• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM POKOK PERKARA

Dalam dokumen P U T U S A N Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG. (Halaman 51-56)

B. EKSEPSI ERROR IN PERSONA

II. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan dalam eksepsi mohon dianggap termuat pula dalam pokok perkara.

2. Bahwa Tergugat IV dengan ini menolak secara tegas seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh Para Penggugat di dalam Surat Gugatannya kecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas dan tertulis diakui oleh Tergugat IV.

3. Para Penggugat dalam dalil posita gugatannya pada halaman 5 di angka 5 mendalilkan surat dari Kepala Dinas Perumahan Pemerintah Kota Bandung (DISTARCIP) dengan nomor : 593/632-Disrum, tanggal 30 Juni 2005 yang menyatakan bahwa "rumah rumah termasuk rumah di jalan jawa No. 30 s/d no. 54 dst dibangun oleh jawatan gedung- gedung negeri Bandung" selanjutnya dengan memperhatikan dalil posita gugatan para Penggugat sebagaimana termaksud diatas dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:

a. Bahwa pemahaman dari para Penggugat terkait kedudukan Struktur Organisasi Kantor Urusan Perumahan (KUP) dan Dinas Perumahan (DISPERUM) merupakan bagian/identik dengan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (DISTARCIP) dipandang perlu untuk dijelaskan bahwa terhadap ketiga instansi termaksud diatas adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Bandung (SKPD) yang berbeda baik dari segi waktu pembentukan maupun dasar pembentukan juga kewenangan serta Tugas Pokok dan Fungsi terlebih saat ini Kantor Urusan Perumahan Kota Bandung dan Dinas Perumahan Kota Bandung sudah tidak ada, selanjutnya terkait Struktur Organisasi Satuan Perangkat Daerah (SKPD) termaksud diatas dapat dijelaskan diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1948 dibentuk urusan perumahan dibawah Departemen Sosial, namun sejak tahun 1958 urusan Perumahan diserahkan kepada

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 52 dari 68 hal.

Pemerintah Daerah TK I berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1958, selanjutnya sejak tahun 1964 urusan perumahan secara resmi menjadi wewenang Pemerintah TK II Kotamadya Bandung berdasarkan SK Gubernur No. 81/IV/Perum/SK/1964, tanggal 20 Agustus 1964. kemudian pada tahun 1987 Kantor Urusan Perumahan diubah menjadi Dinas Perumahan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah TK I Jawa Barat No. 1665/1987, tanggal 16 September 1987 yang merupakan hasil merjer dengan bagian tanah, selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah TK II Nomor 5 tahun 1987, jo Peraturan Daerah TK II No. 4 tahun 1997 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Kota Bandung, jo Peraturan Daerah Kota Bandung No. 05 tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung.

2) Pembentukan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung merupakan penggabungan dari 3 Dinas yakni : Dinas Bangunan, Dinas Tata Kota dan sebagian Dinas Perumahan yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung dengan Tugas Pokok dan Fungsi diatur dalam Peraturan Walikota Bandung No. 743 Tahun 2014 Tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung.Selanjutnya perlu disampaikan bahwa Struktur Organisasi Bidang Perumahan pada Dinas Tata Ruang dan Cipta karya Kota Bandung memiliki Tugas Pokok dan Fungsi berdasarkan Peraturan Walikota Kota Bandung No. 475 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Kota Bandung Peraturan Walikota Kota Bandung No.743 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dengan dibantu 3 orang Kepala

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 53 dari 68 hal.

