• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak-Dampak Negatif Bermain Game

E. Media Mendidik Anak

2. Dampak-Dampak Negatif Bermain Game

A. Menurut Beberapa Penelitian

Mengingat banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari bermain game secara berlebihan mendorong para ilmuan untuk meneliti bagaimana dampak negatif game terhadap anak-anak dan berikut adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan.

Berdasarkan kutipan dari Fox News yang di dapat dari website ( indowebsia.com), Menurut Prof. Psikologi Douglas A. Gentile, yang menjalankan media Research Lab. di Lowa State University “seorang anak yang telah kecanduan game yang berlebihan sampai-sampai mempengaruhi kejiwaannya seperti gelisah, depresi dan fobia sosial akan semakin memburuk dan nilai sekolah akan merosot. Namun apabila seorang anak berhenti dari kecanduan maka rasa gelisah, depresi dan fobia sosial akan membaik.”

“Dampak "negatif" atau peningkatan dari perilaku agresif ini terkait dengan jumlah waktu anak-anak diperbolehkan untuk bermain video game, Dalam satu studi oleh Walsh (2000), sebagian besar remaja mengakui bahwa orangtua mereka tidak memaksakan batas waktu pada jumlah jam yang diizinkan untuk bermain

video game terbaru yang mereka mainkan, Penelitian ini juga menunjukkan bahwa

kebanyakan orang tua tidak menyadari isi dari video game yang telah dimainkan anak-anak mereka. Dalam studi kasus yang lain yang telah dilakukan oleh Gentile, Lynch, Linder & Walsh (2004, hal.6) diketahui bahwa gadis remaja bisa bermain video game terbaru selama rata-rata 5 jam per minggu, sedangkan untuk anak laki-laki rata-rata 13 jam per minggu bahkan lebih, Para peneliti juga mengatakan bahwa remaja yang bermain video game kekerasan untuk waktu yang lama Cenderung lebih agresif, Lebih rentan terhadap konfrontasi dan mungkin terlibat dalam perkelahian dengan rekan-rekan mereka dan juga penurunan prestasi sekolah”.

B. Hasil Wawancara

Selain dampak positif para maniak game juga mengaku merasakan dampak negatif dari bermain game saat diwawancara oleh penulis. Berikut ini adalah uraian pengalaman para maniak game yang mengalami dampak negatif dari bermain game.

a. Menurut Muhamad Raka S.

Narasumber yang pertama adalah M. Raka Santoso, berikut ini adalah uraian hasil wawancaranya.

1. Malas

Raka mengaku bermain game membuat dirinya malas untuk melakukan aktifitas lainnya apalagi untuk belajar. Dia tidak akan malas jika disuruh bermain game bahkan seharian pun tidak masalah meskipun sudah mendapat teguran berkali-kali dari orang tua namun tetap saja tidak mempan katanya.

2. Dimarahin Orang Tua

Hal ini sudah tidak aneh lagi bagi maniak game katanya bahkan bisa dibilang kebal. Berkali-kali dimarahin karena waktunya hanya untuk bermain game. Meskipun bermain game di rumah tapi tetap saja kemarahan orang tua selalu menghampirinya katanya.

3. Nilainya Turun

Hal ini lah yang menyebebkan kemarahan orang tua kepada para Gamer. Mereka tidak bisa membagi waktunya dengan bijaksana sehingga pendidikannya menjadi korban ditandai dengan nilai yang selalu merosot. Bahkan karena hal ini mengakibatkan para orang tua melarang keras anaknya bermain game tapi anaknya malah semakin nekad bahkan sampai-sampai membohongi orang tuanya yang terlalu keras melarang untuk bermain game. Sebenarnya penyebabnya adalah

sehingga mengalami kesulitan dalam belajar.

b. Menurut Muzaki

Narasumber yang berkutnya adalah Muzaki sering disapa Zaki. Nampaknya banyak cerita tentang masalah dampak negatif game ini sampai-sampai bermalam di warnet hanya untuk bermain game. Untuk selengkapnya mari kita bahas pendapat Muzaki saat wawancara.

