• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT

PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA

DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT

Rasa saling percaya dan harmoni antarkelompok dan golongan masyarakat merupakan faktor yang penting untuk menciptakan rasa aman dan damai. Peristiwa pertikaian dan konflik antargolongan dan kelompok yang mewarnai perpolitikan Tanah Air merupakan pertanda rendahnya saling percaya dan tiadanya harmoni di dalam masyarakat. Oleh karena itu, agar terciptanya rasa aman dan damai secara berkelanjutan, rasa saling percaya dan harmoni antarkelompok harus terus dipelihara dan dibangun, serta pertikaian dan konflik tersebut perlu untuk ditangani dan diselesaikan segera.

A. PERMASALAHAN

Persoalan kesenjangan sosial dan ekonomi yang masih belum teratasi. Kesenjangan multidimensi memiliki potensi untuk semakin memecah-belah masyarakat ke dalam kelompok- kelompok secara tidak sehat. Hal ini dapat merenggangkan hubungan antarmasyarakat dan menimbulkan rasa ketidakadilan, yang pada gilirannya dapat menjadi awal dari terjadinya disintegrasi nasional.

Rekonsiliasi nasional yang masih belum efektif. Konflik sosial dan politik di masa lampau berpotensi muncul kembali ke permukaan apabila tidak dilakukan penyelesaian secara menyeluruh melalui cara-cara yang tepat. Agar proses konsolidasi demokrasi berjalan dengan efektif, bangsa Indonesia perlu melakukan rekonsiliasi nasional yang lebih adil dan menyeluruh untuk menyelesaikan konflik-konflik masa lalu tersebut.

Peran pemerintah sebagai fasilitator dan mediator dalam penyelesaian konflik belum efektif. Pemerintah belum memiliki kapasitas dan profesional untuk merespon konflik, belum transparan serta belum melibatkan partisipasi masyarakat dalam menentukan kebijakan publik yang akan diterapkan di daerah tertentu. Kurangnya koordinasi dan rendahnya saling percaya antar lembaga pemerintah serta antar pemerintah dan masyarakat sipil dalam menciptakan situasi damai menyebabkan kurang efektifnya penyelesaian konflik.

Kebijakan komunikasi dan informasi nasional belum optimal. Intervensi kebijakan yang terlalu besar dalam diseminasi informasi, seperti kebijakan sensor yang berlebihan dan informasi sepihak dapat berakibat kontraproduktif dalam pemeliharaan serta saling percaya dan harmoni masyarakat. Kebijakan yang lebih memperbesar akses masyarakat luas terhadap proses perumusan kebijakan publik, sekaligus memperkecil kesenjangan informasi antar kelompok-kelompok masyarakat akan sangat menentukan peningkatan saling pengertian antar berbagai kelompok yang ada.

B. SASARAN

Sasaran dari Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat adalah:

1. Menurunnya ketegangan dan ancaman konflik antarkelompok masyarakat atau antargolongan di daerah-daerah rawan konflik;

2. Terpeliharanya situasi aman dan damai; serta

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik dan penyelesaian persoalan sosial kemasyarakatan.

C. ARAH KEBIJAKAN

Arah kebijakan dari Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat adalah:

1. Memberdayakan organisasi-organisasi kemasyarakatan, sosial keagamaan, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam mencegah dan mengoreksi ketidakadilan, diskriminasi dan ketimpangan sosial, sebagai bagian penting dari upaya membangun masyarakat sipil yang kokoh; 2. Mendorong secara konsisten proses rekonsiliasi nasional yang berkelanjutan;

3. Memantapkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan atau mediator yang kredibel dan adil dalam menjaga dan memelihara keamanan, perdamaian dan harmoni dalam masyarakat; serta 4. Menerapkan kebijakan komunikasi dan informasi nasional sesuai dengan asas-asas keterbukaan

dan pemerataan akses informasi.

D. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN

Arah kebijakan dalam Peningkatan Rasa Saling Percaya dan Harmonisasi Antarkelompok Masyarakat dijabarkan dalam program-program pembangunan sebagai berikut:

1. PROGRAM PEMULIHAN WILAYAH PASCA KONFLIK

Program ini bertujuan untuk membangun kembali infrastruktur sosial politik, serta memulihkan kondisi mental masyarakat di daerah-daerah yang pernah dilanda konflik.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain adalah:

1. Rehabilitasi sarana dan prasarana sosial kemasyarakatan dan perekonomian yang rusak akibat konflik;

2. Fasilitasi upaya-upaya penguatan institusi kemasyarakatan sebagai wadah solusi konflik dan peningkatan rasa saling percaya dan harmonisasi antarkelompok masyarakat; serta

3. Fasilitasi upaya intensifikasi pemulihan trauma mental masyarakat akibat konflik. 2. PROGRAM PENINGKATAN KOMITMEN PERSATUAN DAN KESATUAN NASIONAL

Program ini bertujuan untuk menyepakati kembali makna penting persatuan nasional dalam konstelasi kehidupan kebangsaan yang dinamis dan menciptakan harmonisasi hubungan antarunit sosial kemasyarakatan.

Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain adalah:

1. Fasilitasi berbagai forum kemasyarakatan dalam mengembangkan wacana-wacana sosial politik untuk meningkatkan pemahaman pentingnya persatuan bangsa;

2. Fasilitasi terlaksananya pendidikan politik masyarakat yang berkualitas bersama pihak terkait agar masyarakat dapat memahami dan mengimplementasikan hak dan kewajiban sesuai Undang- Undang Dasar 1945;

3. Perbaikan akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi dan sosial; 4. Fasilitasi proses rekonsiliasi nasional;

5. Fasilitasi terlaksananya komunikasi, informasi dan edukasi budaya demokrasi, anti KKN, HAM dan Etika Politik;

6. Pengembangan dan implementasi berbagai wujud ikatan kebangsaan; serta

7. Pengembangan penanganan konflik yang mengutamakan harmoni sosial melalui optimalisasi dan pemberdayaan fungsi pranata-pranata adat lokal yang berkredibilitas tinggi.

3. PROGRAM PENATAAN HUBUNGAN NEGARA DAN MASYARAKAT

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kedewasaan dan kemandirian masyarakat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kemasyarakatan.

Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain adalah:

1. Fasilitasi dan mendorong terlaksananya pendidikan politik untuk meningkatkan partisipasi politik rakyat;

2. Fasilitasi dan mendorong terwujudnya organisasi kemasyarakatan yang independen dan otonom untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan persoalan kemasyarakatan;

3. Pemberdayaan dan pemberian peluang kepada organisasi kemasyarakatan agar dapat berpartisipasi memberikan masukan dan melaksanakan pengawasan terhadap proses pengambilan dan implementasi keputusan publik;

4. Fasilitasi pulihnya dan pemberdayaan kembali pranata-pranata adat dan lembaga sosial budaya tradisional agar dapat dipercaya dan mandiri;

5. Fasilitasi dan mendorong upaya-upaya politik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat luas; serta

6. Peningkatan profesionalitas aparatur dan kelembagaan pemerintah termasuk di dalamnya upaya koordinasi dalam menyelesaikan persoalan konflik dan atau mencegah timbulnya ketegangan sosial politik/konflik.

4. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan arus informasi kepada dan dari masyarakat untuk mendukung proses sosialisasi dan partisipasi politik rakyat.

Kegiatan pokok yang dilakukan antara lain adalah:

1. Perwujudan pelayanan informasi multimedia yang lebih berkualitas;

2. Penyediaan informasi yang berorientasi pada permintaan dan kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan standar layanan informasi publik;

3. Perluasan jaringan dan prasarana layanan informasi serta penyiaran publik khususnya untuk daerah terpencil;

4. Pemanfaatan jaringan teknologi informasi dan komunikasi secara lebih luas untuk membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi yang lebih luas secara cepat dan akurat;

5. Penciptaan kemudahan untuk pengembangan dan investasi bagi penyiaran televisi swasta; serta 6. Fasilitasi untuk mendorong terciptanya masyarakat yang sadar informasi.

BAB 3

PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG