Pada penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui informasi tentang dampak merger STIBA dan FBS UKSW terhadap persoalan kepuasan kerja dosen dan pegawai kedua
lembaga. Informasi yang ingin diketahui berupa jumlah kehadiran, pearasaan dalam melaksanakan pekerjaan, perasaan dalam menerima imbalan, perasaan dengan jabatan sekarang dan sikap menolak atau menerima pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
4.3.4.1Hasil
a. Dosen FBS – UKSW
Kepuasan kerja para dosen setelah merger perlu diperhatikan. Kepuasan dosen bisa dilihat dari tingkat kehadiran dan kemangkiran setelah merger. Perihal kehadiran dan kemangkiran, M7 mengutarakan: Karena jadwal saya tetap sebelum ada penggabungan, jam ngantor saya sama jam makan saya sama, jadi minimum. Pengakuan M7, setelah merger tingkat kehadiran atau kemangkiran bekerja tidak berubah. Jadwal kerja setelah merger tidak mengalami perubahan. Jadwal masuk kantor dan istrahat juga tidak ada perubahan yang signifikan. Hal serupa juga diutarakan M8: Saya datang tiap hari. Tidak ada perubahan, berangkat sama dan pulang sama. Dijelaskan jikalau setelah merger tidak ada perubahan. Setiap hari datang berkantor, jam datang maupun jam pulang kantor juga masih sama seperti sedia kala. Kondisi yang sama juga utarakan M4:
Kalau Mengantor emang ga ada keharusan untuk mengantor. Kalo masalah itu ya sama aja menurutku gak ada efeknya. Sebagai dosen yang tidak menduduki jabatan struktural di FBS, tidak ada jam masuk kantor. Artinya, tidak ada kewajiban untuk harus masuk kantor pada jam tertentu dan pulang pada jam tertentu. Jam kerja dosen disesuaikan
dengan jadwal mengajar. Setelah merger, M4 menilai situasinya tidak berubah.
Perasaan senang atau tidak senang dalam melaksanakan pekerjaan setelah merger merupakan salah satu indikator kepuasan kerja dosen setelah terjadinya merger FBS dan STIBA. Setelah merger M8 berujar : Sama saja. Saya mungkin tidak menyenangi mengajar bukan ka rena merger tapi karena misal ada mahasiswa yang attitude jelek.
M8 menilai bahwa perasaanya dalam melaksanakan pekerjaan tidak ada yang berbeda. Ketika ada persoalan dalam mengajar, lebih pada faktor sikap mahasiswa bukan karena merger. Hal berbeda diungkapkan oleh M7: Sampai sekarang saya senang. M7 menjelaskan bahwa setelah merger perasaanya senang dalam menjalani pekerjaan. Kehadiran rekan-rekan baru dinilai memberikan warna baru dilingkungan kerja FBS. Lebih lanjut M4 mengutarakan :
Kalo pekerjaan saat ini oke. M4 merasa kalau perasaanya terhadap pekerjaanya, sejauh ini tidak masalah. Merger FBS dan STIBA tidak memberi pengaruh yang berarti bagi responden M4 dalam melaksanakan pekerjaan. Tapi M4 merasa prihatin atas capaian FBS setelah merger. M4 menjelaskan : Tapi itu lho yang mengganjal itu. Masalah merger ini terus terang, apalagi setelah saya tahu bahwa menurun. Saya dan temen-teman memang perlu ada monitor. Saya mencoba sekali memisahkan perasaan saya ke itu supaya tidak mepengaruhi pekerjaan saya, cuman Dekan itu kan adik saya. Kondisi FBS setelah setelah merger dinilai kurang memuaskan. M4 mengungkapkan kalau selama ini
berusaha untuk tidak terlalu memikirkan akan hal itu. Tapi ikatan keluarga dengan pimpinan FBS yang sekarang membuat M4 tidak bisa menutup mata atas kondisi tersebut.
