• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Pelaksanaan Pendampingan Seni Musik di Rumah Singgah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Data Hasil Penelitian

2. Dampak Pelaksanaan Pendampingan Seni Musik di Rumah Singgah

Permasalahan anak jalanan merupakan bagian dari kemiskinan, untuk menangani masalah ini maka di perlukan suatu pemberdayaan bagi anak jalanan dan bertanggung jawab atas masalah ini oleh karena itu Rumah Singgah Hafara memberikan suatu pemberdayaan melalui pendampingan seni musik.

Hal ini menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara memiliki 4 dampak kecakapan yang dimiliki oleh anak jalanan setelah mengikuti kegiatan pendampingan seni musik, yaitu :

a. Kecakapan akademik, anak jalanan memperoleh manfaat dari kegiatan pendampingan tersebut, karena pada saat pendampingan diberikan materi dengan menggunakan tulisan yang tidak semua anak-anak dapat membaca dan menulis tetapi dengan seperti ini anak jalanan mampu berusaha untuk dapat bisa membaca. Hal ini diungkapkan oleh “NK” pendamping khusus:

“…Anak-anak kan memang sudah sekolah tetapi masih ada yang belum bisa membaca lalu saya berikan note atau tulisan lirik sehingga mereka mau tidak mau harus membaca dan untungnya mereka tidak males dan berusaha untuk bisa dan belajar jadi kan ini membantu dalam pendidikannya di sekolah.”

b. Kecakapan personal, anak jalanan yang memiliki pola berfikir yang lebih baik untuk masa depannya oleh karena itu tidak selamanya mereka berada di jalanan, sehingga dengan kegiatan pendampingan seni musik dapat memberikan perbedaan sikap dan mental anak jalanan. Seperti yang dikatakan “AR” selaku pendamping:

“…Setelah mengikuti pendampingan seni musik ini dari segi psikologis anak jalanan mengalami perubahan yang jauh lebih baik, ada anak yang sangat sulit untuk diatur tapi melalui kegiatan pendampingan ini sedikit demi sedikit kami juga memberikan pengajaran sehingga ya seiring berjalannya waktu ada kesadaran dalam diri anak-anak.”

“…Kegiatan pendampingan seni musik ini menjadi salah satu motivasi bagi anak-anak, karena tau sendiri mereka awalnya tinggal di jalanan yang bebas dan tidak ada atur namun saat ini antusias mereka sangat baik dengan kegiatan pemberdayaan yang kami berikan.”

c. Kecakapan sosial, perubahan sudut pandang pemikiran masyarakat mengenai anak jalanan yang awalnya semua anak jalanan dianggap negatif atau berpengaruh buruk bagi lingkungan sekitar, karena masyarakat menilai anak jalanan dalam proses kegiatan pendampingan di Rumah Singgah Hafara di ajarkan untuk dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar maupun tamu yang datang ke Rumah Singgah, proses pendampingan tersebut dapat mengubah pemikiran masyarakat yang negatif akan anak jalanan kini anak-anak tersebut mampu menjadi seorang yang lebih baik. Seperti diungkapkan oleh “YT” selaku pimpinan:

“…anak-anak gampang untuk dapat bersosialisasi apalagi dengan orang-orang baru yang datang ke hafara untuk mengenal mereka, jadi anak-anak mudah untuk di ajari bahwa mereka harus bersikap baik dengan siapapun.”

Hal serupa juga diungkapkan oleh “AR” selaku pendamping:

“…Masyarakat disini sejauh ini tanggapannya baik, dengan adanya pendampingan musik juga mereka tidak merasa terganggu bahkan ada beberapa anak kalau libur tinggal di rumah masyarakat sekitar, itu artinya ada tanggapan baik dari keduanya dan anak juga mampu bersosialisasi.”

d. Kecakapan vokasional, bidang pekerjaan yang lebih memerlukan ketrampilan motoriknya. Kecakapan vokasional tersebut di dapatkan oleh anak jalanan ketika mereka berada di jalanan sehingga mereka memiliki bakat dalam bermain musik sehingga pada pemberdayaan dalam

pendampingan seni musik mereka dapat mengembangkan bakat serta potensi yang dimilikinya. Seperti yang di ungkapkan “YT” selaku pengelola :

“…Anak-anak itu tangannya sudah usil dengan alat musik, karena kalau dengan alat-alat musik mereka sudah biasa dan berusaha memainkannya sehingga dengan alat-alat sederhana yang ada mereka dapat memainkan alat musik tersebut menjadi sebuah irama yang bagus.”

