• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persolan kedua pada penelitian ini ialah dampak merger STIBA dan FBS UKSW terhadap motivasi kerja dosen dan pegawai. Ada tiga hal yang ingin digali informasi mengenai dampak merger terhadap motivasi kerja yaitu dorongan untuk mencapai suatu tujuan, semangat kerja dan inisiatif, kreatifitas dan rasa tanggung jawab.

4.3.2.1Hasil

a. Dosen FBS – UKSW

Perjalanan upaya merger FBS dan STIBA kurang mulus. Pada pembicaraan merger sebelumnya, sempat mengalami kegagalan mencapai kata sepakat. Salah satu penyebabnya ialah menyangkut standar kualitas tenaga dosen

yang ditetapkan oleh FBS. Selain itu kondisi keuangan STIBA turut membuat pihak FBS tidak begitu mudah mencapai kata sepakat untuk merger dengan STIBA. Ketika berjalanya pembahasan merger, dekan FBS memilih mundur. Salah satu hal yang mendorong dekan FBS membuat keputusan untuk mundur dari jabatanya ialah karena adanya ketidakpuasan atas proses merger. Dinamika yang terjadi ternyata membuat dorongan dalam diri M4 terganggu. M4 mengungkapkan : Ya, terus terang itu cukup berimbas tapi mungkin sekarang sih tidak begitu ya karena saya punya hal lain yang saya kerjakan. Dulu pas awal-awal cukup berimbas dalam arti gini, karena saya melihat ini tidak benar. M4 menjelaskan bahwa proses meger yang dinilai belum memuaskan, sempat mempengaruhi dirinya. Kemudian menyibukan diri dengan kegiatan - kegiatan penelitian. Adanya kesibukan lain, M4 akhirnya bisa keluar dari dampak negatif proses tersebut. Berbeda dengan yang dialami M7. Merger dengan dinamika yang terjadi tidak membuat dorongan dalam diri M7 terganggu. Ketika ditanyakan tentang dorongan dalam dirinya setelah merger, M7 mengungkapkan : optimis. Sikap optimis yang ditunjukan M7 berangkat dari keyakinan bahwa merger ini tidak menggangu pekerjaanya. Bergabungnya STIBA hanya akan menambah program studi baru bagi FBS dan tidak mempengaruhi program studi PBI. M7 mengungkapkan M7:

Saya kira saya senang dengan jadi dosen, dan semangat dalam mengajar di PBI, dan saya sama sekali tidak akan campur tangan dengan sastra. Pada keterangan diatas, M7

menjelaskan situasinya sebagai dosen PBI. Kehadiran program studi dan dosen baru dari STIBA tidak mempengaruhi aktifitas dan keberadaan dosen PBI. Masing -masing akan berjalan pada jalur -masing--masing. Sebagai dosen PBI akan konsentrasi di program studi PBI. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh M8 : Ga ada. Masih seperti kebiasaan yang saya lakukakan pada saat sebelumnya. Misalkan pengurusan mahasiswa. Terlepas dari merger atau tidak merger, saya tetap kerja hari itu. Bukan berarti kalau merger saya lebih... Saya tidak seperti itu. M8 mengungkapkan bahwa dorongan dalam dirinya untuk berbuat sesuatu tidak tergangu dengan merger FBS dan STIBA. Kegiatan proses belajar mengajar tetap dilakukan seperti sebelumnya. Merger ini juga dinilai tidak mempengaruhi dorongan dalam dirinya untuk bekerja.