Kepuasan kerja juga menyangkut perasaan dalam menerima imbalan. Menanggapi imbalan setelah merger, M7 mengungkapkan: Itukan dari universitas, diukur dari pangkat golongan. Saya senang dengan gaji saya. Dijelaskan kalau persoalan imbalan sudah ditentukan ditingkat universitas. Pemberian imbalan disesuaikan dengan pangkat dan golongan setiap dosen. Hal yang senada juga diutarakan oleh M8: Kalau imbalan itu kan pakai standar UKSW, jadi kan sama. Jadi sama saja, kan dipakai aturan UKSW, jadi tidak serta merta berubah gajinya. Kalau dibilang beban mengajar sama, 12 jam. Kalau dibilang adil tidak adil ya tidak ada, karena sesuai aturan UKSW. Pemberian imbalan selama ini sesuai dengan standar UKSW yang sudah ditentukan. Beban kerja setelah merger, juga dinilai tidak ada yang berbeda. Jadi pemberian imbalan setelah merger dinilai tidak ada yang berbeda. M4 melanjutkan : Saya sih gak pernah kepikir itu ya. Karena menurut saya gini, imbalan itu kan gak ada hubungannya. Sistem imbalan itukan juga ada jadi menurut saya apa itu ada hubungannya. M4 tidak terlalu ambil pusing tentang adil atau tidak adilnya dalam pemberian imbalan. Pemberian imbalan selama ini sudah ada sistemnya. Sistem pemberian imbalan tersebut tidak mengalami perubahan dengan dengan adanya merger FBS dan STIBA.
Faktor lain dalam kepuasan kerja ialah menyangkut perasaan dengan jabatan yang dipegang. Perihal ini, M7 berujar : Saya tidak menjabat jabatan, karena saya hanya dosen biasa. Saya mengajar, mengajar masyrakat, melakukan penelitian. Setelah merger, M7 mengungkapkan kalau tidak ada jabatan yang diduduki. Informan hanya dosen biasa yang memiliki aktifitas mengajar dan melakukan penelitian. M7 menilai kalau perasaanya setelah merger biasa aja karena tidak menduduki sebuah jabatan struktural. Dengan posisi hanya sebagai dosen M7 mengungkapkan :
Kalau puas, belum. Saya masih ingin tetap meningkatkan publikasi, harapan saya, ya menjadi pimpinan yang tertiggi. Jabatan akademik ya. bukan struktural, saya tidak berminat.
Informan ini merasa belum puas dengan posisinya yang sekarang. Masih ada keinginan untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi. M7 mengungkapkan jikalau yang dikejar sekarang ini adalah peningkatan jabatan akademik, bukan jabatan struktural. Maka, M7 akan meningkatkan jumlah publikasi. Untuk mencapai keinginan tersebut, M7 merasa optimis. Hal senada diutarakan oleh M8: Sama saja, mungkin karena saya administrasi progdi jadi lebih banyak interaksinya dengan mahasiswa. Informan ini merasa jikalau perasaan dengan jabatan yang diduduki setelah merger, biasa saja. Tidak ada perasaan yang berlebihan dengan jabatan dalam urusan administrasi program studi PBI. Jabatan tersebut lebih pada interaksi terhadap mahasiswa sehingga dinilai tidak ada yang istimewa. Hal yang berbeda diungkapkan oleh M4: Sekarang saya senang karena beban
saya turun. Karena gini masalahnya. Jadi kalo kitanya posisi sekarang lebih senang atau tidak, saya lebih senang dari pada saat-saat itu. M4 merasa senang dengan kondisinya setelah merger. Setelah melapas jabatan sebagai pimpinan FBS pada saat proses pembicaraan merger berjalan, beban kerja semakin berkurang.
Salah satu faktor dalam kepuasan kerja menyangkut bagaimana sikap seorang dosen dalam menolak atau menerima pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Pada persoalan ini, M4 berujar : Saya melakukan sistem yang namanya selektif detect jadi kalo saya merasa ada hal yang aneh saya tidak datang di rapat terus terang. M4 menjelaskan kalau setelah merger lebih bersikap selektif. Memilih menghindari untuk hadir pada pertemuan -pertemuan fakultas yang dianggap ada yang keliru. Sedikit berbeda dengan M4, informan M7 mengungkapkan rasa senangnya dalam setiap pekerjaan yang diterima. M7 berujar: Senang. Perihal sikap dalam menolak pekerjaan. lebih lanjut informan ini mengutarakan : Enggak ada, kecuali nanti misal ada tanggung jawab yang kondensinya sangat ke progdi karena saya gak menguasai mungkin saya akan menolak. Saya akan lebih fokus ke tanggung jawab yang dipercayakan. M7 menjelaskan jika selama ini merasa senang dalam setiap pekerjaan yg diterima. Tapi akan selektif juga terhadap pekerjaan yang dianggap diluar kemampuannya. Kedepan akan memilih untuk lebih fokus pada setiap tanggung jawab yang diterima dimana sesuai dengan bidangnya. Hal berbeda diutarakan oleh informan
M8: Tidak ada pengaruhnya dengan merger dalam hal menolak pekerjaan. Seperti contohnya ketika mau mengubah kurikulum, ditunda bukan karena merger tapi karena persiapan. M8 menjelaskan jika merger ini tidak memberi pengaruh terhadap sikapnya sebagai dosen dalam menerima atau menolak setiap pekerjaan. Penolakan lebih kepada aras kebijakan yang tidak ada hubunganya dengan merger. Misalnya, ketika ada kebijakan penundaan perubahan kurikulum bukan karena merger tapi lebih kepada persiapan yang belum matang.