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendampingan Seni Musik di Rumah Singgah Hafara

Dalam Pelaksanaan kegiatan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara terdapat faktor pendukung dan penghambatnya.Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan pendampingan seni musik. Beberapa faktor pendukung diantaranya adalah: a. Semangat dari anak jalanan untuk mengikuti pendampingan.Anak jalanan

sendiri memiliki semangat yang tinggi untuk mengikuti pendampingan seni musik, karena selama dijalanan anak-anak terbiasa bermain dengan musik sehingga saat mereka diberikan pendampingan di Rumah Singgah Hafara antusias anak-anak sangat tinggi dan dapat tercipta suasana kegiatan pendampingan yang kondusif.

b. Adanya motivasi dari pendamping dan relawan. Motivasi kepada anak jalanan yang awalnya mereka hidup dengan bebas di jalanan kini anak- anak tersebut harus hidup dengan lebih baik dengan dan mandiri melalui kegiatan pendampingan seni musik agar anak-anak tidak ada pemikiran

c. Adanya pendamping yang menguasai seni musik. Dengan adanya pendamping tersebut dapat membantu proses pelaksanaan pendampingan seni musik sehingga anak jalanan dapat belajar dengan serius dengan irama yang diajarkan sesuai materi.

d. Adanya tempat permanen untuk kegiatan pendampingan. Rumah Singgah Hafara telah memberikan tempat yang permanen guna kegiatan pendampingan seni musik sehingga jika anak-anak akan berlatih alat-alat sudah tersedia dan jika mereka tampil untuk acara yang diselenggarakan dari luar telah memiliki tempat.

Seperti yang diungkapkan “Ds” bahwa :

“…Faktor pendukung pendampingan seni musik itu yang paling penting adalah semangat dari anak-anaknya, lalu motivasi dari para pendamping dan adanya pendamping yang memang ahli di bidang seni musik jadi mereka main musiknya lebih berirama.”

Demikian juga diungkapkan “Ar” bahwa :

“…Kalau faktor pendorongnya itu tempat untuk mereka latihan sudah ada dan permanen, pendampingnya sudah ada yang khusus di bidang seni musik jadi benar-benar diajarkan dengan materinya jadi tidak seperti dulu hanya relawan yang bisa main musik saja dan semangat dari diri anak-anak sendiri untuk dapat mengikuti pendampingan seni musik ini.”

Hal ini diperkuat oleh “Hb” bahwa :

“…Selama saya menjadi relwan disini faktor utama pendukung terlaksananya pendampingan seni musik itu adalah memberi mereka semangat dan memberi motivasi kepada anak-anak karena kan mereka dari jalanan dengan lingkungan yang bebas jadi kita selalu beri semangat biar dalam pendampingan dapat berjalan dengan lancar.” Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara memiliki faktor pendukung,

faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan adalah respon baik dari anak jalanan dan antusias mereka dalam mengikuti proses pendampingan seni musik.

Adapun faktor penghambat dalam kegiatan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara adalah :

a. Fasilitas yang kurang maksimal. Fasilitas dalam pendampingan perlu diperbarui dan di perbaiki karena masih minimnya alat-alat yang digunakan dalam sehingga anak jalanan selama proses kegiatan pendampingan menemui hambatan, seperti kerusakan pada angklung dan stik drum. Fasilitas yang digunakan adalah pinjaman bukan milik Rumah Singgah Hafara.

b. Karakter anak yang beragam. Anak jalanan termasuk anak yang berkebutuhan khusus dengan latar belakang yang berbeda-beda sehingga harus di perhatikan dan membutuhkan bantuan pengelola, pendamping dan relawan agar anak jalanan dapat di atur dan diajarkan untuk hidup mandiri.

c. Pendanaan yang masih terbatas. Dalam setiap program yang ada di Rumah Singgah Hafara membutuhkan dana yang tidak sedikit, sumber dana yang diberikan oleh pemerintah di terima masih minim dan hanya cukup untuk kebutuhan sekunder saja sehingga alat-alat untuk pendampingan seni musik belum dapat terpenuhi.

