SERTIFIKASI LISENSI HAK CIPTA MUSIK DAN LAGU RADIO SIARAN SWASTA NASIONAL OLEH
YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA (Suatu Penelitian di Kota Medan)
T E S I S
Oleh
KURNIA SULISTYANTI 087011061/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
SERTIFIKASI LISENSI HAK CIPTA MUSIK DAN LAGU RADIO SIARAN SWASTA NASIONAL OLEH
YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA (Suatu Penelitian di Kota Medan)
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Dalam Program Studi Kenotariatan
Pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Oleh
KURNIA SULISTYANTI 087011061/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Tesis : SERTIFIKASI LISENSI HAK CIPTA MUSIK DAN LAGU RADIO SIARAN SWASTA NASIONAL
OLEH YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA ( SUATU PENELITIAN DI KOTA MEDAN )
Nama Mahasiswa : KURNIA SULISTYANTI
Nomor Pokok : 087011061
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui : Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Sunarmi, SH, MHum.
Ketua
Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, MHum Syafruddin S Hasibuan, SH,MH, DFM Anggota Anggota
Ketua Program Dekan
Tanggal Lulus 25 Agustus 2010 Telah diuji pada
Tanggal : 25 Agustus 2010
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Sunarmi, SH, MHum
Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, MHum 2. Syafruddin S Hasibuan, SH, MH, DFM
3. Prof. Dr. Runtung, SH, MHum
ABSTRAK
Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pihak lain yang bukan Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu untuk memanfaatkan hasil ciptaan dari Pencipta, dan bagi Pencipta ataupun Pemegang Hak Cipta musik dan lagu dapat menerima imbalan atau royalty atas hasil ciptaannya tersebut. Namun demikian dari hal tersebut, ada beberapa permasalahan yang muncul antara lain : mengapa diperlukan sertifikasi lisensi Hak Cipta oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), bagaimana kedudukan hukum sertifikasi lisensi Hak cipta yang dikeluarkan Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) serta hambatan dan upaya apa saja yang timbul dalam pelaksanaan Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI).
Untuk membahas permasalahan tersebut, maka penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis, artinya penelitian ini merupakan penelitian yang berupaya untuk menggambarkan, menjelaskan serta menganalisa peraturan-peraturan yang berhubungan dengan Hak Cipta dan kemudian akan membandingkan dengan praktek pelaksanaan sertifikasi lisensi pengumuman Hak Cipta musik dan lagu pada Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan hukum normatif yang didukung oleh wawancara dan informan, karena merupakan penelitian hukum doktrinal yang disebut juga penelitian kepustakaan atau studi dokumen yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan hukum yang tertulis atau bahan hukum yang lain berupa dokumen-dokumen dan berbagai teori, serta kemudian dihubungkan dengan prilaku yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
royalty yang dibayarkan pihak pengguna musik dan lagu serta mengawasi pendistribusian royalty tersebut dan diharapkan pihak YKCI maupun Pemerintah Republik Indonesia untuk mensosialisasikan lagi UUHC ke setiap stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia baik yang tergabung dalam anggota PRSSNI maupun bukan anggota PRSSNI agar mau membayar royalty untuk penggunaan musik dan lagu, sehingga tidak ada lagi pelanggaran terhadap Hak Cipta musik dan lagu yang merugikan para Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas musik dan lagu. __________________________________
ABSTRACT
A License Certification of Copy Right in Music and Songs for National Private Broadcasting Radio by Yayasan Karya Cipta Indonesia aims providing opportunities for others whose is not as composer or a holder of copy right in music and songs to optimally exploit the works of composer and even the composer or holder of copy right in music and songs may accept some compensation or royalty upon one’s work. It is however several problem emerged such as : what is it required a license certification of copy right by Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) foundation, how is its legal status of license certification in copy right as issued by the YKCI foundation, the barriers as well as whatever efforts resulted in administrating the license certification.
In completing this study was done with an analytical descriptive research, provide shortly to describe out, explain and analyze the regulations relating to the Copy Right for further compare it to the implementation in field for license certification by announcing them all about copy right in music and songs practicing in Indonesia.
This research adopted a normative legal approach method. In taking the data supported by providing interview to those informant. This research is well known also with doctrinal law, in taking this data with by library research and document study, this is lead to the law regulations in written only or on other law material with documents and various theories, and later connecting it to the living attitude and got progress among the society.
The point resulted in this research such as a necessary to have license certification of copy right in music and songs by Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) foundation as formulated in a license to be issued by YKCI foundation to those users of music and songs for presenting them or broadcasting widely to public in a business work .
YKCI foundation or the authority is encouraged to socialize it UUHC over all Ration stations operating in Indonesia either as united in the association of Radio station PRSSNI or not member of PRSSNI, urged to pay the royalty in using the music and songs. It is encouraged to every side for never doing violations against the copy right of music and songs due to resulting in lost as composer or holder of copy right upon music and songs.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini,
yang berjudul “Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik Dan Lagu Radio Siaran
Swasta Nasional Oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (Suatu Penelitian Di Kota Medan)”.
Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program Studi Kenotariatan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan tesis ini, Penulis telah banyak mendapat bimbingan,
pengarahan, bantuan dalam memperluas wawasan Penulis dari awal penyusunan
proposal sampai penyelesaian penulisan tesis ini, sehingga pada kesempatan ini
Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh Dosen Pembimbing yaitu kepada Ibu Prof. Dr. Sunarmi, S.H., M.Hum, Ibu
Dr. T. Keizerina Devi Azwar, S.H., CN, M.Hum dan Bapak Syafruddin S Hasibuan,
S.H., M.H., DFM yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukkan demi
kesempurnaan tesis ini. Dan selain itu terimakasih juga Penulis ucapkan kepada
Komisi Penguji, Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, S.H., M.S., CN dan Bapak
Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum atas saran dan masukkannya yang sangat berharga
terhadap penulisan tesis ini.
Selanjutnya ucapan terimakasih atas semua bimbingan, bantuan dan dorongan
yang secara khusus Penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. DR. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., MSc (CTM)., SpA (K)., selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara, atas fasilitas yang diberikan kepada kami
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Pascasarjana Program Studi
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, atas diberikannya Penulis kesempatan dan fasilitas
yang diberikan bagi Penulis untuk menyelesaikan pendidikan Magister
Kenotariatan di Universitas Sumatera Utara.
3. Ketua, Sekretaris dan Staf Program Studi Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, yaitu kepada :
a. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, S.H., M.S., CN, selaku Ketua Program
Studi Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
b. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, S.H., CN., M,Hum, selaku Sekretaris
Program Studi Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
c. Seluruh Staf Biro Program Studi Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara.
4. Bapak dan Ibu Guru Besar serta Staf Pengajar pada Program Studi Kenotariatan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu
pengetahuannya sehingga Penulis dapat menyelesaikan studi ini.
5. Seluruh pihak yang telah memberikan keterangan dan informasi selama Penulis
melakukan penelitian di Yayasan Karya Cipta Indonesia Wilayah Kota Medan
dan PRSSNI di Kota Medan, serta semua pihak Stasiun Radio Siaran Swasta
Nasional Indonesia di Kota Medan yang Penulis datangi dan wawancarai.
6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H. Sugiman dan Ibunda Sri Asmunah (Alm)
yang telah mencurahkan segenap doa, cinta kasih, kesabaran yang sangat Penulis
sayangi.
7. Buat suami tercinta Syahril Azwan Hasibuan, BA, dan anak-anakku tersayang
Dewi Admiracipta Hasibuan, Hilda Chairunnisa Hasibuan, Hafizhah Ulfa
Hasibuan dan Zaidan Hasibuan, yang telah mencurahkan segenap doa, perhatian,
cinta kasih, kesabaran serta sangat Penulis sayangi. Tesis ini Penulis
8. Seluruh teman angkatan tahun 2008 dan khususnya seluruh teman kelas B yang
tidak akan mungkin disebutkan satu persatu namanya dalam tesis ini.