b. Dosen STIBA
Menyangkut jumlah kehadiran atau jumlah kemangkiran sebagai dosen setelah merger, secara singkat M9 mengutarakan : Biasa. Informan ini mengukapkan jikalau merger FBS UKSW dan STIBA tidak mempengaruhi kehadiranya dalam bekerja. Lebih lanjut M9 mengungkapkan: Emm.. Yang mungkin satu hal tapi khususnya diatas jadi kita punya budaya baru. Dalam hal misalnya memasukan nilai. Disini kan tidak ada batas yang diatas, bisa terlambat dosenya.. Diatas kan nggak bisa.. Mereka tidak ingin tahu.. Kalau nilai terlambat semua mahasiswa jadi aneh maksudnya yaa.. Tapi kan sebelumnya saya sudah mengajar diatas, jadi sudah tahu mungkin yang lain ada yang masih.., Nggak tahu harus kamu tanya yang lain.. Kalu saya biasa aja.. Tetap lebih disiplin ya karena ada aturan, aturan kan mambantu, memang disini ada tapi.. Batas nilai tanggal begini, tapi tetap aja dosen terlambat mungkin kalau udah ada.. Karena komputerisasi mungkin
kalau kita terlambat semua mahasiswa jadi aneh. Informan ini menjelaskan bahwa setelah merger, dosen dari STIBA harus menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan kerja yang baru. Setelah merger dinilai lebih disiplin, misalnya dalam menyerahkan nilai mahasiswa. Sebelumnya, sistem dalam memasukan nilai mahasiswa masih manual. Dosen -dosen masih bisa terlambat dalam memasukan nilai mahasiswa. Setelah merger, sistemnya mengikuti sistem yang ada di UKSW. Semuanya sudah terkomputerisasi sehingga dosen dituntut untuk lebih disiplin. Perihal kehadiran M10 berujar : Memang kebanyakan disini, jadi kalau kesana itu misalnya kalu rapat, misanya koordinasi di kumpulkan. Soalnya belum resmi kesana semua sih, masih disini. M10 menjelaskan bahwa tempat kerja masih banyak di kampus STIBA. Jika ke FBS UKSW hanya dalam rangka rapat koordinasi. Informan ini mengungkapkan jika lingkungan kerja mereka tidak mengalami banyak perubahan sehingga kehadiran mereka bekerja juga tidak banyak berubah setelah merger.
Sebagai dosen, perasaan dalam melaksanakan pekerjaan setelah merger dinilai positif. Responden M10 mengutarakan : Senangnya.. Ya itu tadi semangat tambah, motivasi tambah, karena contohnya ikut seminar diluar dibayarin dari itu saya semangat. Informan ini mengungkapkan setelah merger perasaannya dalam keadaan senang dalam melaksanakan pekerjaan. Hal senada juga diutarakan oleh M9 : Persaan..Ya.. Senang saja karena kami bisa berkarya lebih baik karena semua.. Terutama dari segi
kesejahteraan lebih terjamin, fasilitas buat saya lebih lengkap tergantung mahasiswa yang memanfaatkan fasilitasnya. Dijelaskan jika setelah merger perasaanya lebih senang. Dosen-dosen bisa berkarya lebih baik karena dukungan fasilitas yang memadai. Kesejahteraan dosen juga lebih terjamin dibanding sebelumnya.
