• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERLUNYA SERTIFIKASI LISENSI HAK CIPTA OLEH

A. Keberadaan Yayasan Karya Cipta Indonesia

2. Dasar Hukum Berdirinya Yayasan Karya Cipta

Sesuai dengan namanya, Yayasan Karya Cipta Indonesia adalah badan hukum berbentuk Yayasan yang didirikan dengan Akta Notaris nomor 42 dilangsungkan dihadapan Notaris Abdul Latief Sarjana Hukum yang berkedudukan di Jakarta pada tanggal 12 Juni 1990 dan sahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia yang sekarang disebut Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Dulunya peraturan tentang Yayasan ini hanya ditetapkan berdasarkan Yurisprudensi dan kebiasaan- kebiasaan yang lazim berlaku di masyarakat.

Pada dasarnya sebelum diberlakukannya Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan jo Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas       

57 Ibid. 58

Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan, maka Yayasan sebagai Badan Hukum sudah sejak lama diakui keberadaannya walaupun belum diatur khusus dalam suatu undang-undang secara tersendiri. Menurut R. Ali Rido yang menyatakan bahwa, “sebelum berlakunya Undang-Undang Yayasan, kedudukan Yayasan atau perkumpulan sebagai suatu Badan Hukum ditetapkan oleh perundang-undangan, kebiasaan atau yurisprudensi”.59

Berdasarkan hukum kebiasaan dan asumsi hukum yang berlaku umum di masyarakat, maka dapat dikemukakan ciri-ciri Yayasan sebagai suatu entitas hukum antara lain:

a. Eksistensi Yayasan sebagai entitas hukum di Indonesia belum didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Pengakuan Yayasan sebagai Badan Hukum belum ada dasar yuridis yang tegas, berbeda halnya dengan Perseroan Terbatas, Koperasi dan Badan Hukum lainnya.

c. Yayasan dibentuk dengan memisahkan kekayaan pribadi untuk tujuan nirlaba, untuk tujuan religius, sosial keagamaan, kemanusiaan dan tujuan- tujuan idiil yang lain.

d. Yayasan didirikan dengan akta Notaris atau dengan surat keputusan pejabat yang bersangkutan dengan pendiriaan Yayasan.

e. Yayasan tidak memiliki anggota dan tidak dimiliki oleh siapapun, namun mempunyai pengurus atau organ untuk merealisasikan tujuan Yayasan tersebut.

f. Yayasan mempunyai kedudukan mandiri sebagai akibat dari adanya kekayaan terpisah dari kekayaan pribadi atau pengurusnya dan mempunyai tujuan tersendiri atau lepas dari tujuan pribadi pendiri atau pengurusnya. g. Yayasan diakui sebagai Badan Hukum seperti halnya orang yang berarti

Yayasan diakui sebagai subjek hukum mandiri yang dapat menyandang hak dan kewajiban mandiri, didirikan dengan akta dan didaftarkan di Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat.

h. Yayasan dapat dibubarkan oleh Pengadilan apabila tujuan Yayasan ber- tentangan dengan hukum, dapat dilikuidasi dan dapat dinyatakan Pailit.60

       59

R. Ali Rido, Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Koperasi, Yayasan dan Wakaf, Alumni : Bandung, 2001, hal. 51.

60 Ibid.

Setelah keluarnya Undang-Undang No 16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 16 Tahun 2001, maka yayasan yang didirikan sebelum keluarnya Undang-Undang N0 16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo Undang-Undang No 28 Tahun 2004, diwajibkan untuk melakukan penyesuaian kepada undang-undang yayasan yang baru. Menurut ungkapan bapak Hendriko Morino Naibaho, selaku Kepala Wilayah, bahwa YKCI telah melakukan penyesuaian terhadap Undang-undang No.28 Tahun 2004.61

Sebagai badan hukum yang berbentuk yayasan, dengan berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta berdasarkan Pasal 4 Anggaran Dasar YKCI. YKCI mempunyai maksud dan tujuan, sebagai berikut :

a. Mengurus kepentingan para pencipta Indonesia yang hak ciptanya dikuasakan kepada YKCI, terutama dalam rangka pemungutan fee/royalty bagi pemakai hak ciptanya oleh pihak lain untuk kepentingan yang bersifat komersial baik di dalam maupun di luar negeri.

b. Mewakili kepentingan para pencipta luar negeri, terutama dalam rangka pemungutan fee/royalty atas pemakaian Hak Cipta musik dan lagu asing oleh pihak lain untuk kepentingan penggunaan yang bersifat komersial di wilayah Indonesia.

c. Mewakili dalam rangka mempertahankan dan melindungi kepentingan para pencipta atas pelanggaran Hak Cipta musik dan lagu.

d. Meningkatkan kreatifitas para pencipta melalui pendidikan pembinaan dan pengembangan serta kemampuan pengetahuan dalam bidang musik dan lagu.

