• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PENGATURAN KOPERASI DI INDONESIA

C. Dasar Hukum Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia

Koperasi simpan pinjam (KSP) merupakan koperasi yang anggotanya terdiri dari orang-orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam hal simpan pinjam. Koperasi pada dasarnya merupakan lembaga ekonomi yang muncul sebagai akibat dari adanya kebutuhan dari anggotanya untuk bersatu. Sebagai lemabaga pemersatu ekonomi rakyat koperasi berperan untuk memepersatukan dan memperkuat posisi secara bersama sama (collective bargaining) didalamnya terkandug dua hal penting, yaitu:135

1. Para anggota koperasi sadar bahwa kekuatan masing-masing amat lemah untuk menghadapi kekuatan lain.

2. Masing-masing anggota itu menyadari bahwa didalam dirinya lemah.

134Mulhadi. Op.cit. Hal. 183.

135Agn Supriyanto. Hukum Tata Kelola Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam Implementasi Kebijakan Koperasi Simpan Pinjam terjadap Manajemen Pengelolaan, Keorganisasian dan Permodalan, Yogyakarta, CV Andi Offset, 2015, hal. 9.

Salah satu tujuan didirikannya KSP adalah untuk memberikan kesempatan kepada anggotanya agar memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga yang ringan. Kegiatan penyaluran pinjaman di koperasi simpan pinjam lebih diutamakan pemberian pinjaman kepada anggotanya. Pada prinsipnya, pemberian pinjaman kepada para anggota koperasi simpan pinjam didasarkan atas kepercayaan. Walaupun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa pemberian pinjaman itu selalu dihadapkan pada ketidakpastian dan selalu mengandung resiko yang dihadapinya.136

Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Menurut Widiyanti dan Sunindhia, koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian. Untuk mencapai tujuannya, koperasi simpan pinjam harus melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer dan yang paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambil keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga berkesinambungannya

Koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya.

136

organisasi dan sebagai orang yang dapat dipercaya. Menurut UU Perkoperasian Pasal 39, pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan seterusnya. Yang ketiga, manajernya koperasi simpan pinjam, seperti manajer di organisasi apapun, harus memiliki keterampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam Pasal 22 sampai Pasal 27 UU Perkoperasian.

a. Koperasi Simpan Pinjam Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam

1. Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya.

2. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam.

3. Unit simpan pinjam adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.

4. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan, dan simpanan koperasi berjangka.

5. Simpanan berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan.

6. Tabungan koperasi adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati antara penabung dengan koperasi yang bersangkutan dengan menggunakan buku tabungan koperasi.

7. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan.137

b. Kebijakan Pemerintah Tentang Kegiatan Usaha Simpan Pinjam 1. Landasan Idil Koperasi

137http://dinkopumkm.bantenprov.go.id/upload/regulasi/KOP04PP_1995_09_USPKO

Landasan idil koperasi adalah Pancasila, tidak bisa lain dari pada itu, karena landasan idil negara Republik Indonesia adalah Pancasila. Pancasila adalah falsafah negara Republik Indonesia dan sudah menjadi pedoman hidup seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila bila dihubungkan dengan koperasi, yaitu:138

138Agn Supriyanto. Op.Cit. Hal 10

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Berarti, bahwa koperasi terbuka untuk semua penganut agama dan menghormati agama yang dianut masing-masing pribadi anggota.

Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab

Berarti, asas kekeluargaan, tidak mcmbedakan kedudukan sosial anggota dan semua anggota berhak mendapat perlakuan yang sama.

Sila ketiga: Persatuan Indonesia

Berarti: Tidak membedakan aliran politik, suku dan golongan.

Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan.

Berarti, pelaksanaan demokrasi menurut ajaran Pancasila berdasarkan musyawarah, kekuasaan tertinggi dalam rapat anggota.

Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Berarti, mementingkan kepentingan anggota dan masyarakat sekitarnya. Membantu usaha-usaha sosial dalam pembangunan masyarakat. Laba dibagi berdasarkan jasa yang disumbangkan anggota kepada koperasi.

Landasan tersebut merupakan dasar-dasar di dalam kehidupan koperasi Indonesia. Sila-sila yang tercantum di dalam Pancasila kita itu juga merupakan falsafah hidup dan aspirasi anggota-anggota koperasi Indonesia. Pancasila harus diamalkan oleh koperasi Indonesia.139

c. Landasan Operasional Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam hanya dapat menghimpun simpanan dan menyalurkan pinjaman kepada anggota, untuk non anggota diberikan waktu 3 (tiga) bulan harus sudah menjadi anggota. Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam diatur terpisah pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.140

1. Menghimpun dana berarti menerima simpanan dari anggota berupa simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, modal penyertaan, hibah, simpanan yang diperoleh dari anggota (simpanan non saham) dan hutang pihak ketiga.