Menyangkut perasaan sebagai dosen dalam menerima imbalan setelah merger, M9 mengungkapkan : Ohh lebih bagus dibandingkan sebelum-sebelumnya. Adil, saya kira. Karena kan ada aturannya kan mengacu pada aturan di UKSW. Udah tidak ada yang salah, semua sudah sesuai aturan. Ya.. Lebih.. Kalau mungkin kamu tanya orang UKSW pasti, pasti tidak ada diantara mereka merasa kurang. Tapi kami kan yang masih kurang ditambahin pasti disana. Maksdunya 2 kali, jadi objektif aja. 2 kali dari gaji yang biasanya. Informan ini menjelaskan bahwa setelah merger imbalan lebih baik. Pemberian imbalan disesuaikan dengan peraturan di UKSW. Aturan penggajian di UKSW dua kali sebulan. Jadi, imbalan yang diterima setelah merger dua kali imbalan yang diterima sebelumnya. Lebih lanjut, M9 berujar : Dulu waktu itu, hasil diskusi semua keputusan semua pegawai STIBA dan merasa tidak adil karena UKSW menerima lebih.. Dari kami, sekarang nggak.. UKSW kan tiap bulan dua kali gaji, disini kan tidak, ha.. begitu. Imbalan yang diterima sekarang dinilai adil. Sebelum merger, STIBA dan UKSW berada dalam satu yayasan. Tapi gaji yang diterima dosen-dosen di UKSW jauh lebih baik dibanding dengan gaji para dosen-dosen STIBA. Bergabungnya kedua
lembaga, penggajian yang diberikan disesuaikan dengan penggajian di UKSW. Hal senada juga diungkapkan oleh M10 : Ya kerjanya kan berat, kasih imbalan dua kali, karena kerjanya memang berat yaa harusnya memang harus seperti itu. Sebelumnya, baik STIBA maupun UKSW berada dibawah YPTKSW. Sistem imbalan kedua lembaga berbeda. Bahkan besaran imbalan kedua lembaga berbeda jauh. Sistem imbalan di UKSW dua kali sebulan dengan jumlah sekitar dua kali lipat gaji para dosen di STIBA. Ketika kedua lembaga bergabung, dosen STIBA merespon positif terutama yang berhubungan dengan penggajian. Setelah merger, imbalanya dua kali lebih besar dibanding sebelumnya.
Salah satu indikator dalam kepuasan kerja menyangkut perasaan dengan jabatan yang dipegang. Setelah merger, M9 mengutarakan: Saya tidak ada jabatan secara structural. Saya hanya dosen biasa. Ya saya senang, bisa dipercaya untuk mengembangkan penelitian dan pengembangan masyarakat dilingkungan FBS. Informan ini menjelaskan jikalau setelah merger tidak ada jabatan struktural yang pegang. Tapi, mendapatkan kepercayaan untuk mengembangkan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat. Kepercayaan ini cukup membuat M9 senang. Perasaan yang hampir sama diutarakan oleh M10 : Saya malah senang karena saya masih punya anak kecil jadi bisa sedikit konsentrasi sama anak. Rasa senang yang dirasakan M10 berbeda dengan rasa senang yang dirasakan M9. Informan M10 merasa senang bukan karena suatu jabatan atau tugas fungsional. Tapi informan ini merasa senang
karena setelah merger kesibukanya berkurang. Beban kerja hanya sebagai dosen biasa, sehingga memiliki lebih banyak waktu luang untuk mengurus keluarga. Dijelaskan jika keadaan sekarang berbeda ketika proses merger baru berjalan, M10 mengutarakan : Disin saya menduduki jabatan Puket I. Dulu hanya waktu pertama-tama kali itu lo, seperti apa yang diperlukan untuk proses itu. Sesudah terlewati bisa nyantai-nyantai, hampir selesai jadi. Jadi tinggal sedikit untuk menghubungkan yang disini dan FBS. Ketika proses merger kedua lembaga berjalan, sedikit menguras tenaga dan fikiran. Sebagai Puket I di STIBA, ikut terlibat dalam mempersiapkan segala sesuatu dalam proses merger. Kondisi saat itu dinilai terasa berat. M10 berujar: Ya, kayaknya kok berat sekali gitu ya. Masalahnya kompleks, maksudnya ini dimana, maksudnya itu gimana, kekhawatiran-kekhawatiran, lama-lama jadi dikerjain sedikit-demi sedikit. Banyak kekuatiran yang muncul dalam mempersiapkan merger ini. Tapi ketika sudah berjalan sedikit demi sedikit kekuatiran itu mulai berkurang. Setelah dilalui itu semua, maka yang dipikirkan sekarang tinggal fokus dalam kegiatan penelitian, M10 : Masih fokus pada penelitiann saya.
