• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK ADANYA PARIWISATA YANG ADA DI MADURA

Dalam dokumen MADURA Kekuatan Harga Diri Budaya (Halaman 72-77)

Mengelola Madura Sebagai Daerah Tujuan Wisata

DAMPAK ADANYA PARIWISATA YANG ADA DI MADURA

Pariwisata selain menyuguhkan estetika, juga mempunyai nilai tawar yang begitu tinggi. Selain itu, pariwisata juga menjadi suatu perdagangan di kancah dunia agar bisa memperkenalkan negaranya. Dimana adanya suatu tempat yang dijadikan objek pariwisata, maka tidak akan terlepas dari adanya suatu dampak. Baik dampak positif maupun dampak negatif. Ini yang akan jadi pokok perbincangan dalam mengelola suatu pariwisata. Pariwisata akan memberikan dampak terhadap lingkungan sekitar. Gee dalam bukunya yang berjudul The Travel Industry mengatakan bahwa “Pengembangan pariwisata dan meningkatnya

61 kunjungan wisatawan memberikan dampak atau pengaruh yang positif maupun negatif”.

Dampak positif pariwisata terhadap kebudayaan menunjukkan suatu keselarasan yang mengatakan “Pariwisata Untuk Kebudayaan”. Artinya, adanya suatu pariwisata akan menghasilkan suatu dampak yang begitu signifikan terhadap kemajuan suatu budaya, serta memperkokoh budaya yang ada di Indonesia. Disamping itu, pariwisata akan memberikan suatu kontribusi yang begitu besar terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini seperti diucapkan H. Ali, pengelola Pariwisata Api Tak Kunjung Padam Pamekasan yang menyatakan karena adanya pariwisata, masyarakat bisa mencari nafkah. “Masyarakat bisa mendapatkan

keuntungan dari wisata Api Alam ini tanpa dipungut biaya dari pemiliklahan,” ungkap orang yang dipercaya H. Syaad pemilik lahan untuk

mengelola Api Tak Kunjung Padam.

Secara tidak langsung dengan adanya suatu pariwisata akan memberikan suatu lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya pariwisata yang sudah terkenal, maka harga jual tanah yang ada disekitar akan menjadi mahal. Bahkan apabila orang yang punya lahan tidak mau menjual mereka bisa membagi hasil dengan orang yang membutuhkan, bahkan masyarakat juga bisa ikut andil dalam mengelola lahan tersebut.

Selain memberikan dampak yang positif, pariwisata juga akan menimbulkan suatu dampak negatif. Ini semua akan terjadi ketika masyarakat dan pengelola tidak hati-hati dalam mengelola pariwisata.

62 Terkadang banyak investor asing yang ingin mengelola dan mengambil keuntungan yang lebih besar. Selain itu, masyarakat cuma akan dijadikan pekerja dengan gaji yang tidak seberapa. Selain memperkerjakan masyarakat sekitar, investor asing terkadang akan sering menyalahgunakan wewenang. Dengan mendatangkan produk luar negeri dan menghilangkan apa yang menjadi budaya kita. Baik dari segi pakaian, cara kita beradab dengan sesama, bahkan dalam tatanan bahasa pun dibawa ke indonesia. Yakni lewat pariwisata yang dikelolanya.

Setiap pengelola obyek wisata selalu menginginkan tempat wisata untuk menyedot wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Tetapi, ada hal-hal yang harus diperhitungkan. Apabila suatu obyek wisata terlalu padat, maka bisa menyebabkan hilangnya kenyamanan bagi penduduk setempat dan membuat masyarakat setempat menjadi tidak nyaman. Sehingga, pada akhirnya akan terbentuk garis batas antara penduduk lokal setempat dengan wisatawan yang terlalu banyak.

Menurut juru kunci Gunung Geger Bangkalan, yang harus diperhatikan adalah anak muda masa kini yang sering menyalahgunakan tempat pariwisata, dengan menjadikan wisata tempat berpacaran, tempat bolos sekolah dan yang lebih parah lagi menjadikan pariwisata tempat mesum hanya untuk memenuhi hawa nafsu mereka.

Madura yang dikatakan pulau religi, karena banyak tokoh agama yang mempunyai peninggalan yang unik, bahkan penyebaran agama islam yang begitu pesat mempunyai kelebihan tersendiri, dan masyarakat yang begitu kental dengan keagamaannya. Kita tahu bahwa wisata religi ini yang menjadi kunjungan pertama ketika orang hendak berziarah. Terutama

63 ketika hari besar islam seperti bulan syawal, hari raya, dan ketika punya hajat untuk ziarah, maka tempat wisata religi ini akan menjadi ramai. Contohnya di makam Mbah Kholil Bangkalan, Batu Ampar Pamekasan, Asta Tinggi Sumenep dan Sayyid Yusuf Talangoh Sumenep, tempat pemakaman ini akan ramai seketika. “Yang menjadi pengunjung kebanyakan dari

Madura, Jawa, dan bahkan luar jawapun banyak berdatangan. Maksud dari tujuan para peziarah ini berbeda-beda. Ada yang hanya ingin tahu, mencari barokah, dan punya hajatan,” ujar Nono, juru kunci Asta Gumuk Brambang

Sumenep.

