• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Polusi yang disebabkan oleh industr

Dalam dokumen Prosiding Full 2013.compressed (Revisian) (Halaman 97-102)

memiliki banyak industri tidak terlepas dari but. Sebanyak 87% masyarakat yang ada d ah sekitar industri merasakan dampak polusi ud . Sedangkan sebanyak 13% masyarakat tidak m bulkan oleh industri terhadap lingkungan sek 53%

Ada

Tidak ada

67% 33%

n Kota Semarang hampir pat sampah.

stri dalam berpartisipasi bahwa hampir seluruh berpartisipasi menjaga rogram dari pemerintah k 93% masyarakat tidak sekitar

i berupa:

edulian industri dalam kok yang telah memiliki an terhadap masyarakat ang menjadi responden ipasi menjaga kualitas

tas lingkungan

ersentase (%)

banyak terjadi sehingga dara seringkali menjadi ai pencetus pencemaran bermotor sebagai sarana

ari dampak polusi yang a di Kabupaten Kudus udara yang ditimbulkan merasakan ada dampak sekitar. Sebanyak 72%

Ada Tidak ada

masyarakat yang merasakan ada kualitas udara yang dirasakan m masyarakat menganggap kualitas kondisinya udaranya sudah buruk Kualitas Air

Kualitas fisik air minum yan kondisinya tidak berwarna dan b untuk konsumsi dengan kondisi f dengan kondisi fisik berbusa. Pali sumber pencemaran dengan jara terdapat sumber pencemaran den ada di Kabupaten Kudus tidak te di rumah yang paling banyak dig 76%. Paling sedikit sarana yang d sebesar 7%. Sebanyak 17% m penampungan air di rumah dengan

Masyarakat di sekitar indus sumur. Sumur warga sebagian be air masyarakat mengolahnya ter diminum sebanyak 83%. Paling s pada air sebelum di konsumsi. sumber air yang tidak tercemar da rumah tangga yang ada pada mas sungai/got yaitu sebanyak 93%. S penampungan (langsung di tanah tempat penampungan tertutup di p

Gambar 3. J

Tingginya aktivitas ekon udara, tetapi juga pencemaran ai limbah akan sangat mudah tercem industri sebanyak 50% disekitar s 10 meter dari sumber air. Sebanya pencemaran seperti air limbah d sekitar sumber air dengan jarak Semarang terdapat sumber pencem sumber air yang ada di Kabupaten

Kabupaten Kudus 21% 50% 29% 5 meter > 10 mete Tidak ada

danya dampak polusi yang ditimbulkan dari memiliki kondisi udara sedang(biasa). Sedan itas udara yang ada di daerah sekitar industri

uk.

yang sering dikonsumsi masyarakat Kabupaten berbau sebanyak 86%. Sebanyak 7% masyara si fisik keruh dan 7% masyarakat menggunaka

aling banyak 50% di sekitar sumber air di Kabu arak lebih dari 10 meter. Paling sedikit 21%

engan jarak kurang dari 10 meter. Sebanyak 2 terdapat sumber pencemaran. Jenis sarana tem

digunakan oleh masyarakat Kabupaten Kudus g digunaknan oleh masyarakat Kabupaten Kudu

masyarakat di Kabupaten Kudus menggun gan jenis ember atau sejenisnya.

dustri kertas di Kabupaten Kudus sumber air ya besar sudah tercemar dari pabrik kertas. Sehin terlebih dahulu. Paling banyak masyarakat m g sedikit masyarakat di Kabupaten Kudus harus si. Sebanyak 13% masyarakat langsung meng r dari industri yang tempatnya jauh dari sumber

asyarakat di Kabupaten Kudus paling banyak . Sebanyak 3% masyarakat di Kabupaten Kudu nah). Sebanyak 3% masyarakat di Kabupaten di pekarang.

3. Jarak Sumber Pencemaran terhadap Sumber Air

onomi suatu daerah tidak hanya dapat meni air. Terutama sumber air yang dekat dengan cemar. Kabupaten Kudus sebagai salah satu te r sumber air masyarakat terdapat sumber pence nyak 29% sumber air yang dimiliki masyarakat dan sebanyak 21% masyarakat memiliki su rak 5 meter. Sebanyak 33% sumber air yan cemaran dengan jarak lebih dari 10 meter. Seda ten Semarang terdapat sumber pencemaran den

