SKRIPSI
PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP ABNORMAL
RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
WILLIAM DANIEL HUTASOIT 110502112
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i ABSTRAK
PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP ABNORMAL
RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) apakah pengumuman
right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham dan 2) apakah
right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue
terhadap abnormal return saham dan 2) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham dan 2) pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data
abnormal return harian dan volume perdagangan harian yang diukur melalui indikator Trading Volume Activity (TVA) dan data perusahaan yang melakukan
right issue selama tahun 2010-2013 yang diperoleh dari situs www.ojk.go.id dan Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis regresi liniear sederhana dan uji beda yaitu uji t berpasangan (paired t-test). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t berpasangan (paired t-test) dengan tingkat signifikansi (α) = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengumuman right issue berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
abnormal return saham, 2) Pengumuman right issue berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ii ABSTRACT
THE EFFECT OF RIGHT ISSUE’S ANNOUNCEMENT TO ABNORMAL STOCK RETURN AND STOCK TRADING VOLUME
COMPANY LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Formulation of the problem in this research are: 1) whether the right issue’s announcement affect significantly to abnormal returns and 2) whether the right issue’s announcement affect significantly to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. The purposes at the research are: 1) to determine and analyze the influence of right issue’s announcement to abnormal returns and 2) to determine and analyze the influence of right issue’s announcement to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. Hypothesis in this research are: 1) right issue’s announcement affect significantly to abnormal returns and 2) right issue’s announcement affect significantly to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. Data used are secondary data. This research used daily abnormal returns data and daily trading volume measured with indicated Trading Volume Activity (TVA) and company data do the right issue during the year 2010–2013 obtained from the website www.ojk.go.id, and www.idx.co.id. The methods of data collection used the study documentation. Data analysis used are descriptive statistic, simple linear regression analysis and a different test, namely paired test. Hypothesis testing is performed using paired t-test with significan t lev el (α) = 5 %. The results of this research reveal that: 1) right issue’s announcement takes negative effect and no significant to abnormal returns and 2) right issue’s announcement takes negative effect and significant to stock trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi
ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap
Abnormal Return Saham Dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan,
saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Manajemen
iv
6. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
membimbing, mengarahkan dan memberikan saran kepada penulis
7. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembaca Nilai yang telah banyak
memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini
8. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan
9. Kedua Orangtua penulis I.B. Hutasoit dan St. M. Br. Pasaribu yang senantiasa
mendukung, mendoakan, mencukupi segala kebutuhan dana, nasehat yang
berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis.
10.Abang dan Kakak Iparku Ronald Hutasoit, SE & Frisca Hutauruk, SE, dan
Dedy Hutasoit & Silvia Simanjuntak, Kakak dan Abang Iparku Ingrid
Hutasoit, SE & Wesly Hutagalung serta keponakan-keponakanku tersayang
Adelviano Hutasoit, Wayne Hutagalung dan Abraham Hutasoit yang telah
memberikan bantuan dana dan memberikan motivasi selama masa
perkuliahan.
11.Sahabat-sahabatku selama masa perkuliahan: Anri, Deasy, Lidya, Rika dan
Roulina, serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya
satu-persatu yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa selama ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, April 2015 Penulis
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 13
1.3 Tujuan Penelitian ... 13
1.4 Manfaat Penelitian ... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 15
2.1.1 Pasar Modal ... 15
2.1.2 Signaling Theory ... 16
2.1.3 Teori Struktur Modal ... 18
2.1.4 Right Issue ... 19
2.1.4.1 Pengertian Right Issue ... 19
2.1.4.2 Analisis Right Issue ... 22
2.1.4.3 Alasan Dilakukannya Right Issue ... 23
2.1.4.4 Dampak Dilakukannya Right Issue ... 23
2.1.5 Saham ... 24
2.1.6 Return ... 27
2.1.7 Abnormal Return ... 28
2.1.8 Volume Perdagangan Saham ... 30
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 30
2.3 Kerangka Konseptual ... 35
2.4 Hipotesis Penelitian ... 38
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
3.3 Batasan Operasional ... 39
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 40
3.4.1 Variabel Bebas (Independent Variable) ... 40
3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 41
3.5 Populasi dan Sampel ... 43
vi
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 48
3.8 Metode Analisis Data ... 48
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 48
3.8.2 Uji Normalitas Data ... 48
3.8.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 49
3.8.4 Uji Paired Sample t-Test ... 50
3.9 Pengujian Hipotesis ... 50
3.9.1 Hipotesis Pertama ... 50
3.9.2 Hipotesis Kedua ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 53
4.2 Hasil Penelitian ... 62
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 62
4.2.2 Pengujian Normalitas Data ... 64
4.2.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 68
4.3 Pengujian Hipotesis ... 70
4.3.1 Hipotesis Pertama ... 70
4.3.2 Hipotesis Kedua ... 71
4.4 Pembahasan ... 72
4.4.1 Pengaruh Right Issue terhadap Abnormal Return ... 72
4.4.2 Pengaruh Right Issue terhadap Volume Perdagangan ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 77
5.2 Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Jumlah Emiten yang Melakukan Right Issue Di BEI ... 3
1.2 Rata-rata Abnormal Return Saham Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Right Issue ... 5
1.3 Rata-rata Volume Perdagangan Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Right Issue ... 7
2.1 Penelitian terdahulu ... 30
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 43
3.2 Daftar Populasi dan Sampel ... 44
4.1 Statistik Deskriptif Abnormal Return ... 62
4.2 Statistik Deskriptif Volume Perdagangan ... 63
4.3 Kolmogrov-Smirnov Abnormal Return ... 66
4.4 Kolmogrov-Smirnov Volume Perdagangan ... 68
4.5 Hasil Uji Regresi Abnormal Return ... 69
4.6 Hasil Uji Regresi Volume Perdagangan ... 70
4.7 Hasil Uji Paired Samples T-Test Abnormal Return ... 71
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 37
4.1 Grafik Histogram Abnormal Return ... 64
4.2 Grafik Normal Plot Abnormal Return ... 65
4.3 Grafik Histogram Volume Perdagangan ... 66
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Sampel Perusahaan yang melakukan Right Issue ... 82 2 Data Harga Teoritis Right Issue ... 83 3 Tabel Harga Saham, Actual Return, Harga IHSG, Market
Return, Abnormal Return, Volume Transaksi, Volume
