HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Volume Perdagangan
4.2.2 Pengujian Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki variabel residual berdistribusi normal atau mendekati titik normal.
1. Abnormal Return
Sumber: Hasil Output SPSS
Gambar 4.1
65 Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut memberikan pola distribusi yang normal, karena kurvanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Untuk lebih menjelaskan bahwa data yang diuji berdistribusi normal dapat juga dilihat dengan grafik normal probability plot yang
menunjukkan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2 berikut:
Sumber: Hasil Output SPSS
Gambar 4.2
Grafik Normal Plot Abnormal Return
Cara lain untuk melihat distribusi data normal atau tidak adalah dengan melakukan uji Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%, maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 5% artinya variabel residual
66 Tabel 4.3
Kolmogrov-Smirnov Abnormal Return
Unstandardized Residual
N 20
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .04542716
Most Extreme Differences Absolute .211
Positive .162
Negative -.211
Kolmogorov-Smirnov Z .944
Asymp. Sig. (2-tailed) .335
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Output SPSS
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,335 dan di atas nilai signifikansi (0,05). Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
2. Volume Perdagangan
Sumber: Hasil Output SPSS
Gambar 4.3
67 Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut memberikan pola distribusi yang normal, karena kurvanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Untuk lebih menjelaskan bahwa data yang diuji berdistribusi normal dapat juga dilihat dengan grafik normal probability plot yang
menunjukkan titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.4 berikut:
Sumber: Hasil Output SPSS
Gambar 4.4
Grafik Normal Plot Volume Perdagangan
Cara lain untuk melihat distribusi data normal atau tidak adalah dengan melakukan uji Kolmogrov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%, maka jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 5% artinya variabel residual
68 Tabel 4.4
Kolmogrov-Smirnov Volume Perdagangan
Unstandardized Residual
N 20
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .00103771
Most Extreme Differences Absolute .271
Positive .271
Negative -.174
Kolmogorov-Smirnov Z 1.214
Asymp. Sig. (2-tailed) .105
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Output SPSS
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,105 dan di atas nilai signifikansi (0,05). Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.
4.2.3 Analisis Regresi Linear Sederhana
Regresi sederhana digunakan untuk menguji interaksi satu variabel yaitu antara variabel independen dengan variabel dependen
1. Abnormal Return
Model regresi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh right issue
terhadap abnormal return saham menggunakan analisis regresi linear sederhana.
69 Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi Abnormal Return
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .012 .011 1.037 .313
Right Issue -3.099E-7 .000 -.033 -.141 .890
a. Dependent Variable: Abnormal Return
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil analisis regresi pada Tabel 4.5, model persamaan regresi sederhana pada penelitian ini sebagai berikut:
Y = 0,012 - 0.0000003099 X
Dari persamaan regresi linear sederhana tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta bernilai 0,012 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki abnormal
return saham yang positif .
2. Koefisien regresi right issue bernilai -0.0000003099. Hal ini menunjukkan
bahwa right issue berpengaruh negatif terhadap abnormal return saham,
artinya jika right issue bertambah Rp 1 maka abnormal return saham akan
berkurang sebesar 0.0000003099
2. Volume Perdagangan
Model regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh right issue terhadap
volume perdagangan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Dalam hal ini, volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan (Trading
Volume Activity). Hasil uji regresi aktivitas volume perdagangan (TVA) dapat
70 Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Volume Perdagangan
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .001 .000 3.876 .001
Right Issue -1.732E-8 .000 -.081 -.345 .734
a. Dependent Variable: TVA
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil analisis regresi pada Tabel 4.6, model persamaan regresi pada penelitian ini sebagai berikut:
Y = 0,001 - 0.00000001732 X
Dari persamaan regresi linear sederhana tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta bernilai 0,001 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktivitas
volume perdagangan (TVA) yang positif.
2. Koefisien regresi right issue bernilai 0.00000001732. Hal ini menunjukkan
bahwa right issue berpengaruh negatif terhadap aktivitas volume perdagangan
(TVA), artinya jika right issue bertambah Rp 1 maka aktivitas volume
perdagangan (TVA) akan berkurang sebesar 0.00000001732 lembar.
4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan menggunakan uji-t berpasangan (paired t-test). Uji paired t-test dilakukan untuk mengetahui
signifikansi pengaruh right issue secara parsial terhadap abnormal return saham
71 pertama, data yang digunakan adalah rata-rata abnormal return saham sebelum
dan sesudah right issue selanjutnya dilakukan uji paired t-test. Hasil uji paired
t-test dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Paired Samples T-Test Abnormal Return Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pai r 1 Sebelum - Sesudah .00625904 5 .017897411 .004001983 -.002117201 .014635291 1.564 19 .134
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari Tabel 4.7, diperoleh hasil pengujian abnormal return saham pada
periode sebelum dan sesudah right issue dengan nilai t
hitung sebesar 1,564 dan signifikansi sebesar 0,134. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa t
hitung (1,564) < t tabel
(2.10982) dan nilai signifikansi 0,134 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H 0
diterima dan H
1 ditolak yang berarti bahwa pengumuman right issue tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham pada perusahaan yang
terdafar di Bursa Efek Indonesia.
4.3.2 Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua juga dilakukan dengan menggunakan uji-t berpasangan (paired t-test) yang dilakukan dengan membandingkan t hitung
dengan t tabel. Pengujian hipotesis kedua ini dilakukan untuk melihat pengaruh pengumuman right issue terhadap volume perdagangan sebelum dan sesudah
72 dilakukannya right issue. Volume perdagangan diproksi pada Trading Volume
Activity (TVA) yang diperoleh dari jumlah saham yang diperdagangkan pada saat
t dibagi dengan jumlah saham yang beredar pada saat t. Hasil uji paired t-test
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Paired Samples T-Test Volume Perdagangan
Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Sebelum - Sesudah -.000678310 .001123190 .000251153 -.001203979 -.000152641 -2.701 19 .014
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari Tabel 4.6, hasil pengujian Trading Volume Activity (TVA) pada
periode sebelum dan sesudah right issue diperoleh nilai t
hitung sebesar -2,701 dengan signifikansi sebesar 0,014. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa t
hitung (2,701) > t
tabel (2.10982) dan nilai signifikan 0,014 < taraf signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa H
0 ditolak dan H
1 diterima yang berarti bahwa pengumuman
right issue berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.4 Pembahasan