Akhirnya atas segala bantuan semua pihak, semoga mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Harapan Penulis, semoga tesis ini dapat memberikan
khasanah baru dan sumbangan yang bermanfaat dalam perkembangan Hak Cipta
Musik dan Lagu di Indonesia.
Medan, Agustus 2010 Wassalam Penulis
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
1. Nama : Kurnia Sulistyanti
2. Tempat/Tanggal Lahir : Cimahi 26 September 1966
3. Alamat : Jalan Budi Keadilan No. 62/7 Pulo Brayan Kota
Medan (20116)
4. Jenis Kelamin : Wanita
5. Umur : 44 tahun
6. Kewarganegaraan : Indonesia
7. Agama : Islam
8. Nama Orang Tua : a. Ayah : H. Sugiman
b. Ibu : Sri Asmunah (Alm)
Latar Belakang Pendidikan
1. Sekolah Dasar : Negeri Cibeureum II Bandung (1973-1979)
2. Sekolah Menengah Pertama : Negeri Sardonoharjo Yogyakarta (1979-1982)
3. Sekolah Menengah Atas : Negeri Donoharjo Yogyakarta (1982-1985)
4. Universitas : S1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR SKEMA ... xiii
DAFTAR SINGKATAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah 13
C. Tujuan Penelitian ... 14
D. Manfaat Penelitian... 14
E. Keaslian Penelitian... 15
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 16
G. Metode Penelitian ... 28
BAB II PERLUNYA SERTIFIKASI LISENSI HAK CIPTA OLEH YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA ... 34
A. Keberadaan Yayasan Karya Cipta Indonesia Dalam Terlaksananya Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik Dan Lagu Oleh Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia ... 34
1. Sejarah Berdirinya Yayasan Karya Cipta Indonesia ... 34
2. Dasar Hukum Berdirinya Yayasan Karya Cipta Indonesia ... 36
B. Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik Dan Lagu Sebagai Wujud Dari Pelaksanaan Pembayaran Royalty Oleh
Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia Kepada Yayasan
Karya Cipta Indonesia ... 54
1. Pelaksanaan Pembayaran Royalty Hak Cipta MusikDan Lagu Oleh Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia
Kepada Yayasan Karya CiptaIndonesia (YKCI)... 54
2. Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik DanLagu Oleh
Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) ... 61
BAB III KEDUDUKAN HUKUM SERTIFIKASI LISENSI HAK CIPTA YANG DIKELUARKAN YAYASAN
KARYA CIPTA INDONESIA (YKCI) ... 66
A. Dasar Hukum Sertifikasi Lisensi Hak Cipta
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta... 66
1. Pengaturan tentang lisensi sebelum keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta... 66
2. Pengaturan Perjanjian Lisensi Dalam Undang-Undang Republik Indonsia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta... 67
B. Dasar Hukum Sertifikasi Lisensi Hak CiptaYang
Dikeluarkan Yayasan Karya Cipta Indonesia... 72
1. Tinjauan Umum Mengenai Perjanjian ... 73 2. Tinjauan Umum Perjanjian Lisensi... 93 3. Pelaksanaan Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik dan
Lagu Radio Siaran Swasta Nasional Oleh Yayasan
Karya Cipta Indonesia ... 96 4. Kedudukan Hukum Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Yang
BAB IV HAMBATAN DAN UPAYA YANG TIMBUL
DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI LISENSI HAK CIPTA MUSIK DAN LAGU RADIO SIARAN
SWASTA NASIONAL OLEH YAYASAN KARYA
CIPTA INDONESIA ... 107
A. Hambatan-Hambatan Yang Timbul Dalam Pelaksanaan Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik Dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional Oleh
Yayasan Karya Cipta Indonesia... 107
1. Hambatan-Hambatan Yang Bersifat Interen Dalam Pelaksanaan Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik Dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional Oleh
Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) ... 107
2. Hambatan-Hambatan Yang Bersifat Eksteren Dalam Pelaksanaan Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik Dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional Oleh
Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) ... 109
B. Upaya Yang dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan Yang Timbul Dalam Pelaksanaan Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik Dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 : Jumlah Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia
di Sumatera Utara... 2 Tabel 2 : Jumlah Stasiun Radio Siaran Swasta Nasional
Indonesia di Kota Medan Tahun 2005-2010 ... 4 Tabel 3 : Radio yang Membayar Royalty ke KCI Medan dari
DAFTAR SKEMA
Halaman
DAFTAR SINGKATAN
AD/ART : Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
CD : Compact Disc
HKI : Hak Kekayaan Intelektual
KEPPRES : Keputusan Presiden
KHz : Kilo Herzt
KTP : Kartu Tanda Penduduk
KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata MoU : Memorandum of Understanding
PRSSNI : Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia RSSNI : Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia
SIM : Surat Izin Mengemudi
UUHC : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta
UUY : Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 Tentang
Yayasan
VCD : Video Compact Disc
WIPO : World Intellectual Property Organization
ABSTRAK
Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pihak lain yang bukan Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu untuk memanfaatkan hasil ciptaan dari Pencipta, dan bagi Pencipta ataupun Pemegang Hak Cipta musik dan lagu dapat menerima imbalan atau royalty atas hasil ciptaannya tersebut. Namun demikian dari hal tersebut, ada beberapa permasalahan yang muncul antara lain : mengapa diperlukan sertifikasi lisensi Hak Cipta oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI), bagaimana kedudukan hukum sertifikasi lisensi Hak cipta yang dikeluarkan Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) serta hambatan dan upaya apa saja yang timbul dalam pelaksanaan Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI).
Untuk membahas permasalahan tersebut, maka penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis, artinya penelitian ini merupakan penelitian yang berupaya untuk menggambarkan, menjelaskan serta menganalisa peraturan-peraturan yang berhubungan dengan Hak Cipta dan kemudian akan membandingkan dengan praktek pelaksanaan sertifikasi lisensi pengumuman Hak Cipta musik dan lagu pada Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan hukum normatif yang didukung oleh wawancara dan informan, karena merupakan penelitian hukum doktrinal yang disebut juga penelitian kepustakaan atau studi dokumen yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan hukum yang tertulis atau bahan hukum yang lain berupa dokumen-dokumen dan berbagai teori, serta kemudian dihubungkan dengan prilaku yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat.
royalty yang dibayarkan pihak pengguna musik dan lagu serta mengawasi pendistribusian royalty tersebut dan diharapkan pihak YKCI maupun Pemerintah Republik Indonesia untuk mensosialisasikan lagi UUHC ke setiap stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia baik yang tergabung dalam anggota PRSSNI maupun bukan anggota PRSSNI agar mau membayar royalty untuk penggunaan musik dan lagu, sehingga tidak ada lagi pelanggaran terhadap Hak Cipta musik dan lagu yang merugikan para Pencipta atau Pemegang Hak Cipta atas musik dan lagu. __________________________________
ABSTRACT
A License Certification of Copy Right in Music and Songs for National Private Broadcasting Radio by Yayasan Karya Cipta Indonesia aims providing opportunities for others whose is not as composer or a holder of copy right in music and songs to optimally exploit the works of composer and even the composer or holder of copy right in music and songs may accept some compensation or royalty upon one’s work. It is however several problem emerged such as : what is it required a license certification of copy right by Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) foundation, how is its legal status of license certification in copy right as issued by the YKCI foundation, the barriers as well as whatever efforts resulted in administrating the license certification.
In completing this study was done with an analytical descriptive research, provide shortly to describe out, explain and analyze the regulations relating to the Copy Right for further compare it to the implementation in field for license certification by announcing them all about copy right in music and songs practicing in Indonesia.