Beredar, Aktivitas Volume Perdagangan ... 84 4 Data Rata-rata Abnormal Return dan Volume Perdagangan 10
i ABSTRAK
PENGARUH PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP ABNORMAL
RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) apakah pengumuman
right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham dan 2) apakah
right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue
terhadap abnormal return saham dan 2) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1) pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham dan 2) pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan data
abnormal return harian dan volume perdagangan harian yang diukur melalui indikator Trading Volume Activity (TVA) dan data perusahaan yang melakukan
right issue selama tahun 2010-2013 yang diperoleh dari situs www.ojk.go.id dan Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis regresi liniear sederhana dan uji beda yaitu uji t berpasangan (paired t-test). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Uji t berpasangan (paired t-test) dengan tingkat signifikansi (α) = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pengumuman right issue berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
abnormal return saham, 2) Pengumuman right issue berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ii ABSTRACT
THE EFFECT OF RIGHT ISSUE’S ANNOUNCEMENT TO ABNORMAL STOCK RETURN AND STOCK TRADING VOLUME
COMPANY LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Formulation of the problem in this research are: 1) whether the right issue’s announcement affect significantly to abnormal returns and 2) whether the right issue’s announcement affect significantly to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. The purposes at the research are: 1) to determine and analyze the influence of right issue’s announcement to abnormal returns and 2) to determine and analyze the influence of right issue’s announcement to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. Hypothesis in this research are: 1) right issue’s announcement affect significantly to abnormal returns and 2) right issue’s announcement affect significantly to trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange. Data used are secondary data. This research used daily abnormal returns data and daily trading volume measured with indicated Trading Volume Activity (TVA) and company data do the right issue during the year 2010–2013 obtained from the website www.ojk.go.id, and www.idx.co.id. The methods of data collection used the study documentation. Data analysis used are descriptive statistic, simple linear regression analysis and a different test, namely paired test. Hypothesis testing is performed using paired t-test with significan t lev el (α) = 5 %. The results of this research reveal that: 1) right issue’s announcement takes negative effect and no significant to abnormal returns and 2) right issue’s announcement takes negative effect and significant to stock trading volume company listed in Indonesian Stock Exchange.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar
menyediakan fasilitas atas wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana
(issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana
dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
(return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan
dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena
pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan
(return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih
(Darmadji dan Fakhruddin, 2006:2).
Dalam transaksi perdagangan di pasar modal, informasi memegang
peranan yang penting. Pada umumnya, para investor memerlukan informasi
mengenai surat berharga dengan tingkat risiko tertentu dalam mengambil
keputusan untuk melakukan suatu investasi. Informasi yang dimaksud adalah
informasi yang lengkap, benar, dan tepat waktu yang memungkinkan investor
2 rasional selalu berusaha memperoleh informasi dan melakukan analisis untuk
mengurangi risiko yang akan terjadi pada investasi yang akan dijalankannya.
Dalam pasar modal, banyak informasi yang dapat diperoleh oleh investor.
Salah satu contoh informasi yang digunakan para investor adalah corporate
action. Pada umumnya corporate action secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi harga saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham,
pergerakan harga saham, perdagangan saham dan lain sebagainya sehingga akan
berpengaruh terhadap kepentingan stakeholders dan khususnya shareholders
(Pratama dan Sudhiarta, 2014:244). Salah satunya mengenai right issue atau Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Informasi ini dapat memiliki makna
atau nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan
transaksi di pasar modal, yang akan tercermin dalam perubahan volume
perdagangan, harga saham, yang dapat diukur dengan menggunakan return atau
abnormal return, serta karakteristik pasar lainnya.
Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menghemat biaya
emisi serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Dengan adanya right
issue, kapitalisasi pasar saham akan meningkat dalam presentasi yang lebih kecil
dari pada presentasi jumlah lembar saham yang beredar. Penambahan saham baru
dalam kebijakan right issue hanya ditawarkan kepada pemegang saham lama
dalam jangka waktu tertentu sehingga kebutuhan akan tambahan dana tetap
terpenuhi dengan menambah modal sendiri tetapi tidak menimbulkan dilusi
kepemilikan bagi pemegang saham lama. Pemilik saham lama juga dapat
3 Disamping itu dengan melakukan right issue kebutuhan perusahaan akan
tambahan modal akan terpenuhi dan pemegang saham lama dapat membeli saham
yang ditawarkan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar (Budiarto dan
Baridwan, 1999) di dalam (Panjaitan, 2013)
Perusahaan menerbitkan right adalah untuk menghemat biaya emisi dan
juga menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Umumnya
diharapkan penambahan jumlah lembar saham di bursa akan meningkatkan
frekuensi perdagangan saham tersebut, atau dengan kata lain meningkatkan
likuiditas saham (Sjahrial, 2007:367).
Berdasarkan data dari Statistik Pasar Modal yang dikeluarkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan, jumlah perusahaan yang tercatat melakukan right issue
dari tahun 2010 sampai 2013 dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
Jumlah Emiten yang Melakukan Right Issue
Di Bursa Efek Indonesia Tahun Emiten yang
Melakukan Right Issue
Nilai Emisi (dalam Milyar Rupiah)
2010 27 38.563,19
2011 25 34.794,16
2012 22 19.754,18
2013 30 40.579,99
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan Statistik Pasar Modal
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa aksi korporasi right issue yang
dilakukan emiten pada tahun 2010 ada 27 (dua puluh tujuh) emiten dengan nilai
emisi Rp 38.563,19 milyar, kemudian pada tahun 2011menurun menjadi 25 (dua
puluh lima) emiten dengan nilai emisi penerbitan saham baru yang juga menurun
dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 34.794,16 milyar dan pada tahun 2012,
4 puluh dua) emiten dari sebelumnya berjumlah 25 (dua puluh lima) emiten dengan
emisi penerbitan saham baru menurun lebih dari 40% (empat puluh persen) dari
Rp 34.794,19 milyar menjadi Rp 19.754,18 milyar. Namun pada tahun 2013,
emiten yang melakukan right issue naik dari sebelumnya berjumlah 22 (dua puluh
dua) menjadi 30 (tiga puluh) emiten dengan nilai emisi penerbitan saham baru
yang melonjak dari Rp 19.754,18 milyar menjadi Rp 40.579,99 milyar.