Seperti yang diungkapkan oleh “Ds” bahwa :

“…Faktor penghambat dalam pendampingan itu ya fasilitasnya seperti alat-alatnya itu kan harus di benahi, stik drum juga cepet patah,

Demikian diungkapkan oleh “Hb” bahwa :

“…Faktor hambatannya itu tentang pendanaan yang memang sudah ada dari pemerintah dan donator tetapi bantuan tersebut baru untuk pendidikan dan kebutuhan sekunder saja, jadi kalau fasilitas yang seadanya itu kan menjadi ciri khas tetapi beberapa masih pinjam.” Hal ini diperkuat oleh “Ar” bahwa :

“…Faktor penghambatnya adalah anak-anaknya itu ngeyel sekali dan sulit untuk diatur, karena dengan latar belkang yang berbeda-beda jadi kita harus ekstra untuk menjaga dan memperhatikan mereka, contohnya pada saat latihan musik harusnya lagu sudah berhenti tapi mereka masih saja asik bermain alat-alat sederhana itu seperti gallon, drem air dan botol bekas dan sumber pendanaan yang masih terbatas.”

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menjalankan kegiatan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara terdapat faktor penghambat, faktor penghambat tersebut perlu untuk diperbaiki agar dalam memberikan ketrampilan kepada anak jalanan dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan dan anak-anak dapat mengikuti proses pendampingan dengan baik. C. Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian yang peneliti dapatkan, baik dari data hasil wawancara terhadap subyek penelitian dan dari pengamatan yang peneliti lakukan serta dokumentasi yang peneliti dapatkan, maka peneliti akan melakukan pembahasan mengenai “Pemberdayaan anak jalanan melalui Pendampingan Musik di Rumah Singgah Hafara Yogyakarta”. Pembahasan dilakukan berdasarkan pernyataan dari rumusan masalah yang telah ditetapkan. Adapun beberapa aspek yang akan dijadikan pembahasan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Pelaksanaan Pendampingan Seni Musik bagi Anak Jalanan di Rumah Singgah Hafara Yogyakarta

Menurut Sugihartono (2007: 80) terdapat beberapa komponen yang digunakan untuk memperlanjar proses pembelajaran. Komponen tersebut antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, subjek belajar (anak jalanan), strategi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi dan tindak lanjut serta komponen penunjang.

Pendampingan sangat menentukan keberhasilan program penanganan anak jalanan. Pengertian pendampingan menurut Totok S. Wirya Saputra (2006:57) bahwa pendampingan adalah proses perjumpaan pertolongan antara pendamping dan orang yang didampingi. Dalam proses pendampingan akan memunculkan interaksi yang dapat memunculkan gagasan maupun jalan keluar ketika menghadapi masalah. Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Singgah Hafara, pendampingan yang dilakukan untuk anak jalanan yaitu dengan melakukan pendampingan seni musik. Dalam pelaksanaan pendampingan sudah terlihat interaksi antara pendamping dan anak jalanan, hal itu dapat di amati dari suasana yang terbangun saat pelaksanaan pendampingan.

Menurut J. Babari dan Onny S. Prijono (1996: 72) mengatakan bahwa Pemberdayaan di artikan pula sebagai proses belajar yang merupakan usaha terencana dan sistematis yang dilaksanakan secara berkesinambungan baik bagi individu maupun kolektif, guna mengembangkan daya (potensi) dan

kemampuan yang terdapat dalam diri individu dan kelompok masyarakat sehingga mampu melakukan transformasi sosial.