This research adopted a normative legal approach method. In taking the data supported by providing interview to those informant. This research is well known also with doctrinal law, in taking this data with by library research and document study, this is lead to the law regulations in written only or on other law material with documents and various theories, and later connecting it to the living attitude and got progress among the society.
The point resulted in this research such as a necessary to have license certification of copy right in music and songs by Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) foundation as formulated in a license to be issued by YKCI foundation to those users of music and songs for presenting them or broadcasting widely to public in a business work .
YKCI foundation or the authority is encouraged to socialize it UUHC over all Ration stations operating in Indonesia either as united in the association of Radio station PRSSNI or not member of PRSSNI, urged to pay the royalty in using the music and songs. It is encouraged to every side for never doing violations against the copy right of music and songs due to resulting in lost as composer or holder of copy right upon music and songs.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media audio atau yang biasa disebut dengan radio merupakan salah satu
penemuan besar dalam sejarah peradaban manusia1 dan saat ini semakin berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dari manusia itu
sendiri. Tanpa meninggalkan fungsi dasarnya sebagai alat komunikasi, radio saat ini
menjadi media hiburan dan informasi yang murah, efisien serta mampu menjangkau
seluruh lapisan masyarakat, baik dari perkotaan sampai daerah terpencil atau
pedesaan.
Manusia yang mendapatkan hiburan dengan adanya radio tersebut dengan cara
mendengarkan musik dan lagu yang selalu diputar oleh setiap stasiun radio atau
Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (selanjutnya disingkat RSSNI) yang ada di
setiap wilayah Negara Republik Indonesia. Musik dan lagu yang diputarkan oleh
stasiun radio tersebut biasanya berasal dari kaset maupun Compact Disc yang
dimiliki oleh pemilik stasiun radio yang bersangkutan dengan cara membeli ataupun
berasal dari para musisi dan group band yang mempromosikan album terbarunya
secara gratis yang bertujuan supaya album tersebut dikenal di masyarakat sehingga
masyarakat yang senang terhadap album tersebut, maka akan membeli kaset ataupun
1
Compact Disc-nya, sehingga hal ini menimbulkan keuntungan bagi para musisi dan
group band tersebut.
Sementara itu keuntungan bagi stasiun radio dengan pemutaran musik dan lagu
oleh stasiun radio atau RSSNI tersebut adalah keuntungan secara tidak langsung,
maksudnya kalau musik dan lagu yang diputarkan tersebut merupakan musik dan
lagu hits (terkenal) dipasaran maka stasiun radio bersangkutan menjadi terkenal
secara tidak langsung dan dampak yang timbul adalah banyaknya tawaran dari pihak
masyarakat untuk memasang iklan di stasiun radio tersebut. Oleh karena itu,
pemutaran musik dan lagu tersebut berkaitan erat dengan Hak Kekayaan Intelektual
(selanjutnya disingkat HKI), sebab jika dilihat dari aspek hukumnya, maka musik dan
lagu yang diputar oleh stasiun radio atau RSSNI merupakan suatu hasil karya cipta
seseorang, sehingga tentunya tidak terlepas dari HKI.
Berdasarkan data pada tahun 2003 yang terdaftar di balai Direktorat Jenderal
Pos dan Telekomunikasi Klas II Medan jumlah Radio Siaran Swasta Nasional
Indonesia di Sumatera Utara tercatat ada 103 stasiun Radio Siaran Swasta Nasional
Indonesia (tidak termasuk Radio Republik Indonesia) dengan pertumbuhan yang
[image:24.612.109.534.589.673.2]dapat dilihat dalam tabel di bawah ini2:
Tabel 1 : Jumlah Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di Sumatera Utara
Sumber data : http://www.pppi.or.id
No. Tahun Medan & Jlh Stasiun Daerah Tkt II & Jlh Stasiun
1. 1980 17 Stasiun Radio 3 Stasiun Radio
2. 1990 19 Stasiun Radio 23 Stasiun Radio
3. 2000 20 Stasiun Radio 35 Stasiun Radio
4. 2003 19 Stasiun Radio 73 Stasiun Radio
2
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka dapat dilihat bahwa yang
benar-benar beroperasi hanya sekitar 60 % (enam puluh persen). Pada tahun 2003
anggota PRSSNI di Medan sebanyak 19 stasiun radio dan Daerah Tingkat II
sebanyak 35 stasiun radio.3 Di kota Medan tercatat 29 (dua puluh sembilan ) stasiun
radio yang mengudara pada jalur FM dan 1 (satu) stasiun radio di jalur AM. Pada hal
menurut kanalisasi yang disusun oleh Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
dengan jarak spasi 800 (delapan ratus) KHz jatah frekuensi FM di Medan membuat
tidak terpenuhinya standar spasi 800 (delapan ratus) KHz tapi sementara ditetapkan
400 (empat ratus) KHz dengan catatan akan diseleksi selama 10 (sepuluh) tahun ke
depan untuk selanjutnya jumlah Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia disesuaikan
agar bisa memenuhi spasi 800 (delapan ratus) KHz.4
Sedangkan untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 jumlah stasiun Radio
Siaran Swasta Nasional Indonesia di kota Medan sebanyak 63 (enam puluh tiga)
stasiun, sementara yang menjadi anggota PRSSNI di kota Medan sebanyak 50 (lima
puluh) stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
3 http://www.pppi.or.id.,diakses pada tanggal 21 Maret 2010. 4
Tabel 2 : Jumlah Stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di Kota Medan Tahun 2005-2010
No. Tahun Anggota PRSSNI
Bukan Anggota PRSSNI
Jumlah Stasiun RSSNI di Kota
Medan
1. 2005 29 Stasiun Radio 3 Stasiun Radio 32 Stasiun Radio 2. 2006 35 Stasiun Radio 3 Stasiun Radio 38 Stasiun Radio 3. 2007 39 Stasiun Radio 4 Stasiun Radio 43 Stasiun Radio 4. 2008 45 Stasiun Radio 6 Stasiun Radio 51 Stasiun Radio 5. 2009 48 Stasiun Radio 10 Stasiun Radio 58 Stasiun Radio 6. 2010 50 Stasiun Radio 13 Stasiun Radio 63 Stasiun Radio
Sumber Data : Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di Kota Medan tahun 2005-2010
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka dapat dikatakan bahwa dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 penambahan stasiun Radio Siaran Swasta
Nasional Indonesia di kota Medan sebanyak 31 (tiga puluh satu) stasiun Radio Siaran
Swasta Nasional Indonesia dengan kurun waktu 5 (lima) tahun. Berdasarkan hal
tersebut maka dapat dilihat bahwa penambahan yang terjadi tidak terlalu signifikan,
karena terlihat dari tabel 2 tersebut setiap tahunnya hanya terjadi penambahan antara
5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh) stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia.5
Sedangkan untuk keanggotaan PRSSNI di kota Medan dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2010 terjadi penambahan sebanyak 21 (dua puluh satu) stasiun Radio
Siaran Swasta Nasional Indonesia untuk kurun waktu 5 (lima) tahun. Berdasarkan hal
tersebut maka dapat dilihat bahwa penambahan yang terjadi tidak terlalu signifikan,
5
karena terlihat dari tabel 2 tersebut setiap tahunnya hanya terjadi penambahan antara
2 (dua) sampai dengan 6 (enam) stasiun Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia.6
Setelah mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kondisi fisik stasiun
radio dan keberadaannya di kota Medan, maka ada baiknya juga berbicara tentang
HKI merupakan dasar hukum dari penggunaan Hak Cipta musik dan lagu yang
diputar di stasiun radio di kota Medan tersebut. Ada beberapa perangkat hukum yang
mengatur tentang HKI tersebut, antara lain7 :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varitas Tanaman
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang (Trade Secret).
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Letak Sirkuit Terpadu.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten (Patent).