1. Tidak Makan Di Sekolah

Hal ini sudah menjadi kebiasaan Zaki untuk menabungkan uangnya untuk bermain game online. Akibatnya dia tidak makan disekolah padahal jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh katanya. Dia tidak mau kalau meminta uang saku tambahan hanya demi bermain game, selain karena dimarahi orang tua tapi juga sadar diri bahwa game bukan hal yang wajib untuk dirinya dan hanya sekedar hoby sehingga tidak mau lagi untuk merepotkan orang tua terlebih kalau tahu bermain gamenya berlebihan.

2. Tidak Ada Waktu Belajar

Karena keasyikan bermain game menjadi lupa dengan segalanya termasuk kewajiabannya untuk belajar. Alhasil nilainya ancur orang tua pun tak berhenti-hentinya marah-marah. Hal ini karena sudah mulai kecanduan bermain game apalagi sudah masuk Game Online yang gk ada matinya.

3. Nilai Turun

Bagi Zaki nilainya bukan hanya turun sejak menjadi maniak game tapi benar-benar serasa jatuh ke jurang. Sejak SD Zaki selalu mendapatkan peringkat III terus sampai pada kelas II SMP nilainya sangat jatuh, Zaki mendapat peringkat 34 dari 38 siswa. Sangat mengerikan bukan jauh sekali dari sebelumnya. Anda bisa bayangkan bagaimana reaksi orang tua Zaki setelah melihat peringkat anaknya turun drastis.

4. Tidak Punya Uang

Ini sudah menjadi hal yang mutlak jangankan punya uang untuk jajan aja gak ada katanya. hal ini dilakukan demi bisa bermain game online hobi kesenangannya. Sangat disayangkan kan harus mengorbankan diri sendiri tidak jajan demi bermain game. Tapi ini masih mendingan dari pada harus mencuri untuk bermain game. Sungguh hal itu sangatlah buruk dan di benci bahkan mengakibatkan kerugian pada diri sendiri dan orang lain.

5. Membohongi Orang Tua

Wah hal ini yang sebaiknya dihindari oleh para anak-anak yang maniak game. Tapi hal ini juga yang biasa dilakukan oleh anak-anak yang nekat karena larangan orang tua yang sangat keras. Zaki juga menceritakan dirinya pernah berbohong kepada orang tuanya akibat pulang sekolah langsung bermain game online dan pulang malam hari, ketika ditanya dia hanya menjawab baru selesai mengerjakan tugas dirumah temannya karena takut dimarahi. Bukan hanya itu saja katanya ada lagi ketika hari libur dia sampai menginap di warnet dan ke orang tua bilangnya mau ke rumah teman yang sedang ulang tahun. Hal ini sangat tidak baik untuk ditiru bagi anak-anak zaman sekarang ini apalagi membohongi orang tua dengan meminta uang tambahan.

6. Dimarahi Orang Tua

Tampaknya para Gamer pasti pernah mengalami hal ini karena waktu bermain mereka yang sangat berlebihan di banding waktu untuk belajar. Zaki pun mengaku sering dimarahi orang tua karena bermain game, misalnya ketika pulang sekolah telat dan dia menjawab bermain game maka ekspresi orang tua langsung berubah seketika menjadi marah.

7. Ketagiahan Bermain Game

Ini sudah menjadi hal yang tidak aneh nampaknya karena game bisa membuat para pemain untuk kecanduan game. Maka banyak anak-anak atau remaja yang rela tidak jajan demi bisa bermain game. Hebatnya lagi para

Zaki dia pernah memainkan lebih dari sepuluh game, dan bukan hanya mencobanya biasanya maniak sangat jago dengan game-game yang di tekuninya. Dengan demikian berarti selesainya suatu game tidak membuat seorang Gamer berhenti dari kecanduan game tapi akan lebih parah karena akan mencoba game-game baru yang lebih menantang lagi.

8. Kurang Menangkap Pelajaran

Dampak lain yang diakui Zaki adalah sulit untuk menangkap pelajaran. Dirinya mengaku sangat kesulitan menangkap pelajaran waktu di SMA apalagi mata pelajaran yang bersifat menghafal dan butuh membaca banyak, karena dia mengakui bahwa ketika SMP dirinya jarang sekali belajar karena sudah menjadi seorang maniak game dan akibatnya pelajaran pun yang pernah dipelajari ketika SMP dan diulang di SMA rasanya sangat asing bagi Zaki dan harus mengejar ketertinggalannya.

c. Menurut Sonny Santoso

Narasumber berikutnya adalah Sonny dan berikut adalah pengakuannya tentang dampak yang dirasakan selama menjadi maniak game.