Berarti bahwa KSP tidak boleh mengembangkan usaha lainnya di sektor riil maupun di usaha-usaha yang lainnya. Kegiatannya hanya meliputi;

2. Menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman kepada anggota sesuai dengan jenisnya.

3. KSP dapat menyimpan dananya ke bank atau Pusat Koperasi Simpan Pinjam(Puskosipa) bila terjadi idle cash.

Maka, sudah jelas bahwa pelayanan KSP hanya kepada anggotanya saja dan tidak diperkenankan melayani masyarakat umum. Apabila KSP melayani

139Ibid. Hal. 13.

140

nonanggota (masyarakat umum) sama saja bahwa KSP melakukan praktik perbankanterselubung.

Untuk lebih meningkatkan kegiatan usahanya dan pendampingan secara berkesinambungan, maka KSP dapat bergabung pada koperasi sekunder yaitu Puskosipa dan dapat menyelenggarakan kegiatan seperti :141

a. Simpan pinjam antar koperasi simpan pinjam (interlending) yang menjadi anggotanya.

b. Konsultasi manajemen usaha simpan pinjam.

c. Pendidikan dan pelatihan di bidang usaha simpan pinjam.

d. Standarisasi pembukuan akuntansi dan pemeriksaan untuk anggotannya.

e. Pengadaan sarana usaha untuk anggotanya dan/atau f. Pemberian bimbingan dan konsultasi.

Koperasi simpan pinjam sekunder sebagaimana dimaksud diatas dilarang memberikan pinjaman kepada anggota perseorangan.

d. Dasar Hukum Koperasi Simpan Pinjam di Indonesia

Dasar hukum koperasi simpan pinjam menurut Dr. Ahmad Subagyo, SE., MM sebagai berikut:142

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegaitan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.

141Ibid. Hal 15

142Ahmad Subagyo. Pengawasan Koperasi di Indonesai, Jakarta, Mitra Wacana Media, 2017, hal. 18.

3. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Nomor: 19/KEP/M.KUKM/XI/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi dan perubahannya.

4. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Nomor: 21/KEP/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pengawasan KSP/USP dan perubahannya.

5. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Nomor: 20/KEP/M.KUKM/XI/2008 tentang Penilaian Kesehatan KSP/USP Kop dan perubahannya.

6. Kepmenkop dan UKM Nomor 91 Tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

7. Peraturan Menkop dan UKM Nomor 39/Per/M.KUKM/XII/2007 tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa keuangan Syariah Koperasi.

Kegiatan usaha simpan pinjam dapat dilaksanakan sebagai salah satu atau satu-satunya kegiatan usaha koperasi. Pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegaitan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.143

1) Pengurus Koperasi D. Hak dan Kewajiaban

143

Pengurus koperasi merupakan perangkat organisasi koperasi setingkat dibawah kekuasaan Rapat Anggota. Dialah yang mempunyai kewenangan untuk mewakili koperasi sebagai Badan Hukum, baik di muka Pengadilan maupun di luar Pengadilan.

Dalam UU Perkoperasian, tentang pengurus koperasi Indonesia ini,diatur didalam Pasal 29 sampai dengan Pasal 37. Dari ketentuan dalam pasal-pasal tersebut, dapat ditarik kasimpulan bahwa pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu Rapat Anggota, untuk masa jabatan selama 5 (lima) tahun, dengan kemungkinan dapat dipilih kembali. Sedangkan bagi koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi, pengurusnya dipilih dari anggota-anggota koperasi.

Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi Indonesia ditetapkan dalam Anggaran Dasar koperasi. Biasanya syarat-syarat tersebut sesuai dengan jenis koperasi di mana pengurus itu akan memimpinnya, yaitu seperti berikut:144

a. Harus turut ambil bagian dalam usaha koperasi, serta telah memenuhi kewajlban dalam koperasi, seperti membayar simpanan pokok dan telah mempunyai pengalaman dalam usaha koperasi.

b. Harus menyediakan waktu untuk menghadiri Rapat Pengurus, serta turut mengeluarkan pendapat dan buah pikiran yang berguna demi kemajuan para anggota.

