• Tidak ada hasil yang ditemukan

NOTA KESEPAKATAN KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NOTA KESEPAKATAN KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

NOTA KESEPAKATAN

KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

TAHUN 2016

(2)

NOTA KESEPAKATAN ANTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

NOMOR : 181 / / PD / 2016 NOMOR : 172 / / DPRD / 2016 TANGGAL :

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : MOCH. ALI BIN DACHLAN Jabatan : BUPATI LOMBOK TIMUR

Alamat Kantor : Jalan Prof. M. Yamin, SH No. 57 Selong

bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Lombok Timur, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. a. Nama : H. M. KHAIRUL RIZAL,ST

Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Lombok Timur Alamat Kantor : Jalan Lalu Muchdar No. 1 Selong b. Nama : H. DG. PAELORI, SE

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lombok Timur Alamat Kantor : Jalan Lalu Muchdar No. 1 Selong

c. Nama : Drs. MUHAMMAD FADIL NA’IM

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lombok Timur Alamat Kantor : Jalan Lalu Muchdar No. 1 Selong

d. Nama : H. RIDWAN BAJRY, SH

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lombok Timur Alamat Kantor : Jalan Lalu Muchdar No. 1 Selong

(3)

Sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lombok Timur, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan prioritas dan plafon anggaran sementara APBD Tahun Anggaran 2017.

Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap kebijakan umum APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2017, serta terhadap kebijakan pendapatan belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2017. Secara lengkap kebijakan umum APBD Tahun Anggaran 2017 disusun dalam lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.

Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam menyusun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2017.

Selong, 17 November 2016.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

MOCH. ALI BIN DACHLAN H. M. KHAIRUL RIZAL, ST KETUA

H. DG. PAELORI, SE WAKIL KETUA

Drs. MUHAMMAD FADIL NA’IM WAKIL KETUA

H. RIDWAN BAJRY, SH WAKIL KETUA

(4)
(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD ... 1

1.2. Tujuan Penyusunan KUA ... 3

1.3. Dasar Hukum Penyusunan KUA ... 5

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH ... 11

2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah ... 11

2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah..……… 11

2.1.2. Pendapatan Perkapita……….…………..………..……... 14

2.1.3. Kestabilan Harga……….………..… . 15

2.1.4. Fiskal Daerah………..………... . 16

2.1.5. Program Prioritas Tahun 2017………..………. 17

2.2. Rencana Target Ekonomi Makro Pada Tahun 2017 ... 30

2.2.1. Pertumbuhan Ekonomi... 30

2.2.2. Kestabilan Harga ... 31

2.2.3. Rencana Penanganan Program Prioritas Tahun 2017 ... 31

2.2.4. Komposisi Pendapatan dan Belanja ... 34

BAB III ASUMSI DASAR PENYUSUNAN APBD TAHUN 2017 ... 36

3.1. Asumsi Dasar Yang Digunakan ... 36

3.2. Laju Inflasi ... 36

3.3. Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)... 36

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH . 35 4.1. Pendapatan Daerah ... 39

4.2. Belanja Daerah ... 41

4.3. Pembiayaan Daerah ... 50

BAB V PENUTUP ... 51

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Laju Pertumbuhan PDRB Per-Kategori Perkiraan Tahun 2017*** ... 12

Tabel 2 Distribusi PDRB Per-Kategori Perkiraan Tahun 2017*** ... 13

Tabel 3 Komposisi Komponen Pendapatan ... 34

Tabel 4 Komposisi Komponen Belanja ... 35

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambaran Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan Proyeksinya pada Tahun 2012-2017*** ... 12 Gambar 2 Laju Inflasi di Kabupaten Lombok Timur 2012-2016* ... 16 Gambar 3 IPM NTB dan Kabupaten/Kota Tahun 2014 ... 21 Gambar 4 Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan dalam

