• Tidak ada hasil yang ditemukan

DALAM REKONPENSI :

Dalam dokumen P U T U S A N Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG. (Halaman 56-68)

1 .Mengabulkan Gugatan Rekonpensi Penggugat Rekonpensi untuk sebagian ;

2. Menyatakan Para Tergugat Rekonpensi telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang merugikan Penggugat Rekonpensi ;

3. Menghukum Para Tergugat Rekonpensi I sampai dengan XII atau siapa saja yang menempati rumah dan tanah tersebut untuk mengosongkan dan menyerahkan tanah-tanah dan bangunan-bangunan terletak di Jalan Jawa No.30, 32, 34, 38, 40, 42, 44, 46, 48, 50, 52, dan 54 Kota Bandung dengan batas-batas :

Utara : Jalan Jawa

Selatan : Tanah-Rumah Negara Jalan Rakata Timur : Tanah-Rumah Negara

Barat : Tanah Negara

Kepada Penggugat Rekonpensi dalam keadaan kosong;

4. Menghukum Tergugat Rekonpensi I sampai dengan XII untuk membayar ganti kerugian materil berupa uang sewa kepada Penggugat Rekonpensi untuk :

4.1. Tergugat Rekonpensi I sebesar Rp 130.000.000; ( seratus tiga puluh juta rupiah );

4.2. Tergugat Rekonpensi II sebesar Rp 70.000.000 ( tujuh puluh juta rupiah );

4. 3. Tergugat Rekonpensi III sebesar Rp 130.000.000; ( seratus tiga

puluh juta rupiah );

4. 4. Tergugat Rekonpensi IV sebesar Rp 260.000.000 ( dua ratus enam

puluh juta rupiah);

4. 5. Tergugat Rekonpensi V sebesar Rp 70.000.000 ( tujuh puluh juta

rupiah );

4.6. Tergugat Rekonpensi VI sebesar Rp 70.000.000 ( tujuh puluh juta

rupiah );

4. 7. Tergugat Rekonpensi VII sebesar Rp 260.000.000 ( dua ratus

enam puluh juta rupiah );

4. 8. Tergugat Rekonpensi VIII sebesar Rp 260.000.000 ( dua ratus

enam juta rupiah );

4.9. Tergugat Rekonpensi IX sebesar Rp 260.000.000 ( dua ratus enam

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 57 dari 68 hal.

4. 10. Tergugat Rekonpensi X sebesar Rp 70.000.000 ( tujuh puluh juta

rupiah );

4. 11. Tergugat Rekonpensi XI sebesar Rp 70.000.000 ( tujuh puluh juta rupiah);

4.12. Tergugat Rekonpensi XII sebesar Rp 130.000.000 ( seratus tiga

puluh juta rupiah);

secara tunai, seketika dan sekaligus kepada Penggugat Rekonpensi, 5. Menghukum Para Tergugat Rekonpensi I sampai dengan XII untuk

membayar uang paksa (dwangsom) masing masing sebesar Rp 500.000,- ( lima ratus ribu rupiah ) perhari kepada Penggugat Rekonpensi apabila para Tergugat Rekonpensi tidak / terlambat menjalankan Isi putusan ini dihitung sejak putusan ini berkekuatan hukum tetap;

6. Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi untuk dan selebihnya; C. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

1. Menghukum Para Penggugat Konpensi untuk membayar biaya perkara dalam konpensi secara tanggung renteng yang jumlahnya Rp 4.057.000 (empat juta lima puluh tujuh ribu rupiah) ;

2. Menghukum Para Tergugat Rekonpensi untuk membayar seluruh biaya Secara tanggung renteng dalam perkara rekonpensi yang jumlahnya NIHIL ;

Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Pemberitahuan Isi Putusan masing-masing Nomor : 348/Pdt.G/2015/PN.Bdg. telah diberitahukan Isi Putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 21 Juli 2016, Nomor : 348/Pdt.G/2015/PN.Bdg, kepada Tergugat II tanggal 21 Oktober 2016 dan kepada Tergugat III tanggal 31 Oktober 2016 ; ---

