TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis .1Pasar Modal
2.1.3 Teori Struktur Modal
2.1.4.1 Pengertian Right Issue
Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu
(HMETD) merupakan salah satu upaya emiten untuk mendapatkan tambahan modal dengan mengeluarkan saham baru yang ditawarkan kepada pemegang saham lama. Right issue memberi hak kepada pemegang saham lama untuk
membeli saham baru. Perusahaan mengeluarkan right issue di samping untuk
menghemat biaya emisi, juga dimaksudkan untuk menambah jumlah lembar saham yang diperdagangkan dengan harapan akan meningkatkan likuiditas saham (Harianto, 1998) di dalam (Mulatsih, 2009:648)
Right issue pada hakikatnya merupakan hak memesan saham terlebih
dahulu yang diberikan kepada investor saat ini untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten dalam rangka menghimpun dana segar. Dana tersebut antara lain dapat digunakan untuk pendanaan ekspansi usaha atau untuk memperkuat struktur permodalan suatu perusahaan. Investor tidak harus menggunakan hak tersebut, investor dapat menjual haknya kepada pihak lain. Dengan demikian terjadilah perdagangan right (Halim, 2005:100).
Menurut Anoraga (2006:72), right (sertifikat bukti right)merupakan salah
satu jenis opsi yang merupakan derivatif (turunan) dari efek yang sebenarnya dan
mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat didefinisikan
sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten pada proporsi dan harga yang telah ditentukan. Hak dalam right sering disebut preemptive right, yaitu suatu hak
20 untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru.
Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan
persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun bila tidak mengambil hak tersebut. Hak preemptive memberikan prioritas kepada pemegang saham yang
lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga kepemilikannya tidak berubah atau bahkan bisa lebih besar dari sebelumnya (Jogiyanto, 2010:74).
Tujuan dari right issue, diantaranya menurut Darmadji dan Fakhruddin
(2006:134) menyatakan bahwa right issue diterbitkan dengan tujuan untuk
memperoleh dana tambahan dari pemodal untuk kepentingan ekspansi dan restrukturisasi. Menurut Yakobus dan Ediningsih (2009) di dalam (Pratama dan Sudhiarta, 2014:247) manfaat right issue antara lain membantu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dana melalui emisi saham baru yang berarti menambah modal sendiri tetapi tidak menimbulkan kekhawatiran atas masuknya pemilik baru.Selain itu Menurut Husnan (2005:431), tujuan emiten melakukan right issue
juga untuk memperoleh financing murah, yang dapat digunakan untuk ekspansi
usaha, modal kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor khususnya pemegang saham lama, right issue akan memberikan keuntungan yaitu
untuk mempertahankan proporsional kepemilikan sahamnya dalam perusahaan emiten.
21 Beberapa hal penting yang berkaitan dengan Right issue menurut (Alwi,
2003:124) antara lain :
a. Cum date adalah tanggal berakhir seorang investor dapat meregistrasikan
sahamnya untuk mendapatkan hak corporate action. Bila seseorang membeli
saham pada periode cum-rights, maka ia akan memperoleh saham yang
masih memiliki hak atas bukti rights yang akan segera didistribusikan.
b. Ex date adalah tanggal saat investor sudah tidak mempunyai hak lagi atas
suatu corporate action. Apabila melakukan pembelian saham pada periode ex
right maka akan memperoleh saham yang tidak lagi berhak atas rights.
c. DPS date adalah tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas suatu
corporate action diumumkan.
d. Tanggal pelaksanaan dan akhir rights adalah tanggal periode rights
bersangkutan dicatatkan di bursa dan kapan berakhir.
e. Allotment date adalah tanggal menentukan jatah investor yang mendapatkan
rights dan berapa besar tambahan saham baru akibat rights issue.
f. Listing date adalah tanggal penambahan saham akibat rights bersangkutan
didaftarkan di bursa efek
g. Harga pelaksanaan adalah harga pelaksanaan yang harus dibayar investor untuk mengkonversikan haknya ke dalam bentuk saham. Umumnya harga pelaksanaan rights dibawah harga saham yang berlaku. Hal ini dimungkinkan
sebagai suatu daya tarik agar investor mau membelinya. Rights itu sendiri
mempunyai harga di pasar, harga terbentuk dari penawaran dan permintaan yang terjadi.
22 2.1.4.2Analisis Right Issue
Pengeluaran saham baru melalui right issue akan meningkatkan modal
disetor, meningkatkan ekuitas, dan menambah jumlah saham beredar tetapi harga pelaksanaan atau strike price atau exercise price selalu lebih rendah daripada
harga pasar saat penerbitan right issue. Namun right issue tidak selalu
menurunkan indeks harga saham tersebut, kadang-kadang indeks juga dapat naik tergantung reaksi pasar apakah bersifat positif atau negatif (Samsul, 2006:187).
Menurut Samsul (2006:189), harga teoritis bukti right dapat diperoleh dari
selisih antara harga pasar teoritis setelah right issue dengan strike price. Harga
saham di pasar boleh jadi sama dengan harga teoritisnya. Sedangkan strike price
atau exercise price adalah harga pelaksanaan dari saham tersebut.
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan nilai teoritis
right pada kondisi yang berbeda, yakni kondisi satu untuk saham tanpa right dan
kondisi dua dengan right. Harus dibedakan harga right-on price dengan ex-right
price. Right-on price adalah harga saham ketika pembeli saham baru (si
pemegang saham lama) mempunyai right sebelum right jatuh tempo atau right
belum kadaluarsa, ex-right price adalah harga saham manakala pembeli saham
tidak mempunyai right (karena right sudah kadaluarsa) (Siahaan, 2008:125).
Pada penelitian ini, nilai right issue diproksikan terhadap harga teoritis
hasil right issue. Harga teoritis merupakan harga yang terbentuk dari penyesuaian
harga saham lama dengan saham baru setelah terjadinya right issue berdasarkan
rasio yang ditentukan. Apabila harga saham dipasar sama dengan harga teoritisnya maka pemegang saham lama tidak menderita kerugian. Apabila harga