Kebijakan merger FBS dan STIBA tentu menghadirkan berbagai perubahan dalam lembaga tersebut. Sebagai lembaga yang lebih dominan dalam proses merger ini, FBS akan menjadi lebih besar. Jumlah tenaga dosen pegawai dan mahasiswa akan bertambah. Aset tidak bergerak juga bertambah. Perubahan tersebut membuat semangat kerja dosen FBS mengalami perubahan. Terutama dengan kehadiran dosen-dosen dari STIBA. Perubahan tersebut dirasakan M7. M7 mengungkapkan jikalau semangat kerjanya meningkat setelah terjadinya merger antara FBS dan STIBA. M7 : Eee... Kalau semangat kerja, saya pikir saya lebih sedikit meningkat dalam hal kerja sama sesama dosen. Karena dengan adanya meeting-meeting di aras

fakultas. Kita bisa bertukar pikiran dalam hal misalnya kita mau mengajak yang lain. Semangat kerja M7 mengalami peningkatan setelah merger. Salah satu faktor yang membuatnya lebih bersemangat ialah dengan kehadiran rekan kerja baru dari STIBA. M7 menilai bahwa dengan kehadiran dosen dari STIBA dalam setiap pertemuan ditingkat fakultas menghadirkan hal-hal baru. Pengalaman dan latar belakang yang berbeda antara dosen FBS dan STIBA bisa saling bertukar pikiran. Hal yang senada diungkapkan oleh M8: Sama saja. Tapi ada hal-hal tertentu juga lebih semangat. M8 menjelakan bahwa semangat kerjanya untuk proses belajar mengajar, berjalan seperti biasanya. Tapi untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, M8 semakin semangat. Faktor kehadiran rekan-rekan baru dari STIBA membuat kegiatan tersebut lebih bersemangat. Lebih lanjut diutarakan oleh M4 tentang kondisi semangat kerja pasca merger. M4: Kalau sekarang lebih meningkat karena lebih banyak waktu. Gak kaya k menjadi pejabat struktural karna butuh pengorbanan. Informan M4 menjelaskan bahwa setelah satu tahun proses merger berjalan, semangat kerjanya meningkat. Namun, situasi M4 berbeda dengan reponden lainya. Informan lainya menganggap kehadiran rekan kerja baru membuat mereka semakin semangat kerja. Bagi M4, semangat kerjanya meningkat karena beban kerja sebagai pejabat struktural berkurang. M4 menilai bahwa menjadi pejabat strutural itu butuh pengorbanan. Setelah tidak lagi menjadi sebagai pejabat struktural FBS, beban kerja berkurang dan membuat

M4 lebih semangat bekerja. Sekarang lebih semangat dalam melakukan penelitian - penelitian karena memiliki lebih banyak waktu.

Pada persoalan inisiatif, kreativitas dan rasa tanggung jawab sebagai seorang dosen, M7 mengungkapkan : Saya tidak pernah berpikir sejauh itu ya. Hanya saya akan lebih... dan selama ini saya masih aman. Saya lebih fokus berkreasi di pendidikan. Dulu sebelum tidak ada pengajar berlatar belakang sastra, kan satu semester membantu. Dan dulu saya mengajar di sastra, jadi sekarang tidak ada. Jadi harus mengajar jenis mata kuliah yang tidak dibidang saya. Lebih jauh dijelaskan bahwa : Kalau saya lebih fokus, kalau dulu kan lebih bervariasi, kekurangan dosen mengajar, mata kuliah sastra ok. Yang dulu-dulu banyak kesempatan, sekarang tidak ada, intinya saya kira kreatifitas lebih fokus.

M7 menjelaskan bahwa selama ini hanya fokus bekerja dan terus berupaya untuk lebih inisiatif dan fokus berkreasi di PBI. Sebelum ada tenaga pengajar Sastra Inggris di FBS, sempat membantu mengajar Sastra. Dengan penggabungan ini FBS akan memiliki tenaga dengan latar belakang Sastra. Mata kuliah Sastra tidak lagi ditangani, tapi dosen-dosen Sastra dari STIBA. Hal tersebut membuat perhatian M7 tidak terbagi lagi. Sehingga kreatifitasnya lebih difokuskan pada satu bidang saja yaitu PBI. Perhatian yang tidak lagi terbagi-bagi membuat M7 lebih produktif pasca merger. M7 menyampaikan: Hanya untuk yang biasa kita lakukan pengabdian masyarakat, seminar internasional. Sebelumnya sudah ada, cuman kita agak kurang, sekarang lebih banyak

