• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi Informasi dan Pendidikan Pemusta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekonomi Informasi dan Pendidikan Pemusta"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

1

EKONOMI INFORMASI

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Informasi yang dibimbing oleh Bapak DR. Kertahadi, M.Com dan Ibu Anita Tri Widyawati,S.S.,M.A

Disusun Oleh :

Yunita Ratnasari 115030700111008 Astria Kharirizah 115030700111010 Fidan Safira 115030700111013 Oditya Negara P.P 115030700111014 Laila Rifa’atul A 115030700111015 Akhmad Alvian Nanda 115030700111016 Elok Nur Azizah 115030700111017 Dedy Dwi Putra 115030700111021 Zohratul Hasanah 115030701111001 Fella Rizka Nurillita 115030707111005

ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

2 DAFTAR ISI

Cover... 1

Daftar Isi... 2

Masyarakat Informasi (Oleh : Zohratul Hasanah)... 3

Industri Berbasis Informasi (Oleh : Akhmad Alvian Nanda)... 8

Perilaku Individu Terhadap Informasi Khususnya Ketidakpastian (Oleh : Yunita Ratnasari)... 13

Production and Cost (Oleh : Elok Nur Azizah)... 19

Dampak Informasi Terhadap Permintaan dan Penawaran (Oleh : Fidan Safira)... 27

Model – Model Bisnis Informasi di Era Teknologi Internet (Oleh : Dedy Dwi Putra)... 32

Kajian Pemakai Perpustakaan (Oleh : Fella Rizka Nurillita) ……… 37

Pendidikan Pemakai Perpustakaan (Oleh : Fella Rizka Nurillita) ……… 40

Orang Yang Terlibat Dalam Pengajaran Perpustakaan (Oleh : Laila Rifa’atul Azizah) ………..…….... 45

Perencanaan Program Pengajaran Perpustakaan (Oleh : Laila Rifa’atul Azizah)……….. 48

Strategi Orientasi Perpustakaan (Oleh : Astria Khairizah) ………. 51

Strategi Pengajaran Perpustakaan (Oleh : Astria Khairizah) ………. 57

Strategi Pengajaran Bibliografi Kepada Pemustaka (Oleh : Oditya Negara P.P)……….………….. 63

Evaluasi Pendidikan Pemustaka (Oleh : Oditya Negara P.P) ……… 66

Pengajaran Perpustakaan Melalui Desain Perpustakaan (Oleh : Akhmad Alvian Nanda) ………. 69

(3)

3 MASYARAKAT EKONOMI INFORMASI

Oleh : Zohratul Hasanah 25 Februari 2014

Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk interaksi yang lain, sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit (Wikipedia, 2012). Era Globalisasi merupakan era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia. Perubahan yang sangat cepat di era globalisasi tidak lain disebabkan oleh faktor teknologi. Manusia pun dapat melakukan segala hal dengan cara yang lebih praktis dan cepat. Perkembangannya pun berdampak pada berbagai hal, salah satunya Perubahan gaya hidup, perubahan sosial, pola pikir, hingga pengambilan keputusan dan pada akhirnya adalah explosion information atau ledakan informasi.

Fenomena tersebut tentunya menyiratkan makna bahwasannya kebutuhan informasi masyarakat meningkat. Seperti yang diungkapkan oleh Suwarno, 2011 bahwasannya lahirnya masyarakat informasi tidak terlepas dari masuknya komputer dalam lingkungan masyarakat. Awal dari masyarakat informasi adalah bergabungnya pengolahan data (komputer) dengan Telekomunikasi, membentuk suatu Jaringan tersendiri. Mulai dari rumah, dunia usaha, kantor pemerintah, bank, pertokoan, pusat hiburan, dan lain lain. Aspek lain dari masyarakat informasi adalah digantikannya surat biasa dengan surat elektronik artinya informasi dalam bentuk fisik diubah ke dalam bentuk elektronik, untuk dikirimkan dalam jarak yang jauh. Serta aspek yang lain sebagai akibat dari hasil perkembangan teknologi yang tidak dapat dihindari, guna menunjang terbentuknya masyarakat informasi.

(4)

4 informasi yaitu pergantian produksi barang-barang kepada sistem pengetahuan dan inovasi pelayanan sebagai strategi dan sumber transformasi dalam masyarakat. Fritz Machlup (1983), memperkenalkan istilah ‘knowledge industry

dengan membedakan 5 sektor pengetahuan yaitu pendidikan, penelitian dan pengembangan, media massa, teknologi informasi, dan layanan informasi. Masuda (1990), mengemukakan bahwa pada masyarakat informasi terjadi transisi dimana produksi nilai-nilai informasi menguasai perkembangan masyarakat. Menurut William J. Martin (1995), masyarakat informasi adalah suatu keadaan masyarakat dimana kualitas hidup, prospek untuk perubahan sosial dan pembangunan ekonomi bergantung pada peningkatan informasi dan pemanfaatannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Information society atau masyarakat informasi adalah suatu keadaan masyarakat dimana produksi, distribusi dan manipulasi suatu informasi menjadi kegiatan utama, serta pengolahan informasi adalah inti dari kegiatannya.

Ciri – ciri Masyarakat Informasi

1. Adanya level intensitas informasi yang tinggi (kebutuhan informasi yang tinggi) dalam kehidupan masyarakatnya sehari – hari pada organisasi – organisasi yang ada, dan tempat– tempat kerja

2. Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta kegiatan– kegiatan lainnya.

3. Kemampuan pertukaran data digital yang cepat dalam jarak yang jauh

(5)

5 pengembangan jaringan ekonomi global, dimana pengetahuan berbasis pada inovasi yang menjadi kunci sumber dari penopang keuntungan yang kompetitif.

Adapun perbedaan masyarakat informasi dengan masyarakat lainnya adalah sebagai berikut :

1. Sumber daya yang diolah:

- SDA (angin, air, tanah, manusia) masyarakat agraris

- Membuat tenaga(listrik, bahan bakar) masyarakat industri

- Informasi (transmisi data dan komputer) masyarakat informasi

2. Sumber daya yang dibutuhkan:

- Bahan mentah / alam masyarakat agraris

- Modal masyarakat industri

- Pengetahuan masyarakat informasi

3. Keahlian SDM yang dibutuhkan:

- Petani, pekerja tanpa skill tertentu masyarakat agraris. - Ahli mesin, pekerja dengan skill khusus masyarakat industri

- Pekerja profesional (dengan skill tinggi) masyarakat informasi

4. Teknologi:

- Alat-alat manual masyarakat agraris

- Teknologi mesin masyarakat industri

- Teknologi cerdas masyarakat informasi

5. Prinsip perkembangan:

- Tradisional masyarakat agraris

- Pertumbuhan ekonomi masyarakat industri

- Penerapan pengetahuan dalam teknologi masyarakat informasi

6. Mode produksi dalam bidang ekonomi:

- Pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan. masyarakat agraris

- Produksi, distribusi barang; konstruksi berat. masyarakat industri

(6)

6 Menurut Nugroho, yang dimaksud dengan ekonomi informasi adalah informasi sebagai pendorong utama (main thruster) tatanan ekonomi baru dalam era globalisasi. Informasi telah menjadi komoditi yang memiliki nilai ekonomis dan membuka peluang-peluang bisnis baru, terlebih dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi.Sedangkan yang dimaksud dengan Masyarakat Ekonomi Informasi adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah masyarakat dan sebuah ekonomi yang dapat membuat kemungkinan terbaik dalam menggunakan informasi dan teknologi komunikasi baru (Nurul, 2007). Ekonomi informasi memiliki dua aspek, yaitu :

 Pertumbuhan informasi untuk ekonomi

 Informasi infrastruktur yang mendukung produktifitas industri. Sektor informasi memiliki dua sektor yaitu primer dan sekunder.

o Sektor primer informasi meliputi produksi, proses, dan penjualan barang & jasa informasi. Sektor informasi primer meliputi lima katagori:

1) Pasar untuk informasi, meliputi produk informasi (misal; media massa, institusi pendidikan).

2) Informasi dalam pasar, meliputi manajemen informasi (misal; periklanan).

3) Infrastruktur informasi, meliputi pemrosesan informasi (misal; pencetakan,proses data, televisi,komputer,dll).