144R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma. Op.Cit. Hal, 85.

c. Harus bersedia mendengar usul-usul atau keberatan dari pihak anggota guna kebaikan bersama, serta membicarkan hal tersebut pada rapat anggota.

d. Harus menghargai pendapat sesama anggota walaupun tidak selalu sama sebelum mengambil keputusan.

e. Harus mematuhi keputusan Rapat Pengurus dan tidak dibenarkan menjalankan kemauannya sendiri-sendiri.

f. Harus mempunyai sikap terbuka dan mau menerima kemajuan-kemajuan teknologi baru dan penemuan kearah pembaharuan.

g. Pengurus adalah pemegang kepercayaan dan pemegang kuasa dari Rapat Anggota, karena merupakan suatu jabatan kehormatan, sehingga jangan mengecewakan para anggota yang telah memberi kepercayaan dan kuasa padanya.

Mengenai tugas dan wewenang pengurus telah dijelaskan secara rinci dengan ketentuan UU Perkoperasian Pasal 30. Dalam Pasal 30 ayat (1) dijelaskan tugas pengurus sebagai berikut.145

1. Mengelola koperasi dan usahanya.

2. Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

3. Menyelenggarakan rapat anggota.

4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

145Indonesia (Perkoperasian), Ibid.Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang

5. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.

Dalam penjelasan dari Pasal 30 ayat (1) tersebut dikatakan bahwa dalam pengelola koperasi, pengurus selaku kuasa rapat anggota melakukan kegiatan semata-mata untuk kepentingan dan kemanfaatan koperasi beserta anggotanya sesuai dengan keputusan rapat anggota.146

1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.

Sedangkan dalam Pasal 30 ayat (2) dijelaskan mengenai wewenang pengurus, sebagai berikut.

2. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.

3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi dengan tanggungjawabnya dan keputusan rapat anggota.

sebagai perangkat organisasi yang diberi wewenang untuk melakukan tindakan dan upaya hukum dan untuk atas nama koperasi yang bersangkutan.

Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa. Jika, kaperasi menanggung kerugian, maka sesuai ketentuan Pasal 34 UU Perkoperasian, pengurus, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri menanggung kerugian yang diderita koperasi karena tindakan yang dilakukan dengan kesengajaan atau kelalaiannya. Disamping penggantian kerugian tersebut, apabila tindakan itu

146Indonesia (Perkoperasian), Ibid. Penjelasan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Pasal 30 Ayat 1.

dilakukan dengan kesengajaan, tidak menutup kemungkinan bagi penuntut umum untuk melakukan penuntutan.

Untuk mewujudkan profesionalisme dalam pengelolaan usaha koperasi, pengurus dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha pengangkatan pengelola oleh pengurus harus mendapat persetujuan dari rapat anggota. Maksud dari kata diberi wewenang dan kuasa adalah pelimpahan wewenang dan kuasa yang dimiliki oleh pengurus. Dengan demikian, pengurus tidak lagi melaksanakan sendiri wewenang dan kuasa yang telah dilimpahkan kepada pengelola dan tugas pengurus beralih menjadi mengawasi pelaksanaan wewenang dan kuasa yang dilimpahkan. Adapun besarnya wewenang dan kuasa yang dilimpahkan ditentukan sesuai dengan kepentingan koperasi.147

2) Anggota Koperasi

Hak dan kewajiban anggota timbul secara langsung dari kenyataan sebagai anggota koperasi dan ditetapkan untuk semua anggota yang ada sekarang dan yang akan datang secara umum dan obyektif dalam undang-undang koperasi, dalam peraturan pelaksanaannya atau dalam anggaran dasar dari pada perhimpunan masing-masing. Untuk tujuan analisa, hak dan kewajiban keanggotaan dapat diklasifikasikan sebagai hak dan kewajiban pribadi, hak dan kewajiban keuangan.148

147Muhammad Firdaus. Op.Cit. Hal 88.

148Hans H Munkner, Ten Lectures On Coperative Law, Bandung, Penerbit Alumni, 1982,

Hak dan kewajiban pribadi (personal) adalah hak dan kewajiban dalam kehidupan dan kegiatan koperasi. Hak dan kewajiban ini sama bagi semua anggota (kesamaan mutlak) dan tidak dapat dihilangkan dari seorang anggota selama keanggotaannya. Biasanya hak dan kewajiban ini secara langsung dihubungkan dengan pribadi anggota, misalnya hak dan kewajiban itu tidak dapat diwariskan kepada orang lain, tidak dapat dipindahkan kepada orang lain, dan tidak dapat dilaksanakan secara wakil. Hak dan kewajiban ini timbul hanya antara anggota dan koperasi, tidak antara sesama anggota.

Hak-hak perorangan.