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek Dagang (Trade Mark) dan untuk Indikasi Geografis tidak ada peraturan perundang-undangan yang mengaturnya secara tersendiri, namun dalam Pasal 56 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek ada mengatur tentang Indikasi Geografis. 7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta (Copy Right).
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas mengenai perangkat hukum dari HKI,
maka untuk pemutaran atau penyiaran musik dan lagu di setiap radio atau RSSNI
tersebut dilindungi oleh perangkat hukum HKI khususnya di bidang Hak Cipta
6
Wawancara pada tanggal 01 Juni 2010 dengan Bahrum Syah, Staf Administrasi di Kantor Wilayah Yayasan Karya Cipta Indonesia di Kota Medan.
7
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang
Hak Cipta (selanjutnya disingkat UUHC). Hal tersebut dapat dilihat dalam Pasal 1
angka 1 UUHC yang menyebutkan “Hak Cipta adalah Hak eksklusif bagi Pencipta
maupun Penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun
memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
perundang-undangan yang berlaku”.
Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Pasal 1 angka 1 tersebut di atas,
maka dapat dikatakan bahwa UUHC memberikan perlindungan hukum kepada
Pencipta atau Penerima hak dari suatu ciptaan dengan adanya penegasan terhadap
pengakuan hak yang dimiliki Pencipta atau Penerima hak. Selain daripada itu, hak
tersebut menurut UUHC adalah hak eksklusif dalam hal untuk mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan dari Pencipta atau Penerima hak.
Menurut Eddy Damian,
Istilah hak mengumumkan sering digunakan dalam perwujudan suatu ide dengan cara-cara pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran atau penyebaran suatu ciptaan dari Pencipta atau Penerima hak dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar ataupun dilihat orang lain.8
Berdasarkan pernyataan yang telah dikemukakan oleh Eddy Damian tersebut di
atas, musik dan lagu yang diputarkan melalui penyiaran oleh radio atau RSSNI
merupakan bagian dari penggunaan Hak Cipta berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUHC.
Selain daripada radio atau RSSNI berkaitan dengan Hak Cipta musik dan lagu, maka
8
ada Badan Hukum lain yang juga berhubungan atau berkaitan dengan Hak Cipta
musik dan lagu yaitu Yayasan Karya Cipta Indonesia (selanjutnya disingkat YKCI).
YKCI tersebut, “didirikan pada tahun 1990 yang merupakan perwujudan dari
keinginan daripada Pencipta lagu Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya,
terutama dalam pengelolaan hak ekonomi yang tercakup dalam bidang hak
mengumumkan atau performing right”.9 Selain daripada itu, “dibentuk dan
didirikannya YKCI tersebut bertujuan untuk membantu para Pencipta mengelola Hak
Cipta atas musik dan lagu bagi para Pencipta yang digunakan oleh para pengguna
musik dan lagu (user) yang bermaksud untuk menggunakan karya ciptaanya bagi
kepentingan komersial”.10
Berkaitan dengan penggunaan karya cipta musik dan lagu, para Pencipta atau
Pemegang hak cipta tidak memiliki kemampuan untuk memonitoring atau mengawasi
setiap penggunaan karya ciptanya oleh pihak lain. Pemegang Hak Cipta tersebut tidak
bisa setiap waktu mengontrol atau mengawasi setiap stasiun televisi, radio maupun
restoran untuk mengetahui berapa banyak karya cipta musik dan lagu yang telah
diperdengarkan ditempat-tempat tersebut. Oleh karena itu, untuk melakukan
kemudahan baik terhadap Pencipta atau Pemegang Hak Cipta dalam melakukan
pengawasan atau memonitoring terhadap penggunaan karya ciptanya tersebut oleh
para pemakai atau pengguna Hak Cipta (user) musik dan lagu, maka Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta musik dan lagu tersebut akan menunjuk seseorang atau suatu
9
Kiprah Pencipta Lagu Dalam Memperjuangkan Hak-Haknya, http://www.kci.or.id, diakses tanggal 5 Maret 2010.
Badan Hukum ataupun lembaga tertentu sebagai kuasa untuk melakukan tugas
tersebut.
Penunjukan kuasa terhadap seseorang atau Badan Hukum ataupun lembaga
tertentu oleh Pencipta atau Pemegang Hak Cipta di Indonesia biasanya dilakukan
oleh YKCI, dan Badan Hukum ini juga telah didukung oleh pemerintah Republik
Indonesia (Tim Keppres 34 dan Departemen Kehakiman Republik Indonesia).11
Badan Hukum nirlaba ini merupakan pengelola Hak Cipta musik dan lagu yang
bersifat kolektif, karena diberi kuasa dari pihak Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
musik dan lagu di Indonesia maupun pihak asing dan juga diberikan tugas untuk
menangani lisensi terhadap pengguna musik dan lagu (user) di wilayah Negara
Republik Indonesia dan termasuk di dalamnya setiap stasiun radio atau RSSNI.
Melalui pemberian kuasa tersebut, YKCI juga mempunyai tugas
mengumpulkan royalty untuk para Pencipta musik dan lagu dari para pengguna karya
musik dan lagu (user) yang selanjutnya diikuti dengan pemberian lisensi musik dan
lagu yang merupakan bagian daripada kuasa yang diberikan oleh Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta musik dan lagu. Kemudian pihak YKCI mendistribusikannya
kepada para pencipta musik dan lagu yang berhak.12
Berdasarkan tugas dari YKCI tersebut, maka dapat dikatakan bahwa YKCI
merupakan fasilitator yang sangat penting terhadap Pencipta atau Pemegang Hak
11
Tim Lindsey, dkk (ed)., Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, PT. Alumni, Bandung, 2006, hal. 119.
12
Cipta musik dan lagu maupun Pengguna dari karya cipta musik dan lagu (user),
karena YKCI tersebut menjembatani hubungan antara Pencipta atau Pemegang Hak
Cipta musik dan lagu dengan pengguna karya musik dan lagu dalam hal menerima
pembayaran royalty atas penggunaan karya cipta musik dan lagu.13
Ada beberapa katagori yang dapat menjadikan musik dan lagu sebagai usaha
bagi para pengguna musik dan lagu (user) tersebut, antara lain:
1. Featuring musik, artinya kegiatan usaha tersebut tidak dapat berjalan tanpa adanya lagu, sebagai contoh konser musik, karaoke, pub atau night club dan sebagainya.
2. Background musik, artinya lagu tersebut memberikan nilai tambah pada suatu usaha demi kenyamanan konsumen, seperti cafe, restoran, dan sebagainya.
3. Entertainment musik, artinya suatu kegiatan usaha yang tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya musik dan lagu, seperti stasiun televisi, radio dan sebagainya. 14
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka salah satu dari pengguna
karya cipta tersebut adalah radio. Radio merupakan media penyiaran yang
kegiatannya menyelenggarakan siaran-siaran yang ditujukan kepada khalayak ramai
atau umum yang dapat menerima siaran melalui sarana komunikasi dan salah satu
fungsinya sebagai media hiburan bagi para pendengarnya dengan memutarkan dan
memperdengarkan musik dan lagu.15
Kehidupan masyarakat pada saat ini menganggap musik dan lagu sebagai suatu
kebutuhan rohaniah dalam wujud hiburan. Pada umumnya orang akan merasa senang,
13
Ibid. 14
Hulman Panjaitan, Lisensi Pengumuman Musik /Lagu Dan Aspek Hukumnya, http://www. poterindosiana.com., diakses tanggal 3 Maret 2010.
