• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.3. Dasar Hukum Penyusunan KUA

1.3.1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

1.3.2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

1.3.3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

1.3.4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

1.3.5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

1.3.6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

1.3.7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

1.3.8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

1.3.9 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

1.3.10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043);

1.3.11 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

1.3.12 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028);

1.3.13 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

1.3.14 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

1.3.15 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155);

1.3.16 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

1.3.17 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

1.3.18 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

1.3.19 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

1.3.20 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

1.3.21 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

1.3.22 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

1.3.23 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219);

1.3.24 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);

1.3.25 Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

1.3.26 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

1.3.27 Permendagri Nomor 27 Tahun 2015 tentang Pedoman dan evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015.

1.3.28 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

1.3.29 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 1);

1.3.30 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 15 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lombok Timur 2005-2025;

1.3.31 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4);

1.3.32 Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Lombok Timur kepada Pihak Ketiga.

1.3.33 Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah Tahun 2013-2018.

1.3.34 Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017.

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah

Sesuai dengan Tujuan dan sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013-2018 yaitu memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan dalam rangka tercapainya penurunan angka kemiskinan, peningkatan pendapatan daerah, penurunan kesenjangan pendapatan, peningkatan jumlah dan kualitas lembaga keuangan, peningkatan jumlah investasi dan peningkatan kualitas pelayanan perizinan serta perluasan kesempatan kerja dalam segala aspek pembangunan.

Berdasarkan tujuan dan sasaran RPJMD tersebut dengan kondisi anggaran dan potensi daerah serta permasalahan-permasalahan yang terjadi maka perkiraan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Timur sebagai berikut :

2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Salah satu indikator ekonomi makro untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah adalah data statistik PDRB dan turunannya meliputi pertumbuhan ekonomi, volume total PDRB, pertumbuhan sektoral, PDRB, inflasi dan ketenagakerjaan. Selain itu juga memberikan gambaran mengenai rencana target makro ekonomi daerah Tahun 2017 yang meliputi perkiraan pertumbuhan ekonomi, perkiraan laju inflasi, perkiraan PDRB Harga Berlaku dan Harga Konstan berdasarkan tahun dasar 2010.

Secara agregat perkembangan perekonomian bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi wilayah yang mampu memberikan gambaran sejauh mana nilai tambah yang dihasilkan oleh pembangunan dapat meningkatkan ataupun menurunkan kemampuan ekonomi masyarakat dalam bentuk kemampuan daya belinya. Dalam menggambarkan perkembangan perekonomian suatu daerah diperlukan ukuran yang mampu menjelaskan seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh proses pembangunan suatu wilayah sekaligus indikator kualitas/kemampuan daya beli masyarakat.

Indikator ekonomi makro untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah salah satunya adalah data statistik PDRB dan turunannya meliputi volume total PDRB, pertumbuhan sektoral, pertumbuhan

ekonomi maupun PDRB per kapita. Indikator ini berkaitan dengan kinerja ekonomi sektor riil. Sementara pemantauan terhadap sektor moneter dapat dilihat dari sejumlah indikator perbankan seperti suku bunga kredit perbankan dan lain-lain.

Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir perekonomian Kabupaten Lombok Timur mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan.

Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun dasar 2010 PDRB memiliki trend pergerakan mencapai rata-rata sebesar 5,47%. Berdasarkan trend beberapa tahun terakhir serta mempertimbangkan kondisi ekonomi regional, maka diperkirakan tahun 2017 ini kisaran pertumbuhan PDRB Kabupaten Lombok Timur berada pada kisaran 5,80%.

Gambar 1

Gambaran Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dan Proyeksinya pada tahun 2012-2017***

Sedangkan pertumbuhan sektoral perekonomian Kabupaten Lombok Timur menurut lapangan usaha Tahun 2017 diasumsikan sebagai berikut :

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Per Katagori Perkiraan Tahun 2017

No Uraian Katagori Pertumbuhan (%)

A Pertanian,kehutanan,perikanan/agriculture/forestry,fishing 3,54 B Pertambangan dan penggalian/Mining and quarying 6,90

C Industri pengolahan/manufacturing 3,80

D Pengadaan listrik dan gas/Electricity and gas 7,92

No Uraian Katagori Pertumbuhan (%) E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur

ulang/water supplay, sewerage, waste management, remediation activity.