Peningkatan ini disebabkan karena right issue merupakan salah satu cara
memperoleh dana dengan mudah yang dilakukan oleh emiten dengan
mengeluarkan saham baru tanpa mengurangi proporsi kepemilikan pemegang
saham lama. Nilai emisi kumulatif yang diperoleh melalui right issue sejak tahun
2010 hingga tahun 2013 mencapai Rp 133.691,52 milyar atau jauh melebihi nilai
emisi yang diperoleh dalam penawaran saham perdana (Initial Public Offering)
sejak tahun 2010 hingga tahun 2013, yaitu sebesar Rp 75.668,59 milyar. Ini
membuktikan bahwa aksi korporasi right issue banyak dilakukan oleh
emiten-emiten di Indonesia sebagai salah satu cara memperoleh dana dengan proses yang
lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan perolehan dana dari sumber lain.
Jika pengumuman right issue mengandung informasi maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima pasar. Bagi
investor, pengumuman right issue mengandung informasi yang sangat berharga
karena akan memicu pergerakan pasar. Pergerakan pasar dapat ditunjukkan
dengan adanya perubahan harga sekuritas, reaksi ini dapat diukur dengan
menggunakan return maupun abnormal return sebagai akibat perubahan harga
5 Berdasarkan data yang ada di Bursa Efek Indonesia, untuk emiten yang
tercatat melakukan right issue terdapat perubahan abnormal return saham
sebelum, pada saat dan sesudah right issue diumumkan. Tabel 1.2 berikut
menunjukkan rata-rata abnormal return saham selama 10 hari sebelum, pada saat
dan 10 hari sesudah pengumuman right issue pada beberapa perusahaan yang
tercatat melakukan right issue di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 1.2
Rata-Rata Abnormal Return Saham Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Right Issue
No Nama Perusahaan
10 Hari sebelum Right Issue (%)
Pada saat Right
Issue (%)
10 Hari sesudah Right Issue (%)
1 Berlian Laju Tanker Tbk. -0.70 0.62 -0.94
2 Mahaka Media Tbk. -0.94 1.02 -0.20
3 United Tractors Tbk. 0.10 -0.35 -0.15
4 Pacific Startegic Financial Tbk. -0.09 0.37 -3.96 5 J Resources Asia Pasifik Tbk. -0.15 -0.35 -0.23
6 Leo Investments Tbk. -0.56 -0.53 -0.43
7 Exploitasi Energi Indonesia Tbk. 1.53 -3.25 0.04 8 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. 0.82 -1.16 0.92
Sumber :
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata abnormal return
saham 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah pengumuman right issue
mengalami berbagai reaksi dari investor yang mengakibatkan abnormal return
saham mengalami kenaikan dan penurunan baik sebelum dan sesudah right issue.
Hal ini terlihat pada abnormal return saham emiten United Tractors Tbk, J
Resources Asia Pasifik Tbk, Exploitasi Energi Indonesia Tbk dan Centratama
Telekomunikasi Indonesia Tbk yang mengalami penurunan abnormal return
saham pada saat right issue. Hal ini disebabkan karena investor menyerap
6 mengalami penurunan pada saat right issue. Namun sesudah right issue
dipublikasikan tepatnya 10 hari sesudah right issue, abnormal return saham
keempat perusahaan tersebut mengalami kenaikan.
Berbeda yang terjadi pada emiten Berlian Laju Tanker Tbk, Mahaka
Media Tbk dan Pacific Startegic Financial Tbk yang mengalami kenaikan
abnormal return pada saat right issue. Namun, sesudah pengumuman right issue
dipublikasikan tepatnya 10 hari sesudah right issue, abnormal return saham
ketiga perusahaan tersebut mengalami penurunan. Ini menunjukkan bahwa right
issue mempengaruhi pergerakkan pasar, namun tidak mengarah ke satu arah
apakah itu positif atau negatif. Sedangkan emiten Leo Investments Tbk
mengalami kenaikan abnormal return saham pada saat maupun sesudah right
issue, kenaikan ini menunjukkan bahwa right issue memberikan informasi yang
positif kepada investor.
Selain abnormal return, reaksi pasar juga dapat diukur dengan melihat
pergerakkan aktivitas perdagangan saham di pasar modal menggunakan volume
perdagangan saham. Perubahan volume perdagangan saham mencerminkan
keputusan investasi oleh investor sebab menunjukkan aktivitas perdagangan
saham di pasar modal. Umumnya dengan melakukan right issue akan
meningkatkan jumlah saham yang beredar sehingga frekuensi perdagangan akan
meningkat juga dan likuiditas saham pun meningkat (Dewi dan Putra, 2013:166).
Berdasarkan data yang ada di Bursa Efek Indonesia, untuk emiten yang
tercatat melakukan right issue juga terdapat perubahan volume perdagangan pada
rata-7 rata volume perdagangan selama 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah
pengumuman right issue pada beberapa perusahaan yang tercatat melakukan right
issue di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 1.3
Rata-Rata Volume Perdagangan Sebelum, Pada Saat dan Sesudah Right Issue
No Nama Perusahaan
10 Hari sebelum Right Issue
(Lembar)
Pada saat Right Issue
(Lembar)
10 Hari sesudah Right Issue
(Lembar)
1 Berlian Laju Tanker Tbk. 8.463.550 4.753.000 24.144.600
2 Mahaka Media Tbk. 113.400 72.500 34.150
3 United Tractors Tbk. 2.867.260 1.055.200 4.546.230
4 Pacific Startegic Financial Tbk. 440.670 809.200 4.357.720 5 J Resources Asia Pasifik Tbk. 1.935.500 1.935.500 1.741.950
6 Leo Investments Tbk. 325.500 325.500 325.500
7 Exploitasi Energi Indonesia Tbk. 13.635.400 66.578.500 32.651.400 8 Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. 1.827.290 4.894.400 21.137.750 Sumber :
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa rata-rata volume
perdagangan 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah right issue
mengalami berbagai reaksi dari investor yang mengakibatkan volume
perdagangan mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini terlihat pada volume
perdagangan Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk yang mengalami
kenaikan volume perdagangan yang cukup tinggi sesudah right issue. Rata-rata
volume perdagangan Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk sebelum
melakukan right issue sebesar 1.827.290 lembar, namun pada saat pengumuman
right issue dipublikasikan volume perdagangan Centratama Telekomunikasi
Indonesia Tbk naik sebesar 3.067.110 lembar menjadi 4.894.400 lembar. Hal
yang sama terjadi juga pada emiten Pacific Startegic Financial Tbk dan Exploitasi
Energi Indonesia Tbk yang mengalami kenaikan volume perdagangan pada saat
8
issue berdampak positif terhadap volume perdagangan emiten yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar.
