• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAN PERENCANAAN PROGRAM PENGAJARAN PERPUSTAKAAN

Dalam dokumen Ekonomi Informasi dan Pendidikan Pemusta (Halaman 45-51)

Oleh : Laila Rifa’atul Azizah 06 Mei 2014

Orang Yang Terlibat Dalam Pengajaran Perpustakaan

Pendekatan – pendekatan pembelajaran tradisional yang memposisikan dosen sebagai seseorang yang ‘lebih tahu’ daripada mahasiswanya, dan menjejali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan dan informasi yang mereka miliki, sangat tidak menguntungkan mahasiswa dan membunuh kreatifitas intelektual mereka. Beberapa dosen yang lebih ekstrim, bahkan mengharuskan mahasiswanya menerima secara mutlak apa yang diberikan oleh mereka tanpa memberi peluang mengembangkan ide baru, apalagi menentang ide sang dosen. lntelektual mahasiswa dikebiri, tidak ada kebebasan apalagi penghargaan terhadap ekspresi ideologis mereka. Critical thinking dan keterampilan analisis bukannya dipupuk, malah dibunuh menjadi layu sebelum berkembang. Hal ini sejalan dengan praktik pembelajaran yang sekarang sekarang banyak terjadi/berlangsung :

1. Pendidikan berbasis kelas (dassmom-based education) 2. Pembelajaran berbasis pengajar (teacher-based learning)

3. Sumber belajar belum mampu menciptakan kondisi yang kondusif. Akibat dari kondisi itu :

1. Mahasiswa tidak ditumbuhkan kemandiriannya 2. Minimnya ketrampilan di kalangan mahasiswa.

Kondisi seperti itu masih menjadi kenyataan sampai saat ini. Sekalipun berbagai pendekatan baru dalam pendidikan dikembangkan untuk melawan model pembelajaran tersebut dan berupaya membangkitkan potensi – potensi kemampuan mahasiswa, misalnya dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, beberapa dosen kenyataannya masih mempertahankan status quo dan tidak hendak bergerak dari model pembelajaran tradisional. Pada saat yang sama, perpustakaan ada sebagai entitas yang ‘terpisah’ dari proses pembelajaran di kelas.

Perpustakaan yang disebut sebagai ‘jantungnya perguruan tinggi’ tidak pernah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Para dosen dan pengambil

46 keputusan di perguruan tinggi memang menempatkan perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar – sekedar tidak mengkhianati teori pendidikan. Pada prakteknya, sangat sedikit dosen yang merencanakan pembelajaran dengan mempertimbangkan perpustakaan sebagai sumber informasi. Kalaupun ada dosen yang merujuk mahasiswanya ke perpustakaan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, mereka tidak pernah benar-benar mengontrol mahasiswanya memanfaatkan perpustakaan dalam menyelesaikan tugas; apalagi melakukan perkuliahan di perpustakaan dan mengajari mahasiswa bagaimana memanfaatkan sumber informasi yang ada di perpustakaan. Padahal, mengajarkan tehnik dan strategi memanfaatkan sumber informasi dan pengetahuan bukan hanya akan membantu mahasiswa pada saat mereka sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, tetapi juga secara otomatis membekali mereka dengan sebuah keterampilan informasi yang akan dipergunakannya kelak di lapangan pekerjaan atau kehidupannya secara mandiri.

Mengapa diperlukan. Menurut Prof. DR. Arif Furqon, Ph.D., ada beberapa alasan pendekatan ini perlu dikembangkan di Perguruan Tinggi :

- Hasil lulusan yang dihasilkan dari proses pembelajaran yang ada sekarang ini belum memenuhi harapan. Oleh karenanya diperlukan adanya inovasi di bidang pembelajaran, yaitu dengan Pembelajaran berbasis perpustakaan yang khusus ditujukan bagi mahasiswa perguruan tinggi - Proses pembelajaran terfokus pada dosen

- Perkembangan ilmu pengetahuan dinamis - Memasuki era industri informasi

Siapa yang memulai?

1. Idealnya adalah Rektor/Ketua STAl sebagai penanggungjawab utama mutu lulusan perguruan tinggi.

2. Pembantu Rektor 3. Dekan

4. Pembantu Dekan 5. Kepala perpustakaan 6. dosen

Stakeholder atau Narasumber Bimbingan seperti : - Pustakawan

- Dosen

- Orang yang ahli dibidangnya (praktisi) Strategi

47 0 Adanya kerjasama dosen dengan pihak perpustakaan untuk mendisain

program berbasis perpustakaan

0 Perpustakaan menyediakan sumber informasi yang dibutuhkan berdasarkan mata kuliah tersebut

0 Pembelajaran dilakukan secara rutin oleh stakeholder/narasumber

0 Bisa pula melakukan sharing secara face to face dengan

stakeholder/narasumber

0 Dosen melakukan monitoring perkembangan 0 Evaluasi tiap akhir semester

Topik

0 Menggunakan bahan-bahan rujukan (reference tools) 0 Penelusuran literatur

0 Penggunaan sumber-sumber informasi elektronik dan berbasis komputer 0 Akses ke sumber informasi yang dibutuhkan pemustaka