Kegiatan pendampingan seni musik merupakan salah satu bentuk kegiatan yang di berikan oleh Rumah Singgah Hafara bagi anak jalanan dalam upaya memberdayakan anak jalanan dengan harapan anak-anak tersebut memilki skill atau mengembangkan bakat musiknya karena sebelum mereka berada di Rumah Singgah Hafara anak jalanan telah belajar bermusik ketika hidup di jalanan. Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh Rumah Singgah Hafara sejauh ini sudah terlaksana dengan baik, hal ini tidak terlepas kekompakkan dari pendamping dan relawan mahasiswa untuk memperjuangkan nasib anak jalanan dan memberikan mereka motivasi serta perhatian lebih agar anak jalanan dapat memperoleh masa depan yang lebih baik.

Menurut Adi (2003: 250-258) kegiatan pendampingan memiliki beberapa tahapan, yaitu : Tahap persiapan, Tahap Assesment, Tahap Pemformulasi Alternatif Program atau Kegiatan, Tahap Pelaksanaan (imolementasi) Program atau Kegiatan, Tahap evaluasi dan Tahap terminasi.

Upaya pemberdayaan anak jalanan, Menurut Bagong dan Sri (2002:41) di bagi menjadi 3 kelompok yaitu :Children on the streetadalah anak-anak yang memiliki kegiatan ekonomi di jalanan akan tetapi masih memiliki hubungan dengan keluarga. Children of the street adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh sebagian waktunya di jalanan dan tidak memiliki hubungan dengan keluarganya.dan Children from the families of the streetadalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga

yang hidup atau tinggalnya di jalanan. Dari hasil penelitian di Rumah Singgah Hafara anak jalanan termasuk dalam kategori Children on the street karena mereka masih memiliki keluarga akan tetapi hidup mereka berada di jalanan bersama dengan orang tuanya. Sehingga dengan adanya Rumah Singgah tersebut anak jalanan dapat diberdayakan melalui pendampingan seni musik.

Dari hasil penelitian terdapat beberapa tahapan didalamnya, yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap Persiapan adalah suatu kegiatan yang akan dipersiapkan sebelum melakukan sebuah kegiatan tanpa persiapan, kegiatan tidak akan terlaksanakan dengan baik atau pun susah untuk dilaksanakan sebaliknya jika kita persiapan,maka kegiatan itu akan terlaksana dengan baik, hasil dari persiapan adalah sebuah kegiatan yang memuaskan.

Dalam pelaksanaan terdapat beberapa komponen pendampingan yaitu tujuan pendampingan. Tujuan kegiatan pendampingan adalah memiliki tujuan yang terarah agar pendampingan tersebut berjalan dengan lancar. Menurut Juni Thamrin (1996:89) Banyak cara melakukan pendampingan dan salah satunya melalui kunjungan lapangan. Tujuan kunjungan ke lapangan ini adalah membina hubungan kedekatan dengan anak-anak, kedekatan yang dihasilkan akan semakin menumbuhkan kepercayaan anak bahwa kita sungguh menjadi sahabat, kakak sekaligus orang tua. Tujuan merupakan akhir dari setiap kegiatan. Sugihartono berpendapat bahwa tujuan merupakan sebuah keluaran (output) yang dapat dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil

mengupayakan untuk dapat menyampaikan tujuan dari kegiatan yang diberikan. Dari hasil penelitian di Rumah Singgah Hafara memiliki beberapa relawan yang membantu dalam pendampingan yang sebelumnya mereka melakukan kunjungan lapangan untuk melihat bagaimana suatu proses pendampingan.

Materi yang disampaikan berkaitan dengan alat musik yang harus dengan menggunakan catatan atau huruf note namun anak-anak yang menggunakan alat musik seadanya tidak di berikan materi tetapi mengikuti irama dari alat musik yang baku. Jenis-jenis alat musik yang ada di Rumah Singgah Hafara adalah : angklung, saron, gallon dan barang-barang bekas. Pendamping selalu berusaha untuk dapat berinteraksi baik dan akrab dengan anak jalanan agar materi yang disampaikan mudah untuk diterima sehingga pada proses pendampingan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai tujuan. Sehingga yang diharapkan anak jalanan dapat berperan aktif dalam suatu pendampingan.