15
terhibur dan puas dapat mendengarkan musik dan lagu tanpa membeli kaset ataupun
Compact Disc (selanjutnya disingkat CD), hal ini disebabkan orang dapat
menikmatinya melalui media audio atau radio, dimana musik dan lagu tersebut
merupakan menu utama dalam penyajian diseluruh stasiun radio.16
Radio pada dasarnya memang tidak memperoleh suatu keuntungan secara
langsung dengan adanya permintaan dari pendengar untuk memutarkan musik dan
lagu. Namun pemutaran atau penggunaan musik dan lagu tersebut sebagai sarana
untuk menarik jumlah pendengar untuk kepentingan komersial dari Radio tersebut
dalam persaingan untuk mendapatkan pemasangan iklan yang merupakan sumber
dana bagi eksistensinya Radio tersebut.
Tidak sedikit pelaku usaha yang belum mengetahui substansi dari hak
mengumumkan yang disebutkan pada Pasal 1 angka 1 UUHC tersebut, maka terdapat
2 (dua) hak eksklusif yang dilindungi oleh UUHC yaitu hak mengumumkan dan hak
memperbanyak. Pada umumnya masyarakat lebih mengenal hak memperbanyak
seperti menggandakan suatu ciptaan musik dan lagu dengan menggunakan suatu
kaset maupun CD sebagai media atau alat untuk menggandakannya.
Sementara dengan membeli suatu kaset atau CD yang original atau asli, maka
dengan demikian secara langsung akan menegakkan ketentuan dari UUHC dari segi
hak memperbanyak (mechanical right), sedangkan dengan membeli kaset atau CD
non-original atau bajakan merupakan hal yang melanggar UUHC dari segi
16
pelanggaran hak memperbanyak atas suatu ciptaan karya musik dan lagu.
Menikmati musik dan lagu dari kaset yang dibeli tentunya telah menjadi hak
sepenuhnya dari si pembeli, namun ternyata hak pembeli tidak termasuk dalam hak
mengumumkannya kepada khalayak ramai atau umum terutama untuk kepentingan
komersial. Kegiatan mengumumkan ciptaan musik dan lagu tersebut telah memasuki
wilayah hak eksklusif lainnya, yaitu hak mengumumkan dan Pencipta atau Pemegang
hak telah menerima hasil dari mechanical right namun masih berhak atas hak
mengumumkan (performing right).17
Penggunaan karya cipta musik dan lagu oleh pihak lain untuk digunakan pada
kegiatan yang bersifat komersial, baik secara langsung maupun tidak langsung telah
mendapatkan manfaat ekonomi dari penggunaan karya cipta musik dan lagu, wajib
hukumnya menurut UUHC untuk meminta izin terlebih dulu dari Pencipta atau
Pemegang hak cipta yang sah. Pemberian izin tersebut dilakukan dalam bentuk
pemberian lisensi, yaitu izin yang diberikan oleh Pencipta atau Pemegang Hak Cipta
kepada pihak lain untuk menggunakan, memperbanyak atau mengumumkan
(menyiarkan) ciptaannya dengan persyaratan tertentu.
Pemegang Hak Cipta musik dan lagu berhak memberikan suatu lisensi kepada
pihak lain berdasarkan perjanjian lisensi kecuali jika diperjanjikan lain, maka lingkup
lisensi tersebut meliputi seluruh ciptaan musik dan lagu untuk jangka waktu tertentu
dan berlaku untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Sementara jika
17
diperjanjikan lain, maka Pemegang Hak Cipta musik dan lagu tetap boleh
melaksanakan sendiri atau memberikan lisensi kepada pihak ketiga lainnya.
Adapun tujuan dari pemberian lisensi adalah untuk memberikan kesempatan
kepada pihak yang bukan Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu untuk
memanfaatkan hasil ciptaan dari Pencipta dan bagi Pencipta ataupun Pemegang Hak
Cipta musik dan lagu dapat menerima imbalan atau royalty atas hasil ciptaannya
tersebut.
Pembayaran royalty yang dilakukan pengguna (user) kepada YKCI tersebut
bukan untuk kepentingan YKCI, akan tetapi ditujukan kepada para Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta musik dan lagu yang karya cipta musik dan lagunya telah
dipergunakan oleh pengguna (user), jadi pihak YKCI hanya mengutip pembayaran
royalty saja.18 Sementara itu setelah pembayaran royalty selesai dilakukan oleh para
pengguna (user) karya cipta musik dan lagu, maka pihak YKCI akan memberikan
sertifikat lisensi musik dan lagu.
Pemberian sertifikat lisensi kepada para pengguna (user) karya cipta musik dan
lagu oleh pihak YKCI berhubungan dengan perjanjian, maka pada dasarnya harus
disepakati oleh para pihak yang melakukan perjanjian tersebut tanpa ada paksaan dari
pihak manapun. Namun begitu, walaupun tanpa ada paksaan dari pihak manapun
untuk penggunaan setiap karya cipta musik dan lagu, maka terhadap pengguna (user)
karya cipta musik dan lagu harus tetap membayar royalty demi tegakkan UUHC.
18
Sementara yang dimaksud tanpa ada paksaan dari pihak manapun adalah bahwa
sebelum pembayaran royalty yang dilakukan oleh para pengguna (user) karya cipta
musik dan lagu (dalam hal ini adalah RSSNI) kepada pihak YKCI, maka ada
kesepakatan bagi para pihak dalam menentukan beberapa hal seperti berapa lama
jangka waktu berlakunya sertifikasi lisensi musik dan lagu, berapa besarnya royalty
yang akan dibayarkan, bagaimana cara pembayarannya dan sebagainya.
Berdasarkan dari uraian di atas dan melalui serangkaian penelitian awal yang
didapat, maka peneliti mengadakan penelitian tentang Sertifikasi Lisensi Hak Cipta
Musik Dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional Oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia
Di Kota Medan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian dari latar belakang tersebut di atas, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini yang perlu mendapat kajian lebih lanjut,
antara lain :
1. Mengapa diperlukan sertifikasi lisensi Hak Cipta oleh Yayasan Karya Cipta
Indonesia (YKCI) ?
2. Bagaimana kedudukan hukum sertifikasi lisensi Hak cipta yang dikeluarkan
Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) ?
3. Hambatan dan upaya apa saja yang timbul dalam pelaksanaan Sertifikasi Lisensi
Hak Cipta Musik dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional oleh Yayasan Karya
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui diperlukannya sertifikasi lisensi Hak Cipta oleh Yayasan
Karya Cipta Indonesia (YKCI).
2. Untuk mengetahui kedudukan hukum sertifikasi lisensi Hak cipta yang
dikeluarkan Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI).
3. Untuk mengetahui hambatan dan upaya yang timbul dalam pelaksanaan
Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional
oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI)
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun secara praktis, yaitu :
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
sumbang saran dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan
berbagai konsep kajian yang pada gilirannya dapat memberikan masukan pada
perkembangan ilmu hukum, khususnya mengenai Sertifikasi Lisensi Hak Cipta
Musik dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional oleh Yayasan Karya Cipta
Indonesia (YKCI).
a. Sebagai masukan kepada instansi terkait guna menentukan kebijakan dan
langkah-langkah untuk memecahkan masalah yang timbul sehubungan
dengan Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik dan Lagu Radio Siaran Swasta
Nasional oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI).
b. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang perlunya perlindungan hukum
kepada Pencipta musik dan lagu dari pengguna atau pemakai (user) terhadap
ciptaan musik dan lagu yang digunakan dalam kaitannya dengan usaha yang
bersifat komersial yaitu dengan menerbitkan sertifikat lisensi pengumuman
musik dan lagu.
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan secara kepustakaan di
perpustakaan Universitas Sumatera Utara oleh peneliti, maka didapat informasi
bahwa penelitian tentang Hak Cipta pernah dilakukan oleh Lasmauli Sylvia Riolina,
dengan judul “Perlindungan Hak Cipta Bagi Pencipta Lagu di Tinjau dari
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta” dan
permasalahan yang dikaji antara lain :
1. Bagaimana bentuk pengaturan mengenai perlindungan hak pencipta lagu di
Indonesia?