Kabupaten Semarang 20% 33% 47% 10 meter > 10 me Tidak ada 21% 50% meter 10 meter idak ada ri industri menganggap dangkan sebanyak 28% tri di Kabupaten Kudus

ten Kudus paling banyak arakat menggunakan air kan air untuk konsumsi abupaten Kudus terdapat % sumber air di kudus k 29% sumber air yang tempat penampungan air us adalah bak sebanyak udus adalah drum bekas gunakan sarana tempat r yang digunakan adalah hingga dalam konsumsi t memasak air sebelum rus member bahan kimia engkonsumsi air karena ber pencemaran. Limbah ak langsung di buang ke udus tidak menggunakan en Kudus menggunakan

nimbulkan pencemaran an tempat pembuangan u tempat pengembangan cemaran dengan jarak > at tidak terdapat sumber sumber pencemaran di yang ada di Kabupaten edangkan sebanyak 20%

engan jarak 10 meter. > 10 meter

Uji Kualitas Air

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yang didalamnya memuat baku mutu air tawar yang dibedakan dalam empat kelas. Juga telah ditetapkan baku mutu air laut melalui Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Pada baku mutu air tersebut, tercakup semua parameter yang digunakan dalam baku mutu air limbah, termasuk BOD dan COD, ditambah parameter-parameter kualitas air lainnya, termasuk parameter biologi dan radio nuklida. Nilai BOD dan COD suatu perairan masih normal atau memenuhi baku mutu, belum dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pencemaran, bila parameter kunci lainnya tidak diketahui. Jika parameter lainnya telah meningkat dan melebihi baku mutu, maka berarti ada indikasi pencemaran di perairan. Hal ini dapat terjadi karena bila terdapat bahan-bahan toksik (beracun) di perairan, logam berat misalnya (Mays, 1996; APHA, 1989), nilai BOD bisa jadi rendah atau masih memenuhi baku mutu, pada hal dalam air atau perairan tersebut terkandung bahan beracun atau air telah tercemar. menurut Menurut Metcalf & Eddy (1991) karena beberapa alasan, terutama dalam hubungannya dengan pengolahan air limbah, yaitu:

1. BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan diperlukan untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi;

2. untuk mengetahui ukuran fasilitas unit pengolahan limbah;

3. untuk mengukur efisiensi suatu proses perlakuan dalam pengolahan limbah; dan

4. untuk mengetahui kesesuaiannya dengan batasan yang diperbolehkan bagi pembuangan air limbah.

Tabel 3. Pegujian Air di Dinas Kesehatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Semarang

No. Parameter yang Diperiksa Hasil Kabupaten Semarang Hasil Kabupaten Kudus Kadar Max Di Perbolehkan Satuan 1 pH 7 7 6 s/d 9 mg/L 2 TSS 0,24 0,1 50 mg/L 3 BOD 54,2 19,6 60 mg/L 4 COD 600 480 150 mg/L

Sumber: Data Primer, diolah dengan melakukan pegujian di Dinas Kesehatan UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Semarang

KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan sementara penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar masyarakat tidak terganggu dengan penurunan kualitas lingkungan terutama kualitas udara sehingga penggunaan kenderaan bermotor jusru semakin meningkat.

2. Rendahnya kepedulian masyarakat dalam mengelola lingkungan sekitar tempat tinggal terutama bagi masyarakat yang terkena dampak langsung dari ada kegiatan atau aktivitas ekonomi.

3. Hasil uji laboratorium menunjukkan kondisi air sangat tercemar dengan dugaan adanya beberapa industri yang membuang limbah ke sungai

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Beberapa Edisi. Provinsi Jawa Tengah

Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah, 2001. Penataan Ruang Dan Penetapan Kawasan Prioritas Dalam Mendukung Keterpaduan Program Pengembangan Kimpraswil

Fairhead, James. 2000. Development Discourse and Its Subversion: Desivilisation, Depoliticisation and Dipossesion In West Africa. Dalam Alberto Arced an Norman Long (eds), Anthropology, Development and Modernities: Exploring Discourses, Counter-Tendencies and Violences. London dan New York: Routledge. 100-111

Ferguson, J. 1990. The Anti Politics Machine: Development, De-Politicisation and Bureaucratis Power in Lesotho. Cambridge: University Press.

Gasper, Des dan Raymond Apthorpe. 1996. Introduction Discourse Analysis and Policy Discourse. Dalam R. Apthorpe dan Des Gasper (eds). Arguing Development Policy: Farmes and Discorses. London: Frank Cass

Gupta, Akhil dan James Ferguson. 1997. Culture, Power, Place: Ethnography at The End Of An Era:. Dalam A. Gupta dan J ferguson (eds). Culture, Power, Place: Exploration in Critical Anthropology. Durham dan London: Duke University Press 1-29

Hobart, Mark. 1995. Black Umbrellas: The Implication Of Mass Media in Development, EIDOS Workshop on Globalization and Decivilisation. Agricultural University of Wageningen, Unpublished Paper.

Iwan Nugroho dan Rokhmin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah: Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Penerbit Pustaka LP3ES Jakarta. 381p.

Mays, L.W., (1996), Water resources handbook, McGraw-Hill, New York. p: 8.27-8.28.

Metcalf dan Eddy, 1991. Waste Water Engineering. Mc Graw Hill International Edition Civil Engineering Series. New York.

PENINGKATAN EKONOMI KREATIF MASYARAKAT LERENG MERAPI MELALUI

Dalam dokumen Prosiding Full 2013.compressed (Revisian) (Halaman 97-102)