Pembentukan PDRB Lombok Timur Tahun 2014-2017***) ... 25

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD

Tahapan dalam penyusunan agenda perencanaan pembangunan Kabupaten Lombok Timur dilaksanakan dengan mengacu pada agenda perencanaan pembangunan Nasional dan Provinsi. Sehingga tercipta konsistensi dan sinergitas kebijakan pembangunan menjadi hal yang mendasar untuk dapat dilaksanakan dalam setiap tahapan proses kebijakan pembangunan daerah. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Kepala Daerah diwajibkan menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) yang berdasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun bersangkutan. Yang tegaskan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah disampaikan bahwa Kebijakan Umum APBD pada dasarnya adalah rencanan tahunan yang bersifat makro serta merupakan bagian dari Rencanan Jangka Panjang Daerah (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disusun dengan memperhatikan dan mengacu pada agenda Pembangunan Nasional, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai upaya mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu serta mengoptimalkan peran serta stake holder dan partisipasi masyarakat.

Kebijakan Umum APBD Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2017 adalah salah satu dokumen perencanaan pembangunan yang disusun dalam rangka proses perencanaan pembangunan Tahun Anggaran 2017, yang juga merupakan kebijakan politik pemerintahan daerah dirumuskan dengan maksud agar proses penyusunan APBD dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mampu secara komprehensif mengakomodir dinamika pembangunan pusat dan daerah sehingga dapat mempertahankan sinergitas pencapaian tujuan pembangunan pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten, sekaligus menjadi indikator kinerja yang akan digunakan dalam menilai efektivitas pelaksanaannya selama kurun waktu satu tahun.

(9)

Program dan kegiatan dalam rancangan KUA tahun 2017 disusun berdasarkan RKPD 2017 tahun 2016 sebagai penjabaran dan sasaran serta capaian RPJMD dengan diklasifikasikan berdasarkan urusan-urusan pemerintah yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang disepakati bersama antara Pemerintah Daerah dengan DPRD sebagai dasar dalam penyusunan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017. KUA dan PPAS Pemerintah Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2017 berpedoman pada RKPD Tahun 2017 yang telah disinkronisasikan dengan RKP dan RKPD Provinsi Tahun 2017. Hasil sinkronisasi kebijakan tersebut perlu diperhatikan kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi guna mendukung rencana pembangunan secara keseluruhan.

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2017 memuat pernyataan tentang kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah dan strategi pencapaiannya. Strategi pencapaian dimaksud perlu memuat langkah-langkah kongkrit dalam mencapai target yang ditetapkan melalui program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah. Selanjutnya rancangan KUA-PPAS disampaikan oleh Kepala Daerah kepada DPRD untuk dibahas dalam pembahasan RAPBD tahun anggaran berikutnya. KUA-PPAS ditetapkan dengan Nota Kesepakatan antara Bupati dengan DPRD Kabupaten, sehingga KUA-PPAS bisa menjadi dokumen perencanaan pembangunan yang secara politis bisa menjembatani Peraturan Bupati tentang penyusunan RAPBD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017.

(10)

1.2. Tujuan Penyusunan KUA

Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017 memiliki tujuan sebagai pedoman penyusunan Prioritas Plafon Anggaran Sementara APBD Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2017 dan selanjutnya menjadi pedoman penyusunan APBD Tahun 2017. Prioritas pembangunan Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017 tentunya harus memperhatikan prioritas pembangunan Provinsi (RPJMD Provinsi) dan Nasional sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017.

Untuk lebih rincinya penjabaran tujuan KUA-PPAS Tahun Anggaran 2017 sebagai berikut :

1. Memberikan arah dalam melaksanakan program dan kegiatan tahun anggaran 2017.

2. Mensinergikan perencanaan pemerintah daerah dengan aspirasi masyarakat.

3. Mengoptimalisasikan pendapatan daerah dan belanja daerah tehadap APBD Tahun Anggaran 2017.

4. Meningkatkan koordinasi antara eksekutif dan legislatif dalam memantapkan penyusunan perencanaan pembangunan yang transparan dan akuntabel.