bantuan, saya kira kita bisa dengan senang mengajak teman - teman. M7 mengutarakan bahwa setelah merger informan lebih sering terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan seminar internasional. Perpaduan program dan jaringan kedua lembaga membuat program - program pengabdian masyarakat dan seminar - seminar internasional semakin banyak. Pendapat berbeda datang dari M4 menyangkut inisiatif, kreativitas dan rasa tanggung jawab sebagai seorang dosen. Setelah merger M4 lebih fokus pada peningkatan daya saing dirinya ditingkat eksternal UKSW. M4 mengungkapkan : Melihat pekerjaan dengan merger STIBA tidak ada hubunganya. Tidak begitu berkaitan. Ya, seperti itu tadi saya berusaha supaya daya jual saya itu tidak hanya di FBS. Saya tidak mau menjadi ikan besar dikolam kecil. Jadi kalau bagi saya itu masalah itu, saya bagaimana caranya justru itu meningkatkan kreatifitas saya dan menurut saya itu tidak begitu berimbas terhadap kreatifitasnya. Dalam arti publikasi, terus mengajar, kumpul bahan. M4 menjelaskan bahwa merger FBS dan STIBA tidak begitu berkaitan dengan pekerjaanya. Sekarang lebih fokus bagaimana agar karirnya bisa bersinar juga diluar UKSW. Merger ini dijadikan sebagai pemacu semangat untuk lebih meningkatkan kreatifitas dalam bekerja seperti kumpul bahan, mengajar dan publikasi. Kondisi berbeda dirasakan oleh M8. Ketika peneliti menanyakan tentang inisiatif, kreativitas dan rasa tanggung jawab sebagai seorang dosen, M8 mengungkapkan: Biasa aja. Saya masih melihatnya biasa aja. Rasa tanggung jawabnya, biasa aja.

Saya tidak merasakan dampak langsung. Sebenarnya, seperti progdi baru datang terus kita lebih, yang sebelumnya anak-anaknya 10 sekarang jadi 15. M8 menjelaskan bahwa merger STIBA dan FBS tidak memberikan suatu pengaruh pada inisiatif dan kreatifitasnya dalam bekerja. Semuanya berjalan seperti biasa. Penambahan jumlah Program studi dan jumlah mahasiswa tidak memberikan suatu dampak. b. Dosen STIBA

Perihal dorongan dalam bekerja setelah merger, M9 berpendapat: Jadi saya lebih produktif setelah merger karena dulu saya publikasi untuk apa? Tidak ada, di UKSW kita publisi artikel dibayar, kalo disini tidak ada uangnya jadi kita tidak bisa paksa. Merger FBS dan STIBA mendorong M9 untuk lebih produktif. Ketika masih di STIBA, publikasi karya dosen kurang mendapatkan perhatian dan apresiasi dari kampus. Ada perbedaan setelah merger, setiap publikasi artikel mendapatkan apresiasi dan dukungan dana dari kampus. Tanggapan positif juga disampaikan oleh M10:

Melakukan pekerjaan yahh tambah terdorong. Faktor jumlah mahasiswa merupakan salah satu hal yang mendorong untuk bekerja. Dengan jumlah mahasiswa yang lebih banyak maka pekerjaanya menjadi lebih banyak. Hal tersebut mendorong informan M10 untuk bekerja lebih maksimal.

Berhubungan dengan persoalan semangat kerja setelah merger, M9 mengungkapkan: Meningkat. Mungkin karena saya dipercaya jadi ketua pusat studi. Karena saya sudah dipercaya dijabatan tertentu saya harus tunjukkan kalo saya bisa. Jadi Saya tidak bisa hanya duduk mengajar.