Menimbang, bahwa berdasarkan Risalah Pernyataan Permohonan Banding Nomor : 99/Pdt.B/2016/PN.Bdg. tanggal 29 Juli 2016, yang dibuat oleh Sugeng Wahyudi, S.H., M.M. Panitera Pengadilan Negeri Bandung yang menerangkan bahwa Para Penggugat melalui Kuasa Hukumnya telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 21 Juli 2016 Nomor 348/Pdt.G/2015/PN.Bdg, dan telah diberitahukan kepada : 1. Terbanding IV dan V semula Tergugat IV dan V serta kepada Turut

Terbanding semula Turut Tergugat masing-masing tanggal 23 Agustus 2016.

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 58 dari 68 hal.

2. Terbanding I semula Tergugat I tanggal 26 Agustus 2016 ; 3. Terbanding III semula Tergugat III tanggal 09 September 2016 ; 4. Terbanding II semula Tergugat II tanggal 31 Oktober 2016 ;

Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Para Pembanding semula Para Penggugat telah mengajukan memori banding tertanggal 7 September 2016 yang diterima di Kepanitera Pengadilan Negeri Bandung tanggal 8 September 2016, memori banding tersebut telah diberitahukan kepada :

1. Terbanding V semula Tergugat II tanggal 6 Oktober 2016 ; 2. Terbanding IV semula Tergugat IV tanggal 8 Oktober 2016 ;

3. Turut Terbanding semula Turut Tergugat tanggal 9 Oktober 2016 ; 4. Terbanding I semula Tergugat I tanggal 20 Oktober 2016 ;

5. Terbanding II semula Tergugat II tanggal 16 Desember 2016 ; 6. Terbanding III semula Tergugat III tanggal 07 Februari 2016 ;

Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Kuasa Hukum Para Pembanding semula Para Penggugat, Kuasa Hukum Terbanding I semula Tergugat I telah mengajukan kontra memori banding tertanggal 14 November 2016 yang diterima Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 14 November 2016, kontra memori banding tersebut telah diberitahukan kepada : 1. Terbanding III semula Tergugat III tanggal 15 November 2016 ;

2. Para Pembanding semula Para Penggugat tanggal 29 November 2016 ; 3. Terbanding IV dan V semula Tergugat IV dan V serta kepada Turut

Terbanding semula Turut Tergugat tanggal 30 November 2016 ;

4. Terbanding II semula Tergugat II tanggal 22 Desember 2016 melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ;

Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Kuasa Hukum Para Pembanding semula Para Penggugat, Kuasa Hukum Terbanding II semula Tergugat II telah mengajukan kontra memori banding tertanggal 28 Desember 2016 yang diterima Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 28 Desember 2016, kontra memori banding tersebut telah diberitahukan kepada : 1. Turut Terbanding semula Turut Tergugat tanggal 23 Januari 2017 ;

2. Terbanding I semula Tergugat I tanggal 27 Januari 2017 ;

3. Terbanding IV dan V semula Tergugat IV dan V tanggal 31 Januari 2017 ; 4. Terbanding III semula Tergugat III tanggal 13 Februari 2017 melalui

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ;

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 59 dari 68 hal.

Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Bandung telah memberitahukan kepada :

1. Turut Terbanding semula Turut Tergugat I tanggal 04 Oktober 2016 ; 2. Terbanding V semula Tergugat V tanggal 6 Oktober 2016 ;

3. Para Pembanding semula Para Penggugat tanggal 12 Oktober 2016 ; 4. Terbanding IV semula Tergugat IV tanggal 18 Oktober 2016 ;

5. Terbanding I semula Tergugat I tanggal 20 Oktober 2016 ;

6. Terbanding II semula Tergugat II tanggal 16 Desember 2016, melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ;

7. Terbanding III semula Tergugat III tanggal 07 Februari 2017 melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ;

untuk diberi kesempatan mempelajari berkas perkara dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah diterimanya pemberitahuan ini, dan sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi untuk pemeriksaan pada tingkat banding ;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa permohonan banding dari Kuasa Hukum Para Pembanding semula Para Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ; ---