Hal berikutnya menyangkut sikap sebagai dosen dalam menolak atau menerima pekerjaan dengan penuh tanggung jawab setelah merger. Informan M9 berujar : Nice lah, biasa pekerjaan sekarang dan yang dulu nggak beda jauh kok, mengajar. Jadi sama saja. Dijelaskan bahwa setelah merger tidak banyak mengalami perubahan. Pekerjaan setelah merger tidak berbeda jauh dengan
pekerjaan sebelumnya. Lebih lanjut dijelaskan jikalau tidak menutup diri ketika ada pekerjaan yang bisa dibantu. M9 mengungkapkan : Kalo saya bisa melakukan itu, ya mengapa tidak. Ya itu bagian dari pekerjaan saya, kenapa harus nolak. Ya, pokoknya kalau beban maksimal 12 sks, kalau itu cukup, nggak harus kita terima. Malah kalo kita tolak itu melanggar aturan. Selama kita tidak mengajar terlalu banyak ya, malah turun beban mengajar, dulu kita mengajar malah bisa 15 sks per semester, sekarang, 12,13 itu sudah banyak. Tanya yang lain, turun dengan gaji yang sama . Jadi pokoknya menurun. Informan ini menilai jikalau setelah merger beban kerja sebagai dosen mengalami penurunan. Sebelumnya dalam satu semester beban mengajar sebanyak 15 sks, setelah merger tinggal 12 atau 13 sks per semester. Dengan beban kerja yang lebih sedikit, M9 merasa memiliki cukup waktu untuk melakukan pekerjaan lain yang dinilai bisa dibantu. Hal senada juga diungkapkan oleh M10: Ya, mungkin selama pekejaan itu dalam lingkungan saya maka saya terima, dan jika saya ditawarakan contohnya mengajar IT. Ya mungkin saya menolak karena itu bukan lingkungan saya untuk mengajar. M10 menjelaskan jikalau setelah merger tidak menutup diri terhadap pekerjaan. Sejauh pekerjaan itu dinilai bisa dilakukan maka akan dikerjakan. Tapi jikalau pekerjaan yang ditawarkan diluar dari kemampuannya, tentu akan ditolak.
c. Pegawai FBS – UKSW
Perihal jumlah kehadiran pegawai setelah merger, M11 mengutarakan : Kehadiran kerja, sama dari dulu. Cuti,
absen, sama aja sih, tetap seperti biasa. Informan ini mengungkapkan bahwa setelah merger, tidak ada yang berbeda dengan tingkat kehadiranya. Lebih lanjut diungkapkan bahwa setelah merger ada sedikit yang berbeda pada ketepatan waktu untuk datang ke kantor. M11 berujar :
Kadang-kadang saya terlambat, tetapi kalau saya terlambat itu mungkin saya pulang gedung seperti biasa. Dijelaskan bahwa jika terlambat masuk kantor maka akan diimbangi dengan pulang lebih lama.
Perasaan dalam melaksanakan pekerjaan setelah merger, M11 mengaku : Senang atau tidak senang saya harus bekerja, seperti itu. Saya harus menyenangi seperti itu. Ya itu tadi hal yang membuat saya tidak senang ya hal-hal itu tadi. M11 mengungkapkan bahwa didalam bekerja, bukan karena senang atau tidak senang. Tapi karena itu sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab. Karena sudah menjadi tanggung jawab maka harus disenangi. Jika ada perasaan yang kurang senang, itu karena efek dari ketidakpuasan terhadap proses pemilihan sekretaris yang dinilai kurang adil. Lebih lanjut diungkapkan : Karena dulu saya lebih ketika saya diberikan pekerjaan. Saya harus menyelesaikan itu walaupun itu awalnya bukan pekerjaan saya. Tetapi kalau saya bisa, maka saya kerjakan. Tetapi sekaran kadang-kadang lebih terpaku dengan pekerjaan orang lain. Karena pekerjaan sekarang saya itu lebih banyak. Ketika itu bukan tanggung jawab ya kemudian saya , lalu saya bilang gini bukan pekerjaan saya. Kadang lebih egois juga sih, mungkin kalau dibilang ya. Setelah merger,
lebih selektif dalam menerima pekerjaan. Diakui bahwa terkadang bersikap egois. Ketika suatu pekerjaan bukan merupakan tanggung jawabnya maka akan ditolak. Hal berbeda dilakukan sebelum adanya merger. Setiap pekerjaan dikerjakan bukan karena itu merupakan pekerjaanya.
