• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kelekatan ( Attachment )

4. Dampak

a. Manajemen Konflik

Individu yang memiliki kelekatan aman (secure attachment) mampu memanajemen konflik dengan baik (Pistole dalam Mikulincer & Shaver, 2007). Oleh karena itu, individu dapat mengembangkan perilaku yang lebih konstruktif dibandingkan individu dengan kelekatan tidak aman (insecure attachment).

b. Sikap Trust

Individu dengan kelekatan cemas kurang mampu mengembangkan trust terhadap orang lain, sehingga membuat

individu merasa takut kehilangan sosok orang lain, terlebih pasangan. Hal ini membuat individu cenderung mengontrol pasangan sesuai dengan keinginannya (Mikulincer & Goodman, 2006).

Hal yang hampir sama terjadi pada individu dengan kelekatan menghindar. Individu kurang dapat mengembangkan

trust, sehingga individu menghindari kedekatan dengan orang lain karena kurang nyaman pula dengan keintiman (Mikulincer & Goodman, 2006).

Berkebalikan dengan itu, individu dengan tipe kelekatan aman mampu mengembangkan trust terhadap orang lain, sehingga membuatnya mudah untuk menjalin relasi dekat dengan orang lain (Mikulincer & Shaver dalam Mikulincer & Goodman, 2006). 5. Tingkat Kemandirian

Individu dengan tipe kelekatan preokupasi memiliki tingkat kemandirian yang rendah. Semakin cemas individu, ia akan semakin mencari kontak dan kedekatan dengan orang lain (Simpson, Rholed, Nelligan dalam Mikulincer & Goodman, 2006). Kondisi ini membuat individu cenderung kompulsif, terlebih kepada pasangan karena akan menuntut kehadiran pasangan secara berlebihan (Mikulincer & Shaver, 2007).

Di sisi lain, individu dengan tipe kelekatan dismissing

(Mikulincer & Goodman, 2006). Berkaitan pula dengan hal tersebut, individu memandang bahwa relasi dekat bukanlah hal yang penting, sehingga individu kurang tertarik untuk menjalin relasi dekat dengan orang lain (Alford, Lyddon, Schreiber, 2006). Sebaliknya, individu dengan tipe kelekatan aman memiliki

tingkat kemandirian yang seimbang. Individu tidak segan untuk meminta pertolongan orang lain bila membutuhkan (Mikulincer & Goodman, 2006), namun merasa nyaman pula dengan otonominya sendiri (Bartholomew & Horowitz, 1991)

6. Konsep Diri

Individu dengan tipe kelekatan cemas memiliki konsep diri yang lebih negatif. Individu menempatkan kepantasan dirinya berdasarkan penerimaan dari orang lain. Oleh karena itu, individu menjalin kedekatan dalam relasi yang tidak mengancam kepantasan dirinya (Feeney; Collins & Read dalam Mikulincer & Goodman, 2006).

Hal yang berbeda terjadi pada individu dengan tipe kelekatan menghindar. Individu merasa tidak pantas dan kurang nyaman untuk mengembangkan keintiman. Hal ini dikarenakan individu menghindari penolakan terhadap dirinya dalam suatu hubungan (Bartholomew & Horowitz, 1991).

Berkebalikan dengan hal tersebut, individu dengan tipe kelekatan aman memiliki konsep diri yang positif. Individu merasa

dirinya dihargai dan pantas disayangi oleh orang lain. Selain itu, individu merasa bahwa figur lekat adalah sosok yang pantas untuk disayangi dan dihargai (Mikulincer & Goodman, 2006). Individu juga memiliki kepercayaan diri yang baik, sehingga membuatnya lebih mampu untuk berdinamika dalam lingkungannya (Mikulincer & Shaver, 2007).

7. Kontrol Emosi

Individu dengan tipe kelekatan tidak aman memiliki kontrol emosi yang kurang baik. Hal ini dikarenakan individu memiliki emosi yang lebih negatif dibandingkan individu dengan tipe kelekatan aman (secure attachment) (Mikulincer & Shaver dalam Mikulincer & Goodman, 2006).

8. Kepuasan Berelasi

Individu dengan tipe kelekatan tidak aman, baik kelekatan menghindar maupun kelekatan cemas, memiliki kepuasan berelasi yang rendah (Levy, Davis, Simpson dalam Cassidy & Shaver, 2008). Hal ini didukung oleh sebagian besar penelitian mengenai kelekatan yang menemukan bahwa individu dengan kelekatan tidak aman merasakan kurangnya dukungan dan ketidakpuasan dengan dukungan yang telah mereka peroleh (Cassidy & Shaver, 2008).