Semangat M9 setelah merger meningkat. Kepercayaan yang didapatkan untuk menjabat sebagai ketua pusat studi membuat M9 lebih semangat. Jabatan tersebut mendorong M9 mununjukan kemampuan selain mengajar. Hal serupa dirasakan M10. Ketika ditanya perihal semangat kerja setelah merger, M10 mengungkapkan: Semangat.. Disini juga sangat semangat. soalnya banyak dosenya. Jadi kita melihat dosenya apa misalnya ee koordinasi saya juga senang, soalnya mahasiswa juga banyak, tim-timnya banyak, memang koordinasi jadikan harus semangat, harus.. Kalau tidak gimana ngeceknya. Bergabungnya dosen FBS dan STIBA membuat M10 lebih semangat. Gabungan dosen dari kedua lembaga menghasilkan banyak tim kerja. Sistem koordinasi kerja antara dosen yang berjalan dengan baik. Serta jumlah mahasiswa yang lebih banyak. Hal-hal tersebut yang membuat M10 lebih semangat kerja pasca merger.

Respon positif juga ditunjukan dosen STIBA menyangkut inisiatif, kreatifitas rasa tanggungjawab sebagai seorang dosen. M9 mengungkapkan : Inisiatif, Mungkin berkaitan dengan tadi ya.. Kepercayaan menjabat ketua pusat studi cukup membuat M9 untuk lebih memiliki inisiatif dan kreatifitas serta rasa tanggung jawab terhadap jabatan yang diterima.

c. Pegawai FBS – UKSW

Perihal dorongan dalam diri untuk bekerja, M11 mengungkapkan : Iya emm kalo Saya mungkin berusaha bekerja semaksimal mungkin. Instropeksi, dulu sering melakukan ini. Yang penting lebih termotivasi. Setelah

merger, pegawai FBS menjadi bertambah lebih banyak. Penambahan jumlah pegawai, tidak membuat beban kerja semakin sedikit. M11 mengungkapkan bahwa beban kerjanya semakin bertambah. Kondisi tersebut mendorong M11 lebih termotivasi. Kehadiran rekan kerja baru dan beban kerja yang lebih banyak membuat dorongan dalam M11 untuk bekerja semakin lebih baik. Lebih lanjut M11 menjelaskan : Iya gitu, karena seperti itu pekerjaan ya yang monopoli ya. Itu membuat saya, aku sih cuman ini aja. Ya, sekarang ketika ada merger ini jadi pekerjaan selama ini jadi lebih berat buat saya karena dulunya hanya satu progdi dan itu dikerjakan oleh dua orang tetapi sekarang mungkin menjadi 2 progdi ini, pekerjaan yang tadinya dua orang gitu jadi ke saya semua. Jadi seperti itu, kemudian dari situ harus berpikir lagi kan. Oke saya harus bagaimana menyelesaikan pekerjaan yang tadinya dibikin hanya dua orang menjadi bagian saya semua itu bisa terlesaikan dengan baik dan tepat waktu. M11 mengutarakan bahwa pasca merger, program studi di FBS bertambah menjadi dua yaitu PBI dan Sastra Inggris. Penambahan program studi tersebut membuat pekerjaan semakin banyak. Sebelum merger, FBS hanya memiliki satu program studi. Setiap pekerjaan masih berbagi dengan satu orang pegawai lainya. Setelah merger, M11 merasakan bahwa beban kerjanya semakin berat. Kondisi tersebut membuat M11 lebih terdorong untuk menyelesaikan setiap pekerjaan-pekerjaan tersebut dengan baik serta bisa selesai tepat waktu.