Hak-hak perorangan anggota koperasi adalah sebagai berikut:149 a) Hak untuk menghadiri rapat dan mengajukan usul;

b) hak untuk memberi suara;

c) hak untuk memilih pengurus dan untuk dipilih;

d) hak untuk memanfaatkan fasilitas koperasi;

e) hak untuk diberi tahu mengenai sesuatu hal yang berkenaan dengan koperasi;

f) hak untuk melindungi kelompok minoritas, baik diberi kan kepada anggota sendiri ataupun kepada anggota atau beberapa anggota tertentu yang bertindak bersama, misalnya hak untuk mengundang rapat umum istimewa, hak untuk meminta hal-hal tertentu supaya dicantumkan dalam agenda rapat umum, hak untuk melakukan/mengunjungi suatu tanya jawab/penyelidikan. Hak

149Ibid. Hal 66.

untuk memohon pertimbangan terhadap keputusan yang diambil dengan suara mayoritas dalam haI-hal tertentu;

g) hak untuk mengundurkan diri dari perhimpunan. Hak semua anggota untuk diperlakukan sama, juga termasuk dalam kategori ini.

Kewajiban perorangan

Kewajiban perorangan yang utama daripada anggota ialah:150

a) kewajiban ikut serta secara perorangan dalam usaha bersama supaya tercapai tujuan bersama. Ketaatan terhadap kewajiban ini adalah yang terpenting bagi berfungsinya koperasi sebagai perhimpunan orang-orang dan sebagai perhimpunan yang berdikari. Dari kewajiban ini timbulkewajiban perorangan lainnya.

b) kewajiban untuk setia kepada koperasi. Pekerjaan koperasi didasarkan atas saling mempercayai dan kerjasama semua anggota.

Setiap anggota wajib setia kepada koperasinya. Peranan rangkap anggota sebagai pemilik bersama dan nasabah badan usaha koperasi menghendaki supaya dalam keadaan tertentu kepantingan bersama harus ditempatkan di atas kepentingan individual. Jika tujuan jangka panjang koperasi itu akan dicapai. Kesetiaan anggota terhadap koperasi hanya dapat diharapkan, apabila kewajiban keanggotaan itu didasarkan atas prinsip sukarela.

150

Untuk menghindari adanya kecenderungan anggota hanya akan mementingkan dirinya pribadi, maka di dalam UU Perkoperasian diatur ketentuan yang memberi batasan-batasan terhadap tindakan-tindakan anggota koperasi, khususnya pada Pasal 20 nya yang mengatur tentang kewajiban dan hak setiap anggota koperasi. Pelaksanaan dari kewajiban dan hak oleh setiap anggota koperasi tersebut, akan menimbulkan tanggung jawab bagi masing-masing anggota.151

Adapun kewajiban dari .setiap anggota koperasi seperti tercantum di dalam ketentuan Pasal 20 ayat (1) UU Perkoperasian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

152

1. Mematuhi Anggaran Dasar koperasi.

2. Mematuhi Anggaran Rumah Tangga koperasi.

3. Mematuhi hasil keputusan-keputusan Rapat Anggota koperasi.

4. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan koperasi.

5. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.

6. Menghadiri Rapat Anggota dan ambil bagian secara aktif dalam rapat tersebut.

7. Memanfaatkan fasilitas-fasilitas usaha koperasi.

8. Berlaku jujur dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan koperasi.

151R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma. OpCit. Hal, 78.

152Ibid.

9. Bertanggung jawab dalam hutang-hutang koperasi.

Sedangkakn hak dari setiap anggota koperasi sepertitercantum di dalam ketentuan Pasal 20 ayat (2) UU Perkoperasian, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hadir di dalam Rapat Anggota.

2. Menyatakan pendapat di dalam Rapat Anggota.

3. Memberikan suara di dalam Rapat Anggota.

4. Memilih dan atau dipilih dalam kepengurusan (sebagai pengurus atau sebagai pengawas).

5. Meminta diadakannya Rapat Anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar.

6. Mengemukakan pendapat dan atau saran kepada pengurus di luar Rapat Anggota, baik diminta maupun tidak.

7. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota dalam koperasi.

8. Mendapatkan keuntungan atau sisa hasil usaha.

9. Menerima pengembalian uang simpanan sebagai anggota.

10. Menerima bonus dan atau bunga atas modal saham, obligasi, dan sebagainya.

11. Menerima kembali modal saham, obligasi jika anggota tersebut mengundurkan diri sebagai anggota atau koperasi tersebut bubar.