D. Dinamika Kepuasan Berelasi Rendah Tipe Kelekatan SECURE

*Ax. : Takut kehilangan pasangan *Av. : Takut keintiman

Avoidant

Manajemen konflik yang baik

INSECURE

Manajemen konflik kurang baik Lebih mudah mengembangkan

trust

Mampu mandiri tetapi juga mau meminta bantuan orang lain bila membutuhkan.

Pengelolaan emosi dan sikap baik

Emosi kurang stabil

Trust rendah

Anxious

*Ax. : Sikap mandirirendah (dependensi tinggi) *Av. : Sangat mengutamakan kemandirian

Kepuasan Berelasi Tinggi Perspektif positif Internal / Diri Eksternal / Orang Lain Pengungkapan kasih sayang sesuai Keterbukaan antarindividu Perspektif Negatif Internal / Diri Eksternal / Orang Lain Keterangan :

Dinamika hubungan antara variabel kelekatan tidak aman dan kepuasan berelasi didasari oleh pemikiran Bartholomew terhadap tipe kelekatan yang berakar dari pandangan individu terhadap diri dan figur lekat, baik secara positif maupun negatif.

Individu dengan tipe kelekatan tidak aman (insecure attachment) lebih sering mengalami konflik dan kurang dapat mengelolanya dengan baik, sehingga mengalami tingkat kepuasan berelasi yang rendah (Steuber, 2005). Sebaliknya, individu dengan tipe kelekatan yang aman (secure attachment) memiliki keyakinan (belief) yang lebih adaptif terhadap orang- orang di sekitarnya, sehingga ia memiliki skema yang positif terhadap lingkungannya (Mikulincer & Goodman, 2006). Hal ini membuatnya mampu memanajemen konflik dengan baik. Individu mampu menghadapi konflik dengan sikap yang lebih konstruktif (Kobak & Hazan, 1991). Kemampuan mengelola konflik menjadi salah satu faktor penyebab yang dapat memunculkan kepuasan.

Individu dengan tipe kelekatan tidak aman (insecure attachment) cenderung mengembangkan rasa kurang percaya terhadap orang lain (Collins, Read, Shaver, Brennan, Simpson dalam Mikulincer & Goodman, 2006). Rasa percaya (trust) menjadi salah satu hal yang mampu menciptakan keterbukaan antar individu, sedangkan keterbukaan sendiri merupakan salah satu penyebab kepuasan. Bila trust tidak dikembangkan dengan baik, maka dapat terjadi ketidakpuasan dalam relasi (Steuber, 2005). Sebaliknya, individu dengan tipe kelekatan aman juga lebih mudah

mengembangkan rasa percaya yang lebih besar terhadap orang lain. Rasa percaya yang dikembangkan terhadap orang lain ini membuat individu tidak takut untuk menjalin relasi yang dekat dengan orang lain (Mikulincer & Goodman, 2006). Dengan demikian, individu dapat merasakan kepuasan dalam hubungannya.

Di sisi lain, individu dengan tipe kelekatan tidak aman juga memiliki tingkat kemandirian yang ekstrim tinggi dan ekstrim rendah. Individu dengan tipe avoidant attachment cenderung memiliki tingkat kemandirian yang tinggi. Berkebalikan dengan itu, individu dengan tipe anxious attachment memiliki tingkat kemandirian yang rendah, sangat tergantung dengan orang lain. Berbeda dengan kedua hal tersebut, individu dengan kelekatan aman memiliki kemandirian yang seimbang. Individu tidak bergantung pada orang lain, tetapi tidak segan untuk meminta pertolongan orang lain bila memang dibutuhkan (Mikulincer & Goodman, 2006). Ketika individu mau dan mampu mengungkapkan apa yang ia butuhkan terhadap orang lain dengan cara yang sewajarnya, individu dapat merasakan kepuasan dalam berelasi.

Individu dengan tipe kelekatan tidak aman juga memiliki konsep diri yang lebih negatif dibandingkan konsep diri individu dengan tipe kelekatan aman. Individu cenderung memiliki harga diri yang rendah. Sebaliknya, individu dengan tipe kelekatan aman memiliki harga diri yang tinggi, mereka merasa pantas untuk disayang dan diterima oleh orang lain (Bartholomew & Horrowitz, 1991).

Selain itu, individu dengan tipe kelekatan yang tidak aman memiliki emosi dan sikap yang lebih negatif terhadap pasangannya dibandingkan individu dengan tipe kelekatan tidak aman. Individu kurang mampu memberikan kasih sayang dan dukungan emosional yang tepat saat pasangan membutuhkannya (Kunce & Shaver dalam Mikulincer & Goodman, 2006).

E. Hipotesis

Terdapat hubungan yang negatif antara kelekatan tidak aman dengan kepuasan berelasi pada perempuan yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh di Yogyakarta. Semakin tinggi kelekatan tidak aman seseorang, semakin rendah kepuasan berelasi yang dialaminya dan sebaliknya.

Dokumen terkait