• Tidak ada hasil yang ditemukan

P ENCEGAHAN DAN P ENANGGULANGAN

SEPARATISME

Konflik horisontal beberapa wilayah Indonesia seperti Maluku dan Poso secara signifikan telah dapat diredam. Pihak-pihak yang terlibat konflik baik secara sukarela maupun difasilitasi oleh pemerintah telah beritikad untuk menciptakan perdamaian di wilayah mereka. Meskipun demikian, pada beberapa daerah terdapat potensi dan aksi separatisme yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Potensi dan aksi ini perlu ditangani secara baik agar terjaga keutuhan yang makin kokoh bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

A. P

ERMASALAHAN

Belum tuntasnya penanganan separatisme di NAD meskipun telah berada dalam tahap darurat sipil dan persiapan tertib sipil. Kasus separatisme di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) meskipun telah memasuki tahapan penyelesaian dengan diberlakukannya darurat sipil dan sedang memasuki persiapan tertib sipil tetap membutuhkan penanganan yang tegas sekaligus hati-hati untuk menjamin integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bencana Tsunami di akhir tahun 2004 yang melanda sebagian besar bumi NAD serta memakan banyak korban jiwa menjadi faktor tak terduga dalam penuntasan separatisme dan membutuhkan penanganan yang lebih mengedepankan rasa keadilan.

Masih nyatanya ancaman OPM di Papua. Sementara di ujung timur nusantara, meskipun pergerakan bersenjata Organisasi Papua Merdeka telah berhasil dilokalisir dengan angka insiden yang terus menurun, kondisi sosial masyarakat dan masih kuatnya dukungan sebagian kelompok masyarakat terhadap perjuangan OPM perlu diwaspadai dengan baik.

Belum adanya pemerataan pembangunan. Kebijakan pembangunan yang dirasakan kurang memiliki keberpihakan terhadap masyarakat Aceh dan Papua, sehingga masyarakat di kedua wilayah tersebut tertinggal dari sisi kesejahteraan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia, meskipun memiliki kekayaan sumber daya alam dalam jumlah yang besar, dapat meningkatkan simpati masyarakat pada kelompok separatisme yang ada. Simpati ini dapat dijadikan kekuatan moral untuk mendorong masyarakat di dua daerah tersebut memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Belum berfungsinya deteksi dini dan pencegahan awal separatisme. Skala separatisme yang telah membesar menyulitkan penanganan separatisme sehingga membutuhkan penanganan dalam waktu yang lama. Aksi-aksi separatisme yang membesar tersebut adalah salah satu bukti kelambatan antisipasi dan minimnya upaya pencegahan serta penanganan awal potensi separatisme.

Belum mantapnya pemahaman multikulturalisme. Adanya potensi separatisme membuktikan masih lemahnya pemahaman konsepsi dan pengamalan prinsip multikulturalisme. Masih rentannya pemahaman multikulturalisme dan pengamalannya sangat mengkhawatirkan mengingat mudahnya/perbedaan etnis, budaya dan Idelogi digunakan sebagai isu untuk memisahkan diri dari NKRI.

B. S

ASARAN

Sasaran dari Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme adalah sebagai berikut:

1. Kembali normalnya kehidupan masyarakat di Aceh dan Papua serta tidak adanya kejadian konflik baru di suatu daerah;

2. Menurunnya perlawananan GAM dan melemahnya dukungan simpatisan GAM di dalam dan luar negeri;

3. Menurunnya kekuatan OPM dan melemahnya dukungan simpatisan OPM di dalam dan luar negeri;

4. Membaiknya pemerataan pembangunan di daerah rawan konflik dan separatisme yang tercermin dari meningkatnya kondisi sosial ekonomis masyarakat;

5. Terdeteksi dan dapat dicegahnya potensi separatisme;

6. Tumbuh berkembangnya pemahaman dan pengamalan multikulturalisme di kalangan pemimpin, masyarakat, dan media.

C. A

RAH

K

EBIJAKAN

Sasaran tersebut dicapai dengan arah kebijakan sebagai berikut:

1. Pemulihan keamanan untuk menindak secara tegas separatisme bersenjata yang melanggar hak- hak masyarakat sipil;

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah rawan konflik atau separatisme, melalui perbaikan akses masyarakat lokal terhadap sumber daya ekonomi dan pemerataan pembangunan antardaerah;

3. Meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

4. Mendeteksi secara dini dan pencegahan awal potensi konflik dan separatisme;

5. Melaksanakan pendidikan politik secara formal, informal, dialogis, serta melalui media massa dalam rangka meningkatkan rasa saling percaya;

6. Menguatkan kelembagaan pemerintah daerah di bidang pelayanan publik; 7. Menguatkan komunikasi politik pemerintah dengan masyarakat.

