu Tanah Kelompok Tani Towoni

yang terletak di titik koordinat LS : 01°37'06,6" BT : 119°22'55,0" di Dusun Towoni, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara lebih kurang ± 500 Ha (wilayah obyek sengketa Towoni) dengan batas-batas :

Sebelah Utara : Sangga'a.

Sebelah Timur : Kebun Masyarakat. Sebelah Selatan : Kebun Masyarakat.

Sebelah Barat : Areal Kebun PT. Unggul WTL. adalah milik Penggugat.

114 3. Menyatakan bahwa penguasaan Tergugat atas tanah obyek sengketa 5, 6 dan 7 sebagaimana yang disebutkan di atas adalah Perbuatan Melawan Hukum.

4. Menghukum Tergugat atau pihak lainnya menyerahkan obyek sengketa 5, 6 dan 7 tersebut dalam keadaan kosong kepada Penggugat setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada Penggugat sebesar Rp. 133.256.880.000,- (seratus tiga puluh tiga milyar dua ratus lima puluh enam juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah).

5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 622.200,- (enam ratus dua puluh dua ribu dua ratus rupiah).

6. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya. Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Tinggi Makassar Nomor : 391 / PDT / 2008 / PT.MKS, tanggal 15 April 2009 adalah sebagai berikut :

- Menerima permohonan banding dari Tergugat / Pembanding tersebut.

- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Mamuju No. 02 / Pdt.G / 2008 / PN.Mu tanggal 13 Nopember 2008 yang dimohonkan banding tersebut dengan menambah amarnya, yang selengkapnya sebagai berikut :

Dalam Eksepsi :

- Menolak Eksepsi Tergugat. Dalam Pokok Perkara :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian. 2. Menyatakan bahwa tanah obyek sengketa yang terletak di :

byek sengketa 5 (lima) yaitu tanah Kelompok Tani Kuma yang terletak di titik koordinat LS : 01°36'41,9" BT : 119°21'28,5" di Dusun Towoni, Desa Baras, Kecamatan

115 Baras, Kabupaten Mamuju Utara seluas ± 800 ha (wilayah obyek sengketa Kuma) dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Sungai Too.

Sebelah Timur : Sungai Baribi dan Kebun Rakyat. Sebelah Selatan : Pawihu.

Sebelah Barat : Kebun Rakyat.

Obyek sengketa 6 (enam) yaitu tanah Kelompok Tani Pola Kuma yang terletak di

titik koordinat LS : 01°34'345" BT : 119°22'33 1" di Dusun Towoni, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara seluas ± 500 ha (wilayah obyek sengketa pola Kuma) dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Sungai Too. Sebelah Timur : Sungai Butiti. Sebelah Selatan : Kebun Masyarakat.

Sebelah Barat : areal kebun PT. Unggul WTL.

Obyek sengketa 7 (tujuh) yaitu tanah Kelompok Tani Towoni yang terletak di titik koordinat LS : 01°37'06,6"BT : 119°22'55,0" di Dusun Towoni, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara seluas ± 500 ha (wilayah obyek sengketa Towoni) dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Utara : Sangga'a.

Sebelah Timur : Kebun Masyarakat. Sebelah Selatan : Kebun Masyarakat.

Sebelah Barat : Areal Kebun PT. Unggul WTL. Adalah milik Penggugat.

3. Menyatakan bahwa penguasaan Tergugat atas tanah obyek sengketa 5, 6 dan 7 sebagaimana yang disebutkan di atas adalah perbuatan melawan hukum.

4. Menghukum Tergugat atau pihak lainnya menyerahkan obyek sengketa 5, 6 dan 7 tersebut dalam keadaan kosong kepada Penggugat setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap. 5. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian kepada

116 tiga milyar dua ratus lima puluh enam juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah).

6. Menyatakan petitum gugatan Penggugat pada urutan No. 3 angka 2 (obyek sengketa 2) harus dinyatakan tidak dapat diterima.

7. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya.

8. Menghukum Tergugat / Pembanding untuk membayar biaya perkara dalam keduatingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp.64.000,- (enampuluh empat ribu rupiah). Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI No. 2751 K / Pdt / 2009 tanggal 12 Mei 2010 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut:

• Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I : PERKUMPULAN KELOMPOK TANI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI DAN NELAYAN PESISIR PANTAI KABUPATEN MAMUJU UTARA dan Pemohon Kasasi II : PT. UNGGUL WIDYA TEKNOLOGI LESTARI, tersebut. • Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Makassar No. 391 /

PDT / 2008 / PT.MKS, tanggal 15 April 2009 yang memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Mamuju No. 02 / Pdt.G / 2008 / PN.Mu tanggal 13 Nopember 2008.