5. Mewujudkan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Dalam penyusunan KUA dan PPAS Tahun 2017 harus memperhatikan arahan kebijakan RPJMD Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013-2018 dengan visi daerah yaitu : “Mewujudkan Lombok Timur yang aman, adil, dan sejahtera lahir batin dalam bingkai persatuan dan kesatuan dilandasi iman dan taqwa “ yang dijabarkan dalam misi-misi pembangunan antara lain :

1. Mengembangkan struktur perekonomian daerah yang tangguh melalui pengembangan lembaga keuangan, investasi dan kemudahan perizinan.

2. Meningkatkan kualitas dan produktivitas Sumber daya manusia.

3. Meningkatkan infrastruktur antar wilayah.

(11)

4. Revitalisasi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kelautan dan kehutanan.

5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik.

6. Meningkatkan kualitas pengelolaan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan.

7. Meningkatkan kualitas Iman dan Taqwa, serta kearifan budaya lokal.

8. Meningkatkan keamanan, persatuan dan kesatuan.

Dalam menjabarkan program dan kegiatan, maka peran alokasi anggaran sebagai input sangatlah penting. Oleh karena itu pada penyusunan KUA Tahun 2017 acuan pengalokasian anggaran adalah berdasarkan program prioritas daerah sebagai penjabaran lebih lanjut dari misi pembangunan daerah.

Sebagai Tahun keempat pelaksanaan periodisasi rencana Pembangunan Jangka Menengah 2013-2018 maka beberapa asumsi yang mempengaruhi Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2017 yang kemudian diikuti oleh Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2017 baik pada komponen penerimaan maupun belanja.

Pada komponen belanja daerah beberapa kegiatan strategis sebagai penjabaran lebih lanjut dari program-program daerah antara lain meliputi :

1. Tunjangan sertifikasi profesi guru sebesar Rp. 246.130.621.000,00.

2. Belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa dianggarkan sebesar Rp. 337.723.019.400,00 terdiri dari Rp 128.364.899.400,00 merupakan porsi APBD dan Rp. 209.358.120.000,00 porsi APBN.

3. Pembangunan Sekolah Dasar baru sebesar Rp. 897 Juta.

4. Pembangunan 2 (dua) unit Puskesmas baru sebesar Rp. 2,5 Milyar.

5. Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin di luar BPJS sebesar Rp. 2 Milyar.

6. Peningkatan pelayanan kesehatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Dr. Soedjono Selong sebesar Rp. 60,4 Milyar.

7. Pembangunan Kantor DPRD dan Kantor Sat. Pol. PP Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp. 35.3 Milyar, Pembangunan gedung Gelanggang Pemuda dan Mahasiswa Rp. 6,5 Milyar serta pengadaan alat berat Rp. 1.3 Milyar.

8. Peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan labuhan haji, seperti Tandon, SSB, Mercusuar dll sebesar Rp. 3.000.000.000,00., Perpanjangan dermaga Pelabuhan Labuhan Haji Rp. 25 Milyar.

(12)

9. Penataan kota dari Gerbang perbatasab Jenggik sampai dengan Sisik labuhan Haji sebesar Rp. 5 Milyar.

10. Penyelenggaraan adminitrasi kependudukan dan pengadaan mobil pelayanan Rp. 975.650.000.

11. Pengembangan Obyek Wisata dan penataan fisik kawasan wisata pantai labuhan haji sebesar Rp. 12,5 Milyar.

12. Pembebasan tanah untuk penataan obyek wisata di labuhan haji, pelebaran jalan Sekarteja – Pancor dan lokasi pasar tradisional kuliner Kelayu Utara, Selatan dan Jorong, sebesar 42 Milyar.

1.3. Dasar Hukum Penyusunan KUA

1.3.1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah- daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

1.3.2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

1.3.3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

1.3.4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

(13)

1.3.5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

1.3.6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

1.3.7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

1.3.8 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

1.3.9 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

1.3.10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043);

1.3.11 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

(14)

1.3.12 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028);

1.3.13 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

1.3.14 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

1.3.15 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5155);

1.3.16 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

1.3.17 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran

(15)

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

1.3.18 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

1.3.19 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

1.3.20 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

1.3.21 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

1.3.22 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

1.3.23 Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5219);

1.3.24 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5272);

(16)

1.3.25 Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;

1.3.26 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

1.3.27 Permendagri Nomor 27 Tahun 2015 tentang Pedoman dan evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2015.

1.3.28 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

1.3.29 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 1);

1.3.30 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 15 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Timur Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lombok Timur 2005-2025;

1.3.31 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah di Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2009 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4);

(17)

1.3.32 Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Lombok Timur kepada Pihak Ketiga.