4) Retail perdagangan informasi (misal; toko buku, toko komputer,dll). 5) Fasilitas pendukung untuk aktivitas informasi (misal; bangunan

untuk industri informasi, kantor,dll)

o Sedangkan sektor sekunder informasi meliputi distribusi informasi pada pemakai di lingkungan internal mereka.

Berdasarkan Jurnal Sastra Klasifikasi JEL Ekonomi D8, Subyek informasi ekonomi dalam sebuah jurnal ekonomi mencakup tiga sub bidang, yaitu : informasi, pengetahuan dan ketidakpastian. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dan berkaitan dengan ekonomi informasi adalah sebagai berikut :

(7)

7 2. Informasi dan mekanisme harga, hal tersebut guna memungkinkan perencanaan terhadap sistem pasar bebas melalui informasi agar dapat digunakan secara efektif.

3. Asimetri Informasi, studi mengenai pengambilan keputusan dalam transaksi, dimana salah satu pihak memiliki informasi lebih unggul dari pihak yang lain.

4. Informasi Barang, melakukan beli informasi berbeda melalui jual-beli barang.

5. Bundling yaitu metode pengambilan keuntungan dari barang informasi. Salah satu strategi mengelompokan barang dan menjualnya secara bersama-sama.

Kemudian, ada tiga faktor yang membuat jual-beli informasi menjadi berbeda dengan jual-beli barang padat lainnya, yaitu :

a. Information non-rivalrous : Konsumsi terhadap suatu informasi memungkinkan juga yang lain untuk mengkonsumsi informasi yang sama. Dari kemungkinan tersebut, menunjukan bahwa informasi memiliki biaya marjinal hampir nol. Yang artinya tidak ada biaya untuk membuat salinan informasi kedua.

b. Pengecualian, menunjukan bahwa sulit untuk melarang orang lain menggunakan informasi. Karena informasi merupakan barang publik. c. Pasar informasi tidak menunjukan derajat transparansi yang tinggi, artinya

untuk mengevaluasi sebuah informasi, informasi tersebut harus diketahui.

Bibliografi :

Chintia, Bunga. 2012. Informasi Ekonomi : Ressume Jurnal Sastra Klasifikasi JEL Ekonomi D8. [Online] Available at : http://planningandpublicpolicy.blogspot.com/ diakses pada 23 Februari 2014 : 09.33 WIB

Nurul, Muhammad. 2007. Masyarakat Informasi. Disampaikan Pada Mata Kuliah Ekonomi Informasi Universitas Bina Nusantara

Riady, Yasir. 2010. Mewujudkan Masyarakat Informasi Indonesia : Dampak, Konsekuensi dan Kemungkinannya. Jakarta : Universitas Terbuka

Safira, Fidan, dkk. 2012. Upaya Meminimalisir Pola Hidup Konsumtif Melalui Taman Baca Masyarakat Pada Pusat Perbelanjaan. Malang : Universitas Brawijaya

Suwarno, Wiji. 2010. Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media Suwarno, Wiji. 2011. Perpustakaan dan Buku. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media

Nugroho, Lukito. 2011. Ekonomi Informasi. [Online] Available at www.lenugroho.wordpress.com

(8)

8 INDUSTRI BERBASIS INFORMASI

Oleh : Akhmad Alvian Nanda 4 Maret 2014 Informasi

Informasi sebagai sumber daya dapat diartikan bahwa informasi tersebut dapat digunakan sebagai data maupun rujukan untuk mencapai tujuan keberhasilan suatu perusahaan, institusi, serta lembaga. Informasi merupakan sumber daya yang harus dikelola dengan sebaik–baiknya. Tanpa informasi, perusahaan tidak dapat beroperasi dengan lancar dan dapat mengambil keputusan manajerial secara objektif karena perusahaan tidak mengetahui secara pasti kondisi di lapangan. Menurut Tim Bryce, salah satu yang terpenting dari katalog dan referensi silang, sumber daya informasi adalah model perusahaan, termasuk bagaimana menjalankan organisasi. Manfaat lain termasuk :

1. Semua sumber daya informasi terkontrol, mampu merancang sistem yang terintegrasi, dan melakukan suatu impact analysis mengusulkan perubahan sumber daya.

2. Pencarian yang sederhana sumber daya informasi dapat digunakan kembali. Kelebihan definisi sumber daya diabaikan.

3. Komplit dan dokumentasi terkini merupakan sumber daya informasi, dalam organisasi dan cara yang lebih berarti.

4. Komunikasi dengan organisasi diperbaiki sejak pengembangan dan pengguna akan menggunakan standard dan definisi sumber daya informasi, semuanya dalam standar istilah bisnis.

Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,

(9)

9 tetapi juga dalam bentuk jasa. Adapun macam-macam industri yaitu sebagai berikut :

 Industri pengembang

 Industri distribusi

 Industri pendidikan dan pelatihan

 Industri penerbitan

 Industri layanan perawatan

 Industri perangkat

Serta adapun bentuk intervensi terhadap industri antara lain adalah :

 Mentransformasikan komunitas menjadi pelaku industri.

 Meningkatkan legitimasi industri di mata pasar.

 Mendorong peningkatan kompetensi teknis pelaku industri.

 Menodorong peningkatan kompetensi bisnis pelaku industri. Industri berbasis Informasi

Industri informasi didefinisikan sebagai suatu istilah untuk industri yang intensif dalam satu cara. Hal ini dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi yang paling penting karena berbagai alasan (Wikipedia, 2014). Dengan adanya industri berbasis pengetahuan dapat digunakan untuk aktivitas bisnis secara spesifik yang membantu perusahaan memperoleh keuntungan stategis dipasar, meliputi pemberian dukungan pada operasi bisnis, pembuatan keputusan dan dukungan strategis. Ada berbagai jenis industri informasi, dan banyak cara untuk mengelompokkannya. Walaupun tidak ada standar atau khas cara yang lebih baik dari pengorganisasian yang berbeda pandangan. Istilah ini umumnya diidentifikasi dengan pemrograman komputer, desain sistem, telekomunikasi, dan lain – lain.

(10)

10 pengetahuan, dalam hal ini termasuk informasi, menjadi kekuatan yang luar biasa karena informasi adalah salah satu sumber yang berharga.

1. Pertama, industri informasi merupakan bagian yang berkembang pesat dalam ekonomi. Permintaan untuk informasi barang dan jasa dari konsumen meningkat.

2. Kedua, industri informasi dianggap meningkatkan inovasi dan produktivitas industri lainnya. Ekonomi dengan industri informasi yang kuat mungkin yang lebih kompetitif dari yang lain, faktor lainnya mungkin sama.

3. Ketiga, sebagian orang percaya bahwa efek dari struktur ekonomi yang berubah (atau komposisi industri dalam perekonomian) terkait dengan perubahan sosial yang lebih luas. Informasi telah menjadi sentral dari kegiatan ekonomi kita berkembang menjadi sebuah “masyarakat informasi”, dengan peran penting dalam peningkatan media massa, teknologi digital, dan media informasi lainnya dalam kehidupan kita sehari–hari, kegiatan rekreasi/ bersantai, kehidupan sosial, pekerjaan, politik, pendidikan, seni, dan banyak aspek lain dari masyarakat.

Tipe Industri berbasis Informasi

Adapun tipe-tipe industri berbasis informasi antara lain adalah :

(11)

11 informasi dapat mencakup bahkan hal-hal seperti restoran, taman hiburan, dan prostitusi sampai makanan, taman ride, dan hubungan seksual yang harus dilakukan dengan indera. Terlepas dari masalah definisi, industri yang memproduksi barang dan jasa informasi disebut industri informasi. 2. Kedua, ada layanan pengolahan informasi. Beberapa layanan, seperti

layanan hukum, perbankan, asuransi, pemrograman komputer, pengolahan data, pengujian, dan riset pasar, memerlukan pengolahan yang intensif dan intelektual informasi. Meskipun layanan tersebut tidak selalu memberikan informasi, mereka sering menawarkan keahlian dalam membuat keputusan atas nama klien. Jenis–jenis industri jasa dapat dianggap sebagai bagian informasi-intensif berbagai industri yang externalized dan khusus.