D. P

ROGRAM

-P

ROGRAM

P

EMBANGUNAN

Arah kebijakan dalam Pencegahan dan Penanggulangan Separatisme dijabarkan ke dalam program-program pembangunan sebagai berikut:

1. PROGRAM PENGEMBANGAN KETAHANAN NASIONAL

Program ini ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan ketahanan nasional, wawasan nasional dan sistem manajemen nasional, serta wawasan kebangsaan bagi warga negara dalam rangka mengatasi berbagai aspek ancaman terhadap kehidupan bangsa dan negara.

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:

1. Perumusan rancangan kebijakan nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin tercapainya tujuan dan kepentingan nasional dan keselamatan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, persatuan dan kesatuan;

2. Penelitian dan pengkajian strategis masalah aktual yang berkaitan dengan konsepsi pertahanan dan keamanan nasional, wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan sistem manajemen nasional;

3. Pendidikan strategis ketahanan nasional.

2. PROGRAM PENGEMBANGAN PENYELIDIKAN, PENGAMANAN DAN PENGGALANGAN KEAMANAN NEGARA

Program ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme intelijen guna lebih peka, tajam dan antisipatif dalam mendeteksi dan mengeliminir berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berpengaruh terhadap kepentingan nasional dalam hal deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:

1. Operasi intelijen dalam hal deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme; 2. Koordinasi seluruh badan-badan intelijen pusat dan daerah di seluruh wilayah NKRI dalam hal

mencegah dan menanggulangi separatisme;

3. Pengkajian analisis intelijen perkembangan lingkungan strategis, pengolahan dan penyusunan produk intelijen dalam hal deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.

3. PROGRAM PENEGAKAN KEDAULATAN DAN PENJAGAAN KEUTUHAN WILAYAH NKRI

Program ini ditujukan untuk mewujudkan kesiapan operasional dan penindakan ancaman baik berupa invasi/agresi dari luar dan ancaman dari dalam baik ancaman militer maupun non militer.

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:

1. Antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau non militer terhadap gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari NKRI terutama gerakan separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia;

2. Antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau non militer terhadap aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras dan agama serta ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan dengan kekuatan-kekuatan di luar negeri.

4. PROGRAM PEMANTAPAN KEAMANAN DALAM NEGERI

Program ini ditujukan untuk meningkatkan dan memantapkan keamanan dan ketertiban wilayah Indonesia terutama di daerah rawan seperti wilayah laut Indonesia, wilayah perbatasan dan pulau- pulau terluar, serta meningkatkan kondisi aman wilayah Indonesia dari tindak kejahatan separatisme.

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:

1. Operasi keamanan dan penegakan hukum dalam hal penindakan awal separatisme di wilayah kedaulatan NKRI;

2. Upaya keamanan dan ketertiban di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar;

3. Pendekatan persuasif secara intensif kepada masyarakat yang rawan terhadap pengaruh separatis.

5. PROGRAM PENINGKATAN KOMITMEN PERSATUAN DAN KESATUAN NASIONAL

Program ini ditujukan untuk menyepakati kembali makna penting persatuan nasional dalam konstelasi politik yang sudah berubah.

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah: 1. Pendidikan politik masyarakat;

2. Sosialisasi wawasan kebangsaan;

3. Upaya perwujudan dan fasilitasi berbagai fora dan wacana-wacana sosial politik yang dapat memperdalam pemahaman mengenai pentingnya persatuan bangsa, mengikis sikap diskriminatif, dan menghormati perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.

6. PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan arus informasi kepada dan dari masyarakat untuk mendukung proses sosialisasi dan partisipasi politik rakyat.

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah:

1. Implementasi upaya-upaya proaktif dalam penyediaan informasi yang lebih berorientasi pada permintaan dan kebutuhan nyata masyarakat;

2. Upaya memperluas jaringan informasi dan penyiaran publik untuk mempromosikan nilai-nilai persatuan dan persamaan secara sosial.

BAB

6

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN