TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis .1Pasar Modal
2.1.3 Teori Struktur Modal
2.1.4.4 Dampak dilakukannya Right Issue
saham dipasar diatas harga teoritis maka pemegang saham lama akan memperoleh keuntungan dan apabila harga saham dipasar dibawah harga teoritisnya maka pemegang saham lama akan menderita kerugian (Samsul, 2006:188-189).
2.1.4.3Alasan dilakukannya Right Issue
Menurut Husnan (2005:431) alasan perusahaan menerbitkan right issue
adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa, diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan meningkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue
juga untuk memperoleh financing murah yang dapat digunakan untuk ekspansi
usaha, modal kerja dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu
untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten.
Menurut Martono (2008:371) ada dua tujuan diadakannya right, yaitu:
1. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas perusahaan.
2. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.
2.1.4.4Dampak dilakukannya Right Issue
Adanya right issue menyebabkan jumlah saham yang beredar menjadi
bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan mempengaruhi komposisi kepemilikan pemegang saham lama apabila pemegang saham lama tersebut tidak
24 melakukan haknya untuk membeli saham baru dengan right yang dimilikinya.
Investor tersebut akan mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:135).
Bertambahnya jumlah saham yang beredar berakibat kepada menurunnya jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh pemegang saham lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen per lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif kepada minat investor sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun. Situmorang (2008:154) menyatakan bahwa harga saham perusahaan setelah right secara teoritis akan
mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena harga exercise (harga pelaksana)
emisi right selalu lebih rendah dari harga pasar. Jadi kapitalisasi pasar saham
tersebut akan naik dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah saham yang beredar.
2.1.5Saham
Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer di
antara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam masyarakat.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:6). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan dana yang ditanamkan investor di perusahaan tersebut. Pada umumnya, saham yang dikenal sehari-hari
25 merupakan saham biasa (common stock). Common stock merupakan salah satu
efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal (Anoraga, 2006:58)
Ekspektasi atau motivasi setiap investor dalam menanamkan modalnya
adalah untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Imbalan tunai kepada pemilik saham biasanya diberikan dalam 2 (dua) yaitu: dividen tunai dan keuntungan atau kerugian modal (capital gain) (Brealey
et al, 2008:166).
Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang biasanya dibagikan kepada pemegang saham satu tahun sekali. Bentuk dari dividen itu sendiri dapat berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham yang berpengaruh terhadap proporsi kepemilikan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:12). Sedangkan capital
gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana
keuntungannya didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham tersebut (Anoraga, 2006:60). Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13-14), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu:
1. Tidak Mendapat Dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.
26 2. Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor
harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss.
Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu :
1. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil penjualan terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Saham Dikeluarkan dari Bursa (Delisting)
Risiko lain yang dihadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Saham perusahaan
di-delist dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk, misalnya dalam
kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai peraturan pencatatan efek di bursa.
27 3. Saham Diberhentikan Sementara (Suspensi)
Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend
atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika: suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham diperdagangkan kembali seperti semula.
2.1.6 Return
Return merupakan hasil yang diperoleh investor dari investasinya. Return
dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis.
Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan expected return untuk mengukur
risiko di masa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Dengan menggunakan market adjusted model, maka tidak perlu menggunakan periode