Menimbang, bahwa Kuasa Hukum Para Pembanding semula Para Penggugat telah mengajukan memori banding tertanggal 7 September 2016 yang diterima di Kepanitera Pengadilan Negeri Bandung tanggal 8 September 2016,yang pada pokoknya mengajukan keberatan sebagai berikut : --- A. Dalam Konpensi

Dalam Eksepsi

Pembanding sependapat dengan pertimbangan hukum yudex facti dalam eksepsi tetapi menolak pertimbangan hukum dalam Pokok Perkara dan Dalam Rekonpensinya;

Dalam Pokok Perkara

Alasan-alasan keberatan Para Pembanding terhadap pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama adalah sbb :

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 60 dari 68 hal.

a. Perihal Pertimbangan Hukum Majelis Hakim dalam Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 348/PDT.G/2015/PN.BDG, tertanggal 21 Juli 2016

1. Bahwa terhadap pertimbangan hukum Judex Factie dalam uraiannya yang sangat panjang dari halaman 83 sampai dengan halaman 111, dapat terlihat jelas bahwa Judex Factie dalam membangun argumentasi di dalam menjawab pokok persoalan sangattidak objektif karena telah memihak dan tidak mempertimbangkan seluruh bukti-bukti secara cermat, benar dan adil.

2. Bahwa pertimbangan hukum Judex Factie hanya merujuk pada bukti-bukti yang diajukan oleh PARA PEMBANDING / semula PARA PENGGUGAT tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap bukti-bukti yang juga diajukan oleh PARA TERBANDING, serta tidak melakukan pemeriksaan secara cermat dan seksama atas Gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh TERBANDING I / PENGGUGAT REKONPENSI / semula TERGUGAT I KONPENSI. 3. Bahwa selanjutnya apabila dicermati kembali apa yang menjadi

pertimbangan hukum Judex Factie adalah sangat tidak relevan dengan materi / substansi dari pokok persoalan yang diajukan dalam Gugatan PARA PENGGUGAT / sekarang PARA PEMBANDING, yang mana pada intinya mohon agar ditegakkan hak keperdataan yang dimiliki oleh PARA PEMBANDING yaitu berupa hak prioritas untuk dapat mengajukan permohonan pendaftaran hak atas tanah dan bangunan yang selama ini ditempati / dihuni PARA PEMBANDING.

b. Perihal Keberatan-Keberatan atas Pertimbangan Hukum dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung di dalam memutus Perkara Nomor 348/PDT.G/2015/PN.BDG, tertanggal 21 Juli 2016

Sebelum kami menguraikan keberatan-keberatan atas pertimbangan hukum Judex Factie, perkenankanlah kami PARA PEMBANDING menegaskan kembali latar belakang dari obyek perkara a quo, yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan latar belakang dari obyek perkara a quo sebagaimana dijelaskan diatas, maka PARA PEMBANDING dengan ini sangat berkeberatan dengan pertimbangan hukum Judex Factie yaitu sebagai berikut :

KEBERATAN PERTAMA, bahwa Judex Factie tidak melakukan penelusuran secara seksama mengenai alas hak / bukti kepemilikan tanah apa yang dimiliki oleh TERBANDING I. Apabila dicermati kembali dalil TERBANDING I / dahulu PENGGUGAT REKONPENSI, yang mendalilkan bahwa tanah-tanah Kereta Api yang berada di Pulau Jawa dan Sumatera di Bestemming-kan (diserahkan penguasaannya) kepada Perusahaan Kereta Api Negara (PENGGUGAT REKONPENSI / TERBANDING I) sehingga setelah di Bestemming-kan menurut PENGGUGAT REKONPENSI / TERBANDING I, aset-aset tanah tersebut berdasarkan Staatsblad tahun 1911 No. 110 dan Staatsblad tahun

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 61 dari 68 hal.