Penerapan strategi pendampingan dengan menggunakan model-model pendampingan yang tepat. Dalam penerapan strategi pendampingan pendamping perlu memilih model-model pendampingan yang tepat, metode dan teknik-teknik untuk menunjang pelaksanaan metode dalam memberikan proses pendampingan. Pemilihan strategi tersebut sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam proses pendampingan seni music agar anak jalanan tidak merasa jenuh.

Media adalah alat yang digunakan untuk menunjang keberhasilan suatu pendampingan seni musik adalah gamelan, angklung, gallon, drem ember

untuk air dan alat-alat sederhana yang dapat digunakan untuk proses kegiatan pendampingan seni musik. Dengan adanya alat-alat yang diberikan oleh Rumah Singgah Hafara dapat dikatakan representative untuk berlatih anak- anak jalanan akan tetapi jika media tersebut diperbarui maka kegiatan pendampingan dapat berjalan dengan baik tanpa harus memperbaiki alat musik yang mengalami kerusakan dan menghasilkan irama atau alunan musik secara maksimal.

Metode merupakan cara yang digunakan oleh pendamping dalam menyampaikan materi kepada anak jalanan sehingga diperoleh hasil yang optimal. Metode yang digunakan dalam pendampingan seni musik ini adalah ceramah dan praktek akan tetapi ceramah/pemberian materi lebih sedikit dari prakteknya, karena anak jalanan kurang dapat memperhatikan materi apa yang di sampaikan oleh pendamping dan anak-anak lebih senang dengan mempraktekkan kegiatan pendampingan seni musik agar lebih mudah untuk di terapkan. Di dalam metode pendampingan seni musik para pendamping dan relawan dapat memberikan sebuah permainan yang menarik anak jalanan sembari pendamping mengajarkan materi yang harus disampaikan ke mereka, agar tidak ada kejenuhan dan seolah-olah hanya bermain tanpa interaksi yang terbatas antara tutor dan peserta didik, akan tetapi metode seperti ini belum dapat diterapkan.

Proses pendampingan seni musik dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu yaitu pada hari senin, kamis dan jumat ketika sore hari saat anak

pendampingan seni musik ini diikuti 12 orang anak jalanan yang aktif dan berlatih, anak-anak inilah yang diminta untuk tampil dalam suatu acara kegiatan di Rumah Singgah Hafara atau ditempat lain yang orang lain menghendaki agar anak jalanan dapat menampilkan skill yang dimiliki. Anak-anak tersebut memiliki kemampuan dalam bermain alat musik yang berbeda-beda, sehingga anak-anak jalanan tersebut diberikan materi mengenai cara menggunakan alat musik sesuai dengan irama, seperti gamelan dan angklung.

Proses pendampingan seni musik dapat berlangsung suasana yang senang, akrab dan nyaman antara anak jalanan dengan teman-temannya serta anak jalanan dengan para pendamping dan relawan mahasiswa yang membantu. Para pendamping menciptakan suasana yang menyenangkan agar anak-anak jalanan dapat mengikuti proses pendampingan dengan baik karena anak jalanan lebih senang bermain musik yang telah menjadi hobinya. Pada saat melaksanakan kegiatan pendampingan musik anak-anak mempersiapkan alat- alat yang akan digunakan dalam latihan sendiri karena anak jalanan sudah dibiasakan untuk dapat mendiri, jadi para pendamping dan relawan tidak perlu mempersiapkan alat-alat dan fasilitas yang dibutuhkan anak jalanan.

Peran pendampingan oleh seorang pendamping adalah seseorang yang memiliki bakat dan kemampuan serta kemauan dalam melakukan pendampingan, karena dalam melakukan kegiatan pendampingan bertujuan untuk mengubah perilaku yang bermasalah dari berbagai latar belakang pemikiran, budaya dan ekonomi serta politik pada setiap individu.Peran

pendamping tersebut yang menentukan keberhasilan suatu program pemberdayaan khususnya kegiatan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara.

