• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dampak Erupsi Gunungapi

2.1.Dampak Erupsi Gunungapi

2.1.1. Dampak erupsi terhadap perubahan aktivitas

Dampak merupakan sesuatu yang muncul setelah adanya suatu kejadian.Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat.Menurut Soemarwoto (2009:38), dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi.

Bencana dapat mengganggu atau menghancurkanberbagai macam fungsi dan banyak lembaga sekaligus dapat membawa krisis masyarakat lebih melebar atausistemik (Hewitt, 1997:36), mengisyaratkan bahwa dalam menyelesaikan masalah darurat semua aspekmembutuhkan penanganan berkelanjutan yang mampu menyelaraskan perkembangan kebutuhan pasca kondisi darurat. Laporan kerugian bencana alam menunjukkan bahwa dampaknya terbatas pada nilai infrastruktur fisik dan tidak menggabungkan potensi sistemik yang lebih besar terhadap ekonomi regional maupun nasional.(dalam Artiani, 2011).

Peeling(dalam Artiani,et al2011) menyebutkan beberapa peristiwa yang dapat memicu gangguan sistemik, yaitu bencana alam (gempa bumi, banjir, dan sebagainya); kekerasan (perang, konflik bersenjata,dan sebagaimana); teknologi (ledakan pabrik,limbah berbahaya,dan sebagainya); kerusakan (pelayanan sosial, degradasi lingkungan,dan sebagainya). United Nations Disaster Relief Coordinator (UNDRCO, 1991) menegaskan bahwa bencana dalam kelompok

Sudden-onset disasters (badai, gempa bumi, banjir) terutama akan menghancurkan modal produktif dan infrastruktur. Sedangkan bencana yang masuk dalam kategori Slow-onset disasters (kekeringan dan banjir) dampaknya akan lebih luas dan berjangka panjang, menurunkan tingkat tabungan masyarakat, investasi, permintaan domestik secara agregat dan menurunkan kapasitas produktif. Kelompok Compound disasters (aktivitas vulkanik) akan menimbulkan keadaan darurat kemanusiaan yang kompleks.(Bacharudin, 1994).

2.1.2. Dampak terhadap Ekonomi Pertanian

Dalam suatu letusan gunung berapi, beberapa material akan keluar dari kepundan gunung berapi. Material letusan tersebut antara lain adalah abu vulkanik, lava, gas beracun, hingga batuan beku yang terlempar ke atmosfer. Semua material tersebut memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap lingkungan hidup, terdapat dampak negatif dan ada pula dampak positif yang dapat kita ambil dari bencana yang melanda.

Abu vulkanik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan bahkan ribuan kilometer dari kawah karena pengaruh hembusan angin.Dalam jangka pendek, abu vulkanik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan hidup.Namun dalam jangka panjang, abu vulkanik memiliki manfaat untuk kehidupan manusia khususnya di bidang pertanian. Abu vulkanik memiliki dampak yang buruk dalam jangka pendek karena di awal keluarnya dari kepundan gunung berapi, material ini memiliki sifat kimiawi yang akan menurunkan kesuburan tanah. Abu vulkanik memiliki kadar keasaman (Ph) sekitar 4 – 4,3.

Dengan kadar keasamannya, tanah yang terkena abu vulkanik akan memiliki kadar keasaman (Ph) tanah sebesar 5 – 5,5.(Soekartawi,1995).

Padahal normalnya suatu tanah dikatakan subur jika memiliki tingkat keasaman (Ph) sebesar 6 – 7. Turunnya kadar keasaman (Ph) tanah ini akan turut menurunkan tingkat kesuburan tanah. Sehingga tanah yang terkena abu vulkanik, akan mengalami penurunan produktivitas lahan, jika dimanfaatkan untuk bidang pertanian. Di samping itu, dalam jangka pendek abu vulkanik dapat mengusir hama serangga atau gulma yang biasa menjadi musuh petani. Hal ini dikarenakan, makhluk hidup tersebut tidak dapat hidup dalam kadar keasaman tanah yang terlalu asam, sehingga populasi makhluk tersebut akan menurun. Dalam jangka panjang, abu vulkanik juga akan memberikan dampak yang sangat positif bagi peningkatan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu vulkanik telah dapat dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun dengan bantuan manusia menggunakan dolomite sebagai penetral, maka kandungan mineral yang tersimpan dalam abu vulkanik akan menjadi pupuk alamiah yang sangat baik untuk perkembangan tanaman pertanian.