1940 No. 430 secara otomatis menjadi aset instansi pemerintah yang bersangkutan yang ditindak lanjuti dengan pembuatan Grondkaart.

Bahwa selama jalannya persidangan, kedua unsur tersebut diatas tidak dapat dibuktikan oleh TERBANDING I / PENGGUGAT REKONPENSI / TERGUGAT I KONPENSI.

Dengan demikian, putusan Judex Factie yang mengabulkan sebagian Gugatan Rekonpensi dari PENGGUGAT REKONPENSI / TERGUGAT I KONPENSI / TERBANDING I merupakan putusan yang tidak tepat dan kurang cermat karena PENGGUGAT REKONPENSI / TERGUGAT I KONPENSI / TERBANDING I, tidak dapat membuktikan secara nyata dan otentik alas hak / bukti kepemilikan atas tanah sebagaimana didalilkannya sebagai pihak yang berhak atas obyek perkara a quo.

KEBERATAN KEDUA, bahwa Judex Factie telah salah menginterpretasikan bukti surat yang diajukan oleh PARA PEMBANDING / semula PARA PENGGUGAT, yaitu surat dariKepala Dinas Perumahan Kota Bandung, Nomor : 593/478-Disrum, tanggal 3 Mei 2005 dan Nomor : 593/632-Disrum, tanggal 30 Juni 2005yang mana dalam bukti surat tersebut dijelaskan bahwa “Rumah-rumah termasuk rumah di Jalan Jawa No. 30 s/d 54 dibangun oleh Jawatan Gedung-Gedung Negeri Bandung”. Berdasarkan bukti surat tersebut jelas bahwa yang membangun Rumah-rumah di Jalan Jawa No. 30 s/d 54 adalah Jawatan Gedung-Gedung Negeri Bandung dan bukan dibangun oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) / TERBANDING I. Oleh karena itu, status bangunan rumah obyek perkara a quo masih merupakan aset Negara yang berada dalam kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Bahwa selanjutnya Judex Factiedalam pertimbangannya sebagaimana diuraikan pada halaman 95 alinea ke-1 dan 2, mempergunakan keterangan saksi ahli perdata Ibu Prof. Dr. Willa Chandrawila Supriadi, S.H., M.H., yang menerangkan bahwa Surat Izin Penghunian tidak dapat diwariskan. Namun Judex Factie telah keliru menafsirkan keterangan saksi ahli tersebut, sehingga beranggapan bahwa para ahli waris terputus hubungan hukumnya, padahal para ahli waris mempunyai hak prioritas untuk memohon izin menghuni baruke Kementerian Pekerjaan Umum c.q. Direktorat Jenderal Cipta Karya, bukan kepada PT Kereta Api Indonesia (TERBANDING I) karena sudah dicabut kewenangannya berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.

KEBERATAN KETIGA, bahwa Judex Factie kurang cermat dalam memahami apa yang menjadi substansi dari Gugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT / PARA PEMBANDING. Hal ini dapat terlihat dari pertimbangan Judex Factie pada halaman 87 alinea ke-5 yang menyatakan “bahwa kata prioritas adalah kata yang masih samar dan tidak tegas apakah prioritas untuk menghuni atau prioritas untuk membeli”. Bahwa hak prioritas yang dimohon oleh PARA PEMBANDING yaitu hak keperdataan berupa hak prioritas untuk dapat mengajukan permohonan pendaftaran hak atas tanah yang menjadi obyek perkara a quo.

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 62 dari 68 hal.

Bahwa tanah (obyek perkara a quo) adalah tanah yang dikuasai langsung oleh negara (Vrij Landsdomein), karena sampai dengan saat ini belum diterbitkan sesuatu hak apapun sesuai dengan Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan peraturan pelaksanaannya.

Bahwa dalam perkara a quo, Judex Factiesama sekali tidak mempertimbangkan dan tidak mengindahkan hal-hal tersebut diatas, yang merupakan syarat penting dalam pengajuan permohonan pendaftaran hak atas tanah ke Badan Pertanahan Nasional.