Dengan banyaknya wisatawan yang datang, maka ini akan memberikan respon yang begitu besar terhadap Madura. Ini tergantung kepada masyarakat dan pihak pengelola bagaimana menjaga dan memberi respon terhadap tempat wisata yang menjadi kunjungan wisatawan tersebut. Dampak positif yang diberikan oleh pariwisata religi ini, yaitu masyarakat bisa menjual makanan-minuman, baju, dan banyak lagi lainnya. Ini akan mengangkat perekonomian masyarakat sekitar. Selain membuka lapangan pekerjaan, wisata religi juga memberikan suatu wawasan terhadap wisatawan dengan beragam cerita-cerita sejarah. Serta bagaimana berinteraksi dengan sesasama, mempererat tali persaudaraan antara masyarakat dengan pengunjung.

Selain respon yang positif maka akan timbul respon yang negatif. Dampak negatifnya mencari pesugihan dengan cara bertapa dan menggunakan keris, bahkan untuk mendapatkan ilmu kekebalan tubuh. Selain itu, banyak masyarakat yang berlebihan dalam mencari peruntungan dengan meminta-minta. Dan ini sudah banyak terjadi di tempat-tempat

64 wisata religi di Madura. Masyarakat beranggapan tanpa bekerja keras dan hanya minta-minta akan memberi rezeki yang banyak dan berharap orang yang datang marasa iba.

Selaian wisata religi, yang akan dibahas adalah wisata alam. Karena kita tahu bahwa Madura juga banyak menyimpan wisata alam yang mempunyai nilai tawar yang menggiurkan. Kita ulas dari kabupaten paling timur, Sumenep dengan pantai lombeng. Setelah itu kita beralih pada Kabupaten Pamekasan, dimana dikota ini banyak terdapat wisata alam baik yang terexpose dan yang belum terkelola dengan baik seperti, Talang Siring, Api Abadi dan Pantai Jumiang. Selanjutnya Kabupaten Sampang, yang kaya akan wisata alam seperti, Pantai Camplong, Air Terjun Toroan dan Waduk Klampis. Terakhir Kabupaten Bangkalan. Kota Bangkalan ini juga menyimpan banyak wisata alam yang indah. Pesona pesisir pantai dibalik jembatan suramadu, Mercusuar, Pantai Rongkang dan lain-lain.

Semua itu adalah keindahan wisata alam yang ada di Madura. Tapi, semua itu akan berpengaruh terhadap masyarakat dan dapat menimbulkan dampak, baik dampak positif dan negatif. Itu tidak terlepas dari banyaknya wisatawan yang datang. Serta penanggulangan pemerintah terhadap wisata alam agar menjadi lebih menarik, dan indah. Sehingga, wisatawan bisa merasa lebih nyaman melihat keindahan pawisata.

Dampak positif yang akan didatangkan oleh wisata alam ini, tidak jauh berbeda dengan dampak positif wisata religi yakni meningkatkan perekonomian bagi masyarakat Madura. Misalnya, masyarakat bisa mendapatkan lapangan pekerjaan dan dapat mencari peruntungan. Disamping meningkatkan perekonemian masyarakat Madura,

65 pengembangan fisik dari pariwisata adalah meningkatkan peluang bagi masyarakat untuk bisa memperluas pemukiman, prasarana pariwisata, areal lahan pariwisata serta turut melestarikan budaya. semua itu terjadi di setiap orang banyak yang membuat lahan di pinggir pariwisata. Contohnya di Api Abadi banyak masyarakat yang membuat lahan di sekitar tempat wisata. Serta membangun sarana-prasarana yang dibutuhkan oleh wisatawan.

Tapi dengan adanya dampak positif tadi, maka muncul beberapa permasalahan sehingga menimbulkan dampak yang tidak terlalu diinginkan baik masyarakat maupun pengelola wisata. Contohnya ketika kita melihat permasalahan yang ada di kota Pamekasan yakni Api Abadi. Tempat wisata tersebut menyimpan banyak permasalahan. Akses jalan menuju lokasi wisata rusak parah dan tidak layak untuk dilewati kendaraan. Dengan jalan yang rusak parah, wisatawan yang berkunjung semakin menurun. Selain itu, pemerintah dengan pemilik lahan bersitegang karena pemerintah sempat ingin mengambil alih pengelolaan. Namun, pemilik lahan tetap tidak ingin Api Abadi dikelola pemerintah. Alasannya, pemilik lahan khawatir pemerintah akan mencari keuntungan yang tidak memihak pada masyarakat setempat. “Maka dengan bersitegangnya tadi akan menimbulkan suatu dampak yang negatif terhadap objek pariwisatanya. Seperti bangunan yang sudah tidak terawat. Sangat disayangkan masyarakat tidak mau tahu dengan perkembangan api alam. Masyarakat hanya mengambil keuntungan dari api alam,” ujar H. Ali.

Dalam dokumen MADURA Kekuatan Harga Diri Budaya (Halaman 72-77)