3. Bagaimana pelaksanaan penegakan hak atas pelanggaran hak pencipta lagu di
Indonesia ?
4. Bagaimana usaha untuk mengatasi terjadinya pelanggaran Hak Cipta ?
Sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang Sertifikasi Lisensi Hak
Cipta Musik dan Lagu Radio Siaran Swasta Nasional oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (suatu penelitian di Kota Medan), jadi dilihat dari segi judul dan
permasalahan penelitian Lasmauli Sylvia Riolina tersebut jelas berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dijamin keasliannya.
F. Kerangka Teori Dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Suatu penelitian hukum biasanya ada kerangka konsepsional dan landasan atau
kerangka teori yang merupakan suatu hal yang penting. Pada kerangka konsepsional
diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai
dasar penelitian hukum, dan di dalam landasan/kerangka teoritis diuraikan segala
sesuatu yang terdapat dalam teori sebagai system aneka “thoere’ma” atau ajaran.19
19
Kerangka teori adalah, “suatu kerangka berfikir lebih lanjut terhadap
masalah-masalah yang diteliti”20. Kerangka teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam
penelitian ini adalah teori hukum hak dan kewajiban dari seorang ahli hukum Belanda
yang bernama Gevers.
Menurut Gevers ahli hukum bangsa Belanda, menerangkan fungsi hukum
secara umum dalam masyarakat, bahwa :
Hukum berfungsi sebagai alat untuk membagi hak dan kewajiban diantara
para anggota masyarakat. Peraturan hukum memberikan suatu petunjuk arah
kepada tuntutan yang dapat dilaksanakan oleh berbagai peserta dalam lalu
lintas sosial satu sama lain.21
Ada 2 (dua) teori dalam ilmu hukum yang menjelaskan keberadaan hak, yaitu:
1. Teori kepentingan (Belangen Theorie) dianut oleh Rudolf Von Jhering, yang berpedapat hak itu sesuatu yang penting bagi seseorang yang dilindungi.
2. Teori kehendak (Wilsmacht Theorie) dianut oleh Benhard Winsceid, yang bependapat hak adalah kehendak yang diperlengkapi dengan kekuatan dan diberi oleh tata tertib hukum kepada seseorang.22
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum. baik pribadi maupun umum. Dapat
diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut atau layak diterima.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual,
dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya diberikan.
20
Ibid. 21
Gevers, Hukum dan Masyarakat, (dalam Algra, Mula Hukum terjemahan Rechts aanvang oleh Simorangkir),Cet I, Binacipta, Bandung, 1983, hal. 379,382,385.
22
Hak dan kewajiban timbul pada subyek hukum disebabkan oleh beberapa hal,
salah satunya akibat terjadi perjanjian yang di sepakati oleh para pihak. Sertifikasi
lisensi mengumumkan musik dan lagu, merupakan suatu perjanjian lisensi
mengumumkan musik dan lagu antara YKCI dengan Pencipta atau emegang Hak
Cipta, YKCI memperoleh kuasa dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan
lagu untuk mengelola hak ekonominya dalam hak mengumumkan. Dengan demikian
YKCI untuk dan atas nama Pencipta atau Pemegang Hak Cipta, dapat memberikan
izin kepada pengguna musik dan lagu untuk menggunakan lagunya untuk
kepentingan komersial. Dengan demikian timbul hak dan kewajiban diantara YKCI
dan pengguna hak cipta musik dan lagu, apa yang menjadi hak bagi pengguna musik
dan lagu merupakan kewajiban bagi YKCI.
Pencipta dan ciptaan merupakan 2 (dua) hal yang saling berhubungan satu sama
lainnya yang berkaitan dengan Hak Cipta. Namun di dalam UUHC membedakan 2
(dua) pengertian tentang Hak Cipta itu sendiri. Pada Pasal 1 angka 1 UUHC
menyebutkan bahwa, “Hak Cipta adalah Hak eksklusif bagi Pencipta maupun
Penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun
memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
perundang-undangan yang berlaku”.
Sedangkan pada Pasal 2 ayat (1) UUHC menyebutkan bahwa, “Hak Cipta
adalah Hak eksklusif bagi Pencipta atau Penerima hak untuk mengumumkan atau
dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan-pembatasan menurut perundang-undangan
yang berlaku”.
Sebenarnya Pasal 1 angka 1 UUHC dan Pasal 2 ayat (1) UUHC tersebut hanya
berbeda dari segi penulisan saja, hal ini dapat dilihat dalam Penjelasan Pasal 1 angka
1 UUHC, bahwa pengertian Hak Cipta tersebut tidak dijelaskan lebih lanjut, karena
diangap sebagai suatu ketentuan umum saja. Sedangkan Pasal 2 ayat (1) UUHC dapat
dilihat dalam penjelasannya yang menyatakan bahwa, “yang dimaksud dengan hak
eksklusif adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga
tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin
pemegangnya….”, jadi Pasal 2 ayat (1) UUHC tersebut merupakan penjelasan dari
Pasal 1 angka 1 UUHC, sehingga pada prinsipnya boleh dikatakan tidak berbeda satu
sama lainnya.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, selain untuk melindungi hak
Pencipta atau Pemegang Hak, UUHC juga memiliki fungsi sosial. Pasal 2 ayat (1)
UUHC di atas ada menyebutkan pembatasan menurut undang-undang, hal tersebut
menyatakan bahwa dalam hal tertentu yang menyangkut kepentingan Negara dan
masyarakat, ada kalanya pengumuman dan perbanyakan ciptaan oleh yang bukan
Pencipta tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta walaupun tidak ada izin dari
Pencipta.
Terhadap adanya pembatasan-pembatasan tertentu menurut undang-undang,
harus melekat pada hak milik sebagaimana lazimnya, yang memberikan
kemungkinan kepada masyarakat luas untuk memanfaatkan atau menikmati suatu
ciptaan yang dilindungi hak ciptanya sebagai salah satu hak milik.23 Sedangkan
berbicara tentang kepemilikan, maka erat kaitannya dengan keberadaan konsep hak
milik yang sudah diakui lama oleh hukum. Pemberian kekuasaan memonopoli kepada
yang berhak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.24
Suatu persoalan yang penting dalam Hak Cipta adalah menyangkut tentang hak
mengumumkan musik dan lagu, yaitu menyangkut cara pemberian lisensi oleh
Pencipta lagu kepada pemakai atau pengguna (user), pembayaran dan penerimaan
royalty, pengawasan terhadap pelaksanan lisensi dan pengawasan terhadap pemakai
musik dan lagu yang tanpa lisensi.
Pengidentifikasian kegiatan pengumuman musik dan lagu atau pemakaian
musik dan lagu untuk disiarkan, dipertunjukkan atau diputar untuk konsumsi umum,
antara lain :
1. Menyiarkan lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi secara langsung maupun melalui kaset, CD atau VCD oleh lembaga penyiaran seperti radio dan televisi, baik yang menggunakan kabel atau tanpa kabel;
2. Mempertunjukkan atau memperdengarkan lagu melalui konser-konser musik dan acara pertunjukkan musik yang bukan konser, seperti pesta-pesta, pertunjukkan di tempat-tempat hiburan malam;
3. Memperdengarkan lagu melalui pemutaran kaset atau CD lagu diberbagai tempat seperti : diskotik, karoke, cafe, bar, hotel, restoran, mall, plaza, supermarket, toko-toko, angkutan umum, rumah sakit, sekolah/universitas, perpustakaan, stasiun angkutan umum dan sebagainya;
23
Rahmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual-Perlindungan Dan Dimensi Hukumnya Di Indonesia, PT. Alumni, Bandung, 2003, hal. 87.