MENGADILI SENDIRI :

- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

- Menghukum Pemohon Kasasi I / Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung RI No. 2751 K / Pdt / 2009 tanggal 12 Mei 2010 diberitahukan kepada Pemohon Kasasi I / Termohon Kasasi II / Penggugat / Terbanding pada tanggal 22 Nopember

117 2010 kemudian terhadapnya oleh Pemohon Kasasi I / Penggugat / Terbanding (dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 4 Pebruari 2008) diajukan permohonan peninjauan kembali secara lisan pada tanggal 12 April 2011 sebagaimana ternyata dari akta permohonan peninjauan kembali Nomor : 02 / Pdt.G / 2008 / PN.Mu yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Mamuju, permohonan mana disertai dengan memori peninjauan kembali yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal itu juga; Bahwa setelah itu oleh Termohon Kasasi I / Pemohon Kasasi II / Tergugat / Pembanding yang pada tanggal 26 April 2011 telah diberitahu tentang memori peninjauan kembali dari Pemohon Kasasi I / Penggugat / Terbanding, diajukan jawaban memori peninjauan kembali yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 23 Mei 2011;

Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasanalasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali / Pemohon Kasasi I / Termohon Kasasi II / Penggugat / Terbanding dalam memori peninjauan kembali tersebut pada pokoknya ialah : Bahwa, secara formil dengan mengacu pada Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 1980 Jo. Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 Jo. Pasal 67, 68, 69 dan 72 yang menjelaskan bahwa Permohonan Peninjauan Kembali harus diajukan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah terhadap putusan tersebut, tidak lagi diajukan perlawanan, banding, kasasi atau setelah ada keputusan yang telah berkekuatan hukum tetap.

118 Bahwa, jelas pemberitahuan putusan kasasi perkara Nomor : 2751 K / PDT / 2009 diberitahukan oleh juru sita pengganti Pengadilan Negeri Mamuju pada tanggal 12 November 2010 yang diterima secara resmi pada hari Senin tanggal 22 November 2010, sesuai relas pemberitahuan putusan kasasi Nomor: 2751 K/PDT/2009 jo. perkara Nomor : 391/PDT/ 2009/PT.MKS jo. perkara Nomor : 02/Pdt.G/2008/PN.Mu. Sesuai dengan Pasal 67 Undang-Undang No. 4 Tahun 1985. Termohon Peninjauan Kembali Putusan Perkara Perdata yang memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan hanya berdasarkan alasan-alasan berikut :

a. Apabila Putusan didasarkan suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh Hakim Pidana dinyatakan Palsu.

b. Apabila setelah Perkara di putus, ditemukan surat-surat bukti yang bersifat menentukan, yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat ditemukan.

c. Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut.

d. Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa di pertimbangkan.

e. Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal yang sama atas dasar yang sama oleh pengadilan yang sama tingkatnya telah diberikan putusan yang bertentangan satu dengan yang lain.

f. Apabila suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

Berdasarkan alasan tersebut, karena pernyataan dan Pengajuan Memori PK yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali adalah sah secara formil, maka sangat beralasan Hukum apabila segala alasan Hukum yang tertuang dalam Memori Peninjauan Kembali yang

119 diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali harus dinyatakan dapat diterima seluruhnya.

Pemohon Peninjauan Kembali menyatakan Keberatan atas Putusan Kasasi Mahkamah Agung, yang membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Makassar tanggal 15 April 2009 No : 391 / PDT / 2009 / PT.MKS, yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Mamuju tanggal, 13 November 2008 No : 02 / Pdt.G / 2008 / PN.Mu. Bahwa Putusan Judex Facti tingkat Pertama dan tingkat Kedua tersebut, sudah tepat dan benar.

Dalam pertimbangan Majelis Hakim Kasasi pada halaman 28 Putusan Kasasi apakah Saudara M. A. Agung. T, B.Sc secara pribadi apakah mengalami kerugian materiil atau tidak.

Disini sudah jelas saya pribadi menyatakan sangat banyak kerugian pribadi yang saya alami karena saya juga sebagai korban, karena lahan kebun coklat saya di wilayah Baribi Dusun Bantayang, Desa Baras, Kecamatan Baras, Kabupaten Mamuju Utara dirampas secara paksa oleh Tergugat yang pada saat itu saya yang telah lebih dahulu menguasai obyek diusir oleh pihak Tergugat dengan pengawalan Oknum Polri Satuan BRIMOB Karossa Polda Sulselbar dengan menebang tanaman Coklat dikebun saya yang merupakan mata pencaharian satu-satunya bagi saya dan keluarga saya.

