• Tidak ada hasil yang ditemukan

P ERWUJUDAN L EMBAGA D EMOKRASI YANG M AKIN K OKOH

Konsolidasi demokrasi akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh kelembagaan demokrasi yang kokoh. Sampai dengan saat ini, proses awal demokratisasi dalam kehidupan sosial dan politik dapat dikatakan telah berjalan pada jalur dan arah yang benar yang ditunjukkan antara lain dengan terlaksananya pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2004 secara langsung, terbentuknya kelembagaan DPR, DPD dan DPRD baru hasil pemilihan umum langsung, terciptanya format hubungan pusat dan daerah berdasarkan perundangan-undangan otonomi daerah yang baru, terciptanya format hubungan sipil-militer, serta TNI dengan Polri berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, serta terbentuknya Mahkamah Konstitusi. Dalam waktu lima tahun ke depan, pelaksanaan serta peningkatan kualitas kelembagaan demokrasi yang sudah terbentuk tersebut, akan terus dikembangkan perbaikan pola hubungan negara dan masyarakat, penyelesaian persoalan sosial dan politik masa lalu seperti pelanggaraan HAM, serta peningkatan peranan media komunikasi dan informasi akan menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan konsolidasi demokrasi.

A.

P

ERMASALAHAN

Belum optimalnya implementasi peran dan fungsi lembaga-lembaga politik. Perubahan struktur dan substansi UUD 1945, serta disahkannya berbagai peraturan perundangan yang ada dalam beberapa tahun terakhir telah memberikan koridor hukum pelaksanaan peran dan fungsi kelembagaan politik yang ada. Pelaksanaan peran dan fungsi lembaga-lembaga dimaksud secara lebih

optimal akan menciptakan hubungan kekuasaan yang seimbang (checks and balances), dan pada

gilirannya akan menentukan pula keberhasilan pelaksanaan konsolidasi demokrasi. Disamping itu, reformasi lebih lanjut atas konstitusi dan peraturan perundangan yang sudah ada masih diperlukan untuk meletakkan secara lebih tepat dan kokoh berbagai peran dan fungsi lembaga-lembaga yang sudah ada tersebut.

Pola hubungan negara dan masyarakat yang belum sesuai dengan kebutuhan demokratisasi. Pola hubungan negara dan masyarakat yang konstruktif akan mendorong proses konsolidasi demokrasi. Untuk itu, masyarakat perlu mendapatkan ruang kebebasan dan tanggungjawab yang lebih besar, sehingga pada saatnya nanti akan memiliki dinamikanya tersendiri dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berada di dalam domain kemasyarakatan secara lebih otonom dan independen, dengan kekayaan inovasi dan kreasinya sendiri. Masyarakat yang otonom dan independen dapat menjadi mitra yang baik bagi negara untuk bersama-sama mendukung pelaksanaan konsolidasi demokrasi.

Masih belum optimalnya hubungan kelembagaan pusat dan daerah. Otonomi daerah diharapkan dapat diterapkan sesuai dengan filosofi dasarnya yakni menempatkan pembangunan daerah sesuai dengan potensi dan keanekaragaman sumber dayanya, disesuaikan dengan aspirasi- aspirasi masyarakat daerah bersangkutan. Selain itu, otonomi daerah diharapkan berjalan searah dengan proses demokratisasi yang sedang berjalan. Namun, pelaksanaannya sampai saat ini masih menemui kendala yang ditandai dengan adanya distorsi dan inkonsistensi peraturan perundangan serta masih belum optimal menghilangkan dampak-dampak buruk sentralisasi pemerintahan.

Masih adanya persoalan-persoalan mengganjal pada masa lalu yang belum tuntas, seperti pelanggaran HAM berat dan tindakan-tindakan kejahatan politik. Demokratisasi akan sulit berjalan atau akan mengalami hambatan apabila persoalan-persoalan masa lalu seperti pelanggaran HAM dan tindakan-tindakan kejahatan politik belum diselesaikan terlebih dahulu. Persoalan-persoalan tersebut dapat merupakan sumber potensial bagi terjadinya konflik dan disintegrasi sosial pada masa mendatang.

Belum optimalnya media massa menjalankan fungsinya secara otonom dan independen. Media massa masih seringkali disalahpahami sebagai pihak yang sengaja memperkeruh konflik dan mengadu domba pihak-pihak yang berbeda pendapat, padahal peran media massa adalah memberitakan secara obyektif realitas yang ada agar dapat diatasi sesuai dengan faktanya. Sebaliknya, kriminalisasi terhadap media massa justru menyebabkan bahaya yang jauh lebih besar, berupa distorsi informasi dan informasi yang berpihak kepada kelompok yang lebih kuat dan berkuasa.

B.