Begitu juga dengan rata-rata volume perdagangan Centratama
Telekomunikasi Indonesia Tbk 10 hari sesudah right issue mengalami kenaikan
volume perdagangan sebesar 16.243.350 lembar menjadi 21,137,750 lembar. Hal
yang sama juga terjadi pada emiten Pacific Startegic Financial Tbk. Hal ini
menunjukkan bahwa pengumuman right issue berdampak positif terhadap volume
perdagangan emiten Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah saham Centratama Telekomunikasi
Indonesia Tbk.
Berbeda dengan yang terjadi pada emiten Berlian Laju Tanker Tbk,
Mahaka Media Tbk dan United Tractors Tbk yang mengalami penurunan volume
perdagangan pada saat pengumuman right issue. Para investor menganggap
negatif pengumuman right issue sehingga menurunkan jumlah volume
perdagangan. Berbeda juga yang terjadi pada emiten Leo Investments Tbk dimana
rata-rata volume perdagangan sebelum right issue, pada saat dan sesudah right
issue tidak mengalami kenaikan maupun penurunan volume perdagangan. Hal ini
disebabkan karena para investor tidak melakukan aksi apapun terhadap saham Leo
Investments Tbk, dan tidak menyerap pengumuman right issue sebagai informasi
yang positif maupun yang negatif sehingga volume perdagangan tetap.
Dengan adanya right issue ini diharapkan akan ada reaksi dari pasar
seperti pergerakan abnormal return saham sehingga dapat meningkatkan volume
9 saham, perubahan volume perdagangan kearah yang lebih baik berarti
menunjukkan tanda optimisme pasar, sebaliknya penurunan volume perdagangan
menunjukkan tanda pesimis pasar. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa saham
yang dianggap likuid adalah saham yang rutin dan banyak diperdagangkan di
bursa (Catranti, 2009:191).
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kandungan informasi dari
pengumuman right issue yang membuat pasar bereaksi terhadap peristiwa
tersebut. Pengumuman right issue merupakan salah satu pengumuman yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi pasar. Jika suatu pengumuman mempunyai
kandungan informasi, diharapkan akan terjadi reaksi ketika pasar menerima
pengumuman tersebut. Reaksi pasar tersebut dapat diukur dengan perubahan
abnormal return dan volume perdagangan saham. Abnormal return sebagai nilai
perubahan mencakup nilai perubahan harga saham dan perubahan return pasar
yang menunjukkan pasar bereaksi. Suatu peristiwa jika mengandung informasi,
maka para investor akan dapat menikmati abnormal return. Begitu sebaliknya,
jika suatu peristiwa tidak mengandung informasi, maka para investor tidak akan
dapat menikmati abnormal return (Dewi dan Putra, 2013:166).
Pengaruh right issue terhadap volume perdagangan sebelumnya sudah
pernah di uji oleh Kithinji et al (2014) dan Kakiya (2007) yang menemukan bukti
bahwa volume perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengumuman right issue. Tetapi, Mulatsih (2009) menemukan bukti yang berbeda
dimana terdapat perbedaan yang signifikan untuk volume perdagangan pada
10 sesudah pengumuman dengan sebelum pengumuman, tetapi tidak signifikan untuk
volume perdagangan saat pengumuman dengan sesudah pengumuman. Hasil ini
menunjukkan bahwa pengumuman right issue berpengaruh terhadap kenaikan
likuiditas saham perusahaan yang melakukan right issue, likuiditas saham
meningkat, karena jumlah saham yang diperdagangkan semakin banyak.
Hartono (2009) menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap
kinerja saham dan likuiditassaham di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen
yang digunakan adalah right issue, sedangkan variabel dependen yang digunakan
adalah return saham, abnormal return dan trading volume activity (TVA). Sampel
penelitian ini adalah 55 perusahaan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2000
sampai 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata return saham sebelum dan setelah pengumuman right issue. Return saham
mengalami penurunan setelah pengumuman right issue. Kemudian, terdapat
perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right
issue. Abnormal return mengalami penurunan setelah pengumuman right issue,
dan kinerja saham mengalami penurunan dilihat dari rata-rata return saham dan
abnormal return yang mengalami penurunan setelah pengumuman right issue.
Serta terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum
dan setelah pengumuman right issue. Aktivitas volume perdagangan mengalami
peningkatan setelah pengumuman right issue. Likuiditas saham mengalami
peningkatan dilihat dari rata-rata aktivitas volumeperdagangannya. Hal ini berarti
11 mempengaruhi investor untuk melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia
sehingga dapat meningkatkan volume perdagangan secarasignifikan.
Dewi dan Putra (2013) menganalisis pengaruh pengumuman right issue
pada abnormal return dan volumeperdagangan saham. Variabel independen yang
digunakan adalah right issue, sedangkan variabel dependen yang digunakan
adalah abnormal return dan volume perdagangan. Sampel penelitian ini adalah 41
perusahaan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai 2011. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return
sebelum dan sesudah pengumuman right issue yang berarti pengumuman right
issue tidak berpengaruh secara signifikan pada abnormal return
perusahaan-perusahaan di BEI periode 2009-2011.. Hal ini menunjukkan bahwa pengumuman
right issue tidak memiliki kandungan informasi yang dapat meningkatkan
abnormal return saham secara signifikan.
Catranti (2009) menganalisis Pengaruh Rights Issue terhadap Imbal Hasil
Saham dan Volume Perdagangan. Variabel independen yang digunakan adalah
right issue, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah imbal hasil
saham, dan volume perdagangan. Sampel penelitian ini adalah 49 perusahaan di
Bursa Efek Jakarta selama tahun 2001 sampai 2006. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peristiwa penawaran umum terbatas atau rights issue
cenderung menimbulkan reaksi pasar yang negatif terhadap harga saham pada saat
ex-date (rights sudah tidak berlaku lagi). Namun, pada cumdate (satu hari
sebelum ex-date) reaksi pasar masih positif dengan rata-rata abnormal return
12 cenderung serupa pada kelompok sampel Warrant Issuer maupun non Warrant
Issuer. Pada sampel warrant issuer, terjadi peningkatan volume perdagangan
sebesar 59,4% sedangkan pada sampel non warrant terjadi penurunan volume
perdagangan sebesar 60,7%. Perbedaan pada kedua kelompok sampel ini
menunjukkan bahwa adanya warrant sebagai ‘pemanis’ memberikan pengaruh
tersendiri pada aktivitas perdagangan saham yang melakukan rights issue di BEJ.
Pada analisis regresi penelitian ini menunjukkan adanya warrant ternyata tidak
memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan reaksi pasar terhadap harga
saham sebelum ex-date.
Penelitian ini mengambil periode 10 hari sebelum, pada saat, dan 10 hari
setelah diumumkannya right issue dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh
right issue terhadap abnormal return saham dan volume perdagangan saham.
Untuk mengetahui hal tersebut, dapat dilihat apakah right issue berdampak positif
yaitu menaikkan abnormal return saham dan volume perdagangan saham atau
berdampak negatif yaitu menurunkan abnormal return dan volume perdagangan
saham sebelum, pada saat, dan sesudah pengumuman.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return
13 1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap abnormal
return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah pengumuman right issue berpengaruh signifikan terhadap volume
perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue
terhadap abnormal return saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pengumuman right issue
terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan tambahan
mengenai pasar modal terutama mengenai right issue.
2 Bagi perusahaan/emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan yang mungkin berguna bagi pihak perusahaan sebelum
14 3 Bagi investor maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan menjadi
suatu masukan atau pertimbangan sebelum melakukan investasi di pasar
modal berdasarkan right issue.
4 Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini di harapkan dapat menjadi tambahan
15 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis 2.1.1Pasar Modal
Pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian
pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial
market). Dalam financial market, semua bentuk hutang dan modal sendiri
diperdagangkan, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik yang bisa
dinegosiasikan ataupun yang tidak dapat dinegosiasikan (Husnan, 2005:3).
Sementara itu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
pada Pasal 1 angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai
kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek. Sesuai dengan rumusan pengertian tersebut,
Undang-Undang Pasar Modal tidak mendefinisikan tentang pasar modal secara
menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku
dari suatu pasar modal (Situmorang, 2008:3).
Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka
16 yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat berharga. Jenis surat
berharga yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari
satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo. Dana jangka panjang berupa
hutang yang diperdagangkan biasanya obligasi (bond) sedangkan dana jangka
panjang yang merupakan modal sendiri berupa saham biasa (common stock) dan
saham preferen (preferred stock). Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu
tempat (dalam pengertian fisik) yang terorganisasi dimana surat berharga
(efek-efek) diperdagangkan, yang kemudian disebut bursa efek (stock exchange)
(Martono, 2008:359).
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar modal
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan, yaitu surat berharga yang
berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran dan produk turunan atau biasa
disebut derivative yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang maupun
modal sendiri.
2.1.2 Signaling Theory
Signaling Theory atau Teori Isyarat menurut Brigham dan Houston
(2001:39) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang
memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan
mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru
yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi
target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang
17 baru untuk berbagi kerugian. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan
saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun
karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang
kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
Menurut Hartono (2009) di dalam (Pratama dan Sudhiarta, 2009:248)
signaling theory dianggap positif jika manajer perusahaan menyampaikan
perspektif masa depan perusahaan yang baik ke publik. Adapun alasan yang
mendukung sinyal ini adalah perusahaan yang melakukan pengumuman yang
mempunyai kinerja yang baik. Sinyal dianggap valid dan dapat dipercaya oleh
pasar apabila perusahaan benar-benar mempunyai kondisi sesuai yang disinyalkan
yang mendapat reaksi positif.
Dengan kata lain, teori ini mengasumsikan bahwa manajer memiliki
informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor
luar, dan manajer adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif
yang diharapkan. Kelebihan manajer daripada pihak luar (investor) yaitu
informasi yang lengkap dan akurat yang dimiliki oleh manajer mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Asimetri informasi akan terjadi
jika manajer tidak secara penuh menyampaikan seluruh informasi yang
diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar
modal. Jika manajer menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka investor akan
merespon informasi tersebut sebagai sinyal, baik berupa sinyal positif (good
news) atau berupa sinyal negatif (bad news). Respon ini akan berpengaruh pada
18 volume perdagangan saham perusahaan tersebut. Pengumuman right issue akan
direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal adanya informasi baru yang dikeluarkan
oleh pihak manajer yang akan mempengaruhi nilai saham suatu perusahaan dan
aktivitas perdagangan sahamnya (Brigham dan Gapenski, 2006:438)
2.1.3Teori Struktur Modal
Teori struktur modal menjelaskan hubungan antara tersedianya
sumber-sumber dana dan biaya modal yang berlainan, dalam hal ini apakah ada pengaruh
perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan dan biaya modal.
Dalam teori ini, diasumsikan bahwa walaupun suatu perusahaan memiliki
struktur modal yang optimal, masih terjadi ketidakjelasan apakah hal itu dapat
menjelaskan pengaruh negatif terhadap harga saham yang dihubungkan dengan
penerbitan saham baru. Alasannya adalah penambahan saham baru seharusnya
selalu mewakili ke arah perkembangan struktur modal yang optimal atau lebih
baik dan bukan sebaliknya. Sebagai hasilnya, pengaruh penambahan saham baru
seharusnya memberikan dampak positif terhadap harga saham (Budiarto dan
Baridwan, 1999) di dalam (Panjaitan, 2013).