1.3.33 Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah Tahun 2013-2018.

1.3.34 Peraturan Bupati Lombok Timur Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017.

(18)

BAB II

KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah

Sesuai dengan Tujuan dan sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013-2018 yaitu memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan dalam rangka tercapainya penurunan angka kemiskinan, peningkatan pendapatan daerah, penurunan kesenjangan pendapatan, peningkatan jumlah dan kualitas lembaga keuangan, peningkatan jumlah investasi dan peningkatan kualitas pelayanan perizinan serta perluasan kesempatan kerja dalam segala aspek pembangunan.

Berdasarkan tujuan dan sasaran RPJMD tersebut dengan kondisi anggaran dan potensi daerah serta permasalahan-permasalahan yang terjadi maka perkiraan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Timur sebagai berikut :

2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Salah satu indikator ekonomi makro untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah adalah data statistik PDRB dan turunannya meliputi pertumbuhan ekonomi, volume total PDRB, pertumbuhan sektoral, PDRB, inflasi dan ketenagakerjaan. Selain itu juga memberikan gambaran mengenai rencana target makro ekonomi daerah Tahun 2017 yang meliputi perkiraan pertumbuhan ekonomi, perkiraan laju inflasi, perkiraan PDRB Harga Berlaku dan Harga Konstan berdasarkan tahun dasar 2010.

Secara agregat perkembangan perekonomian bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi wilayah yang mampu memberikan gambaran sejauh mana nilai tambah yang dihasilkan oleh pembangunan dapat meningkatkan ataupun menurunkan kemampuan ekonomi masyarakat dalam bentuk kemampuan daya belinya. Dalam menggambarkan perkembangan perekonomian suatu daerah diperlukan ukuran yang mampu menjelaskan seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan oleh proses pembangunan suatu wilayah sekaligus indikator kualitas/kemampuan daya beli masyarakat.

Indikator ekonomi makro untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah salah satunya adalah data statistik PDRB dan turunannya meliputi volume total PDRB, pertumbuhan sektoral, pertumbuhan

(19)

ekonomi maupun PDRB per kapita. Indikator ini berkaitan dengan kinerja ekonomi sektor riil. Sementara pemantauan terhadap sektor moneter dapat dilihat dari sejumlah indikator perbankan seperti suku bunga kredit perbankan dan lain-lain.

Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir perekonomian Kabupaten Lombok Timur mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan.

Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun dasar 2010 PDRB memiliki trend pergerakan mencapai rata-rata sebesar 5,47%. Berdasarkan trend beberapa tahun terakhir serta mempertimbangkan kondisi ekonomi regional, maka diperkirakan tahun 2017 ini kisaran pertumbuhan PDRB Kabupaten Lombok Timur berada pada kisaran 5,80%.

Gambar 1

Gambaran Pertumbuhan Ekonomi Daerah Dan Proyeksinya pada tahun 2012-2017***

Sedangkan pertumbuhan sektoral perekonomian Kabupaten Lombok Timur menurut lapangan usaha Tahun 2017 diasumsikan sebagai berikut :

Tabel 1

Laju Pertumbuhan PDRB Per Katagori Perkiraan Tahun 2017

No Uraian Katagori Pertumbuhan (%)

A Pertanian,kehutanan,perikanan/agriculture/forestry,fishing 3,54 B Pertambangan dan penggalian/Mining and quarying 6,90

C Industri pengolahan/manufacturing 3,80

D Pengadaan listrik dan gas/Electricity and gas 7,92

(20)

No Uraian Katagori Pertumbuhan (%) E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur

ulang/water supplay, sewerage, waste management, remediation activity.