Seksi yakni sebagai berikut:

i. SEKSI PENGEMBANGAN PERUMAHAN ii. SEKSI TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN iii. SEKSI SOSIAL DAN FASILITAS UMUM

Berdasarkan uraian diatas telah jelas para Penggugat telah keliru dengan memahami kedudukan Struktur Organisasi Kantor Urusan Perumahan (KUP) dan Dinas Perumahan (DISPERUM) merupakan bagian/identik dengan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (DISTARCIP) sebagaimana tertuang dalam Posita surat gugatannya pada halaman 4 dan 5 angka 3 juga 5 serta pada halaman 7 angka 10 sehingga perlu untuk ditegaskan bahwa terhadap ketiga instansi termaksud diatas adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Bandung yang memiliki Kewenangan, Tugas Pokok dan Fungsi juga waktu pembentukan dan dasar pembentukan, yang berbeda/tidak sama, karena ketiga Satuan Kerja Perangkat Daerah termaksud diatas memiliki pertanggung jawaban hukum atas tindakan hukumnya secara masing-masing / sendiri-sendiri sesuai kewenangan tugas pokok dan fungsinya. b. Dipandang perlu pula untuk disampaikan bahwa Surat Izin

Menghuni bukanlah merupakan Surat Tanda Bukti atas suatu hak keperdataan kepemilikan sebab terkait hak kepemilikan sebagaimana termaksud diatas telah ditegaskan didalam ketentuan dan Peraturan Undang- Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria junto, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yaitu yang menyebutkan sebagai berikut:

- Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 yang berbunyi: Hak-hak Atas Tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 ialah

a. Hak milik

b. Hak guna usaha c. Hak guna bangunan d. Hak pakai

e. Hak sewa

f. Hak membuka tanah g. Hak memungut hasil hutan

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 54 dari 68 hal.

Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah :

Bukti kepemilikan itu pada dasarnya terdiri dari bukti kepemilikan atas nama pemegang hak pada waktu berlakunya uupa dan apabila hak tersebut kemudian beralih, bukti peralihan hak pada waktu dilakukannya, bukti peralihan hak berturut-turut sampai ke tangan pemegang hak pada waktu dilakukan pembukuan hak :

a. Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Ordonnantie (Staatblad. 1854-27), yang telah dibubuhi catatan, bahwa hak eigendom yang bersangkutan dikonversi menjadi hak miik; atau

b. Grosse akta hak eigendom yang diterbitkan berdasarkan Overscrijvings Ordonnantie (Staatblad. 1854-27), sejak berlakunya UUPA sampai tanggal pendaftaran tanah dilaksanakan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1961 di daerah yang bersangkutan; atau

c. Surat tanda bukti hak milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja yang bersangkutan ; atau

d. Sertifikat hak milik yang diterbitkan berdasarkan Pearaturan Menteri Nomor 9 tahun 1959; atau

e. Surat keputusan pemberian hak milik dan pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA yang tidak disertai kewajiban untuk mendaftarkan hak yang diberikan, tetapi telah dipenuhi semua kewajiban yang disebut didalamnya; atau

f. Akta pemindah hak yang dibuat dibawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh Kepala adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini;

atau

g. Akta pemindahan hak atas tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan; atau

h. Akta ikrar wakaf/surat ikrar wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai dilaksanakannya Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1977; atau

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 55 dari 68 hal.

i. Risalah leiang yang dibuat oleh pejabat Lelang yang berwenang, yang tanahnya belum dibukukan; atau

j. Surat penunjukan atau pembelian kaveling tanah penggantian tanah yang diambil oleh pemerintah atau pemerintah Daerah; atau

k. Petuk pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Vervonding Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 7961; atau

l. Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan; atau

m. Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, Pasal VI dan Pasal VII Ketentuan-ketentuan Konversi UUPA. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Negeri KIs. I-A Khusus Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI :

- Mengabulkan eksepsi Tergugat IV;

- Mengeluarkan Tergugat IV sebagai Pihak dalam Perkara a quo; - Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet

ontvankelijke verklaard); DALAM POKOK PERKARA :

- Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

- Menghukum Para Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini;

Apabila Pengadilan Negeri berpendapat lain, mohon putusan yang seadil- adilnya (Ex Aequo Et Bono).

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan Negeri Bandung telah menjatuhkan putusan tanggal 21 Juli 2016 Nomor 348/Pdt.G/2015/PN.Bdg, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : --- A. DALAM KONPENSI :

I. Dalam Eksepsi

Menolak eksepsi Para Tergugat ; II. Dalam Pokok Perkara

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 56 dari 68 hal.

Dalam dokumen P U T U S A N Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG. (Halaman 51-56)

Dokumen terkait