Tujuan utama penentuan struktur modal adalah memaksimalkan
pendapatan setelah pajak yang tersedia bagi pemilik modal. Struktur modal yang
optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko
dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham (Brigham et all,
2005:602). Risiko yang sama besarnya dengan tingkat pengembalian oleh
19 2.1.4 Right Issue
2.1.4.1Pengertian Right Issue
Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu
(HMETD) merupakan salah satu upaya emiten untuk mendapatkan tambahan
modal dengan mengeluarkan saham baru yang ditawarkan kepada pemegang
saham lama. Right issue memberi hak kepada pemegang saham lama untuk
membeli saham baru. Perusahaan mengeluarkan right issue di samping untuk
menghemat biaya emisi, juga dimaksudkan untuk menambah jumlah lembar
saham yang diperdagangkan dengan harapan akan meningkatkan likuiditas saham
(Harianto, 1998) di dalam (Mulatsih, 2009:648)
Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan saham terlebih
dahulu yang diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang
dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut antara
lain dapat digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat
struktur permodalan suatu perusahaan. Investor tidak harus menggunakan hak
tersebut, investor dapat menjual haknya kepada pihak lain. Dengan demikian
terjadilah perdagangan right (Halim, 2005:100).
Menurut Anoraga (2006:72), right (sertifikat bukti right)merupakan salah
satu jenis opsi yang merupakan derivatif (turunan) dari efek yang sebenarnya dan
mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefinisikan
sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli
saham baru yang dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga yang telah
20 untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu
perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru.
Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan
persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan
lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham maka
jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase
kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun bila tidak mengambil hak
tersebut. Hak preemptive memberikan prioritas kepada pemegang saham yang
lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga kepemilikannya tidak
berubah atau bahkan bisa lebih besar dari sebelumnya (Jogiyanto, 2010:74).
Tujuan dari right issue, diantaranya menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2006:134) menyatakan bahwa right issue diterbitkan dengan tujuan untuk
memperoleh dana tambahan dari pemodal untuk kepentingan ekspansi dan
restrukturisasi. Menurut Yakobus dan Ediningsih (2009) di dalam (Pratama dan
Sudhiarta, 2014:247) manfaat right issue antara lain membantu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dana melalui emisi saham baru yang berarti menambah
modal sendiri tetapi tidak menimbulkan kekhawatiran atas masuknya pemilik
baru.Selain itu Menurut Husnan (2005:431), tujuan emiten melakukan right issue
juga untuk memperoleh financing murah, yang dapat digunakan untuk ekspansi
usaha, modal kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor
khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu
untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan
21 Beberapa hal penting yang berkaitan dengan Right issue menurut (Alwi,
2003:124) antara lain :
a. Cum date adalah tanggal berakhir seorang investor dapat meregistrasikan
sahamnya untuk mendapatkan hak corporate action. Bila seseorang membeli
saham pada periode cum-rights, maka ia akan memperoleh saham yang
masih memiliki hak atas bukti rights yang akan segera didistribusikan.
b. Ex date adalah tanggal saat investor sudah tidak mempunyai hak lagi atas
suatu corporate action. Apabila melakukan pembelian saham pada periode ex
right maka akan memperoleh saham yang tidak lagi berhak atas rights.
c. DPS date adalah tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas suatu
corporate action diumumkan.
d. Tanggal pelaksanaan dan akhir rights adalah tanggal periode rights
bersangkutan dicatatkan di bursa dan kapan berakhir.
e. Allotment date adalah tanggal menentukan jatah investor yang mendapatkan
rights dan berapa besar tambahan saham baru akibat rights issue.
f. Listing date adalah tanggal penambahan saham akibat rights bersangkutan
didaftarkan di bursa efek
g. Harga pelaksanaan adalah harga pelaksanaan yang harus dibayar investor
untuk mengkonversikan haknya ke dalam bentuk saham. Umumnya harga
pelaksanaan rights dibawah harga saham yang berlaku. Hal ini dimungkinkan
sebagai suatu daya tarik agar investor mau membelinya. Rights itu sendiri
mempunyai harga di pasar, harga terbentuk dari penawaran dan permintaan
22 2.1.4.2Analisis Right Issue
Pengeluaran saham baru melalui right issue akan meningkatkan modal
disetor, meningkatkan ekuitas, dan menambah jumlah saham beredar tetapi harga
pelaksanaan atau strike price atau exercise price selalu lebih rendah daripada
harga pasar saat penerbitan right issue. Namun right issue tidak selalu
menurunkan indeks harga saham tersebut, kadang-kadang indeks juga dapat naik
tergantung reaksi pasar apakah bersifat positif atau negatif (Samsul, 2006:187).
Menurut Samsul (2006:189), harga teoritis bukti right dapat diperoleh dari
selisih antara harga pasar teoritis setelah right issue dengan strike price. Harga
saham di pasar boleh jadi sama dengan harga teoritisnya. Sedangkan strike price
atau exercise price adalah harga pelaksanaan dari saham tersebut.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai teoritis
right pada kondisi yang berbeda, yakni kondisi satu untuk saham tanpa right dan
kondisi dua dengan right. Harus dibedakan harga right-on price dengan ex-right
price. Right-on price adalah harga saham ketika pembeli saham baru (si
pemegang saham lama) mempunyai right sebelum right jatuh tempo atau right
belum kadaluarsa, ex-right price adalah harga saham manakala pembeli saham
tidak mempunyai right (karena right sudah kadaluarsa) (Siahaan, 2008:125).
Pada penelitian ini, nilai right issue diproksikan terhadap harga teoritis
hasil right issue. Harga teoritis merupakan harga yang terbentuk dari penyesuaian
harga saham lama dengan saham baru setelah terjadinya right issue berdasarkan
rasio yang ditentukan. Apabila harga saham dipasar sama dengan harga
23 saham dipasar diatas harga teoritis maka pemegang saham lama akan memperoleh
keuntungan dan apabila harga saham dipasar dibawah harga teoritisnya maka
pemegang saham lama akan menderita kerugian (Samsul, 2006:188-189).