KEBERATAN KEEMPAT, bahwa Judex Factie juga sama sekali tidak mempertimbangkan mengenai adanya Perbuatan Melawan Hukum yang telah dilakukan oleh PARA TERBANDING, yaitu antara lain :

a. Bahwa PT Kereta Api Indonesia (TERBANDING I) secara melawan hukum berturut-turut hendak mengusir dan mengosongkan rumah yang saat ini dihuni oleh PARA PEMBANDING serta memasuki tanah dan pekarangan rumah tanpa izin PARA PEMBANDING, yang kemudian diikuti dengan melakukan tindakan pengrusakan terhadap benda milik PARA PEMBANDING yaitu dengan cara menempel, memasang plang di pekarangan dan tembok bangunan rumah yang menyebutkan bahwa tanah dan bangunan obyek perkara a quo sebagai aset milik PT Kereta Api Indonesia (TERBANDING I) dengan tanpa menunjukan bukti kepemilikan yang sah secara hukum, yang mana sesuai dengan ketentuan Pasal 1365 KUHPerdata adalah Perbuatan Melawan Hukum.

b. Bahwa PT Kereta Api Indonesia (TERBANDING I) secara sewenang-wenang melakukan tindakan dan upaya paksa untuk menguasai obyek tanah maupun bangunan yang bukan merupakan hak milik dari TERBANDING I dan sedang dalam penguasaan secara fisik oleh PARA PEMBANDING selama kurun waktu rata-rata telah lebih dari 30 (tiga puluh) tahun lamanya.

c. Bahwa dengan memberikan Surat Pengosongan secara melawan hukum melakukan pengusiran terhadap PARA PEMBANDING dahulu PARA PENGGUGAT dan menyatakan tanah Negara bebas (vrij Landsdomein) yang menjadi obyek perkara a quo sebagai hak milik TERBANDING I tanpa alas hak yang dapat dibuktikan kebenarannya.

c. Perihal Permohonan (Petitum) dari PARA PEMBANDING

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PEMBANDING mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat, agar berkenan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dan selanjutnya memberikan putusan sebagai berikut :

1. Menerima Permohonan Banding dan Memori Banding dari PARA PEMBANDING / semula PARA PENGGUGAT;

2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 348/PDT.G/2015/PN.BDG tanggal 21 Juli 2016 untuk seluruhnya.

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 63 dari 68 hal.

MENGADILI SENDIRI : Dalam Pokok Perkara :

- Mengabulkan Gugatan Penggugat secara keseluruhan; Dalam Rekonvensi :

- Menolak gugatan PENGGUGAT dalam Rekonvensi secara keseluruhan.

Atau

Apabila Yang Mulia Majelis Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Jawa Barat berpendapat lain, maka PARA PEMBANDING mohon kiranya dapat memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula para Penggugat, Kuasa Hukum Terbanding II semula Tergugat II telah mengajukan kontra memori banding tertanggal 14 November 2016 yang diterima Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 14 November 2016, yang pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut : --- 1. Bahwa Terbanding sebelumnya Penggugat menyatakan Tetap Pada

Putusan Pengadilan Negeri Bandung No:348/PDT.G/2015/PN.BDG Tertanggal 21 Juli 2016.

Melalui Kontra Momori Banding ini Terbanding I semula Tergugat I memberikan tanggapan terhadap Memori Banding dari Pembanding I s/d XII semula Penggugat I s/d XII sebagai berikut :

Dalam Pokok Perkara

Bahwa Terbanding I/Tergugat I Menolak secara tegas seluruh dalil yang terurai pada Memori Banding Para Pembanding/Para Penggugat, karena secara keseluruhan dalil didalam Memori Banding hanya-lah pengulangan dalil saja dan tidak ada hal yang baru, sehingga patut untuk dinyatakan tidak dapat diterima.

