• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macapat yang cepat punah

Dalam dokumen MADURA Kekuatan Harga Diri Budaya (Halaman 162-167)

Indonesia adalah negara yang sangat luas dan kaya akan budaya serat kearifan lokalnya. Setiap daerah yamg ada di Indonesia memiliki beberapa kebuadayaan yang sangat identik dari daerah tersebut. Kebudayaan Indonesia adalah harta warisan dunia salah satu nya adalah kebudayaan dari bandung alat musik angklung dan batik Indonesia.

Beberapa tahun kebelakang adanya klaim kebudayaan dari negara tetangga dan itu sangat memancing amarah warga negara Indonesia. Hingga adanya desakan untuk mengajukan ke Unesco bahwa nya angklung dan batik adalah warisan buadaya Indonesia. Itu baru dua warisan budaya Indonesia yang sudah mendunia dan baru dari 2 daerah.

Tapi disini penulis akan fokus dengan budaya yang berasal dari tanah Madura atau yang sering di sebut “pulau garam”. Madura yang terkenal akan kehidupan masyarakat nya yang keras dan tanah nya yang gersang juga menyimpan beberapa kebudayaan yang tidak kalah menarik dari daerah lain.

Madura terdiri dari 4 kabupaten yang di bagi dua wilayah. Yaitu, wilayah timur dan wilayah barat. Wilayah timur diantara nya adalah Bangkalan dan Sampang. Wilayah barat adalah Pamekasan dan Sumenep. Dari empat kabupaten tersebut ada beberap perbedaan mulai dari bahasa sampai ke budaya. Setiap derah memiliki ciri khas tersendiri.

Ada beberapa kebudayaan di Madura yang sudah terkenal dan menajdi stereotype bahwasannya itu adalah Madura. Misalnya, karapan sapi.

151 Semua orang jika mendengar karapan sapi pasti jawabannya itu berasal dari Madura. Dan yang lebih ekstrim lagi yaitu Carok. Meskipun sampai saat ini ,asih di perdebatkan apakah carok itu termasuk budaya atau stereotype orang Madura karena karakter nya yang keras.

Dari beberapa budaya di Madura yang sudah di kenal dan sampai saat ini tetap di lestarikan. Ada pula budaya yang sudah mulai di tinggalkan oleh masyarakat Madura. Perkembangan zaman dan era globalisasi yang segalanya serba instan yang membuat orang lupa belajar akan kebudayaaan nenek moyangnya. Serta menganggap Buadaya itu jadul dan tidak modern. Madura yang kaya akan Budaya dan kearifan lokal nya akan tetapi masih ada Budayabyang miskin, miskin disini dalam artian tidak ada yang mau melestarikan kebudayaan nenek moyangnya. Khususnya para pemuda asli Madura yang berkewajiban melestarikan warisan nenek moyang nya. Salah satu warisan budaya Madura yg berasal dari daerah Pamekasan yaiut macapat. Macapat sama hal nya dengan nembang ala orang jawa. Macapat adalah kesenian tembang dan puisi tradisional. Macapat warisan budaya Madura yang sudah ada sejak lama dan menjadi kekayaan budaya Madura. Wali songo menyebarkan agama islam di tanah Nusantara khususnya Indonesia menggunaka metode pendeketan. Melalui media kesenian para wali songo menyebarkan islam. Pada awalnya wali songo menggunakan tembang-tembang untuk memuji Allah SWT penuh dengan santuhan jiwa. Sehingga dengan mudah di terima masyarkat pada waktu itu.

152 Sunan giri menciptakan tembang ilir-ilir untuk memuji Allah SWT dan menarik perhatian masyarakat waktu itu. Sunan kalijaga menciptakan tembang dandang gula yang berisi mengajak kepada kebahagian. Jadi kesenian tembang adalah warisan budaya Indonesia sejak zaman wali songo.

Sudah seharusnya macapat mendapat perhatian lebih bagi pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat Madura. Eksistensi macapat sudah mulai pudar seiring berkembangnya zaman dari waktu ke waktu. Eksistensi macapat kalah dengan budaya-budaya dari luar yang begitu cepat berkembang di Madura.

Pamekasan sebagai ibu kota Madura perekembangan nya termasuk cepat di banding denga tiga kabupaten yang lain. Akan tetapi, perkembangan kabupaten Pamekasan berbanding terbalik dengan eksistensi macapat di Pamekasan. Hanya kalangan orang tua saja yang menggemari macapat dan terus berusaha melestarikan warisan budaya nenek moyang tersebut. Kurang nya perhatian dan kepedulian dari generasi muda Pamekasan yang menyebabkan macapat tidak lagi eksis.

Alunan merdu tembang macapat sudah jarang di dengar oleh masyarakat Madura. Jika dulu macapat menajdi kebanggaan Madura karena ciri khasnya yang berbeda dengan tembang-tembang yang ada, namun saat ini itu semua akan kita dengar ceritanya saja bahwa dulu ada warisan budaya yang nama nya macapat.

153 Haji Ridawi yang sudah berusia 78 tahun, beliau tetap setia dengan macapat. Karena menurut beliau macapat adalah harta yang harus di jaga. Kita tidak boleh lupa akan kerja keras para leluhur yang sudah mewariskan harta nya kepada kita generasi penerus yang harus tetap melesatrikan macapat. Pujangga kesenian yang berasal dari desa larangan tokol, kecematan tlanakan, kabupaten Pamekasan ini salah satu pujangga yang tetap mempertahankan kesenian macapat.

Menurut haji Ridawi sedikitnya minat pemuda untuk mempelajari dan melestarikan macapat karena bagi pemuda macapat terlalu sulit untuk di pelajari. “Sebenarnya tidak sulit untuk di pelajari asalkan belajar dengan

ikhlas kan, ini warisan orang tua ya harus di jaga dong” begitu lah kata san

pujangga yang sudah sepuh ini.

Harapan sang pujangga ke depan adalah perhatian khusus dari lapisan masyarakat khususnya pemerintah untuk melestarikan harta warisan tersebut. Beliau berharap ada nya pendidikan khusus tentang kebudayaan Madura sejak usia dini sehingga warisan budaya tidak terkikis oleh zaman yang semakin terbuka dengan budaya luar yang sangat menyimpang dengan karakter orang Madura yang kental akan unsur agama nya.

Mendapatakan itu mudah tapi mempertahankan itu yang susah. Pepatah ini menggambarkan bagaimana susahnya H. Ridawi untuk mempertahankan warisan budaya yang sudah mulai punah di gerus moderenisasi. Sekadar tahu saja belum cukup untuk melestarikan budaya macapat. Perlu adanya inovasi agar macapat tetap di minati khusunya

154 pemuda yang seharusnya berkewajiban menjaga dan melestarikan budaya ini.

155

Dalam dokumen MADURA Kekuatan Harga Diri Budaya (Halaman 162-167)