4,12

F Konstruksi/Construction 6,15

G Perdagangan besar dan eceran,reparasi mobil dan sepeda motor/wholesale and retail trade, repair of motor vehicles and motorcicles

8,25

H Transportasi dan pergudangan/transportaition and storage 5,31 I Penyediaan akomodasi dan makan minum/acomodation and

food service activities 6,55

J Informasi dan komunikasi/Information and comunication 7,44

K Jasa keuangan dan asuransi 7,89

L Real Estat/Real Estat Activity 6,25

M,N Jasa perusahaan/Business activities 6,86

O Administrasi Pemerintahan,pertahanan dan jaminan sosial

wajib/public 3,59

P Jasa Pendidikan/Education 5,34

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and

Social Work Activities 6,05

R,S,T,U Jasa lainnya/Other service activities 5,68

Product Domestic Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 5,38

Peranan sektor dalam pembentukan PDRB berbeda-beda menurut kapasitas dan skala kegiatan ekonomi pada sektor-sektor yang bersangkutan.

Pemberdayaan sumber daya dan tingkat pemanfaatan membuat kemampuan menciptakan nilai tambah pada sektor-sektor ekonomi tersebut tidak sama.

Dengan demikian share sektor dalam perekonomian bersifat lebih permanen, namun dapat berubah sedemikian rupa melalui pendekatan pengembangan yang berhasil. Kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tahun 2017 atas dasar harga berlaku diperkirakan sebagai berikut :

Tabel 2

Distritribusi PDRB Per Katagori Perkiraan Tahun 2017***

No. Uraian Katagori Kontribusi (%)

A Pertanian, kehutanan, perikanan / agriculture / forestry,

fishing 26,50

B Pertambangan dan penggalian/Mining and quarying 5,95

C Industri pengolahan/manufacturing 7,26

D Pengadaan listrik dan gas/Electricity and gas 0,06

E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang / water supplay, sewerage, waste management, remediation activity.

0,08

F Konstruksi/Construction 11,62

G Perdagangan besar dan eceran,reparasi mobil dan sepeda motor/wholesale and retail trade,repair of motor vehicles and motorcicles

16,88

H Transportasi dan pergudangan/transportaition and storage 4,40

No. Uraian Katagori Kontribusi (%) I Penyediaan akomodasi dan makan minum/acomodation and

food service activities 1,05

J Informasi dan komunikasi/Information and comunication 1,67

K Jasa keuangan dan asuransi 2,67

L Real Estat/Real Estat Activity 3,75

M,N Jasa perusahaan/Business activities 0,11

O Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial

wajib/publik 8,22

P Jasa Pendidikan/Education 5,64

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and

Social Work Activities 2,12

R,S,T,U Jasa lainnya/Other service activities 1,99

Product Domestic Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 100,00

***) Angka proyeksi

PDRB Kabupaten Lombok Timur dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan, baik yang diukur atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pada Tahun 2017 PDRB Kabupaten Lombok Timur Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) diperkirakan sebesar (dalam juta) Rp.

17.180.014 Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) diproyeksikan sebesar Rp. 13.325.936 (dalam juta) pada tahun 2017.

Berdasarkan kondisi pertumbuhan PDRB masing-masing lapangan usaha dan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB berdasarkan harga berlaku maupun konstan Kabupaten Lombok Timur, maka perkiraan Tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Lombok Timur pada 5,80%. Sehingga jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi nasional maka angka tersebut sedikit lebih tinggi 0,1% di Tahun 2017.

2.1.2. Pendapatan Perkapita

Gambaran tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah atau wilayah semakin baik apabila pendapatan perkapita suatu daerah atau wilayah adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah atau wilayah dalam satu tahun yang diperoleh sebagai hasil jumlah pendapatan daerah dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun tertentu. Semakin besar pendapatan perkapita atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita penduduk suatu daerah/wilayah,

Dari tahun ke tahun kondisi pendapatan perkapita masyarakat Lombok Timur relatif terus meningkat. Hal tersebut dipengaruhi oleh PDRB

dan jumlah penduduk. Jika dilihat dari aspek pertumbuhan penduduk, maka pertumbuhan penduduk Kabupaten Lombok Timur termasuk dalam katagori relatif rendah yaitu pada tahun 2016 sebesar 8,18% sedangkan pada tahun 2017 berada pada 8,39% berarti peningkatanya jumlah penduduk berada dibawah angka 1% yakni rata-rata 0,21% per tahun di Tahun 2017. Dengan perkiraaan PDRB tahun 2017 atas dasar harga berlaku (dalam juta Rp) sebesar Rp.17.180.014 maka rata-rata PDRB per Kapita Lombok Timur atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 13.325.936 per tahun.

Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,80%

diharapakan secara makro mampu meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat, jika disandingkan dengan pertumbuhan penduduk yang relatif rendah tentunya pergerakan PDRB perkapita akan kearah positif akan bisa tercapai di tahun berikutnya. Akan tetapi seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat maka pengaruh inflasi yang diperkirakan pada Tahun 2017**

sebesar 4,93% maka sesungguhnya peningkatan daya beli masyarakat relatif konstan.

2.1.3. Kestabilan Harga

Perkiraan laju inflasi ditujukan agar sektor riil yang merupakan sektor penggerak pembangunan mampu berjalan normal semisal harga bahan pokok normal, harga bahan baku tidak bergejolak hal tersebut akan berimbas pada aktifitas ekonomi akan berjalan normal dan lancer. Dengan membaiknya pergerakan ekonomi maka akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin membaik, kemampuan daya beli masyarakat semakin meningkat.

Dengan melihat tingkat kesetabilan harga (inflasi) di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012 sebesar 4,1% sampai dengan 2015 sebesar 3,41%, maka diperkirakan kondisi akhir Tahun 2016 dan Tahun 2017 inflasi masih berkisar pada angka 4,38 % sampai dengan 4,93% terutama pada akhir Tahun 2016 sampai awal 2017 sebagai dampak melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar AS yang mulai dirasakakan pada Tahun 2015. Inflasi dimaksud disebabkan oleh menurunnya nilai tukar Rupiah yang berakibat penurunan daya beli masyarakat. Andil terbesar terhadap inflasi juga

bersumber dari kelompok bahan makanan, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok transportasi, komunikasi dan keuangan.

Gambaran laju inflasi di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012-2016* dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2

Laju Inflasi di Kabupaten Lombok Timur 2012-2016*

(2016* = Angka sementara)

2.1.4. Fiskal Daerah

Berdasarkan kebijakan peningkatan pendapatan yang telah dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya dan melalui pengkajian dan pembahasan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) serta dengan mempertimbangkan berbagai hal yang mempengaruhi komponen pendapatan daerah dan belanja daerah maka KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2017 diasumsikan besaran pendapatan adalah Rp. 2.376.351.255.225,00 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 270.838.878.958,00 Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.782.786.455.000,00 dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp. 322.725.921.267,00. Pada komponen belanja maka Belanja Daerah sebesar Rp. 2.377.336.617.466,00 yang terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp. 1.483.642.138.141,00 dan belanja langsung sebesar Rp. 893.694.479.325,00 Sedangkan pada komponen

pembiayaan maka jumlah penerimaan pembiayaan adalah sebesar

Rp. 29.068.109.193,00 dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 28.082.746.952,00

2.1.5. Program Prioritas Tahun 2017

Dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan dengan secara struktur dan sistematis antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Lombok Timur dengan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan menyajikan program dan kegiatan yang dimusyawarahkan langsung sampai menemukan kata mufakat yang mengacu pada capaian indikator pada tahun sebelumnya sebagai data dasar yang digunakan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menentukan kebijakan yang nantinya dituangkan dalam program dan kegiatan SKPD sesuai kemampuan penganggaran yang ada. Dengan mengacu pada pencapaian indikator sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan tahunan di Tahun 2016, program dan kegiatan yang direncanakan tetap berpedoman pada upaya pencapaian indikator-indikator dimaksud.

KUA Tahun 2017 merupakan kebijakan umum anggaran tahun keempat pelaksanaan RPJMD Tahun 2013-2018 Kabupaten Lombok Timur. Sehingga dalam rangka penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2017 bertujuan guna memenuhi janji-janji pemerintah serta mewujudkan Visi-Misi yang sudah tertuang didalam RPJMD Tahun 2013-2018 dengan pencapaian indikator tahunan pada Tahun 2017 yang akan datang.

A. Mengembangkan struktur perekonomian daerah yang tangguh melalui pengembangan lembaga keuangan, investasi dan kemudahan perizinan.

Untuk mengoptimalkan potensi perekonomian Kabupaten Lombok Timur di Tahun keempat pelaksanaaan RPJMD 2013-2018, maka langkah-langkah strategi yang ditempuh antara lain adalah :

1. Optimlisasi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah.

2. Optimalisasi peningkatkan produktivitas sektor pertanian, industri dan jasa.

3. Fasilitasi iklim investasi yang kondusif bagi investasi di daerah sehingga berbagai potensi daerah dapat dimanfaatkan bagi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Perkembangan jumlah penduduk yang setiap tahun meningkat, mengakibatkan bertambahnya jumlah rumah tangga miskin yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Strategi diatas penting untuk dilaksanakan secara berkesinambungan pada Tahun 2017 dan seterusnya mengingat kondisi pencapaian indikator saat ini masih perlu terus ditingkatkan. Persentase kemiskinan Kabupaten Lombok Timur, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2015 menunjukkan trend peningkatan garis kemiskinan yang ada di Kabupaten Lombok Timur, dari 218.854 jiwa pada tahun 2009 menjadi 321.249 jiwa pada tahun 2013. Namun secara persentase, angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan trend penurunan dari 23,82% di tahun 2010 turun menjadi 19,00% ditahun 2014.