Semangat kerja M11 cukup terganggu setelah merger. Pembagian tugas yang dinilai tidak berdasarkan jobdisk

membuat M11 merasa kurang kondusif dalam bekerja. M11 mengungkapkan : Setelah kejadian ini membuat suasana kantor menjadi kantor itu kurang kondusif. Kekecewaan lain yang membuat M11 kurang nyaman ialah terkait promosi jabatan yang dinilai kurang adil. Sebagai pegawai senior di FBS, berharap bisa mendapatkan kesempatan secara adil. Persoalan - persoalan diatas dinilai menjadi penyebab kondisi tempat kerja kurang kondusif dan mempengaruhi semangat kerjanya.

Perihal inisiatif, kreatifitas dan rasa tanggung jawab sebagai pegawai, M11 mengutarakan M11: Inisiatif dan kreatifitas ,,, Hmmm... Lebih berinisiatif sekarang ini. Kalau dulu itu lebih apa yang ada kita kerjakan saja . Tapi ya itu tadi karena tugas dan tanggung jawab yang tadinya dibebankan untuk dua orang sekarang menjadi satu orang jadi membuat saya lebih berinisiatif bagaimana sih saya bisa bekerja lebih tepat dan akurat. Beban kerja yang lebih banyak membuat M11 lebih berinisiatif dan kreatif dalam bekerja. Pekerjaan yang banyak mendorong M11 belajar lebih banyak lagi untuk membantunya dalam menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik

d. Pegawai STIBA

Bekerja dilingkungan kerja baru setelah merger tidak membuat M13 pesimis. Pada saat peneliti menanyakan tentang dorongan dalam diri informan dalam bekerja setelah merger, M13 mengungkapkan : Nggak pernah menyerah.

Pokoknya apa pekerjaan yang baru, tapi kalau saya benar -benar nggak tau, saya juga tidak merasa malu. Setelah merger, M13 menghadapi situasi kerja yang berbeda dengan sebelumnya. Kondisi tersebut membuat M13 tetap berjuang dan tidak pernah menyerah. Mengerjakan setiap pekerjaan meskipun itu belum pernah dilakukan sebelumnya. Ketika suatu pekerjaan tidak bisa dikerjakan karena keterbatasan kemampuan, M13 tidak menyerah untuk tetap belajar.

Kondisi semangat kerja pegawai dari STIBA juga menunjukan hal positif. M12 mengungkapkan: Tambah semangat, dosen-dosen di STIBA dengan di sini tidak ada bedanya sih. Informan M12 menerangkan kondisi semangat kerjanya setelah merger semakin baik. Lingkungan kerja yang tidak berbeda jauh membuat semangat kerja tidak terganggu. Hal senada juga diutarakan informan M13 : Saya senang bekerja gitu lho. Jadi penilaian semangat kerjanya gimana gitu ya. Pokokya kita mulai 7:30 kan disini, karena disini ada senam pagi, jadi sebisa mungkin saya ikut. Terus jam 12 istirahat, jam 1 kerja lagi, jam 4 pulang, jadi gitu.

Sikap positif yang ditunjukan terhadap pekerjaan membuat M13 senang menjalani pekerjaanya. Perbedaan budaya dilingkungan kerja baru tidak menjadi kendala yang berarti. Jam kerja yang lebih awal dan aktivitas tambahan sebelum kerja tidak mengganggu semangat kerjanya. M13 menambahkan, selama ini penyesuaian ditempat kerja yang baru bisa dilalui tidak terlepas dari perlakuan yang baik serta kepercayaan yang diberikan pimpinan.

Berhubungan dengan inisiatif, kreatifitas dan rasa tanggung jawab sebagai pegawai, M12 mengutarakan :Disini memang harus disiplin ya. Apa yang ditugaskan ke saya, saya lakukan. M12 menilai bahwa kondisi lingkungan kerja setelah merger lebih disiplin. Jadi setiap pekerjaan yang merupakan pekerjaanya dikerjakan sebaik mungkin dan selesai tepat waktu.