4,12

F Konstruksi/Construction 6,15

G Perdagangan besar dan eceran,reparasi mobil dan sepeda motor/wholesale and retail trade, repair of motor vehicles and motorcicles

8,25

H Transportasi dan pergudangan/transportaition and storage 5,31 I Penyediaan akomodasi dan makan minum/acomodation and

food service activities 6,55

J Informasi dan komunikasi/Information and comunication 7,44

K Jasa keuangan dan asuransi 7,89

L Real Estat/Real Estat Activity 6,25

M,N Jasa perusahaan/Business activities 6,86

O Administrasi Pemerintahan,pertahanan dan jaminan sosial

wajib/public 3,59

P Jasa Pendidikan/Education 5,34

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and

Social Work Activities 6,05

R,S,T,U Jasa lainnya/Other service activities 5,68

Product Domestic Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 5,38

Peranan sektor dalam pembentukan PDRB berbeda-beda menurut kapasitas dan skala kegiatan ekonomi pada sektor-sektor yang bersangkutan.

Pemberdayaan sumber daya dan tingkat pemanfaatan membuat kemampuan menciptakan nilai tambah pada sektor-sektor ekonomi tersebut tidak sama.

Dengan demikian share sektor dalam perekonomian bersifat lebih permanen, namun dapat berubah sedemikian rupa melalui pendekatan pengembangan yang berhasil. Kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tahun 2017 atas dasar harga berlaku diperkirakan sebagai berikut :

Tabel 2

Distritribusi PDRB Per Katagori Perkiraan Tahun 2017***

No. Uraian Katagori Kontribusi (%)

A Pertanian, kehutanan, perikanan / agriculture / forestry,

fishing 26,50

B Pertambangan dan penggalian/Mining and quarying 5,95

C Industri pengolahan/manufacturing 7,26

D Pengadaan listrik dan gas/Electricity and gas 0,06

E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang / water supplay, sewerage, waste management, remediation activity.

0,08

F Konstruksi/Construction 11,62

G Perdagangan besar dan eceran,reparasi mobil dan sepeda motor/wholesale and retail trade,repair of motor vehicles and motorcicles

16,88

H Transportasi dan pergudangan/transportaition and storage 4,40

(21)

No. Uraian Katagori Kontribusi (%) I Penyediaan akomodasi dan makan minum/acomodation and

food service activities 1,05

J Informasi dan komunikasi/Information and comunication 1,67

K Jasa keuangan dan asuransi 2,67

L Real Estat/Real Estat Activity 3,75

M,N Jasa perusahaan/Business activities 0,11

O Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial

wajib/publik 8,22

P Jasa Pendidikan/Education 5,64

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial/Human Health and

Social Work Activities 2,12

R,S,T,U Jasa lainnya/Other service activities 1,99

Product Domestic Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product 100,00

***) Angka proyeksi

PDRB Kabupaten Lombok Timur dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan, baik yang diukur atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pada Tahun 2017 PDRB Kabupaten Lombok Timur Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) diperkirakan sebesar (dalam juta) Rp.

17.180.014 Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) diproyeksikan sebesar Rp. 13.325.936 (dalam juta) pada tahun 2017.

Berdasarkan kondisi pertumbuhan PDRB masing-masing lapangan usaha dan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB berdasarkan harga berlaku maupun konstan Kabupaten Lombok Timur, maka perkiraan Tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Lombok Timur pada 5,80%. Sehingga jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi nasional maka angka tersebut sedikit lebih tinggi 0,1% di Tahun 2017.