3. Ketiga, ada industri yang sangat penting untuk penyebaran informasi barang yang disebutkan di atas. Sebagai contoh, industri ritel telepon, penyiaran dan buku tidak menghasilkan banyak informasi, tetapi bisnis inti mereka adalah untuk menyebarluaskan informasi lain yang dihasilkan. Industri–industri ini menangani sebagian besar informasi dan dapat dibedakan dari grosir atau eceran industri pada umumnya.

4. Keempat, ada produsen perangkat pemrosesan informasi yang memerlukan penelitian dan pengambilan keputusan yang canggih. Produk–produk ini penting untuk kegiatan pemrosesan informasi industri yang disebutkan di atas. Produk mencakup komputer dari berbagai tingkat dan berbagai perangkat mikroelektronik lainnya, serta program perangkat lunak.

(12)

12 meskipun bagian yang dikombinasikan dengan manufaktur atau “non-informasi” kegiatan.

Bibliografi :

Cholid, Idham. (n.d). Sektor Industri. Disampaikan pada Mata Kuliah Industri di Universitas Sumatera Utara

Fitri, Riri. 2005. Industri Informasi dan Indonesia. Suara Pembaruan Daily. 23 Nov. Ed 3

Handoko, Dwi. (n.d). Proposal Penyusunan RoadMap Industri Teknologi berbasis FOSS di Indonesia. Jakarta : Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT

Suwarno, Wiji. 2010. Ilmu Perpustakaan dan Kode Etik Pustakawan. Jogjakarta : Ar-ruzz

University Library. 2013. Guide to the Harvard Style Referencing. [Online]. Available at

http://libweb.anglia.ac.uk/referencing/harvard.htm Diakses pada tanggal 27 Februari 2014 Pukul 12.37 WIB

(13)

13

PERILAKU INDIVIDU TERHADAP INFORMASI

KHUSUSNYA MENGENAI KETIDAKPASTIAN

Oleh : Yunita Ratnasari 11 Maret 2014 Perilaku Individu Terhadap Informasi

Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen pada tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia.

Teori Perilaku Informasi

Ada empat istilah yang dipakai oleh para ahli dalam membahas tentang teori perilaku informasi yaitu :

- Perilaku informasi

Perilaku informasi adalah totalitas perilaku manusia dalam kaitannya mencari sumber informasi dan saluran informasi, dalam perilaku informasi bentuk komunikasinya adalah face to face dengan orang lain, serta menerima informasi secara pasif, contohnya orang yang menonton iklan tv dan tak ada niat atau umpan balik yang diberikan si penerima terhadap informasi yang diterimanya.

- Mencari informasi perilaku

Mencari informasi perilaku adalah informasi itu berguna untuk kebutuhannya dalam memenuhi tujuan tertentu. Dalam perjalanan mencari ini, seseorang atau individu dapat mencari dengan sistem informasi seperti surat kabar, atau perpustakaan atau media elektronik berupa world wide web (www).

- Perilaku mencari informasi

Perilaku mencari informasi adalah perilaku yang digunakan oleh pengguna dalam berinteraksi dengan sistem informasi dari semua jenis yang

(14)

14 mengandung semua yang berisi tentang semua informasi. Ada dua kategori dalam berinteraksi dengan sistem ini yaitu :

a. Interaksi manusia dengan dengan media elektronik (contohnya, penggunaan mouse)

b. Pemikiran atau intelektual (contohnya, menentukan kriteria untuk memutuskan mana dari dua buku dari tempat rak yang berdekatan yang ada di perpustakaan mana yang lebih berguna atau yang lebih banyak dipakai).

- Perilaku pengguna

Perilaku pengguna yaitu penggabungan antara fisik dan mental yang terlibat dalam menggabungkan informasi yang ditemukan yang digunakan dalam pengetahuan yang dimiliki oleh orang tersebut.

Jadi kesimpulan dari semua istilah itu yang dimaksud informasi adalah sekumpulan data yang berguna untuk dirinya ataupun tidak ada hubungan dengan dirinya asalkan dia memahami dari semua informasi tersebut.

Asal usul informasi yang diperoleh manusia

Informasi yang diperoleh manusia dalam perilaku pencarian itu didapatkan atau ditemukan pada pengguna perpustakaan. Lahirnya studi modern perilaku manusia dalam mencari informasi terbentuk sewaktu konferensi masyarakat ilmiah kerajaan (1948).

Studi kebutuhan informasi dan perilaku informasi

Studi ini membahas tentang isu–isu atau pertanyaan/tanggapan sebagai berikut : Ø Apa kebutuhan informasi dari masyarakat perkotaan?

Ø Bagaimana informasi tersebut bisa dirasa puas di dalam kebutuhan kita?

Ø Apakah informasi ini sudah dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari segi efektif dan ekonomis yang dipandang dari sudut publik?

(15)

15 Wilson 1981 menyarankan bahwa “kebutuhan informasi” bukanlah kebutuhan dasar seperti kebutuhan seperti tempat hunian atau kebutuhan dalam mencari rezeki, tapi bukan kebutuhan sekunder yang muncul dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan primer.

Dua puluh tahun sebelumnya, Mote berusaha untuk mengkarakterisasi pengguna dalam upaya untuk memahami perbedaan mereka dalam penggunaan informasi. Dia mengidentifikasi tiga kelompok ilmuwan di Shell Research Ltd sesuai dengan karaker dari disiplin dimana dia bekerja:

1. Mereka yang bekerja dibidang dengan yang berkembang baik prinsip-prinsip dasar, yang sastranya terorganisasi dengan baik, dan didefinisikan dengan lebar dari subjeknya (misalnya, kimia organik)

2. Berkaitan dengan suatu subyek yang lebih luas dengan kurangnya informasi well organized (misalnya, seorang ahli kimia organik yang kini mempelajari fisika dan kimia dari pelumas)

3. Sebuah bentuk yang berlebihan dari seorang ilmuwan yang mencakup mata pelajaran yang lebih, dengan masalah yang melibatkan variasi yang lebih besar, dan hampir tidak ada organisasi literatur.

Ketidakpastian Informasi Kerangka Teori

- Entropi

(16)

16 - Redundansi

Redundansi adalah sesuatu yang bisa diramalkan atau diprediksikan (predictable). Karena prediktabilitasnya tinggi (high predictable), maka informasi pun rendah (low information) (Fiske, 1999).

Teori Informasi Organisasi

Teori informasi organisasi menjelaskan bagaimana organisasi memahami informasi yang membingungkan dan multitafsir. Terdapat beberapa asumsi yang mendasari teori ini :

1. Organisasi berada dalam suatu lingkungan informasi

2. Informasi yang diterima organisasi berbeda dalam hal tingkat kepastiannya 3. Organisasi berusaha mengurangi ketidakpastian (Morissan, 2009, h. 35-37).

Aliran Informasi dalam Organisasi

Ada tiga bentuk arus komunikasi dalam jaringan komunikasi formal seperti yang tertera dalam struktur yakni:

1. Komunikasi ke bawah (Downward communication) 2. Komunikasi ke atas (Upward communication)

3. Komunikasi horizontal (Horizontal communication) (Pace dan Faules, 2001)

Kejelasan Peran

(17)

17 Pencarian Informasi

Pada penelitian Kramer (1994) mengamati proses komunikasi untuk Pengurangan ketidakpastian pada karyawan transfer jabatan, penelitian tersebut menggunakan beberapa kategori, yaitu:

1. Komunikasi umpan balik (Communication of Feed Back)

Mengukur dua aspek yang menanyakan informasi dengan adanya umpan balik dari rekan kerja atau supervisor (informasi dalam memenuhi harapan pekerjaan,informasi dalam memenuhi persyaratan perkerjaan, masukan pekerjaan).

2. Komunikasi dukungan sosial (Communication of social support)

Supervisor (memberikan informasi, nasehat, sumber daya) dan rekan kerja(memberikan pujian, opini dan sharing).

3. Kejelasan Peran (Role Development)

Mengklarifikasi peran dan mengurangi ketidakpastian informasi mengenai kejelasan peran, informasi tugas dan tanggung jawab.