Dengan menggunakan metode analisis aktivitas neutron cepat (AANC) terhadap sampel abu vulkanik, maka didapatkan data kuantitatif atas kandungan mineral yang terkandung di dalam sampel abu vulkanik. Terdapat empat buah mineral utama yang terkandung di dalam abu vulkanik, diantaranya : Besi (Fe), Aluminium (Al), Magnesium (Mg), Silika (Si). Keempat mineral tersebut adalah zat hara yang dapat membantu menyuburkan tanaman.

Kesuburan tanah pertanian adalah satu hal penting yang sangat berpengaruh pada produksi pertanian.Kesuburan tersebut didukung dengan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, meliputi unsur hara essensial dan nonessensial. Pada penelitian ini, unsur yang terdeteksi yaitu Fe, Al, Mg dan Si berpengaruh pada kondisi kesuburan tanah, dimana pada wilayah sekitar lereng Gunung Merapi merupakan daerah pertanian yang subur. Unsur Fe dan Mg termasuk dalam unsur hara essensial sedangkan unsur Al dan Si termasuk dalam unsur hara nonessensial tetapi hampir selalu ada dalam tanaman.Unsur hara esensial adalah unsur hara yang kandungan unsur Fe, Al, Mg dan Si yang terdeteksi pada abu vulkanik merupakan beberapa unsur logam yang ikut mempengaruhi kondisi kesuburan tanah di sekitar gunung berapi. Selama kadar masing-masing unsur yang ada pada abu vulkanik masih berada dalam batas aman, maka abu vulkanik tidak bersifat racun bagi tanaman.(Hermawati, Nofia.dkk. 2010).

Menurut Suara Karya Online 21 Oktober 2012, letusan gunungapi dapat menyemburkan lava, lahar, material-material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu-debu vulkanik. Selain itu, letusan gunungapi selalu disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik.

Aliran lava dan uap panas akan mengakibatkan lahan pertanian akan terbakar dan musnah. Hal ini juga terjadi pada hutan alam yang ada didekat gunung, hutan akan mengalami kebakaran, sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan areal pertanian rakyat mengakibatkan tanaman

selain terbakar terkena lava juga akan tertimbun akibat lahar dingin dan menimbulkan longsor pada tanah yang curam.

Selain itu uap belerang yang keluar dari pori-pori tanah dapat mencemari tanah sebagai lahan pertanian dan air yang digunakan untuk kebutuhan hidup manusia dan tumbuhan pun akan tercemari disebabkan kandungan belerang dapat meningkatkan kadar asam yang terkandung air dan tanah. Debu-debu vulkanik sangat berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya manusia dan hewan), hal ini dikarenakan debu-debu vulkanik mengandung kadar silika (Si), sedangkan debu-debu vulkanik yang menempel di dedaunan tanaman pertanian tidak dapat hilang dengan sendirinya. Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak bisa melakukan fotosintesis sehingga lambat laun akan menyebabkan daun layu dan kemudian hari akan mati. Dampak letusan gunung memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali normal. Lama tidaknya waktu untuk kembali ke kondisi normal tergantung pada kekuatan ledakan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Akan tetapi, setelah kembali ke kondisi normal, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur karena mengalami proses peremajaan tanah.

Dapat disimpulkan bahwa dampak negatif dari gunung meletus pada pertanian adalah:

1. Lava akan membakar tanaman pertanian

2. Debu akan menutupi dedaunan tanaman pertanian sehingga akan mengakibatkan tanaman tidak bisa melakukan fotosintesis.

3. Gas belerang yang keluar dari dalam tanah akan merusak tanah dan air karena akan meningkatkan kadar asam yang terkandung didalam tanah dan air. Dampak positif dari gempa bumi terhadap pertanian.setelah gunung selesai meletus tanah akan subur karena mengalami pemulihan.

Dokumen terkait