2.1.4.3Alasan dilakukannya Right Issue
Menurut Husnan (2005:431) alasan perusahaan menerbitkan right issue
adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah jumlah lembar
saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan lembar saham di bursa,
diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham yang akan
meningkatkan likuiditas saham. Selain itu tujuan emiten melakukan right issue
juga untuk memperoleh financing murah yang dapat digunakan untuk ekspansi
usaha, modal kerja dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor
khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu
untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan
emiten.
Menurut Martono (2008:371) ada dua tujuan diadakannya right, yaitu:
1. Agar pemilik saham lama dapat mempertahankan pengendaliannya atas
perusahaan.
2. Untuk mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.
2.1.4.4Dampak dilakukannya Right Issue
Adanya right issue menyebabkan jumlah saham yang beredar menjadi
bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan mempengaruhi komposisi
24 melakukan haknya untuk membeli saham baru dengan right yang dimilikinya.
Investor tersebut akan mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan
saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:135).
Bertambahnya jumlah saham yang beredar berakibat kepada menurunnya
jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh oleh pemegang saham
lama apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan tetap. Penurunan dividen per
lembar saham dapat menimbulkan dampak negatif kepada minat investor
sehingga mengakibatkan harga saham menjadi turun. Situmorang (2008:154)
menyatakan bahwa harga saham perusahaan setelah right secara teoritis akan
mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena harga exercise (harga pelaksana)
emisi right selalu lebih rendah dari harga pasar. Jadi kapitalisasi pasar saham
tersebut akan naik dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase
jumlah saham yang beredar.
2.1.5Saham
Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer di
antara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam
masyarakat.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin,
2006:6). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan dana yang ditanamkan
25 merupakan saham biasa (common stock). Common stock merupakan salah satu
efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal (Anoraga, 2006:58)
Ekspektasi atau motivasi setiap investor dalam menanamkan modalnya
adalah untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi investasi yang mereka
lakukan. Imbalan tunai kepada pemilik saham biasanya diberikan dalam 2 (dua)
yaitu: dividen tunai dan keuntungan atau kerugian modal (capital gain) (Brealey
et al, 2008:166).
Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang biasanya dibagikan
kepada pemegang saham satu tahun sekali. Bentuk dari dividen itu sendiri dapat
berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan saham yang berpengaruh terhadap
proporsi kepemilikan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:12). Sedangkan capital
gain, didapat berdasarkan selisih harga jual saham dengan harga beli. Dimana
keuntungannya didapat bila harga jual saham lebih tinggi dari harga beli saham
tersebut (Anoraga, 2006:60). Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan
imbal hasil atau capital gain yang besar dalam waktu singkat. Namun, seiring
fluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami
kerugian besar dalam waktu singkat.
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13-14), ada beberapa risiko yang
dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu:
1. Tidak Mendapat Dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan
keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika
26 2. Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor
harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan
demikian seorang investor mengalami capital loss.
Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan
dengan potensi risiko lainnya, yaitu :
1. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan
menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi. Ini
berarti setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, hasil penjualan terlebih
dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih
terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Saham Dikeluarkan dari Bursa (Delisting)
Risiko lain yang dihadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan
dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek atau di-delist. Saham perusahaan
di-delist dari bursa umumnya dikarenakan kinerja yang buruk, misalnya dalam
kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian
beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama
beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai peraturan pencatatan efek
27 3. Saham Diberhentikan Sementara (Suspensi)
Disamping dua risiko di atas, risiko lain yang juga “mengganggu” para
investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend
atau dihentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan
investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal
tersebut dilakukan otoritas bursa jika: suatu saham mengalami lonjakan harga
yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai
kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan
saham tersebut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan
memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang
spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas
saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham diperdagangkan kembali
seperti semula.
2.1.6 Return
Return merupakan hasil yang diperoleh investor dari investasinya. Return
dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis.
Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan expected return untuk mengukur
risiko di masa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Dengan
28 estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang
diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Jogiyanto, 2010:109).
2.1.7 Abnormal Return
Abnormal return merupakan selisih antara actual return dengan expected
return. Actual return adalah keuntungan (return) yang sesungguhnya terjadi dan
expected return adalah keuntungan (return) yang diharapkan akan diterima oleh
para investor (Tandelilin, 2010:51).
Abnormal return diperoleh dengan membandingkan return yang
diharapkan (expected return) dengan return yang sesungguhnya (actual return).
Tingkat keuntungan sesungguhnya merupakan selisih antara harga saham periode
sekarang dengan periode sebelumnya. Abnormal return digunakan dalam
penelitian event study untuk menganalisis apakah suatu peristiwa mempunyai
kandungan informasi atau tidak dan juga untuk menguji efisiensi pasar (Marina,
2005) di dalam (Pratama dan Sudhiarta, 2014:247).
Tsangarakis (1996) di dalam (Catranti, 2009:191) berpendapat bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya abnormal return pada right issue
misalnya dampak informasi, harga, redistribusi kemakmuran, dan signaling.
Perubahan-perubahan faktor ini akan menyebabkan investor bereaksi. Investor
yang memiliki persepsi bahwa faktor-faktor tersebut akan mampu meningkatkan
kinerja perusahaan akan berusaha untuk menambah investasinya sehingga dapat
meningkatkan harga saham yang selanjutnya akan menyebabkan terjadinya
29 Menurut Jogiyanto (2010:550) ada tiga model yang dapat digunakan untuk
mengukur abnormal return, yaitu :
1. Model Disesuaikan Rata-rata (Mean Adjusted Model)
Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama
dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Dalam
model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh
melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode
estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang
umum dipakai berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan
data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.
2. Model Pasar (Market Model)
Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan melalui dua
tahapan, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data
realisasi selama periode estimasi return estimasi. Kemudian menggunakan
model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi pada periode
jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk dengan teknik regresi OLS
(Ordinary Least Square).
3. Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model)
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik dalam mengestimasi
return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan
menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi
untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi
30 2.1.8Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten
yang diperjualbelikan di pasal modal setiap hari dengan tingkat harga yang
disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara (broker)
perdagangan saham.