24
4. Menggunakan musik dan lagu sebagai nada dering dan nada sambung telepon selular. 25
Terhadap pemakaian musik dan lagu begitu luasnya yang berkaitan dengan
menyiarkan, mempertunjukkan atau memperdengarkan musik dan lagu di
stasiun-stasiun radio yang terletak di berbagai kota di seluruh wilayah Negara Republik
Indonesia, tidak mungkin Pencipta musik dan lagu sendiri melaksanakan pemberian
lisensi, memungut royalty dan memperkarakan bilamana ada orang secara tidak sah
atau tanpa izin melakukan penyiaran, mempertunjukkan atau memperdengarkan
musik dan lagu. Sehingga diperlukan lembaga yang dapat mewakili para Pencipta
musik dan lagu ialah YKCI.
Mekanisme pengadministrasian kolektif diawali dengan pemberian kuasa oleh
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta musik dan lagu kepada YKCI untuk memungut
fee atau royalty hak mengumumkan (performing right) atas pemakaian Hak Ciptanya
oleh orang lain untuk kepentingan komersial, baik berupa pertunjukkan maupun
penyiaran dan pendistribusian hasil royalty tersebut kepada Pencipta yang berhak
setelah dipotong biaya administrasi.
Lisensi YKCI merupakan suatu izin untuk mengumumkan musik dan lagu
milik Pemegang Hak Cipta Indonesia dan asing yang dikelola yang dikelola YKCI.
Sistem ini untuk menghindari para pengguna dari kewajiban mencari, meminta izin,
bernegosiasi dan membayar royalty kepada pemegang Hak Cipta satu persatu.
25
Lisensi pengumuman musik dan lagu pada dasarnya merupakan suatu
perjanjian lisensi antara Pencipta yang telah dikuasakan kepada Yayasan Karya Cipta
Indonesia (YKCI) dengan pihak pengguna atau pemakai musik dan lagu, pada
hakikatnya merupakan suatu perjanjian keperdataan26 yang mengatur penggunaan
atau pemakaian karya cipta musik dan lagu, dengan pembayaran dan penerimaan
royalty.
Selain berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur di dalam UUHC, maka
dalam kaitannya dengan perjanjian lisensi pengumuman musik dan lagu, perlu
diperhatikan pada Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya
disingkat KUHPerdata) yaitu tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya
suatu perjanjian. Bilamana suatu perjanjian telah memenuhi syarat-syarat sahnya
suatu perjanjian, maka perjanjian tersebut berlaku sebagai undang-undang bagi para
pihak yang membuatnya (Pasal 1338 KUHPerdata).27
Pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan bahwa untuk sahnya
persetujuan-persetujuan tersebut diperlukan 4 (empat) syarat, yaitu :
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya (the consent of the parties);
2. Kemampuan untuk membuat suatu perikatan (the capacity to contract);
3. Adanya suatu hal tertentu (a certain subject);
26
Menurut KUHPerdata Pasal 1233 sumber-sumber perikatan (verbentenis) adalah perjanjian (overeenkomst) dan undang-undang (wet), selanjutnya Pasal 1313 menetapkan bahwa suatu perjanjian adalah perbuatan yang terjadi antara satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain atau lebih.
27
4. Adanya suatu sebab yang halal (a permissible cause). 28
Terhadap kedua syarat yang pertama dinamakan syarat subjektif, karena kedua
syarat tersebut mengenai subjek perjanjian, kemampuan melakukan perbuatan
hukum, kesepakatan (consensus) yang menjadi dasar kebebasan menentukan
kehendak (tidak ada paksaan, kekhilafan ataupun penipuan). Sedangkan kedua syarat
terakhir disebut syarat objektif, karena mengenai objek perjanjian, ditentukan bahwa
apa yang diperjanjikan harus cukup jelas, harus sesuatu yang halal dalam arti tidak
bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum dan kesusilaan.29
Syarat pertama tentang perlu adanya kesepakatan (consensus) antara
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, artinya kedua belah pihak-pihak harus mempunyai
kebebasan kehendak untuk mengadakan perjanjian. Para pihak tidak mendapat
tekanan apapun juga yang dapat mengakibatkan cacat bagi terwujudnya kehendak
tersebut. Pengertian sepakat dilukiskan sebagai pernyataan kehendak yang disetujui
(overeenstemende wilverklaring) antara pihak-pihak. Pernyataan pihak yang
mengajukan tawaran dinamakan (offerte), pernyataan pihak yang menerima tawaran
dinamakan akseptasi (acceptatie).30
Syarat kedua, kecakapan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian, artinya
bahwa para pihak yang mengikatkan diri dalam suatu perjanjian harus telah dewasa
28
Eddy Damian, Op. Cit., hal. 208. 29
Rumusan Hasil Simposium, Pembaharuan Hukum Perdata Nasional, diselenggarakan BHPN-Depkeh bekerja sama dengan FH-GAMA, 21023 Desember 1981 di Yogyakarta, dimuat dalam buku Mariam Darus Badrulzaman, KUHPerdata Buku III, Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, PT. Alumni, Edisi kedua, 1996, hal. 245.
30
dan tidak di bawah pengampuan. Kedewasaan atau kriteria belum dewasa seseorang
pengaturannya beragam, dalam Pasal 330 KUHPerdata menetapkan seseorang
sebagai orang yang belum dewasa bila seseorang belum mencapai umur 21 (dua
puluh satu) tahun dan belum menikah.31 Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 Tentang Perkawinan menetapkan usia dewasa untuk seorang wanita
adalah 16 (enam belas) tahun dan untuk seorang pria adalah 18 (delapan belas) tahun.
Syarat ketiga, adanya keharusan adanya objek tertentu yang dapat ditentukan
dalam suatu perjanjian lisensi pengumuman musik dan lagu, obyeknya yaitu Hak
Cipta suatu ciptaan berupa karya musik dan lagu yang akan disiarkan oleh pengguna
musik dan lagu.
Syarat keempat adanya suatu sebab yang halal, mengenai unsur “sebab” atau
kausa” undang-undang tidak memberikan pengertian yang baku. Namun pada
dasarnya yang dimaksud dengan “sebab” bukanlah hubungan sebab akibat, sehingga
pengertian “sebab” tersebut tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan ajaran
kausaliteit. Jadi yang dimaksud dengan pengertian “sebab” bukan juga sebab yang
mendorong para pihak untuk mengadakan perjanjian, karena apa yang menjadi
menjadi motif dari seseorang untuk mengadakan perjanjian itu tidak menjadi
perhatian hukum.32
Pembentuk undang-undang mempunyai pandangan bahwa perjanjian-perjanjian
mungkin juga diadakan tanpa sebab atau dibuat dengan sebab terlarang. Sementara
31
Ibid, hal 78 32
yang dimaksud dengan sebab terlarang ialah sebab yang dilarang menurut
undang-undang atau berlawanan dengan kesusilaan baik atau ketertiban umum (Pasal 1337
KUHPerdata). Perjanjian yang dibuat dengan sebab yang demikian tidak mempunyai
kekuatan hukum (Pasal 1335 KUHPerdata).
Lisensi adalah suatu bentuk pemberian izin pemafaatan atau penggunaan Hak
atas Kekayaan Intelektual yang bukan pengalihan hak, yang dimiliki oleh pemilik
lisensi kepada penerima lisensi, yang pada umumnya disertai dengan imbalan berupa
royalty.33 Dalam hal ini YKCI telah menerima kuasa dari pemilik hak untuk
membuat perjanjian dengan pengguna musik komersial dengan menerbitkan
Sertifikat Lisensi Pengumuman Musik (SLPM). Diterbitkannya Sertifikat Lisensi
pengumuman musik dan lagu oleh YKCI ini membuktikan kepeduliannya suatu
organisasi masyarakat ikut serta mengefektifkan pelaksanaan UUHC di Indonesia
sekaligus memberikan perlindungan hukum kepada Pencipta.