2.1.2. Pendapatan Perkapita

Gambaran tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah atau wilayah semakin baik apabila pendapatan perkapita suatu daerah atau wilayah adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah atau wilayah dalam satu tahun yang diperoleh sebagai hasil jumlah pendapatan daerah dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun tertentu. Semakin besar pendapatan perkapita atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita penduduk suatu daerah/wilayah,

Dari tahun ke tahun kondisi pendapatan perkapita masyarakat Lombok Timur relatif terus meningkat. Hal tersebut dipengaruhi oleh PDRB

(22)

dan jumlah penduduk. Jika dilihat dari aspek pertumbuhan penduduk, maka pertumbuhan penduduk Kabupaten Lombok Timur termasuk dalam katagori relatif rendah yaitu pada tahun 2016 sebesar 8,18% sedangkan pada tahun 2017 berada pada 8,39% berarti peningkatanya jumlah penduduk berada dibawah angka 1% yakni rata-rata 0,21% per tahun di Tahun 2017. Dengan perkiraaan PDRB tahun 2017 atas dasar harga berlaku (dalam juta Rp) sebesar Rp.17.180.014 maka rata-rata PDRB per Kapita Lombok Timur atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 13.325.936 per tahun.

Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,80%

diharapakan secara makro mampu meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat, jika disandingkan dengan pertumbuhan penduduk yang relatif rendah tentunya pergerakan PDRB perkapita akan kearah positif akan bisa tercapai di tahun berikutnya. Akan tetapi seiring dengan peningkatan daya beli masyarakat maka pengaruh inflasi yang diperkirakan pada Tahun 2017**

sebesar 4,93% maka sesungguhnya peningkatan daya beli masyarakat relatif konstan.

2.1.3. Kestabilan Harga

Perkiraan laju inflasi ditujukan agar sektor riil yang merupakan sektor penggerak pembangunan mampu berjalan normal semisal harga bahan pokok normal, harga bahan baku tidak bergejolak hal tersebut akan berimbas pada aktifitas ekonomi akan berjalan normal dan lancer. Dengan membaiknya pergerakan ekonomi maka akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah yang semakin membaik, kemampuan daya beli masyarakat semakin meningkat.

Dengan melihat tingkat kesetabilan harga (inflasi) di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012 sebesar 4,1% sampai dengan 2015 sebesar 3,41%, maka diperkirakan kondisi akhir Tahun 2016 dan Tahun 2017 inflasi masih berkisar pada angka 4,38 % sampai dengan 4,93% terutama pada akhir Tahun 2016 sampai awal 2017 sebagai dampak melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar AS yang mulai dirasakakan pada Tahun 2015. Inflasi dimaksud disebabkan oleh menurunnya nilai tukar Rupiah yang berakibat penurunan daya beli masyarakat. Andil terbesar terhadap inflasi juga

(23)

bersumber dari kelompok bahan makanan, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok transportasi, komunikasi dan keuangan.

Gambaran laju inflasi di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2012-2016* dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2

Laju Inflasi di Kabupaten Lombok Timur 2012-2016*

(2016* = Angka sementara)

2.1.4. Fiskal Daerah

Berdasarkan kebijakan peningkatan pendapatan yang telah dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya dan melalui pengkajian dan pembahasan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) serta dengan mempertimbangkan berbagai hal yang mempengaruhi komponen pendapatan daerah dan belanja daerah maka KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2017 diasumsikan besaran pendapatan adalah Rp. 2.376.351.255.225,00 yang terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 270.838.878.958,00 Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.782.786.455.000,00 dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp. 322.725.921.267,00. Pada komponen belanja maka Belanja Daerah sebesar Rp. 2.377.336.617.466,00 yang terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp. 1.483.642.138.141,00 dan belanja langsung sebesar Rp. 893.694.479.325,00 Sedangkan pada komponen

pembiayaan maka jumlah penerimaan pembiayaan adalah sebesar

(24)

Rp. 29.068.109.193,00 dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp. 28.082.746.952,00

2.1.5. Program Prioritas Tahun 2017

Dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017 dilaksanakan dengan secara struktur dan sistematis antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Lombok Timur dengan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan menyajikan program dan kegiatan yang dimusyawarahkan langsung sampai menemukan kata mufakat yang mengacu pada capaian indikator pada tahun sebelumnya sebagai data dasar yang digunakan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menentukan kebijakan yang nantinya dituangkan dalam program dan kegiatan SKPD sesuai kemampuan penganggaran yang ada. Dengan mengacu pada pencapaian indikator sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan tahunan di Tahun 2016, program dan kegiatan yang direncanakan tetap berpedoman pada upaya pencapaian indikator-indikator dimaksud.