0 Sumber informasi berdasarkan mata kuliah 0 Informasi lainnya atas permintaan pemustaka

Bibliografi :

Irma PLS. 2009. Pembelajaran Berbasis Perpustakaan. [Online].

http://mediapls2009.wordpress.com/2011/03/25/pembelajaran-berbasis-perpustakaan- posted-by-irma-pls-2009-a-definisi-pembelajaran-belajar diakses pada tanggal 03 Mei 2014 pukul 22.41 WIB.

48 Perencanaan Program Pengajaran Perpustakaan

Model Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai merupakan salah satu kegiatan jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan dalam meningkatkan keterampilan pemakai menemukan informasi yang diinginkan secara cepat dan tepat (hasanah, 1993). Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan pemakai (user education) adalah suatu proses di mana pemakai perpustakaan pertama-tama disadarkan oleh luasnya dan jumlah sumber-sumber yang ada di perpustakaan, jasa layanan. dan sumber informasi yang tersedia bagi pemakai, dan yang kedua adalah diajarkan bagaimana menggunakan sumber informasi perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi tersebut yang tujuannya untuk mengenalkan keberadaan perpustakaan, menjelaskan mekanisme penelusuran informasi serta mengajarkan pemakai bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang tersedia (Ian malley dalam Akhmad Maskuri, 1995: 10).

Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan yang tepat melalui serangkaian pilihan- pilihan, (Sholihin, 2007).

Dari dua definisi tersebut Dapat ditarik benang merah dan digabungkan sehingga pengertian perencanaan pendidikan pemakai adalah suatu proses untuk menentukan tindakan yang tepat melalui kegiatan jasa pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan dalam memberikan dan meningkatkan keterampilan pemakaidalam menemukan informasi yang diinginkan secara cepat dan tepat.

Model pendidikan pemakai perpustakaan ada dua macam yaitu model orientasi perpustakaan dan pengajaran perpustakaan. Rencana model yang akan dipakai dalam program pendidikan pemakai adalah pengajaran perpustakaan.

Jenis Kebutuhan Informasi

Berhubungan dengan tugas pekerjaan Jarverlin dalam Ishak (2003: 4) memberi klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu :

1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat, dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenai jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama 2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan

49 dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.

3.Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, masalah apa dan wilayah informasi yang bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kebutuhan informasi ada beberapa jenis antara lain yaitu kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi personal, kebutuhan integrasi social, dan kebutuhan berkhayal.

Tujuan Pendidikan Pemustaka

Menurut Buku Perpustakaan Sekolah: Petunjuk untuk Membina, Memakai, dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah (1992: 11) disebutkan bahwa tujuan diselenggarakan perpustakaan sekolah adalah untuk:

1)Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor kehidupan

2) Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi

3) Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna

4) Meletakkan dasar – dasar ke arah belajar mandiri 5) Memupuk minat dan bakat

6) Menumbuhkan aspirasi terhadap pengalaman imajinatif

7) Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah bertujuan mewujudkan pengguna yang aktif, kreatif dan mandiri dalam memanfaatkan perpustakaan.

Kesimpulan

50 (mahasiswa baru), maka perpustakaan harus melaksanakan kegiatan program pendidikan pemakai.

2. Model, metode dan media yang digunakan harus disesuaikan dengan peserta pendidikan pemakai

3. Perpustakaan bertujuan mewujudkan pengguna yang aktif, kreatif dan mandiri dalam memanfaatkan perpustakaan.

Program pengajaran ini merupakan upaya dari universitas untuk meningkatkan kemampuan, keaktifan dan kemandirian dalam menelusur dan menyerap informasi. Tetapi hasilnya mahasiswa sendiri lah yang menentukan Bibliografi :

Wahyu, Sri. 2010. Pendidikan Pemakai: Suatu Perencanaan di Perpustakaan STMIK AKAKOM. [Online]. Available at http://sriwahyunipustakawan.blogspot.com diakses pada tanggal 03 Mei 2014 pukul 15.30 WIB.

Anonim. 2011. http://eprints.undip.ac.id/40981/1/BAB_1-4.pdf [PDF]. Jawa Tengah : SMA Negeri 1 Jepara

51 STRATEGI ORIENTASI PERPUSTAKAAN DAN STRATEGI

Dalam dokumen Ekonomi Informasi dan Pendidikan Pemusta (Halaman 45-51)

Dokumen terkait