V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Profil Informan
P. Basari
P. Basari merupakan petani tambak yang hingga saat ini masih bertahan dengan tambaknya, beliau juga sekaligus Ketua Kelompok Tani tambak di Langnga bukan hanya itu beliau juga sebagai Kepala Lingkungan di Kelurahan Langnga. Beliau sekarang berumur 68 tahun dan memiliki tanggungan keluarga 2 orang, P. Basari memiliki pendidikan terakhir SMK. Dalam menghidupi keluarganya beliau hanya bekerja sebagai petambak sekaligus Kepala Lingkungan, beliau memiliki luas tambak 1 Ha.
H. Haking
H. Haking adalah sorang kepala keluarga yang memiliki seorang istri yang bernama Hj. Najo dan 2 orang anak yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Beliau lahir di Langnga pada tahun 1966. Umur beliau sudah 52 tahun, pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk membiayai kehidupan sehari-hari beliau bekerja sebagai petani, kegiatan bertani telah dilakukan semenjak masih kecil dengan ikut membantu orang tuanya sampai setelah dewasa.
Bapak H. Haking menggantikan ayahnya sebagai seorang petani. Luas
46 tambak beliau seluas 8,25 Ha, namun telah dialihkan menjadi sawah seluas 1,25 Ha pada tahun 2017 bulan 8. Beliau mengalihkan tambaknya jadi sawah karena masalah penyakit udang.
Zul
Zul merupakan seseorang yang menjadi kepala rumah tangga setelah ayah beliau meninggal dunia, dalam menghidupi kehidupan sehari-harinya bersama dengan ibu tercintanya, beliau bekerja sebagai petani tambak sekaligus petani sawah, awalnya beliau hanya bekerja sebagai petambak akan tetapi banyak masalah yang menimpah dari tambaknya sehingga beliau mengalihkan sebagian tambaknya menjadi sawah. Luas tambaknya yang telah dialihkan pada tahun 2017 seluas 1,70 Ha, sehingga beliau mengelolah sawah sekaligus mengelolah tambak yang luas tambaknya adalah 3,40 Ha. Beliau berencana akan mengalihkan semua tambaknya menjadi sawah ketika masalah penyakit udang yang sampai sekarang belum bisa diatasi. Zul sekarang sudah berumur 37 tahun dan pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Sakka
Sakka lahir di Langnga pada tahun 1965 dan sudah berumur 53 tahun, beliau memiliki 3 orang anak diantaranya 2 perempuan 1 laki-laki.
Beliau memiliki luas tambak 0,50 Ha dan hampir 20 tahun lebih beliau bekerja sebagai petambak, akan tetapi pada tahun 2016 beliau mengalihkan tambaknya menjadi sawah akibat berbagai permasalahan
47 yang di hadapai dalam mengelolah tambak. Saat beliau mengubah tambaknya menjadi sawah beliau mengelurakan modal sebesar ± 4 juta sebagai biaya alat berat. Beliau sudah mendapatkan hasil dari sawah yang dulunya adalah tambak sekitar 15 karung gabah sebagai hasil panen terakhir beliau pada tahun 2017.
Fahruddin
Dalam kesehariannya beliau bekerja sebagai petani sawah demi menghidupi keluarganya, Fahruddin lahir di Langnga pada tahun 1976 dan memiliki pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA). Umur beliau sudah 42 tahun dan hampir 2 tahun beliau bekerja sebagai petani sawah karna awalnya beliau bekerja sebagai petambak, pengalaman beliau tentunya lebih dalam terkait sebagai petambak karna sekitar 10 tahun beliau melakoni pekerjaan tersebut sebagai petambak. Pada tahun 2016 beliau mengalihkan tambaknya menjadi sawah akibat permasalahan yang di alami petambak, setelah beliau mengalihkan tambaknya menjadi sawah beliau sudah mendapatkan hasil panen selama 2 kali panen dan panen terakhirnya beliau mendapatkan 12 karung gabah yang isi ± 115 kg/karung.