Sementara itu, untuk pencapaian maksud dan tujuan tersebut, maka YKCI menjalankan usaha ataupun tugas sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 5 Anggaran Dasar YKCI yang menyatakan, antara lain :

       61

Wawancara pada tanggal 02 Juni 2010 dengan Hendriko Morino Naibaho, Kepala Wilayah Yayasan Karya Cipta Indonesia di Kantor Wilayah Yayasan Karya Cipta Indonesia di Kota Medan.

a. Melaksanakan administratif bersama (collective administration) atas pemakaian Hak Cipta musik dan lagu dari para pencipta pada umumnya, pencipta musik dan lagu khususnya baik ciptaan Indonesia maupun asing.

b. Melakukan pemungutan fee/royalty atas pemakaian Hak Cipta musik dan lagu untuk kepentingan komersial baik berupa pertujukan maupun penyiaran (performing right) dan penggandaan melalui media cetak maupun alat mekanik (mechanical right).

c. Mendistribusikan pemungutan fee/royalty tersebut sebagaimana disebut dalam Pasal 5 huruf b Anggaran Dasar kepada yang berhak setelah dipotong biaya administrasi.

d. Berperan serta secara aktif di dalam kegiatan pendidikan pembinaan dan pengembangan dalam rangka peningkatan kreatifitas, pengetahuan serta kemampuan para pencipta Indonesia.

Menurut hasil pengamatan peneliti, bahwa YKCI sebagai badan hukum yang berbentuk yayasan mempunyai anggota yang terdiri dari para pencipta musik dan lagu, maka setelah keluarnya Undang-Undang No.16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 16 Tahun 2001 dilakukan penyesuaian kepada undang-undang yang baru, maka YKCI hanya terdiri dari 3 (tiga) organ, yakni pengurus, pembina dan pengawas. Dengan demikian anggota-anggota dari YKCI menempati tempat sebagai BOD Commision, yang tugasnya mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan oleh YKCI, seperti tertera pada struktur organisasi YKCI di bawah ini :

Skema  1 : Struktur Organisasi YKCI 

Ketua Umum : Munif A Bahasuan  Sekjen : Ireng Maulana

Penasehat 

BOD 

GENERAL MANAGER 

Consultan  Management

Daerah  Data and   Distribution  Licensing D Finance and  GA  Member  Services  HRD 

Sumber Data : Yayasan Karya Cipta Indonesia Tahun 2007-2010

Berdirinya YKCI merupakan suatu interpretasi atas dilindunginya suatu karya cipta sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Namun didalam prakteknya di masyarakat UUHC masih dianggap lemah, sebab belum adanya peraturan pelaksana dari UUHC yang mencantumkan definisi lembaga majemen kolektif dan menunjuk lembaga mana yang berhak menjadi lembaga majemen kolektif sebagai kuasa dari para pencipta atau pemegang hak cipta musik dan lagu dalam mengelola administrasi hak mengumumkan musik dan lagu daripada para Pencipta.

YKCI adalah merupakan badan idependen, bukan organisasi yang disponsori oleh pemerintah, akan tetapi didukung oleh Departemen Kehakiman sekarang kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dibawah Direktorat Hak Cipta, Paten dan Merek dan Tim Kepres 34.62 Hal ini sejalan dengan usaha pemerintah dalam mengimplementasikan Undang-Undang Hak Cipta. Pemerintah tidak mengeluarkan surat penunjukkan karena yang paling penting adalah adanya kekuatan hukum yang diberikan oleh setiap pencipta musik dan lagu.

Sebagaimana yang telah disebutkan di atas mengenai dasar hukum berdirinya Yayasan Karya Cipta Indonesia, maka ada dasar hukum atau peraturan perundang- undang yang berkaitan dengan berdirinya YKCI tersebut, antara lain :

a. Ketentuan-ketentuan tentang Hak Cipta di Indonesia yang terdiri dari : 1) Auteurswet 1912.

2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta jo Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1987 Tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta jo Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2002 Tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1987.

3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 14 Tahun 1986 jo Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun 1989 Tentang Dewan Hak Cipta.

4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 Tahun 1989 Tentang Penterjemahan dan / atau Perbanyakan Ciptaan untuk Kepentingan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Pengembangan.

5) Peraturan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.01- HC.03.01/1987 Tentang Pendaftaran Ciptaan.

       62

Tim Kepres 43 adalah Tim kerja pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Sekretaris Negara yang dibentuk pada bulan Juli 1986, yang tugasnya meneliti, mempelajari dan mengambil langkah- langkah yang diperlukan terhadap segala permasalahan di bidang “ Intellectual Property Right” , tugas dari tim ini adalah meliputi penyelesaian segala permasalahan yang timbul dalam kaitannya dengan pelaksanaan Undang-Undang Hak Cipta, Undang-Undang Merk Dagang dan Merk perniagaan, serta mempercepat, prioritas penanganan diberikan kepada penyelesaian permasalahan di bidang Hak Cipta.

6) Peraturan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.M.04.PW.03/ 1988 Tentang Penyidikan hak Cipta.

7) Surat Edaran Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.01.PW. 07.03/ 1990 Tentang Kewenangan Menyidik Tindak Pidana Hak Cipta b. Perjanjian Internasional yaitu Keputusan Presiden tentang Pengesahan

Persetujuan Timbal Balik Hak Cipta antara Pemerintah Republik Indonesia : 1) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 17 Tahun 1988 dengan

Masyarakat Eropa.

2) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 25 Tahun 1989 dengan Amerika Serikat.

3) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 38 Tahun 1993 dengan Australia.

4) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 56 Tahun 1994 dengan Inggris.

5) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 18 Tahun 1997 Tentang Pengesahan Berne Convention.

6) Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 19 Tahun 1997 Tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty. 63

3. Kewenangan Yayasan Karya Cipta Indonesia Sebagai Pendukung

Dokumen terkait