4. Hubungan komunikasi informal (Communication Relationship)

Komunikasi informal (berbagi mengenai tugas, berbagi tentang karir dan berbagi tentang perasaan dan ide).

Kesimpulan

(18)

18 Bibliografi

Anonim. [n.d] Ketidakpastian Informasi. [Online] Available at :

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-01045-PS%20Bab2001.doc

Acces on March, 9 2014

Felisia Yerike Oktaviani. 2009. Persepsi Ketidakpastian Informasi Organisasi terhadap Perilaku Pencarian Informasi pada Karyawan Pendatang Baru dan Karyawan Transfer jabatan di

BTPN Mitra Usaha Rakyat Malang. [Online]. Available at :

http://www.academia.edu/4066270 Acces onMarch, 9 2014

Nurul. [n.d]. Perilaku Individu. [Online]. Available at : http://nurulhanuraakbar.blogspot.com/

(19)

19

PROSES PRODUKSI INFORMASI DAN BIAYA INFORMASI

Oleh : Elok Nur Azizah 16 Maret 2014

Produksi (Production)

Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi bisa dihasilkan berbagai macam barang yang dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dijadikan sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Setiap negara berlomba – lomba meningkatkan hasil produksi secara global untuk meningkatkan pendapatan perkapitanya. Dan pengolahan data produksi adalah salah satu faktor yang memiliki peran sangat penting dalam membangun dan mengembangkan sistem informasi produksi. Selain itu, pengolahan data produksi juga menjadi hal yang sangat menentukan dalam pembuatan berbagai bentuk laporan produksi, yang pada akhirnya akan menjadi ukuran untuk menilai proses produksi yang terjadi di suatu industri manufaktur dan jasa.

Pengertian Produksi Secara Umum, Produksi merupakan semua perbuatan atau kegaitan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang–barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku – buku cerita, dan pelayanan jasa keuangan. Produksi Sebagai Sistem Dan Proses, yaitu sistem yang berarti terdapat hubungan yang saling memberikan pengaruh dan mempengaruhi antara faktor produksi yang satu dan yang lainnya. Produksi sebagai proses, berarti bahwa produksi dilakukan melalui tahap demi tahap secara berurutan. Pengertian Produksi Secara Ekonomi, yaitu sesuatu yang mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang dan jasa.

Kesimpulannya, produksi merupakan bidang yang terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, di mana produksi memiliki suatu jalinan hubungan timbal-balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi. Produksi dan teknologi saling membutuhkan. Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan

(20)

20 biaya yang lebih rendah, meningkatkan kualitas dan produktivitas, dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan yang mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan dan penemuan baru. Produksi dalam sebuah organisasi pabrik merupakan inti yang paling dalam, spesifik serta berbeda dengan bidang fungsional lain seperti keuangan, personalia, dll.

Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut:

1. Mempunyai komponen–komponen atau elemen–elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun sistem produksi itu.

2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang atau jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.

3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien.

(21)

21 Secara skematis sistem produksi dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Sistem Produksi

Proses produksi adalah suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan, modal, energi, dan peralatan dll untuk menghasilkan produk yang berguna atau bernilai lebih bisa berupa barang atau jasa. Atau dengan kata lain proses produksi adalah transformasi bahan (input) menjadi produk (output). Alur proses produksi dalam manajemen operasi adalah INPUT --> TRANSFORMASI --> OUTPUT. Tujuan dari semua proses diatas adalah memaksimalkan output yang kita kehendaki dengan mengunakan input yang tersedia. Dan ini melibatkan banyak bidang disiplin ilmu. Proses produksi dibagi menjadi 2 macam :

1. Produksi atas dasar pesanan

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar. Perusahaan ini mengumpulkan biaya produksi dengan menggunakan harga pokok pesanan (Job order cost methode)

2. Produksi masa

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa melaksanakan pengolahan produknya untuk memenuhi persediaan di gudang yang umumnya produknya berupa standar.

Proses Produksi Informasi

(22)

22 panjang. Dalam proses produksi informasi akan dijelaskan sesuai gambar dibawah ini:

Gambar 2. Proses Produksi Informasi

Proses Akses Informasi (Feedback)

Gambar 3. Proses Akses Informasi

Biaya Jasa Informasi

(23)

23 telah dibayarkan oleh pengguna. Harga tersebut dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan terhadap disain dan produk jasa yang akan dibuat selanjutnya. Besarnya harga diatas dapat dipakai sebagai bahan evaluasi terhadap produk yang telah dihasilkan. Pengembalian atas biaya yang telah dikeluarkan harus diperhitungkan sebagai bahan pertimbangan terhadap efektivitas produk jasa yang telah ditawarkan.

Oleh sebab itu tanpa memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memprediksi besarnya biaya yang akan ditetapkan, pengelola perpustakaan akan dapat kehilangan peran dalam hal perencanaan dan pengendalian jasa yang telah dikelolanya. Dalam penetapan biaya jasa informasi, tentunya pengelola perpustakaan harus menyadari bahwa biaya jasa yang dimaksud berbeda dengan jasa produk lainnya. Pengguna informasi akan membayar jasa yang ditawarkan apabila informasi yang dibutuhkannya telah ditemukan. Hal seperti ini lebih dikenal dengan teori hubungan antara kualitas jasa dengan biaya yang telah ditetapkan.

Adapun Definisi Biaya Menurut para ahli berarti :

- Definisi biaya menurut Drury (1996: 22) adalah rincian harga suatu produk yang telah dihasilkan berdasarkan proses pembuatannya.

- Sedangkan biaya menurut Soewartoyo (1989: 352) merupakan nilai barang dan jasa yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang menghasilkan pendapatan atau keuntungan. Laba dapat diperoleh setelah seluruh jumlah pendapatan dikurangi dengan total jumlah biaya. Biaya dalam accrual basis, tidak sama dengan pengeluaran sehingga ada biaya yang bukan pengeluaran dan ada pula pengeluaran yang bukan biaya.

(24)

24 cadangan.Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditetapkan secara langsung terhadap jasa atau aktivitas yang dilakukan. Misalnya biaya untuk kegiatan administrasi, peralatan lain (AC, lampu, alat tulis kantor), dan asuransi. Biaya produk total atau hasil keseluruhan dari kegiatan jasa merupakan jumlah antara biaya langsung dengan biaya tidak langsung.

Strategi penentuan biaya jasa informasi dalam perpustakaan menurut Rowley (1997: 98) ditentukan oleh tujuan pembuatan produk, harga jasa/produk pengguna yang memanfaatkan informasi, kebutuhan informasi pengguna yang berhubungan dengan data yang dicari serta tingkat kebutuhan pasar terhadap produk yang telah dihasilkan. Biaya dan harga jasa informasi menurut Olaison (1992: 238-239) sebenarnya dapat ditentukan melalui lima pendekatan utama, yaitu:

1. Optimal pricing: keuntungan substansial yang diperoleh diikuti dengan

crosspoint antara pendapatan marjinal dengan biaya marjinal. Pendekatan ini biasa dilakukanterhadap layanan jasa secara on-line.

2. Pricing according to value: besarnya harga jasa dilihat berdasarkan kelompok pengguna yang dibebani biaya jasa tersebut. Penyedia jasa on-line sering kali memberikan potongan harga khusus bagi pengguna yang berasal dari lembaga pendidikan. Perbedaan harga jasa diatas tergantung dari jenis penggunanya (buruh, mahasiswa, konsultan, dan lain-lain), jenis permintaan jasa (pangkalan data secara umum/khusus; bibliografi; teks lengkap; data numerik, dan lain-lain); dan waktu permintaan (hari kerja atau hari libur).

3. Pricing for full cost recovery: seluruh modal dapat kembali setelah produk yang dihasilkan terjual habis. Untuk mengatasi hal tersebut maka harga jasa yang telah dibuat harus lebih fleksibel agar permintaan pengguna seluruhnya dapat dilayani dengan baik.

4. Marginal cost pricing: ditentukan salah satu, apakah dari dana subsidi atau dari penyisihan dana yang ada. Dasar pembatasan seperti ini disebabkan banyak dukungan dana yang berasal dari masyarakat, seringkali dipakai untuk menutupi biaya pada elemen-elemen lain.