Bahwa dengan alas hak Surat SPORADIK Nomor : 591 / 115 / I / 2004 / DB tanggal 27 Januari 2004. Atas nama M. A. Agung. T, B.Sc sebagai bukti Penguasaan atas sebidang tanah yang saya serahkan pada saat pembuktian dipersidangan (Bukti P.12) dan juga pada saat dilakukan Peninjauan Setempat (PS) dilapangan pada Areal yang disengketakan saya juga menunjukkan kebun saya kepada Majelis Hakim dan

120 Kuasa Hukum Tergugat yang turun langsung melakukan Peninjauan Setempat (PS) melihat dilapangan.

Selain itu juga saya dipilih Pengurus dan Anggota Kelompok Tani sebagai Ketua Umum, dari Kelompok Pemberdayaan Masyarakat Tani dan Nelayan Pesisir Pantai Kabupaten Mamuju Utara, dan juga Legalitasnya sudah diakui, dikukuhkan oleh Bupati Mamuju Utara (Ir. H. Abdullah Rasyid, MM) dengan berita acara pengukuhan No : 012 / BAP / V / 2004 hari Selasa tanggal 18-05-2004, serta didaftarkan pada Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara, pada Dinas Peternakan,Pertanian, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Mamuju Utara pada hari Selasa 18 Mei 2004 dan saya serahkan pada saat pembuktian dipersidangan.

Bahwa perlu Penggugat / Pemohon Peninjauan Kembali tegaskan kembali, bahwa yang menjadi Alas Hak Kami selaku Penggugat / Pemohon Peninjauan Kembali menguasai tanah-tanah Obyek Sengketa adalah Surat Keterangan Penyaksian (SKP), Surat Keterangan Tanah (SKT), dan Sporadik yaitu Hak Penguasaan atas sebidang tanah yang diberikan oleh Kepala Dusun, Kepala Desa, Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara.

Dimana SKP, SKT dan Sporadik inilah yang merupakan dasar untuk mendapatkan Sertifikat atas tanah nantinya, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah, dimana SKP, SKT dan Sporadik ini juga sudah kami serahkan di Persidangan untuk menjadi Bukti Otentik.

Bahwa, dasar dari diterbitkannya Sertifikat HGU adalah berdasarkan adanya izin Prinsip dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia untuk melepaskan Kawasan Hutan menjadi Areal Perkebunan Kelapa Sawit, sebagaimana yang tertulis dalam Surat Berita Acara Tata Batas Pelepasan Kawasan Hutan yang diperuntukkan untuk PT. UNGGUL WIDYA TEKNOLOGI LESTARI yang akan dijadikan Areal Perkebunan Sawit, sebagaimana

121 dimaksud pula dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas tanah pada Pasal 4 angka 1, 2, dan 3 yang menyatakan bahwa tanah yang dapat diberikan dengan Hak Guna Usaha yaitu Tanah Negara yang merupakan Kawasan Hutan yang telah dilepaskan, kenyataannya sesuai hasil Peninjauan Setempat (PS) oleh Majelis Hakim bersama saksi ahli dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah VII Makassar, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Mamuju Utara untuk melaksanakan pengambilan titik-titik koordinat agar diketahui apakah obyek sengketa berada didalam atau diluar Batas milik Tergugat / Termohon Peninjauan Kembali ternyata maupun dari saksi Tergugat / Termohon Peninjauan Kembali (Theo Talahatu) menunjukkan batas kepada Majelis Hakim dan kepada semua yang hadir di wilayah obyek sengketa termasuk Kuasa Hukum Tergugat / Termohon Peninjauan Kembali bahwa Tergugat / Termohon Peninjauan Kembali sudah keluar dari Batas HGU milik Tergugat / Termohon Peninjauan Kembali berarti didapatkan bahwa Tergugat / Termohon Peninjauan Kembali mengelola Perkebunan Sawit miliknya bukan lagi didalam Batas atau Tata Batas Pelepasan Kawasan Hutan yang telah dilepaskan maupun batas HGU Perkebunan sawit Tergugat, tetapi Tergugat sudah keluar dari batas merambah dan merampas kekebun-kebun kelompok-kelompok Tani Milik Penggugat / Pemohon Peninjauan Kembali yang berada disekitar Batas atau Tata Batas Pelepasan Kawasan Hutan yang telah dilepaskan maupun Batas Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan Sawit Tergugat / Termohon Peninjauan Kembali seolah-olah Tanah kebunkebun kelompok-kelompok Tani Penggugat / Pemohon Peninjauan Kembali adalah milik Tergugat / Termohon Peninjauan Kembali di Desa Baras,