12. Mengundurkan diri sebagai anggota koperasi.

13. Mengawasi jalannya organisasi koperasi.

14. Mendapat keterangan-keterangan tentang perkembangan dari koperasi.

Didahulukannya unsur kewajiban dari hak anggota koperasi, secara sepintas terlihat tidak ada artinya. Namun jika hal tersebut dikaji lebih mendalam, pengaturan yang demikian itu mengandung makna bahwa anggota koperasi harus mempunyai kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya, setelah kewajibannya tersebut dilaksanakan barulah kemudian mereka boleh menuntut haknya sebagai anggota koperasi. Jadi anggota koperasi Indonesia harus mengutamakan pelaksanaan kewajibannya terhadap koperasi terlebih dulu, barulah kemudian boleh menuntut haknya sebagai anggota. Hal ini sebetulnya adalah merupakan cerminan dari koperasi Indonesia yang berciri khas kekeluargaan, sehingga tidak sepantasnya bila setiap anggota koperasi menuntut haknya terlebih dahulu sebelum mereka menunaikan kewajiban-kewajibannya secara baik.153

3) Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan perangkat organisasi koperasi yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam sistem pengambilan keputusan koperasi. Rapat anggota di selenggarakan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang dimiliki oleh koperasi tersebut. Rapat anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam setahun. Tujuan utama rapat anggota adalah untuk membahas pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan kegiatan usaha koperasi selama satu tahun dan mengesahkan program kerja koperasi serta rencana anggaran

153Ibid. Hal 80.

pendapatan belanja koperasi kedepannya, serta memilih pengurus, pengawas yang masa baktinya telah habis.154

1. Menetapkan ADART dan peraturan khusus koperasi.

Keputusan dan ketetapan yang dihasilkan dalam rapat anggota, antara lain:

2. Menetapkan kebijakan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.

3. Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengawas dan pengurus.

4. Menetapkan rencana kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) koperasi.

5. Mensahkan laporan pengurus dan mensahkan laporan pengawas.

6. Menetapkan pembagian selisih hasil usaha koperasi.

7. Mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

8. Satu anggota satu hak suara.

9. Meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas tentang pengelolaan koperasi.

Keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat anggota, harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila keadaan memaksa karena tidak tercapainya mufakat, maka pengambilan keputusan berdasar atas suara terbanyak. Jika rapat anggota terpaksa mengambil keputusan dengan jalan

154

pemungutan suara, maka hak suara setiap anggota adalah sama yaitu satu orang anggota satu suara.155

Bagi koperasi sekunder, ketentuan mengenai hak suara dalam pemungutan suara, ditentukan atau dilakukan secara berimbang. Perimbangan suara tersebut ditentukan menurut pertimbangan jumlah anggota yang terhimpun oleh masing-masing koperasi dan jasa usaha koperasi-koperasi bersangkutan. Perimbangan suara ini harus terlebih dahulu pengaturannya ditetapkan didalam ADART koperasi yang bersangkutan. Ketidakhadiran anggota koperasi didalam rapat anggota yang diadakan, tidak dapat diwakilkan atau dikuasakan kepada orang lain. Didalam ketentuan Pasal 26 UU Perkoperasian dinyatakan bahwa rapat anggota diadakan paling sedikitnya sekali dalam 1 (satu) tahun, sehingga sering disebut sebagai rapat anggota tahunan.156

a. Rapatanggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas mengenai pengelolaan koperasi.

Rapat anggota memiliki hak-hak sebagai berikut :

b. Rapat anggota diadakan paling sedikit sekali dalam setahun.

c. Rapat anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban pengurus diselenggarakan paling lambat 6 bulan setelah tahun buku berlalu.

155R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma. Op.Cit. Hal, 82.

156Ibid.

Pada penyelenggaraan rapat anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban pengurus, pengurus wajib mengajukan laporan pertanggungjawaban tahunan yang berisi:157

a. Laporan mengenai keadaan dan jalannya koperasi serta hasil yang telah dicapai.

b. Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang memengaruhi kegiatan koperasi.

c. Laporan keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri dari neraca akhir dan perhitungan hasil usaha tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas dokumen tersebut.

d. Laporan pengawas.

e. Nama pengawas dan pengurus.

f. Besar imbalan bagi pengawas serta gaji dan junjangan lain bagi pengurus.

Laporan keuangan yang diajukan kepada rapat anggota harus ditandatangani oleh semua pengurus, karena laporan ini merupakan

Laporan keuangan yang diajukan kepada rapat anggota harus ditandatangani oleh semua pengurus, karena laporan ini merupakan

Dokumen terkait