Menurut Depsos (2007:13) dalam penanganan anak, peranan pendamping sangatlah dibutuhkan. Adapun berbagai peranan yang dapat ditampilkan oleh para pendamping antara lain : Pembela (advocator), Mediator (mediator), Pemungkin (enaber), Pemberi motivasi (motivator). Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Singgah Hafara, pendamping berperan juga sebagai pengajar yaitu dengan memberikan materi yang dibutuhkan anak jalanan dalam proses kegiatan pendampingan seni musik, selain memberikan materi yang dapat anak jalanan pelajari para pendamping dan relawan juga mengajarkan tentang sopan santun dan norma dalam bersosialisasi dengan lingkungan. Selain itu pendamping juga memberikan pengalamannya serta bertukar pengetahuan dengan anak jalanan dan dapat menyampaikan informasi serta memberikan beberapa tugas kepada anak jalanan agar diluar kegiatan pendampingan mereka dapat berlatih sendiri.

Dengan adanya pendamping yang aktiv dan dapat memberikan masukan yang positive bagi anak jalanan yang nantinya dapat memotivasi kepada anak jalanan agar mereka menjadi lebih baik lagi dan para pendamping serta relawan juga membantu anak-anak jalanan yang memiliki masalah agar tidak menganggu dalam proses kegiatan pendampingan seni musik sehingga dengan maksimal mereka dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya

melalui pendampingan yang diberikan oleh Rumah Singgah Hafara dan anak jalanan tidak kembali ke jalanan.

Interaksi antara pendamping, relawan dan anak jalanan terjalin dengan akrab, sangat baik dan terbuka dalam berkomunikasi sehingga memudahkan dalam proses pendampingan seni musik. Dengan berbgai macam karakter anak jalanan yang tidak membedakan satu dengan yang lain dan terjalin interaksi yang baik antara pendamping, relawan dan anak jalanan hal tersebut sangat membantu saat mereka harus bersosialisasi dengan orang lain karena ketika adanya kegiatan pendampingan anak jalanan diajarkan untuk dapat berinteraksi baik dengan siapapun.

Tindak lanjut dalam pendampingan seni musik bagi anak jalanan di Rumah Sunggah Hafara dilakukan dengan melihat hasil evaluasi oleh pembina dan pendamping pada saat proses kegiatan pendampingan. Pendampingan seni musik tersebut diberikan sesuai dengan hobi dan bakat anak jalanan, menurut pengamatan pendamping dan relawan anak jalanan dalam mengikuti proses pendampingan memberikan suatu perubahan yang lebih baik dalam bersikap dan berperilaku. Dengan orientasi pendampingan seni musik tersebut dapat mengembangkan potensi yang telah ada pada anak jalanan sehingga dengan kegiatan pendampingan tersebut dapat membantu anak jalanan lebih professional dan berkualitas dalam bermain musik.

Kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai dari pendampingan seni musik dan yang dilakukan di Rumah Singgah Hafara adalah dengan secara langsung atau pada saat prosesberlansungnya kegiatan

pendampingan seni musik bagi anak jalanan, yaitu pembina, pengelola dan pendamping saling berkomunikasi dan mengamati proses kegiatan pendampingan tersebut sehingga dapat dievaluasi kekurangan anak jalanan dalam bermusik dan bagaimana perkemabngan anak jalanan selama mengikuti pendampingan seni musik yang diberikan oleh Rumah Singgah Hafara.

Pendampingan anak jalanan yang dilakukan oleh Rumah Singgah Hafara sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan karena dengan pendampingan seni musik ini anak jalanan sudah berdaya dengan bakat dan potensi yang telah mereka miliki.Tujuan utama pendampingan yaitu meningkatkan motivasi, kemampuan dan perantara anak jalanan dalam mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan anggotanya.Sedangkan pendampingan secara khusus adalah meningkatkan meningkatkan kemampuan anggota dalam menemukan permasalahan, potensi dan sumber daya yang ada dilingkungannya,

Dokumen terkait