(25)

25 melalui mekanisme lain dari pemerintah pusat. Metode layanannya dapat berupa: layanan bebas biaya informasi (free of charge) atau pengguna harus membayar informasi yang diperoleh pada masing-masing penyedia informasi/perpustakaan.

Mahalnya harga informasi bukan disebabkan oleh tingginya biaya penggandaan yang dihitung berdasarkan harga kertas, tetapi lebih disebabkan oleh mahalnya biaya pengadaan, pengelolaan, dan isi informasi yang terkandung didalamnya. Oleh sebab itu harga jasa informasi dari setiap koleksi, seperti layanan tidak terpasang/tercetak (buku, majalah, laporan, tesis, seminar, dan sejenisnya) serta layanan terpasang/elektronik (CD-ROM atau Compact Disc– ReadOnly Memory; OPAC atau Online Public Access Catalogue atau offline, dan

online) harus diperhitungkan secara cermat, demikian pula besarnya penyusutan dari setiap koleksi atau data terolah.

Perhitungan biaya penelusuran informasi secara online (ke pangkalan data khusus atau melalui internet) sangatlah kompleks, karena struktur biaya yang diperhitungkan terdiri atas beberapa komponen penting yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan harga jasa informasi yang diminta. Komponen yang dimaksud antara lain adalah biaya:

 Langganan (bulanan atau tahunan),

 Telekomunikasi,

 Tambahan waktu untuk berhubungan ke pangkalan data sejenis melalui fasilitas link,

 Cetak tampilan (biasanya dibedakan tarifnya antara cetak tampilan data secara online dengan offline,

 Rentang sesi/bahasan adanya perbedaan cara pembayaran dari setiap bahasan atau topik yang dicari secara fulltext,

 Perintah-perintah khusus pangkalan data antar bibliografi yang terhubung/link atau data yang diperoleh disimpan dalam floopy disk,

(26)

26 Bibliografi

Firdausriza. 2010. Makalah Teori biaya produksi [Online].

http://lanicitraagustini.blogspot.com/2012/03/teori-biaya-produksi.html diakses pada tanggal 14 Maret 2014

Santoso, Leo Willyanto. [n.d]. Penggunaan Sistem Informasi berbasis komputer sebagai tahap awal siklus

Pengembangan Produk. [PDF]. Surabaya : Universitas Kristen Petra.

Santoso, Leo Willyanto. [n.d] Penerapan metode design for production (DFP) untuk meningkatkan proses

Margono, Tri. 2000. Aspek-Aspek Biaya Dalam Jasa Informasi. [PDF].Surabaya : Universitas Kristen Petra.

Naomi Irlandia Paulina Sihombing. 2010. Sistem Informasi Manufaktur. [Online].

http://omieduth.blogspot.com/2010_11_01_archive.html diakses pada tanggal 17 Maret 2014 pukul 22.41 WIB.

Fao Coorporation. 2014. FRIS Document Repository.

http://www.fao.org/docrep/007/ae160e/AE160E06.htm. diakses pada tanggal 17 Maret

(27)

27 DAMPAK PESATNYA INFORMASI TERHADAP PERMINTAAN DAN

PENAWARAN

Oleh : Fidan Safira 25 Maret 2014 Pendahuluan

Era Globalisasi merupakan era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan manusia. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi. Perkembangan tersebut pun perlu di dukung oleh informasi yang sesuai. Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi/ perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam suatu organisasi, para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif (wikipedia,2012). Sehingga dapat dikatakan bahwa informasi merupakan sebuah keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Perkembangan kebutuhan informasi yang meningkat tersebut dikenal dengan ledakan informasi atau

information explosions. Ledakan kebutuhan informasi tersebut harus di dukung dengan peran media akses informasi yang memenuhi.

Ledakan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membuka babak baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi secara otonom. Sekat-sekat informasi dengan sendirinya menghilang oleh inisiatif kuat individu yang ingin mengetahui lebih jauh apa yang terjadi sekitarnya. Setiap orang memiliki akses terhadap sumber informasi dimanapun di dunia ini. Konsekuensinya, masyarakat menjadi kritis dan tanggap terhadap hal yang berkembang. Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

(28)

28 Permintaan

Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu dan dalam periode tertentu. Permintaan seseorang atau masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh faktor-faktor diantaranya adalah:

1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain 3. Tingkat pendapatan 4. Cita Rasa

5. Iklim

6. Jumlah penduduk

Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa: “Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut berbanding terbalik. Ketika harga meningkat maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya, apabila harga turun maka permintaan barang meningkat”.

Penawaran

Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertenu dan pada tingkat harga tertentu. Penentuan-penentuan penawaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain 3. Biaya produksi 4. Teknologi

(29)

29 6. Ekspektasi

7. Kebijakan Pemerintah

Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwasannya: “Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.

Hubungan Penawaran dan Permintaan

Teori penawaran dan permintaan (Supply and Demand) dalam ilmu ekonomi adalah penggambaran atas hubungan-hubungan di pasar, antara calon pembeli dan penjual dari suatu barang. Model ini sangat penting digunakan untuk antara lain :

1. Menentukan harga dan kuantitas yang terjual dipasar.

2. Model ini juga digunakan untuk melakukan analisa ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual serta interaksi yang terjadi dipasar.

3. Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar yang kompetitif, harga akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dengan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen. Sehingga, terciptalah keseimbangan ekonomi antara harga dan kuantitas.

4. Model ini juga mengakomodasi kemungkinan adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.

Dampak Pesatnya Informasi Terhadap Penawaran dan Permintaan

(30)

30 barang atau kebutuhan yang meningkat bagi masyarakat. Apabila disandingkan dengan teori supply and demand yang telah dijelaskan sebelumnya, maka:

Dari Perspektif Permintaan:

“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut berbanding terbalik. Ketika harga meningkat maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya, apabila harga turun maka permintaan barang meningkat”.

Dari perspektif penawaran:

“Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga barang, semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan”.

Realita:

“Kebutuhan informasi masyarakat meningkat, penawaran informasi pun semakin banyak, akan tetapi akses informasi tersebut mudah dan murah. Yang intinya, harga dari pada barang yang saat ini dibutuhkan masyarakat masih tergolong rendah”.

Dijelaskan dalam sebuah Jurnal Sastra Klasifikasi JEL Ekonomi D8, Subyek informasi ekonomi dalam sebuah jurnal ekonomi mencakup tiga sub bidang, yaitu: informasi, pengetahuan dan ketidakpastian. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dan berkaitan dengan ekonomi informasi adalah sebagai berikut:

1. Nilai Informasi, yaitu pengamatan apakah sebuah informasi memiliki nilai ekonomi atau tidak.

2. Informasi dan mekanisme harga, hal tersebut guna memungkinkan perencanaan terhadap sistem pasar bebas melalui informasi agar dapat digunakan secara efektif.

3. Asimetri Informasi, studi mengenai pengambilan keputusan dalam transaksi, dimana salah satu pihak memiliki informasi lebih unggul dari pihak yang lain.

(31)

31 5. Bundling yaitu metode pengambilan keuntungan dari barang informasi. Salah satu strategi mengelompokan barang dan menjualnya secara bersama-sama.

Kemudian, ada tiga faktor yang membuat jual-beli informasi menjadi berbeda dengan jual-beli barang padat lainnya, yaitu :

a. Information non-rivalrous: Konsumsi terhadap suatu informasi memungkinkan juga yang lain untuk mengkonsumsi informasi yang sama. Dari kemungkinan tersebut, menunjukan bahwa informasi memiliki biaya marjinal hampir nol. Yang artinya tidak ada biaya untuk membuat salinan informasi kedua.

b. Pengecualian, menunjukan bahwa sulit untuk melarang orang lain menggunakan informasi. Karena informasi merupakan barang publik. c. Pasar informasi tidak menunjukan derajat transparansi yang tinggi,

artinya untuk mengevaluasi sebuah informasi, informasi tersebut harus diketahui.