Pada sisi pendapatan perkapita per tahun meskipun menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun, tetapi kenaikan tersebut belum cukup untuk meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat dari kondisi tahun sebelumnya sebagai akibat inflasi yang nilainya hampir sebanding dengan laju pertumbuhan ekonomi Lombok Timur pada periode yang sama.

Salah satu upaya Pemerintah Daerah dalam mengupayakan peningkatan perekonomian daerah adalah melalui peningkatan kualitas dan kualitas lembaga keuangan yang dapat membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk dapat mengakses permodalan dalam skala kecil dan menengah. Salah satu upayannya adalah melalui peningkatan penyertaan modal pemerintah kepada : PT. Bank NTB, Selaparang Financial dan Badan usaha milik daerah yang lain.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat, maka dibutuhkan perluasan lapangan kerja baru melalui peningkatan investasi yang masuk ke Kabupaten Lombok Timur.

Melalui peningkatan investasi, diharapkan terjadi peningkatan penerimaan daerah dalam komponen PAD sebesar 7,04% pada tahun 2017 yang akan datang. Kemudahan perijinan melalui pelayanan prima dan birokrasi perijinan yang efisien merupakan salah satu cara dalam menarik investasi.

Penyerahan sebagian kewenangan perijinan kepada SKPD adalah salah satu yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan. Oleh karena itu diharapkan akan terealisasi pelayanan perijinan sesuai SOP yang dihitung.

Adapun program-program prioritas Tahun 2017 terkait dengan pencapaian misi pertama dalam RPJMD 2013-2018 adalah :

1. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang maslah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.

2. Penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi usaha kecil menengah.

3. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah.

4. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi.

5. Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan.

6. Pengembangan destinasi pariwisata.

B. Meningkatkan kualitas dan produktivitas Sumber daya manusia

Selama kurun waktu pelaksanaan RPJMD 2013-2018, peningkatan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia tetap merupakan kebijakan prioritas.

Pencapaian indikator yang mencerminkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutama adalah pada dua komponen penting yaitu : Bidang pendidikan dan kesehatan masih harus terus ditingkatkan pencapaiannya. Oleh karena itu dua bidang tersebut tetap menjadi perhatian utama, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Sebagai program prioritas di Tahun 2017 yang terdapat di dalam RPJMD 2013-2018, maka pencapaian beberapa indikator terutama dibidang pendidikan dan kesehatan dicerminkan oleh upaya pencapaian beberapa indikator penting sebagai berikut : Angka melek huruf sebesar 99% di Tahun 2015 menjadi 100%

di tahun 2017, Angka Lama Sekolah dari 7,65 Tahun di Tahun 2014 menjadi 7,75 Tahun di Tahun 2015, Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup dari 19 di tahun 2014 menjadi 17 di tahun 2015, Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 143 di tahun 2014 menjadi 105 di tahun 2015 dan Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 62,8 Tahun di tahun 2014 menjadi 62,6

tahun di tahun 2015, sedangkan Balita Gizi Buruk di tahun 2014 dari kondisi 2,16% menjadi 2,16% di tahun 2015.

Selain indikator-indikator tersebut, masih terdapat indikator lain yang menyangkut indikator pelayanan umum dibidang pendidikan dan kesehatan yang telah mengacu pada Standart Pelayanan Minimal 9 (sembilan) bidang sesuai ketentuan Permendagri.

Berdasarkan ukuran-ukuran pencapaian tersebut, maka pada Tahun Anggaran 2016 kebijakan pemanfaatan anggaran di bidang pendidikan dan kesehatan, akan diarahkan untuk mendorong pencapaian indikator-indikator tersebut, sehingga kualitas IPM di Kabupaten Lombok Timur diharapkan meningkat di Tahun 2017 melalui upaya-upaya :

1. Membangun sumber daya manusia yang berkualitas beriman dan bertaqwa

1. Membangun sumber daya manusia yang berkualitas beriman dan bertaqwa

Dokumen terkait