Volume perdagangan saham merupakan gambaran tentang kondisi efek
yang diperjualbelikan di pasar modal. Besarnya variabel volume perdagangan
dapat diketahui dengan mengamati kegiatan perdagangan saham melalui indikator
aktivitas volume perdagangan (Trading Volume Activity). Trading Volume
Actiyity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi
pasar terhadap suatu informasi melalui parameter volume perdagangan di pasar
modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus dengan likuiditas saham,
semakin tinggi nilai TVA maka suatu saham dapat dijual dengan mudah karena
banyak yang bersedia membeli saham tersebut sehingga saham tersebut mudah
dikonversikan menjadi uang kas (Hartono, 2009:7-8)
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara
[image:42.595.108.517.625.755.2]lain: Tabel. 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian
1 Rezaul Kabir and Peter Roosenboom (2002)
Can the stock market anticipate future operating performance? 1.Equity Offerings, 2.Rights Issues, 3.Valuation Effect t-statistic dan Wilcoxon signed rank
Penurunan harga saham yang signifikan terjadi ketika
31 Lanjutan Tabel. 2.1
Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Evidence from equity rights issues 4.Firm Performan-ce
pengumuman harga saham, right issue yang dikeluarkan
perusahaan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam kinerja operasi perusahaan
2 Aski Catranti (2009)
Pengaruh Rights Issue terhadap Imbal Hasil Saham dan Volume Perdagangan 1.Right Issue 2.Imbal Hasil Saham 3.Volume Perdagang-an Analisis Regresi dan t-stat Uji beda Rata- rata
Adanya peristiwa penawaran umum terbatas atau rights issue cenderung menimbulkan reaksi pasar yang negatif terhadap harga saham pada saat ex-date (rights sudah tidak berlaku lagi), Pada cumdate (satu hari sebelum ex-date) reaksi pasar masih positif dengan rata-rata abnormal return yang cukup tinggi
3 Hartono (2009) Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Kinerja Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Indonesia 1.Right Issue 2.Return Saham 3.Abnormal Return 4.Trading Volume Activity (TVA) Uji beda dua rata-rata dari dua kelompok observasi berpasang-an (T-test, paired two sample)
Terdapat perbedaan rata-rata return saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Right issue mengalami penurunan setelah pengumuman right issue.
Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah pengumuman right issue. Abnormal return mengalami penurunan setelah pengumuman Right Issue. Terdapat perbedaan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham sebelum dan setelah pengumuman right issue. Aktivitas volume perdagangan mengalami peningkatan setelah pengumuman right issue 4 Listiana Sri
Mulatsih (2009) Analisis Reaksi Pasar Modal terhadap Pengumuman Right Issue di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (Pengamatan terhadap Return, Abnormal Return, Security Return 1.Right Issue 2.Return 3.Abnormal Return 4.Security Return Variability 5.Trading Volume Activity Ujit; Paired Two Samples for Mean
32 Lanjutan Tabel. 2.1
Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian Variability dan Trading Volume Activity)
rata-rata abnormalreturn pada hari-hari sesudah pengumuman tidak berbeda secara signifikan dengan hari-hari sebelum pengumuman.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata SRV pada saat pengumuman dengan hari-hari sesudah dan sebelum pengumuman serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata SRV sesudah pengumuman dan sebelum pengumuman. Terdapat perbedaan yang signifikan untuk TVA pada hari-hari sebelum pengumuman dan pada saat pengumuman dan pada hari-hari sesudah
pengumuman dengan sebelum pengumuman, tetapi tidak signifikan untuk TVA saat pengu-muman dengan sesudah pengumuman.
5 Chandrapala Pathirawasam (2011) The Relationship Between Trading Volume and Stock Returns 1.Trading Volume, 2.Stock Returns Paired sample t – tests
Return saham berhubungan
positif dengan perubahan volume perdagangan pada masa sekarang.
Perubahan volume perdagangan pada masa lalu berhubungan negatif dengan return saham 6 Pooja
Miglani (2011) An Empirical Analysis of impact Right Issues on Shareholders Returns of Indian Listed Companies 1.Right Issue, 2.Stock Value, 3.Abnormal Returns Paired samples t-test
Nilai saham perusahaan meningkat sekitar 1.42% pada hari pengumuman right issue, dan secara statistik, abnormal return berpengaruh signifikan pada saat pengumuman dan sekitar pengumuman right issue
7 Andri J.G. Panjaitan (2013) Pengaruh right issue terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia 1.Right Issue, 2.Harga Saham, 3.Volume Perdagang-an Statistik Deskriptif, Analisis Regresi Liniear Sederhana dan Uji Beda yaitu uji t berpasang- an (paired
Right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham,
33 Lanjutan Tabel. 2.1
Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Hasil Penelitian
t-test) sebelum dan sesudah right issue pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 8 Jubah
Maulana (2013) Pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 1.Right Issue, 2.Return Saham, 3.Volume Perdagang-an Saham Analisis Regresi Sederhana
Hasil penelitian menunjukkan bahwa right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham dan right issue berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap volume perdagangan saham.
9 Madhuri Malhotra, M Thenmozhi and Arun Kumar Gopalaswa-my (2013) Factors Influencing Abnormal Returns Around Bonus and Rights Issue Announcement 1.Abnormal Returns, 2.Bonus Announce-ment 3.Rights Issue Announce-ment Cross-Sectional Regression Analysis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pasar dan jenis industri berpengaruh signifikan terhadap abnormal return. Rasio bonus tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return.
Pengumuman rights, ukuran isu dan kondisi pasar memiliki dampak yang signifikan terhadap return.
10 Massimo Massa, Theo Vermaelen and Moqi Xu (2013) Rights offerings, trading and regulation: A global perspective 1.Rights Offerings, 2.Seasoned Equity Offering 3.Liquidity of Rights Descriptive Statistics Perusahaan membatasi perdagangan hak untuk menghindari risiko eksekusi terkait dengan prospektus yang persyaratannya ketat, proses transaksi yang berkepanjangan dan tidak pasti, dan informasi yang berpotensi negatif mengisyaratkan melalui harga perdagangan hak. Sejalan dengan argumen ini,