Bibliografi

Arifa, Fachrina. 2012. Pengaruh Perkembangan Komunikasi dan Informasi di Era Globalisasi. http://www.slideshare.net/fachraarifa/pengaruh-perkembangan-komunikasi-dan-informasi-di-era-globalisasi Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2014

Chintia, Bunga. 2012. Informasi Ekonomi : Ressume Jurnal Sastra Klasifikasi JEL Ekonomi D8. [Online] Available at : http://planningandpublicpolicy.blogspot.com/ diakses pada 23 Februari 2014 : 09.33 WIB

Fendini, Septi Ayu. 2013. Pengaruh Kualitas Sistem Dan Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna (Survei Pada Karyawan Pengguna Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat

(Ap2t) Di Pt. Pln (Persero) Area

Malang)http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/152. Diakses Pada tanggal 16 Maret 2014

Hardinata, Nicky. 2013. Pengaruh yang Timbul Akibat Pesatnya Perkembangan Media Sosial.

http://teknologi.kompasiana.com/internet/2013/05/07/pengaruh-yang-timbul-akibat-pesatnya-perkembangan-media-sosial-553610.html Diakses Pada Tanggal 16 Maret 2014

Margaretta, Hensi. 2013. Peran Teknologi Informasi Terhadap Sharing Pengetahuan.

http://berita-iptek.com/peran-teknologi-informasi-terhadap-sharing-pengetahuan/ Diakses Pada Tanggal

16 Maret 2014.

(32)

32 MODEL–MODEL BISNIS INFORMASI DI ERA TEKNOLOGI

INTERNET

Oleh : Dedy Dwi Putra 1 April 2014 Model Bisnis Informasi

Model adalah sebuah bentuk rencana, representasi atau deskripsi yang menjelaskan suatu obyek, sistem atau konsep yang seringkali berupa bentuk penyederhanaan atau idealisasi. Sedangkan bisnis adalah sebuah organisasi yang memiliki sumber daya, modal dan aktifitas yang menjual barang atau jasa kepada konsumen untuk mendapatkan imbal balik berupa uang atau persamaannya. Sehingga didapat sebuah definisi bahwa model bisnis adalah gambaran sederhana hubungan antar keunggulan dan sumber daya yang dimiliki organisasi ditambah dengan aktifitas dalam penciptaan nilai oleh bentuk barang atau jasa yang

di-deliver kepada konsumen.

Suatu model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilaibaik itu ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya. Istilah model bisnis, karena itu, dipakai untuk ruang lingkup luas dalam konteks formal dan informal untuk menunjukkan aspek inti suatu bisnis, termasuk mencakup maksud dan tujuan, apa-yang-ditawarkan, strategi, infrastruktur, struktur organisasi, praktik-praktik niaga, serta kebijakan-kebijaan dan proses-proses operasional (Wikipedia 2014).

Disisi lain, Teknologi Informasi adalah suatu seperangkat alat yang membantu kita dalam bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer melainkan mencakup juga teknologi komunikasi untuk mengirim atau menyebarkan informasi. Sedangkan, Bisnis Informasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau sekelompok orang (organisasi) yang memiliki nilai (value) dengan tujuan mendapatkan keuntungan (profit) yang dilakukan dengan bantuan teknologi informasi. Jadi, Model Bisnis Informasi

(33)

33 merupakan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilaibaik itu ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya untuk mencukupi kebutuhan organisasi dengan tujuan memberikan informasi saja/mendapatkan keuntungan (profit) yang dilakukan dengan bantuan teknologi informasi.

Era Teknologi Internet

Internet menjadi kebutuhan semua orang, mulai dari hanya mencari informasi, berdiskusi, melihat pameran virtual, menciptakan kerja sama team work, mengubah cara pemasaran, aktivitas surat-menyurat, menulis berita dan menulis mengenai catatan sehari-hari. Pelayanan di internet semakin banyak dan beragam, pengguna komputer mendapatkan kebebasan untuk memilih yang disesuaikan untuk kebutuhannya. Era internet mulai trend pada tahun 1995 ketika Windows 95 diluncurkan, pesaing Windows, Nescape Navigator meluncurkan aplikasi program untuk internet dan tidak lama kemudian Windows meluncurkan

Internet Explorer (IE). Persaingan keduanya dalam sebuah era baru yang dinamakan era internet sangat pesat. Tetapi karena Windows telah mempunyai posisi yang kuat maka IE dapat dengan mudah menguasai aplikasi program untuk menjelajah internet. Era tahun 2000, aplikasi-aplikasi software untuk menjelajah internet mulai diciptakan ada mozzila firefox, opera, chrome, safari dll.

(34)

34 Era internet melahirkan model bisnis baru dan juga perkembangan teknologi baru. Perusahaan-perusahaan start up banyak yang lahir dan kemudian berkembang, salah satu pemain tangguh yang tidak pernah diperhitungkan adalah Google. Google adalah mesin pencari yang paling mudah digunakan dan efisien. Google telah berpikir untuk menyediakan layanan kepada pengguna komputer melalui jaringan internet. Google meluncurkan layanan Gmail, membeli Youtube, membeli blogspot dll. Internet bagi Google menyediakan ruangan yang tidak terbatas, Google juga meluncurkan Google Map yang mempunyai fasilitas peta 3 dimensi yang up date setiap saat. Google melihat banyak sekali potensi-potensi baru dalam dunia digital.

Model e-bisnis berbasis web content :

 Iklan media, lebih khususnya media online (iklan, advertorial dll).

 Blogger.

 Publicist. Mempublikasikan produk-produk komersial, acara-acara, publikasi tokoh ke beragam media dan sosial media.

 Social Media Respon Center. Mengelola akun sosial media milik perusahaan misalnya. Seperti yang saat ini lagi booming pengelolahan Twitter perusahaan.

 Perusahaan yang berbasis informasi atau portal : Detik.com, Astaga.com, Vivanews.com, dll.

 Perusahaan berbasis transaksi e-commerce : Amazon.com, dll. Revenue utama dari pembelian yang dilakukan konsumen secara on-line.

 Mesin Pencari Informasi Cont : Google, yahoo, dsb.

Keuntungan Berbisnis dengan Internet

(35)

35 tradisional. Misalnya, penggunaan telepon dan penyebaran brosur. Pelayanan untuk pengguna/ pelayanan konsumen dapat dilakukan dengan maksimal dengan persentase (32%) karena dengan teknologi internet penyebaran, penggunaan dan menyediakan informasi secara menarik, sewaktu-waktu, dimana saja dalam beberapa media, dan menyediakan pelayanansesuai dengan kebutuhan konsumen. Peningkatkan penghasilan mencapai 18%, pemasaran mencapai 13%, dan lain-lain mencapai 2%.

Gambar.1 : Keuntungan yang Diperoleh Perusahaan yang Menggunakan Aplikasi Internet

(36)

36 Kesimpulan

Internet dalam bisnis dapat digunakan bukan hanya sekedar untuk pertukaran informasi, katalog produk, media promosi, dan surat elektronik saja. Tapi juga bisa digunakan untuk berdialog, berdiskusi, dan konsultasi dengan konsumen secara online, bulletin boards, kuesioner elektronik, mailing list. Sehingga konsumen dapat dilibatkan secara proaktif dan interaktif dalam perancangan, pengembangan, pemasaran, dan penjualan produk. Keuntungan yang dapat diperoleh dari berbisnis lewat internet adalah penghematan biaya mencapai 35%, pelayanan konsumen mencapai 32%, peningkatkan penghasilan mencapai 18%, pemasaran mencapai 13%, dan lain-lain mencapai 2%. Tips kesuksesan berbisnis lewat internet adalah menjaga kesederhanaan, memberi nilai tambah, memudahkan cara pembelian, menunjukkan sertifikasi keamanan, menjaga privasi pelanggan, memberikan harga terendah, memudahkan akses, memberi nomor bebas pulsa, usahakan tepat waktu, memberi jawaban secepatnya, menggunakan penjawab otomatis, lakukan konfirmasi, memberikan biaya pengiriman terendah, dan menyertakan garansi kepuasan.