a. Perihal Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Dalam Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 348/Pdt.G/2015/PN.Bdg tertanggal 21 Juli 2016;

Bahwa tidak beralasan hukum permohonan hak prioritas Para Pembanding/Para Penggugat, karena Para Pembanding/Para Penggugat bukanlah penghuni yang sah atas tanah dan bangunan terletak di Jalan Jawa, karena Para Pembanding/Para penggugat bukan-lah Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara b. Tanggapan Mengenai : Keberatan-keberatan atas Pertimbangan

Hukum dari Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung di Dalam Memutus Perkara Nomor: 348/Pdt.G/2015/PN.Bdg, Tertanggal 21 Juli 2016.

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 64 dari 68 hal.

2. Tanggapan mengenai : Status Tanah Objek Perkara dan Kewenangannya.

jelas bahwa pemberian hak atas tanah kepada Instansi Pemerintah berada pada penguasaan tanah (Bestamming) berdasarkan (staatblaad 1911 no.110 & staatblad tahun 1940 no.430) yang kemudian dipetakan di dalam Groundkaart. Kemudian setelah Indonesia merdeka tanah-tanah tersebut penguasaanya (beheer) diserahkan kepada Terbanding I/Tergugat I (dahulu Djawatan Kereta Api/DKA). (Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun tahun 1953), Sehingga jelas tanah di Jalan Jawa No.30, 32, 34, 38, 40, 44, 46, 48, 50, 52 dan 54 bukan-lah Tanah Negara Bebas, tetapi milik Terbanding I/ Tergugat I.

3. Tanggapan Mengenai : Status Bangunan Rumah Objek Perkara dan Kewenangannya.

Bahwa Para Pembanding/Para Pengugat didalam memori bandingnya mendalilkan seolah-olah bangunan/rumah terletak di Jalan Jawa Nomor: 30, 32, 34, 38, 40, 44, 46, 48, 50, 52 dan 54 adalah Rumah Negara yang dibangun diatas Tanah Negara Bebas yang belum diberikan hak apapun diatas tanah tersebut, padahal pada masa itu Burgerlijke Openbare Welken/BOW (Departemen Pekerjaan Umum) membangun rumah atau infrastruktur untuk Kementerian/Lembaga Pemerintah diatas tanah dari Kementerian/lembaga tersebut.

Bahwa berdasarkan seluruh alasan hukum terurai diatas, jelas tidak dapat disangkal lagi bahwa tanah dan bangunan terletak di Jalan Jawa Nomor: 30 s/d 54 adalah milik Terbanding I/Tergugat I, sehingga terbukti dalil Para Pembanding/Para Pengugat adalah dalil yang terbantahkan dan Pertimbangan hukum Judex Factie Pengadilan Negeri Bandung telah tepat dan benar sehingga cukup alasan hukum bagi Judex factie Pengadilan Tinggi Bandung untuk memutus menolak memori Banding dari Para Pembanding/Para Penggugat dan menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor: 348/Pdt.G/2015/PN.bdg tanggal 21 Juli 2016.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Terbanding I/Tergugat I mohon kepada Judex factie Pengadilan Tinggi Bandung guna memutus sebagai berikut:

1. Menolak Permohonan Banding dan Memori Banding dari Para Pembanding/Para Penggugat seluruhnya;

2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor: 348/Pdt.G/2015/ PN. Bdg, tertanggal 21 Juli 2016;

3. Membebankan biaya perkara kepada Para Pembanding/Para Penggugat.

Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula para Penggugat, Kuasa Hukum Terbanding II semula Tergugat II telah mengajukan kontra memori banding tertanggal 28 Desember 2016 yang diterima Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 28 Desember 2016, yang pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut : ---

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 65 dari 68 hal.

TANGGAPAN ATAS LEGAL STANDING PARA PEMBANDING.

1. Bahwa terhadap seluruh bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Para Pembanding oi tidak memiliki alas hak yang sah untuk menghuni objek sengketa juga telah ™diperiksa dan dipertimbangkan dengan cermat dan teliti oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung yang diuraikan dalam pertimbangannya pada halaman 87 s/d 104 Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor: 348/Pdt.G/2015/PN.Bdg.