Muh. Yusuf
Muh. Yusuf lahir dari kelurga petambak pada tahun 1976 dan memiliki pendidikan terakhir SMK, beliau memiliki 1 orang anak laki-laki yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Dalam kesehariannya beliau bekerja sebagai petani, tahun 2000 beliau mulai
48 bekerja sebagai petani tambak sampai dengan tahun 2015 dengan luas tambak 5 Ha, sejak tahun 2016 beliau mengalihkan lahan tambaknya seluas 3 Ha menjadi sawah. Hasil panen dari tambak yang dialihkan beliau memperoleh 70 karung sebagai panen terakhir selama mengelolah sawah.
Syamsuddin
Syamsuddin lahir pada tahun 1969 di Langnga, beliau memiliki pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP), beliau memiliki tanggungan keluarga 2 orang 1 istri dan 1 anak perempuan yang masih sekolah di bangku Sekolah Menengah Atas. Beliau memiliki luas tambak 1,65 Ha, hampir 15 tahun lamanya beliau bekerja sebagai petambak, sejak tahun 2017 tepatnya pada bulan 11 beliau mengalihkan tambaknya menjadi sawah diakibatkan masalah penyakit udang dan irigasi. Hingga saat ini beliau berharap bahwa pada saat panen perdananya nanti beliau mengharapkan bisa mendapatkan hasil panen yang tidak mengecewakan.
Aripais
Lahir dilingkungan masyarakat sederhana tentunya tidak membuat semangat seorang Aripais dalam mengelolah sawah. Aripais lahir di Langnga pada tahun 1982, memiliki pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Aripais sekarang berumur 36 tahun dan memiliki tanggungan keluarga sebanyak 3 orang 2 diantaranya anak laki-laki dan 1 istri. Tahun 2010 beliau sudah mengalihkan lahan tambaknya menjadi sawah seluas 1 Ha, beliau mendapatkan hasil panen yang sudah lumanya
49 dimana awal panennya beliau hanya memperoleh 10 karung gabah sedangkan panen terakhir beliau selama menjadi petani sawah sudah mendapat 50 karung gabah atau ± 6 ton.
H. Attasa
H. Attasa sebagai informan yang paling tua dalam penelitian ini, beliau lahir pada tahun 1942, beliau memiliki pendidikan terakhir kelas 3 SD sebab saat itu hanya sampai kelas 3. Umur beliau sudah menncapai 76 tahun akan tetapi dalam bertani beliau masih mampu mengelolah lahannya yang luasnya adalah 1 Ha, sejak tahun 87 beliau sudah mulai mengelolah tambak bersama orang tuanya. Hampir 28 tahun lamanya beliau bekerja sebagai petambak dan akhirnya memutuskan untuk mengubah tambaknya menjadi sawah pada tahun 2015. Tahun 2016 beliau sudah memulai pengelolah sawwahnya bahkan selama mengelolah sawah beliau sudah mendapatkan 4 kali panen hingga 2017 panen terakhir yang diperoleh adalah ± 50 karung.
Luas lahan yang dimilik para petani tentu berbeda-beda setiap petani begitupun waktu alih fungsi lahan tambak menjadi sawah, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada Tabel berikut.
50 Tabel 7. Luas Lahan Tambak Yang di Alihkan Petani Menjadi Sawah
dan Tahun Peralihan No. Nama Petani
Luas Lahan Tambak Yang di Alihkan Menjadi Sawah (Ha)
Tahun Peralihan
1 H. Haking 1.25 2017
2 Zul 1,70 2017
3 Sakka 0,50 2016
4 Fahruddin 0,80 2016
5 Muh. Yusuf 3,0 2016
6 Samsuddin 1,65 2017
7 Aripais 1,0 2010
8 H. Attasa 1,0 2015
Sumber: Hasil Wawancara, Setelah diolah 2018.
Berdasarkan Tabel di atas, alih fungsi lahan tambak ke sawah di Kelurahan Langnga dimulai sejak tahun 2010, saat itu Bapak Aripais merubah lahan tambahnya seluas 1 Ha menjadi sawah, beberapa tahun kemudian sebagian besar petani di Kelurahan Langnga ikut melakukan alih fungsi lahan pada tahun 2015, 2016 hingga tahun 2017. Disamping itu sebagian petani masih tetap mengelolah tambak seperti yang dilakukan H.
Haking, Zul, dan Muh. Yusuf.