Bibliografi

Cronin, Mary (1995). Doing More Business on the Internet. 2nd ed. New York: Van Nostrand Reinhold. [Online] Available at http://www.lesprivatsurabaya.net Tanggal 27 Maret 2014 pukul 12.06 WIB

(37)

37 KAJIAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN DAN

PENDIDIKAN PEMAKAI PERPUSTAKAAN

Oleh : Fella Rizka Nurillita 29 April 2014 Kajian Kebutuhan Pemakai Perpustakaan

a. Definisi

Sebenarnya kata Kajian Pemakai merupakan terjemahan dari User Studies. Di dalam bahasa Indonesia ada yang menterjemahkannya menjadi studi tentang pemakai. Studi tentang pemakai menurut Suyanto, dalam Suwanto (2000, 382 – 391), merupakan kajian secara sistematis terhadap karakteristik dan perilaku pemakai informasi berkenaan dengan interaksinya dengan sistem informasi. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem informasi di sini dapat berarti lembaga – lembaga yang melayani penelusuran informasi, baik itu perpustakaan, pusat-pusat dokumentasi dan informasi, maupun suatu sistem informasi di dalam komputer dengan menggunkan pangkalan data-pangkalan data baik pangkalan data lokal maupun pangkalan data ekstern atau pangkalan data dari luar lembaga tersebut.

Menurut White (1993), sebuah kajian bisa dinamakan kajian pemakai bila kajian tersebut merupakan kajian yang tidak terfokus pada apa yang dikerjakan perpustakaan tetapi pada apa yang dikerjakan oleh orang-orang bila mereka membutuhkan informasi. Dari pernyataan White ini maka tersirat makna bahwa kajian pemakai adalah kajian tentang orang-orang yang membutuhkan informasi, bukan kajian tentang apa yang dilakukan oleh lembaga informasi.

b. Tujuan Kajian Kebutuhan Pemakai

Berdasarkan pengelompokan tujuan yang dilakukan oleh Ford (dalam Darmono dan Ardoni, 1994: 28 – 29), maka ada beberapa aspek yang dapat dilakukan , yaitu :

a) Sumber informasi

Kajian tentang sumber informasi telah banyak dilakukan terutama untuk menguji keterpakaian koleksi. Kajian ini kadang-kadang dapat dibandingkan dengan jenis koleksi yang berbeda dan membahas alasan penggunaan jenis koleksi tertentu.

(38)

38 Kajian ini biasanya meneliti motivasi pemakaian informasi dan cara mencari informasi yang dibutuhkan, serta tenggang waktu antara batas waktu man dengan pemanfaatan secara nyata.

c) Ciri-ciri informasi

Kajian tentang ciri-ciri informasi mengelompokkan pemakai berdasarkan tingkat kebutuhan, perilaku, latar belakang dan pekerjaan pemakai. Karakteristik dalam bentuk tipologi pemakai akan dapt memberikan gambaran dengan cara pemetaan perlaku dan kebutuhan dengan mengidentifikasi tipe-tipe mereka.

d) Sistem – sistem (tata nilai) dari pemakai

Kajian ini meneliti hubungan antara sistem atau tata nilai pemakai dengan perilaku mereka dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Sistem dan tata nilai yang berpengaruh antara lain sistem kebudayaan, sistem politik, teman-teman sewaktu kuliah (invisible college ), organisasi formal, dan sistem ekonomi di masyarakat.

e) Interaksi antara pemakai dengan sistem informasi.

Kajian ini diarahkan pada proses interaksi antara pemakai dengan sistem yang ada di perpustakaan atau di pusat-pusat informasi. Yang menjadi perhatian utama adalah sikap dan perilaku pemakai.

c. Metode – Metode Kajian Pemakai

Untuk melakukan suatu kajian atau penelitian tentunya memerlukan metode. Metode yang digunakan untuk kajian pemakai sekarang ada pergeseran cara dari metode kuantitatif ke metode kualitatif, dengan metode pengumpulan datanya kuesiner dan wawancara, serta observasi. Lebih lanjut Britain (Dalam Darmono dan Ardoni, 1994 : 29 – 30), mengidentifikasi empat pendekatan utama, yaitu :

a) Penyelidikan langsung (termasuk penggunaan kuesioner dan wawancara) untuk pengamatan layanan-layanan yang ada

b) Metode eksperimental, untuk mendapatkan umpan balik observasi langsung

c) Metode kuesioner (dengan pertanyaan yang terbuka) untuk menilai sikap yang dikaitkan dengan layanan.

d) Observasi / pengamatan langsung.

(39)

39 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa kajian pemakai adalah kajian tentang orang-orang yang membutuhkan informasi, bukan kajian tentang apa yang dilakukan oleh lembaga informasi. Lingkup kajian pemakai bukan hanya berada di perpustakaan tetapi juga di luar perpustakaan.

Tujuan kajian pemakai adalah untuk memahami proses perpindahan informasi dan semua implikasinya untuk semua bentuk lembaga informasi, dan penyebaran informasi yang berhubungan dengan sistem.

Bibliografi

Suwanto, Sri Ati. 2003. Kajian Pemakai Perpustakaan

(40)

40 Pendidikan Pemakai Perpustakaan

a. Definisi

Secara umum istilah pendidikan pemakai dalam konteks Ilmu Perpustakaan adalah memiliki pengertian yang sama dengan istilah bimbingan pemakai, pendidikan pengguna atau User Education.

Definisi pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987 : 121) adalah sebagai berikut :

Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu ataupun secara kelompok. Menurut Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (1979 : 19) “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau petunjuk kepada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan secara efektif dan efesien.”

Jadi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan pemakai adalah serangkaian kegiatan yang berisi aktivitas belajar mengenai pengenalan dan tata cara memanfaatkan perpustakaan kepada pengguna maupun calon pengguna di perpustakaan.

Pada dasarnya materi yang diterapkan dalam pendidikan pemakai pada perpustakaan relatif sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Secara umum Darmono (2001 : 23) menyebutkan beberapa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan antara lain adalah :

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan : seperti lokasi, luas gedung, ruang baca, tempat menyimpan koleksi dll

2. Peraturan perpustakaan contoh : jam layanan perpustakaan (buka dan tutup layanan dll)

3. Alat penelusuran informasi seperti katalog manual (kartu katalog, katalog elektronik)

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan

5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi seperti rak majalah, rak layanan referensi dll)

(41)

41 Sementara itu, kemungkinan terdapatnya perbedaan materi pendidikan pemakai antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya sangat mungkin terjadi. Hal ini sudah lumrah karena pada dasarnya peraturan mengenai pendidikan pemakai belum diatur dalam undang-undang pendidikan.

b. Tujuan Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai juga memiliki tujuan yang ditetapkan secara objektif. Dalam hal ini, perpustakaan harus dapat mengidentifikasi berbagai sasaran yang ingin dicapai didasarkan atas prioritas pada porsinya masing-masing. Oleh sebab itu, penerapan pendidikan pemakai pada perpustakaan harus diiringi dengan berbagai target yang ingin dicapai. Secara umum tujuan diadakannya pendidikan pemakai tercantum dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004 : 95) sebagai berikut :

1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan. 4. Mempromosikan layanan perpustakaan.

5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.

Sementara itu Darmono (2001 : 32) menjelaskan “bahwa pemanfaatan perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis perpustakaan”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan dengan lebih secara lebih maksimal, yang artinya pengguna diharapkan memiliki sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis informasi ke dalam kehidupannya.

c. Manfaat Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai yang diberikan oleh perpustakaan pasti memiliki manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat pendidikan pemakai yang mendukung tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan pemakai. Menurut Ratnaningsih (1994 : 2) pemberian pendidikan pemakai sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu :

(42)

42 koleksi/informasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat.

2. Bagi Perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan citra perpustakaan dan pustakawannya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat pendidikan pemakai adalah untuk memudahkan pengguna dalam mencari dan menelusur informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.

d. Metode Pendidikan Pemakai

Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah “Suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah” (Subagyo, 1997 : 50). Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.

Sementara itu Hills dalam Fjallbrant (1978 : 33) menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain:

1. Motivation

Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.

2. Activity

Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.

3. Understanding

Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

4. Feedback

Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran dalam pendidikan pemakai selayaknya memperhatikan berbagai aspek dan dampak, baik terhadap pengguna maupun perpustakaan sendiri.

e. Dampak Penerapan Pendidikan Pemakai

(43)

43 Hak (2007) mengutarakan beberapa dampak yang diharapkan dari adanya pendidikan pemakai yaitu sebagai berikut :

1. Pengetahuan, misalnya: dari yang tadinya tidak tahu penggunaan susunan klasifikasi untuk pengelolaan buku-buku atau koleksi lainnya menjadi tahu makna dan manfaatnya, sehingga dapat menggunakan katalog untuk penemuan kembali buku-buku yang dibutuhkan.