2. Bahwa oleh karena itu, Para Pembanding terbukti tidak memiliki legal standing untuk mengajukan gugatan a quo, maka permohonan banding Para Pembanding yang masih mengaku-ngaku sebagai pihak yang berhak atas objek sengketa harus dinyatakan ditolak.

TANGGAPAN ATAS KEBERATAN - KEBERATAN PARA PEMBANDING 1. Bahwa Terbanding II dengan tegas menolak dalil/alasan Para Pembanding pada halaman 11 (sebelas) s.d. halaman 13 (tiga belas) Keberatan Pertama Para Pembanding yang pada pokoknya mendalilkan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung tidak melakukan penelusuran dengan seksama mengenai alas hak/bukti kepemilikan tanah yang dimiliki oleh Terbanding I.

3. Bahwa Terbanding II dengan tegas menolak dalil/alasan Para Pembanding tersebut di atas, karena nyatanya Para Pembanding telah mengakui bahwa dirinya menghuni objek sengketa berdasarkan Surat Izin Menghuni Rumah Negara dari Kantor Urusan Perumahan (sekarang Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya) sebagai pegawai Perusahaan Djawatan Kereta Api, maka tidak perlu dibuktikan lagi bahwa pada kenyataannya Para Pembanding tidak memiliki hak atas objek sengketa. Selain itu, Para Pembanding juga telah mengakui rumah objek sengketa adalah rumah Negara Golongan III sehingga semakin membuktikan bahwa Para Pembanding tidak memiliki hak atas objek sengketa.

4. Bahwa Terbanding II dengan tegas menolak dalil/alasan Para Pembanding pada halaman 13 (tiga belas) s.d. halaman 15 (lima belas) Keberatan Kedua Para Pembanding yang pada pokoknya mendalilkan bahwa objek sengketa berupa rumah-rumah dijalan Jawa No. 30 s/d No.54 adalah Rumah Negara Golongan III dan Para Pembanding mendalilkan merasa berhak untuk mengajukan permohonan pengalihan hak rumah negara dimaksud karena Para Pembanding telah memiliki Surat Izin Penghunian yang diterbitkan dari Kantor Urusan Perumahan.

5. Bahwa Terbanding II dengan tegas menolak dalil/alasan tersebut di atas karena dalil/alasan yang mengada-ada dan tidak berdasarkan hukum sama sekali dan Terbanding II sangat heran dengan dalil Para Pembanding tersebut karena yang berhak menentukan Rumah Negara Golongan III atau bukan adalah Instansi Pemerintah dan dalil dimaksud telah disanggah sendiri oleh Para Pembanding sehingga hal tersebut tidak semestinya diulang-ulang kembali.

6. Bahwa dalil/alasan Para Pembanding tersebut di atas adalah dalil yang tidak benar dan tidak berdasarkan hukum sama sekali karena terbukti Para Pembanding tidak memiliki alas hak sama sekali untuk menghuni objek Bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka terhadap dalil/alasan Para Pembanding dahulu Para Penggugat sudah sepatutnya ditolak oieh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat dan menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor: 348/Pdt.G/2015/PN.Bdg. tanggal 21 Juli 2016.

Putusan Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG, Halaman 66 dari 68 hal.

7. Bahwa oleh karena Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung telah tepat dan benar dalam memberikan pertimbangan-pertimbangan hukumnya berdasarkan fakta-fakta dan bukti-bukti yang diajukan oleh pihak-pihak selama pemeriksaan perkara dalam persidangan, oleh karena itu Terbanding II menolak dalil-dalil Para Pembanding dalam Memori Bandingnya.

8. Bahwa Terbanding II MOHON AKTA bahwa Para Pembanding di dalam

Dalam dokumen P U T U S A N Nomor 127/PDT/2017/PT.BDG. (Halaman 56-68)

Dokumen terkait