S

ASARAN

Sasaran Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh adalah terpeliharanya momentum awal konsolidasi demokrasi yang sudah terbentuk berdasarkan hasil pemilu 2004 melalui beberapa capaian antara lain sebagai berikut:

1. Terlaksananya peran dan fungsi lembaga penyelenggara negara dan lembaga kemasyarakatan

sesuai Konstitusi dan peraturan perundangan yang berlaku;

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan kebijakan publik;

serta

3. Terlaksananya pemilihan umum yang demokratis, jujur dan adil pada tahun 2009.

C.

A

RAH

K

EBIJAKAN

Arah kebijakan dari Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh akan ditempuh melalui kebijakan:

1. Mewujudkan pelembagaan demokrasi yang lebih kokoh dengan mempertegas tugas, wewenang

dan tanggungjawab dari seluruh kelembagaan negara/pemerintahan yang berdasarkan mekanisme checks and balances;

2. Memperkuat peran masyarakat sipil (civil society);

3. Memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah;

4. Mewujudkan pelembagaan dan mendorong berjalannya rekonsiliasi nasional beserta segala

kelengkapan kelembagaannya; serta

5. Menjamin pengembangan media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan

masyarakat.

D.

P

ROGRAM

-P

ROGRAM

P

EMBANGUNAN

Arah kebijakan dalam Perwujudan Lembaga Demokrasi yang Makin Kokoh dijabarkan dalam program-program pembangunan sebagai berikut:

1. PROGRAM PENYEMPURNAAN DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN DEMOKRASI

Program ini bertujuan untuk mewujudkan pelembagaan fungsi-fungsi dan hubungan antara lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, lembaga politik lainnya, serta lembaga-lembaga kemasyarakatan yang kokoh dan optimal.

Kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini mencakup:

1. Perumusan standar dan parameter politik terkait dengan hubungan checks and balances di antara lembaga-lembaga penyelenggara negara;

2. Peningkatan kemampuan lembaga eksekutif yang profesional dan netral;

3. Perumusan kerangka politik yang lebih jelas mengenai kewenangan dan tanggungjawab antara pusat dan daerah dalam konteks desentralisasi dan otonomi daerah;

4. Fasilitasi perumusan yang lebih menyeluruh terhadap semua peraturan perundangan yang

berkaitan dengan pertahanan keamanan negara untuk mendorong profesionalisme POLRI/TNI dan menjaga netralitas politik kedua lembaga tersebut;

5. Fasilitasi peningkatan kualitas fungsi dan peran lembaga legislatif DPR, DPD, dan DPRD; 6. Promosi dan sosialisasi pentingnya independensi, kapasitas dan integritas lembaga Mahkamah

Konstitusi dan Komisi Yudisial sebagai upaya memperkuat wibawa dan kepastian konstitusional dalam proses penyelenggaraan negara;

7. Pelembagaan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi;

8. Fasilitasi pemberdayaan partai politik dan masyarakat sipil yang otonom dan independen, serta yang memiliki kemampuan melakukan pengawasan terhadap proses pengambilan dan pelaksanaan keputusan kebijakan publik; serta

9. Fasilitasi pemberdayaan masyarakat agar dapat menerapkan budaya politik demokratis.

2. PROGRAM PERBAIKAN PROSES POLITIK

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas penyelenggaraan pemilihan umum dan uji kelayakan publik, serta pelembagaan perumusan kebijakan publik.

Kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini mencakup:

1. Perumusan standar dan parameter penyelenggaraan debat publik yang berkualitas bagi calon

pemimpin nasional.

2. Perumusan standar dan parameter uji kelayakan untuk merekrut pejabat politik dan pejabat

publik;

3. Perwujudan komitmen politik yang tegas terhadap pentingnya memelihara dan meningkatkan

komunikasi politik yang sehat, bebas dan efektif;

4. Fasilitasi penyelenggaraan Pemilu 2009 yang jauh lebih berkualitas, demokratis, jujur dan adil; serta

5. Pengembangan mekanisme konsultasi publik sebagai sarana dalam proses penyusunan

kebijakan.

3. PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNIKASI, INFORMASI DAN MEDIA MASSA

Program ini bertujuan untuk meningkatkan peran pers dan media massa dalam memenuhi hak masyarakat untuk memperoleh informasi secara bebas, transparan dan bertanggung jawab, serta dalam rangka mewujudkan masyarakat informasi menuju masyarakat berbasis pengetahuan.

Kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini mencakup:

1. Fasilitasi peninjauan atas aspek-aspek politik terhadap peraturan perundangan yang terkait dengan pers dan media massa;

2. Pengkajian dan penelitian yang relevan dalam rangka pengembangan kualitas dan kuantitas

informasi dan komunikasi; serta

BAGIAN IV