2. Sikap, misalnya: dari yang tadinya bersikap perpustakaan hanya sebagai tempat penyimpanan buku menjadi perpustakaan sebagai tempat untuk mencari informasi (sumber belajar), sehingga selalu datang ke perpustakaan untuk memenuhi segala kebutuhan informasinya baik itu yang berhubungan langsung dengan perkuliahannya maupun untuk keperluan informasi lainnya.

3. Keterampilan, misalnya: dari yang tadinya sering menyobek buku atau koleksi lainnya menjadi perhatian untuk memelihara keberadaannya dengan cara menjaga kerapihan dan menempatkan kembali sesuai dengan susunan klasifikasi atau “call number” buku di rak atau sarana perpustakaan lainnya.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat indikasi dengan adanya pendidikan pemakai dampak positif memberikan kemungkinan yang lebih besar. Namun demikian, faktor yang juga perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pengaruh yang dapat ditimbulkan adalah faktor pendidikan (proses dan aktivitasnya) dan pengguna perpustakaan (peserta didik) itu sendiri.

f. Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai

Dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer (Salim, 2002 : 1132) disebutkan istilah peran memiliki arti “bagian dari tugas utama yang harus dilakukan”.

Definisi pustakawan menurut Harahap (1998 : 1) adalah :

Seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan informasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat di ambil kesimpulannya bahwa pengertian peran pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada penguna perpustakaan. Dimana salah satu tugasnya adalah memberikan pendidikan, bimbingan, dan bekerjasama kepada pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut.

(44)

44 Dalam rangka menyelenggarakan pendidikan pemakai pada perpustakaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dan staf perpustakaan, yaitu sebagai berikut :

1. Petugas perpustakaan harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.

2. Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. 3. Petugas perlu melibatkan dosen, jurusan dan fakultas.

4. Pendidikan dilakukan baik secara terprogram maupun sewaktu-waktu. (Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman, 2004 : 95).

Dengan demikian, peran pustakawan dalam menerapkan pendidikan pemakai di perpustakaan pada dasarnya merupakan kontribusi terbesar dan menjadi penentu keberhasilan proses pendidikan pemakai, disamping kemauan dan minat pengguna juga menjadi faktor pendukung. Hal ini dapat diidentifikasi dari ada atau tidaknya peningkatan kemampuan pengguna dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan setelah mengikuti pendidikan pemakai di perpustakaan.

Bibliografi

(45)

45 ORANG YANG TERLIBAT DALAM PENGAJARAN PERPUSTAKAAN

DAN PERENCANAAN PROGRAM PENGAJARAN PERPUSTAKAAN

Oleh : Laila Rifa’atul Azizah 06 Mei 2014

Orang Yang Terlibat Dalam Pengajaran Perpustakaan

Pendekatan – pendekatan pembelajaran tradisional yang memposisikan dosen sebagai seseorang yang ‘lebih tahu’ daripada mahasiswanya, dan menjejali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan dan informasi yang mereka miliki, sangat tidak menguntungkan mahasiswa dan membunuh kreatifitas intelektual mereka. Beberapa dosen yang lebih ekstrim, bahkan mengharuskan mahasiswanya menerima secara mutlak apa yang diberikan oleh mereka tanpa memberi peluang mengembangkan ide baru, apalagi menentang ide sang dosen. lntelektual mahasiswa dikebiri, tidak ada kebebasan apalagi penghargaan terhadap ekspresi ideologis mereka. Critical thinking dan keterampilan analisis bukannya dipupuk, malah dibunuh menjadi layu sebelum berkembang. Hal ini sejalan dengan praktik pembelajaran yang sekarang sekarang banyak terjadi/berlangsung :

1. Pendidikan berbasis kelas (dassmom-based education) 2. Pembelajaran berbasis pengajar (teacher-based learning)

3. Sumber belajar belum mampu menciptakan kondisi yang kondusif. Akibat dari kondisi itu :

1. Mahasiswa tidak ditumbuhkan kemandiriannya 2. Minimnya ketrampilan di kalangan mahasiswa.

Kondisi seperti itu masih menjadi kenyataan sampai saat ini. Sekalipun berbagai pendekatan baru dalam pendidikan dikembangkan untuk melawan model pembelajaran tersebut dan berupaya membangkitkan potensi – potensi kemampuan mahasiswa, misalnya dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, beberapa dosen kenyataannya masih mempertahankan status quo dan tidak hendak bergerak dari model pembelajaran tradisional. Pada saat yang sama, perpustakaan ada sebagai entitas yang ‘terpisah’ dari proses pembelajaran di kelas.

(46)

46 keputusan di perguruan tinggi memang menempatkan perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar – sekedar tidak mengkhianati teori pendidikan. Pada prakteknya, sangat sedikit dosen yang merencanakan pembelajaran dengan mempertimbangkan perpustakaan sebagai sumber informasi. Kalaupun ada dosen yang merujuk mahasiswanya ke perpustakaan untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan, mereka tidak pernah benar-benar mengontrol mahasiswanya memanfaatkan perpustakaan dalam menyelesaikan tugas; apalagi melakukan perkuliahan di perpustakaan dan mengajari mahasiswa bagaimana memanfaatkan sumber informasi yang ada di perpustakaan. Padahal, mengajarkan tehnik dan strategi memanfaatkan sumber informasi dan pengetahuan bukan hanya akan membantu mahasiswa pada saat mereka sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi, tetapi juga secara otomatis membekali mereka dengan sebuah keterampilan informasi yang akan dipergunakannya kelak di lapangan pekerjaan atau kehidupannya secara mandiri.

Mengapa diperlukan. Menurut Prof. DR. Arif Furqon, Ph.D., ada beberapa alasan pendekatan ini perlu dikembangkan di Perguruan Tinggi :

- Hasil lulusan yang dihasilkan dari proses pembelajaran yang ada sekarang ini belum memenuhi harapan. Oleh karenanya diperlukan adanya inovasi di bidang pembelajaran, yaitu dengan Pembelajaran berbasis perpustakaan yang khusus ditujukan bagi mahasiswa perguruan tinggi - Proses pembelajaran terfokus pada dosen

- Perkembangan ilmu pengetahuan dinamis - Memasuki era industri informasi

Siapa yang memulai?

1. Idealnya adalah Rektor/Ketua STAl sebagai penanggungjawab utama mutu lulusan perguruan tinggi.

Stakeholder atau Narasumber Bimbingan seperti : - Pustakawan

- Dosen

Gambar

Gambar 1. Sistem Produksi
Gambar 2. Proses Produksi Informasi
Tabel 1. Rincian Pelaksanaan Program

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana menghilangkan kabut atau dehazing pada citra tunggal CCTV yang digunakan untuk monitoring danau kawah gunung kelud menggunakan metode dark channel prior

Teknik pembuatan roti dengan sistem Sponge and Dough ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sistem Straigh Dough, antara lain lebih

Bila berlaku atau disyaki berlaku penyakit wajib lapor, Pengarah Perkhidmatan Veterinar Negeri hendaklah menasihatkan Menteri Besar atau Ketua Menteri untuk mengisytihar

Pada hari ini Rabu tanggal Dua Puluh Lima, bulan Juli, tahun dua ribu dua belas, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa telah mengadakan Pembukaan Dokumen

Pada hari ini, Kamis, tanggal Dua Puluh Enam, bulan Juli, tahun dua ribu dua belas, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang / Jasa telah mengadakan Pemberian Penjelasan

Bila dianggap bahwa kayu bakar selama ini merupakan bahan bakar yang paling tepat untuk proses pembuatan genteng, maka parameter yang harus dijadikan acuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa data penelitian yang sering muncul dalam surat kabar Radar Sulteng yaitu data yang menggunakan referensi persona, karena

Apabila ia mampu maka wajib baginya menghadap kiblat, jika ia dapat menyaksikannya (Ka ’ bah) maka ia harus menghadap kepada 'ainul Ka ’ ba hatau kepada arah dari arah kiblat. Jika