1. Bolos Les (Privat)

Sonny mengaku sangat sering bolos les hanya untuk bermain game. Banyaknya les yang harus diikutinya membuatnya merasa tidak ada waktu untuk bermain game dan akhirnya dia mengorbankan lesnya untuk bermain game. Tapi untuk bolos sekolah gara-gara game dia tidak pernah tututnya. Inilah dampak yang merugikan selain tidak mendapatkan ilmu dari les dan waktunya hanya terbuang untuk bermain game. Hal seperti ini orang tua harus berperan membagi waktu sang anak untuk bermain sehingga mereka tidak nekad bolos les.

2. Dimarahi Orang Tua

Memang benar sepertinya semua Gamer pernah mendapatkan kemarahan orang tuanya gara-gara bermain game. Sonny sendiri mengaku sering dimarahi orang tuanya bahkan sampai pernah di datangi ke warnet saat dirinya sedang asyik bermain game. Sumber kemarahan yang paling utama adalah ketika para Gamer mengesampingkan tugas utamanya (belajar) malah kebanyakan waktu mereka untuk bermain game. Sonny pun mengaku sering dimarahi gara-gara tidak jarang belajar dan hanya kebanyakan bermain game terus, bahkan dia sampai curi-curi waktu untuk main game karena larangan orang tua akhirnya nekad juga curi-curi waktu dan tidak mau bermain game.

3. Boros

Sonny mengaku dirinya sangat boros untuk bermain game sampai-sampai tidak jajan di sekolah hanya untuk bermain game, sama seperti Zaki. Meskipun begitu ini patut di contoh karena mereka tidak meminta uang tambahan kepada orang tuanya untuk bermain game. Bahkan ini sangat baik untuk mengajarkan anak tentang pengorbanan. Pasalnya dirinya harus berkorban tidak jajan di sekolah karena untuk bermain game.

4. Berkata-Kata Kotor dan Kasar

Inilah yang berbeda dari kedua narasumber sebelumnya, Sonny mengaku sering mengucapkan kata-kata kasar dan kotor saat dirinya bermain game. Kata-kata ini keluar saat mengalami kekalahan, kegagalan, dan kekesalan dengan pemain lain yang curang, dan banyak lagi initinya yang membuar Gamer kesal rasanya spontan kata-kata itu keluar seperti (anjing, goblog, bego) dan banyak lagi karena setiap daerah berbeda-beda kata-kata kotornya. Ini yang harus dihindari karena akan membuat anak-anak mudah mengikuti kebiasaan buruk ini. apalagi bukan hanya kata-kata yang diucapkan langsung saja yang mengandung kata-kata kasar dan kotor ini bahkan ketika para Gamer berkomunikasi dalam game.

Berikut ini adalah dampak negatif menurut Agus Maulana seorang Gamer yang memenangkan turnamen PS (Play Station).

1. Sulit Menerima Pelajaran

Agus mengakui bahwa karena terlalu sering bermain game membuat dirinya sulit menerima pelajaran di sekolah. Hal ini karena pikiran seorang Gamer selalu memikirkan game meskipun sedang belajar bahkan tak jarang mereka sering ngobrol dengan sesama Gamer saat belajar membahas game-game yang mereka mainkan. Agus sangat kesulitan belajar terutama pada pelajaran matematika karena matematika harus sering latihan sementara Agus jarang latihan sehingga ketinggalan materi dan lama-kelamaan jadi kesulitan belajar. Bahkan dampak tersebut sampai sekarang pun masih dirasakannya yakni sangat kesulitan jika ada materi tentang hitung menghitung.

2. Nilai Turun

Akibat dari dampak di atas yang kesulitan menerima materi pelajaran nilaipun ikut terpengaruhi. Agus mengakui nilainya turun semenjak menjadi Gamer. Dari mulai materi yang kurang paham lama-kelamaan tidak mengerti dan akhirnya nilai pun menjadi turun.

3. Pemborosan

Maniak game sepertinya tak berbeda jauh dengan kecanduan merokok, akibat dari ini para maniak rela mengorbankan apapun untuk bisa memenuhi kebutuhannya untuk bermain game. Salah satunya mereka rela tidak jajan di sekolah berhari-hari demi bisa bermain game beberapa jam. Agus mengakui dulu saat baru kenal dengan game saat kelas enam SD, dia tidak jajan selama tiga hari untuk bisa bermain PS selama 30 menit saja. Sungguh pengorbanan yang patut di contoh untuk hal yang lebih positif lainnya.

4. Dimarahi Orang Tua

“Sebenarnya orant tua saya tidak melarang bermain PS asalkan pulang dulu dan meminta izin serta jangan pulang terlambat.” Tutur Agus menceritakan pengalamannya. Dia mengaku dulu pernah dimarahi orang tuanya sampai-sampai disuruh pergi jangan pulang gara-gara pulang sekolah langsung bermain PS sampai magrib, sampai menangis-nangis untungnya ada neneknya yang menolongnya. Agus mengakui orang tuanya sangat tegas dalam mendisiplinkan dirinya. Dari kejadian ini dia meminta maaf kepada orang tuanya dan orang tua menasehatinya supaya jangan diulangi lagi, tapi karena kenakalan anak-anak Agus pun mengulanginya lagi meski sudah kapok dengan kemarahan orang tuanya kepada dirinya.

e. Menurut Fahrun

Fahrun mengakui bahwa dirinya sering mendapatkan dampak negatif yang ditimbulkan dari game. Berikut ini adalah dampak negatif yang dipaparkan oleh Fahrun.

1. Management Waktu Yang Buruk

Fahrun mengaku dirinya sulit mengatur waktu ketika bermain game. Ketika bermain game rasanya semua tugas seperti hilang dari pikiran karena asyiknya bermain game. Akibat dari hal ini aktifitas belajarpun menjadi terlupakan karena dunianya diasyikan bermain game. Bukan hanya itu saja bahkan tidak jarang makan pun telat atau terlewatkan.

2. Acuh Tak Acuh Terhadap Lingkungan

Fahrun juga mengakui sering acuh tak acuh saat bermain game, karena fokus kepada game sehingga Fahrun tidak memedulikan sekitarnya. Sampai-sampai dirinya pernah dimarahi orang tuanya karena disuruh untuk membeli sesuatu tapi bukannya menuruti perintah orang tuanya malah tidak mendengarkannya sama sekali.

Sudah pasti hal ini dirasakan oleh para Gamer tidak luput juga Fahrun. Dirinya mengakui bahwa karena keseringan bermain game pikirannya selalu memikirkan game. Bahkan segala aktifitasnya Fahrun selalu memikirkan game yang dimainkannya. Sampai-sampai ketika belajar di sekolahpun selalu dihiasi dengan bercerita tentang game dengan teman sesama Gamer di kelasnya.

4. Kurang Konsentrasi dalam Belajar

Akibat dari selalu memikirkan game dan selalu menceritakan game dengan teman-temannya, Fahrun mengaku dirinya kesulitan berkonsentrasi saat belajar karena selalu terfokus pada game yang dimainkannya. Akibat dari kurang konsentrasi ini Fahrun jadi kesulitan dalam menerima materi yang diterimanya baik saat belajar sendiri atau di sekolah.

5. Dimarahi Orang Tua

Semua Gamer yang saya wawancarai nampaknya merasakan hal yang sama mengenai hal ini, karena dampak-dampak diatas seperti lupa belajar, tidak bisa mengatur waktu dengan baik, dan lain-lain sehingga orang tua marah. Jadi kemarahan orang tua sebenarnya bukan karena bermain gamenya tapi karena dampak yang ditimbulkan yang akhirnya orang tua pun melarang anaknya bermain game. Begitu juga dengan Fahrun dia mengaku sering dimarahi orang tua karena tidak mau disuruh ketika dirinya bermain game tapi tidak sampai dilarang bermain game lagi.

Dokumen terkait