Menyangkut perasaan sebagai pegawai dalam menerima imbalan setelah merger, M11 mengungkapkan :
Saya merasa seperti itu karena bukan pekerjaan yang sama, yang satu ini mendapatkan apa namanya.. Lebih. sekarang untuk saya sendiri walaupun sudah mendapatkan gaji.
Informan M11 menilai bahwa pemberian imbalan kerja tidak sesuai dengan beban kerja. Setelah merger, beban kerja yang diemban bertambah. Pegawai lain dinilai mendapatkan imbalan dengan beban kerja yang lebih ringan.
Indikator lainya menyangkut kepuasan kerja ialah perasaan sebagai pegawai dengan jabatan yang dipegang setelah merger. M11 mengungkapkan : Saya paling lama bekerja disini. Ya mungkin itu tadi. Ya ada sekretaris fakultas yang pemilihatnya secara prosedural. Ya secara strukturnya ini juga kan mendapatkan tunjangan struktural seperti itu, yang tidak sesuai dengan job description yang dilakukan dengan beban pekerjaanya. Kalau pemilihan sekretaris itu. Bagi saya siapapun yang menjadi sekretaris fakultas itu, kalau saya pun akan dipilih sebagai sekretaris tetapi beban pekerjaan itu tadi harus sesuai dengan jabatan dan financial, reward seperti itu. Melalui penjelasan diatas diungkapkan bahwa diantara pegawai yang ada, M11 merupakan pegawai yang paling lama mengabdi di FBS.
Ketika ada pemilihan sekretaris fakultas, sebagai pegawai senior merasa kurang puas. Prosedur dalam pemilihan sekretaris kurang memuaskan. Lama pengabdian M11 tidak dipertimbangkan untuk bisa dicalonkan sebagai sekretaris fakultas.
d. Pegawai STIBA
Salah satu indikator dalam kepuasan kerja yaitu jumlah kehadiran sebagai pegawai setelah merger. Sebagai pegawai, M12 mengungkapkan : Ya sama aja. Saya disini bekerja dari hari senin sampai hari jum’at, kecuali untuk pegawai itu kan diberi hak untuk cuti, maksimal 12 hari dalam satu tahun, nah itu kalau misalnya saya perlu ada keperluan keluarga baru saya terpaksa ambil cuti. Tapi kalau tidak, ya saya tetap hadir bekerja. Informan ini menjelaskan jikalau setelah merger tidak ada perubahan berhubungan dengan tingkat kehadirannya. Semuanya berjalan seperti sebelumnya. Jamlah hari kerja dan jumlah jam kerja tidak ada perubahan. Sebagai pegawai, diberi hak cuti sebanyak 12 hari setahun. Cuti pun hanya diambil jika ada keperluan keluarga. Sedikit berbeda dengan M13 : Sama aja, cuman disana STIBA dulu kan jam 8, kalau disini 7:30. Jam 12 istirahat, jam 1 kerja lagi, jam 4 pulang. Jadi tidak ada perbedaan. Diungkapkan bahwa secara umum berjalan seperti biasa. Sedikit ada perbedaan pada jam datang ke kantor. Setelah merger, datang lebih pagi. Selain itu, tidak ada perubahan.
Menyangkut perasaan senang atau tidak senang sebagai pegawai dalam melaksanakan pekerjaan setelah
merger, M12 mengaku : Karena kan intinya sama, saya masih di administrasi. Disini juga administrasi jadi sama aja. Dijelaskan jikalau bidang pekerjaan yang dikerjakan sekarang masih sama dengan sebelumnya. Hanya saja, lingkungan kerja yang sedikit berbeda. Karna bidang pekerjaan yang masih sama, maka tidak ada perasaan yang berbeda dalam melaksanakan pekerjaan setelah merger. Berhubungan perasan senang dalam melaksanakan pekerjaan, M13 mengungkapkan : Karena semangat saya pasti bisa, dan saya terus bertahan. Informan ini menjelaskan jikalau cukup optimis menghadapi keadaan setelah merger. Sikap optimis itu yang membuat M13 bertahan untuk melalui segala tantangan dalam melakukan setiap pekerjaan. M13 juga mengakui bahwa terkadang persolan - persoalan pribadi membuat situasi kerjanya terganggu. Hal ini M13 mengutarakan : Tidak senangnya itu,