4.3.2.2Pembahasan

Motivasi kerja adalah hal-hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia agar mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Siswanto, 2005). Motivasi kerja memberikan energi yang dapat menggerakan segala potensi yang ada didalam diri karyawan, menciptakan sesuatu keinginan yang tinggi serta meningkatkan kegairahan dalam bekerja menurut aturan dan ukuran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Hasibuan (1994), motivasi kerja adalah hal-hal yang dapat mendorong seseorang bekerja dengan giat sehingga dapat mencapai hasil kerja optimal sesuai dengan ukuran yang ditetapkan perusahaan. Sumidjo (1985), motivsi kerja adalah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik tiga hal berhubungan dengan motivasi kerja yaitu semangat kerja, dorongan dari dalam diri serta inisiatif dan kreatifitas kerja.

Berdasarkan hasil analisa data pada penelitian ini maka dapat ditarik beberapa hal menyangkut dampak merger FBS UKSW dan STIBA terhadap motivasi kerja dosen dan

pegawai. Hal pertama ialah dorongan dari dalam diri dosen dan pegawai dari STIBA serta pegawai FBS mengalami peningkatan. Hal berbeda dirasakan dosen dari FBS. Setelah merger, dorongan dari dalam diri dosen FBS untuk mencapai sesuatu tidak berubah. Kedua : semangat kerja dosen FBS serta dosen dan pegawai dari STIBA mengalami peningkatan. Berbeda dengan semangat kerja pegawai FBS, dimana mengalami gangguan. Ketiga : setelah merger, inisiatif dan kreatifitas kerja dosen dan pegawai mengalami peningkatan.

Secara umum, motivasi kerja dosen dan pegawai mengalami peningkatan setelah merger. Beberapa hal yang membuat situasi antara dosen dan pegawai berbeda. Hal pertama menyangkut faktor dorongan dari dalam diri dosen dan pegawai. Setelah merger dosen dan pegawai dari STIBA serta pegawai FBS mengalami peningkatan, sedangkan dosen FBS tidak berubah. Faktor yang membuat dorongan dari dalam diri pegawai FBS serta dosen dan pegawai dari STIBA mengalami peningkatan ialah kondisi lingkungan kerja serta kekuatan keuangan lembaga. Lingkungan kerja yang ramah dan bersahabat, cukup membantu proses penyesuaian diri para pegawai. Selain itu, beban kerja yang lebih banyak pasca merger membuat para pegawai lebih terdorong untuk bekerja. Faktor keuangan lembaga juga cukup mempengaruhi. Terutama dosen dari STIBA. Kondisi keuangan yang lebih baik dibanding saat masih STIBA membuat dosen dari STIBA lebih terdorong untuk bekerja. Faktor yang membuat dorongan dari dalam diri dosen dari

FBS tidak berubah ialah rasa optimisme akan merger ini. Pada awal proses merger sempat terjadi dinamika tetapi seiring berjalanya merger, dosen FBS bisa keluar dari kondisi tersebut dan kemudian beraktifitas seperti biasa.

Hal kedua yang membuat situasi dosen dan pegawai berbeda ialah perihal semangat kerja. Semangat kerja dosen FBS serta dosen dan pegawai dari STIBA mengalami peningkatan. Berbeda dengan pegawai FBS dimana mengalami gangguan semangat kerja. Faktor yang membuat semangat kerja meningkat ialah bertambahnya rekan kerja, kepercayaan akan suatu jabatan dan lingkungan kerja yang ramah dan kondusif. Hal yang membuat kurang semangat yaitu kurangnya komunikasi dan keterlibatan dalam proses merger.

Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat dinyatakan bahwa merger STIBA dan FBS UKSW memberikan pengaruh yang positif bagi motivasi kerja pegawai dan dosen. Setelah merger motivasi kerja dosen dan pegawai mengalami peningkatan. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan naveed dkk (2011). Pada penelitian Naveed dkk mengemukakan bahwa merger dapat membuat motivasi kerja karyawan menurun.

Dokumen terkait