Sebagai kosekuensi dari pengertian Hak Cipta sebagai hak eksklusif
sebagaimana diuraikan di atas, demikian halnya dengan Hak Cipta musik dan lagu,
maka setiap orang atau badan usaha yang menggunakan musik dan lagu untuk
kegiatan komersial, harus meminta izin terlebih dahulu kepada Penciptanya dan atau
kepada Pemegang Hak Ciptanya yang sah.
33
2. Konsepsi
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsepsi dalam
penelitian adalah untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstrak dan
kenyataan, sedangkan konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang
disebut definisi operasional.34
Kegunaan dari adanya konsepsi agar ada pegangan dalam melakukan penelitian
atau penguraian, sehingga dengan demikian memudahkan bagi orang lain untuk
memahami batasan-batasan atau pengertian-pengertian yang dikemukakan. Oleh
karena itu, di dalam penelitian ini dikemukakan beberapa konsep dasar sebagai
berikut :
a. Sertifikasi adalah penyertifikatan, mendapat sertifikat, atau telah disertifikasi.35
b. Sertifikat adalah tanda atau surat keterangan (pernyataan tertulis) atau tercetak
dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti pemilikan atau
suatu kejadian.36
c. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak
terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak
Ciptaannya atau produk Hak terkaitnya dengan persyaratan tertentu.37
d. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau Penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaanya atau memberikan izin untuk itu
34
Samadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hal. 28.
35
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan ke-4, Departemen Pendidikan Nasional, PT. Gramedia, Jakarta, 2008, hal. 1290.
36
http://kamus bahasaindonesia.org/, diakses tanggal 10 Agustus 2010. 37
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.38
e. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks adalah Ciptaan utuh yang terdiri dari
unsur lagu dan melodi, syair atau lirik dan aransemen, termasuk notasinya.39
Musik diartikan sebagai cetusan ekspresi isi hati yang dikeluarkan secara teratur
dalam bentuk bahasa bunyi (lagu) dan apabila cetusan isi hati dikeluarkan melalui
mulut disebut vokal, dan apabila dikeluarkan lewat alat musik disebut
instrumental.40
f. Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) adalah lembaga nirlaba pengelola Hak
Cipta musik secara kolektif yang mendapat kuasa dari Pencipta musik dan lagu
Indonesia maupun asing bertugas untuk memberikan sertifikat lisensi pengguna
musik di wilayah Indonesia dan mendistribusikannya kepada para pencipta yang
berhak.41
g. Radio siaran adalah pancaran radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam
bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media.42
h. Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran atau
penyebaran suatu Ciptaan dengan menggunakan apapun, termasuk media internet
38
Pasal 1 angka 1, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. 39
Pasal 12 ayat (1), Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta, dan
Penjelasannya. 40
Atan Hanjau dan Armillah Windawati, Pengetahuan Seni Musik, Mutiara, Jakarta, 1981, hal. 9.
41
Tanpa Pengarang, Op. Cit., hal. 4. 42
atau melakukan dengan cara apapun sehingga ciptaan dapat dibaca, didengar atau
dilihat orang lain.43
i. Perbanyakan adalah penambahan jumlah sesuatu Ciptaan, baik secara
keseluruhan maupun sebagian yang sangat substansial dengan menggunakan
bahan-bahan yang sama ataupun tidak sama, termasuk mengalih wujudkan secara
permanent atau temporer.44
j. Royalty adalah suatu persentase dari harga jual atau harga ongkos objek yang
diberikan suatu lisensi atau produksi-produksi yang dihasilkan dengan objek
lisensi tersebut.45
k. Menyiarkan adalah memberitahukan kepada masyarakat atau umum dengan
pemutaran radio, televisi, surat-surat kabar, selebaran-selebaran dan sebagainya.46
l. Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar yang menyalurkan
gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa
program yang teratur dan berkesinambungan.47
m. Lembaga Penyiaran Swasta adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan
hukum Indonesia yang bidang usahanya khusus menyelenggarakan siaran radio
atau siaran televisi.48
43
Pasal 1 angka 5, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. 44
Pasal 1 angka 6, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. 45
Roeslan Saleh, Seluk Beluk Praktis Lisensi, Sinar Grafika, Jakarta, 1991, hal. 30. 46
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Amani, Jakarta, 1990, hal. 439-440.
47
Pasal 1 angka 5, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Komisi Penyiaran Indonesia.
48
G. Metode Penelitian
1. Spesifikasi Penelitian
Penelitian adalah, “usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan
dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna
terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau
menjawab problemnya”.49
Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian yang ditimbulkan di dalam gejala yang bersangkutan.50
Sementara menurut Peter Mahmud Marzuki, “penelitian hukum adalah suatu
proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun
doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan
karakter prespektif ilmu hukum”.51
Penelitian ini mengenai Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik dan Lagu Radio
Siaran Swasta Nasional oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (suatu penelitian di
Kota Medan) merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitis, artinya penelitian
ini merupakan penelitian yang berupaya untuk menggambarkan, menjelaskan serta
menganalisa peraturan-peraturan yang berhubungan dengan Hak Cipta dan kemudian
49
Joko P. Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, hal. 2.
50
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press : Jakarta, 1981, hal. 43. 51
akan membandingkan dengan praktek pelaksanaan sertifikasi lisensi pengumuman
Hak Cipta musik dan lagu pada Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia oleh
Yayasan Karya Cipta Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan hukum normatif yang
didukung oleh wawancara dan informan, karena merupakan penelitian hukum
doktrinal yang disebut juga penelitian kepustakaan atau studi dokumen yang
dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan hukum yang tertulis atau
bahan hukum yang lain berupa dokumen-dokumen dan berbagai teori, serta kemudian
dihubungkan dengan prilaku yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat.52
2. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian adalah :
a. Bahan Hukum Primer, bahan-bahan yang mengikat, yakni :
1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 1970 Tentang
Radio Siaran Non Pemerintah.
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta.
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran.
52
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 Tentang
Komisi Penyiaran Indonesia.
b. Bahan Hukum Sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti buku, hasil-hasil penelitian dan karya
ilmiah dari kalangan hukum, yang ada hubungannya dengan judul dan
permasalahan dalam penelitian.
c. Bahan Hukum Tertier adalah bahan pendukung di luar bidang hukum seperti
kamus, ensiklopedia atau majalah, artikel dari media massa dan internet yang
terkait dengan permasalahan yang dikemukakan.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan antara lain :
a. Penelitian Kepustakaan (library research) yaitu menghimpun data dengan
melakukan penelaahan bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier.
b. Penelitian lapangan (field research), yaitu metode pengumpulan data yang
didasarkan atas penelitian di lapangan yang berhubungan erat dengan
permasalahan yaitu mengenai Sertifikasi Lisensi Hak Cipta Musik dan Lagu
Radio Siaran Swasta Nasional Oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia (Suatu
4. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu :
a. Studi dokumen, yaitu membaca, mempelajari, meneliti, mengindentifikasi dan
menganalisis literatur-literatur, peraturan-peraturan yang berkaitan dengan Hak
Cipta, laporan penelitian, dokumen-dokumen tertulis serta sumber-sumber bacaan
lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
b. Wawancara, yaitu cara yang digunakan untuk mendapatkan atau memperoleh
keterangan secara lisan guna mencapai tujuan yang berhubungan erat dengan
permasalahan. Dalam penelitian lapangan ini dilakukan wawancara langsung
dengan informan dan responden atau para pihak yang terkait dengan judul dan
permasalahan dalam penelitian ini dan dapat dipertanggung-jawabkan akan isi
dan kebenarannya. Wawancara tersebut dilakukan terhadap 5 (lima) Stasiun
Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di kota Medan serta Yayasan Karya
Cipta Indonesia (YKCI).
Dasar perhitungan dari Populasi yaitu Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia
yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia di kota
Medan sebanyak 50 (li