KUA Tahun 2017 merupakan kebijakan umum anggaran tahun keempat pelaksanaan RPJMD Tahun 2013-2018 Kabupaten Lombok Timur. Sehingga dalam rangka penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Tahun 2017 bertujuan guna memenuhi janji-janji pemerintah serta mewujudkan Visi-Misi yang sudah tertuang didalam RPJMD Tahun 2013-2018 dengan pencapaian indikator tahunan pada Tahun 2017 yang akan datang.

A. Mengembangkan struktur perekonomian daerah yang tangguh melalui pengembangan lembaga keuangan, investasi dan kemudahan perizinan.

Untuk mengoptimalkan potensi perekonomian Kabupaten Lombok Timur di Tahun keempat pelaksanaaan RPJMD 2013-2018, maka langkah-langkah strategi yang ditempuh antara lain adalah :

1. Optimlisasi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah.

2. Optimalisasi peningkatkan produktivitas sektor pertanian, industri dan jasa.

(25)

3. Fasilitasi iklim investasi yang kondusif bagi investasi di daerah sehingga berbagai potensi daerah dapat dimanfaatkan bagi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Perkembangan jumlah penduduk yang setiap tahun meningkat, mengakibatkan bertambahnya jumlah rumah tangga miskin yang ada di Kabupaten Lombok Timur. Strategi diatas penting untuk dilaksanakan secara berkesinambungan pada Tahun 2017 dan seterusnya mengingat kondisi pencapaian indikator saat ini masih perlu terus ditingkatkan. Persentase kemiskinan Kabupaten Lombok Timur, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2015 menunjukkan trend peningkatan garis kemiskinan yang ada di Kabupaten Lombok Timur, dari 218.854 jiwa pada tahun 2009 menjadi 321.249 jiwa pada tahun 2013. Namun secara persentase, angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Timur menunjukkan trend penurunan dari 23,82% di tahun 2010 turun menjadi 19,00% ditahun 2014.

Pada sisi pendapatan perkapita per tahun meskipun menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun, tetapi kenaikan tersebut belum cukup untuk meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat dari kondisi tahun sebelumnya sebagai akibat inflasi yang nilainya hampir sebanding dengan laju pertumbuhan ekonomi Lombok Timur pada periode yang sama.

Salah satu upaya Pemerintah Daerah dalam mengupayakan peningkatan perekonomian daerah adalah melalui peningkatan kualitas dan kualitas lembaga keuangan yang dapat membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk dapat mengakses permodalan dalam skala kecil dan menengah. Salah satu upayannya adalah melalui peningkatan penyertaan modal pemerintah kepada : PT. Bank NTB, Selaparang Financial dan Badan usaha milik daerah yang lain.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat, maka dibutuhkan perluasan lapangan kerja baru melalui peningkatan investasi yang masuk ke Kabupaten Lombok Timur.

Melalui peningkatan investasi, diharapkan terjadi peningkatan penerimaan daerah dalam komponen PAD sebesar 7,04% pada tahun 2017 yang akan datang. Kemudahan perijinan melalui pelayanan prima dan birokrasi perijinan yang efisien merupakan salah satu cara dalam menarik investasi.

(26)

Penyerahan sebagian kewenangan perijinan kepada SKPD adalah salah satu yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan. Oleh karena itu diharapkan akan terealisasi pelayanan perijinan sesuai SOP yang dihitung.

Adapun program-program prioritas Tahun 2017 terkait dengan pencapaian misi pertama dalam RPJMD 2013-2018 adalah :

1. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang maslah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.

2. Penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi usaha kecil menengah.

3. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah.

4. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi.

5. Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan.

6. Pengembangan destinasi pariwisata.

B. Meningkatkan kualitas dan produktivitas Sumber daya manusia

Selama kurun waktu pelaksanaan RPJMD 2013-2018, peningkatan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia tetap merupakan kebijakan prioritas.

Pencapaian indikator yang mencerminkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia terutama adalah pada dua komponen penting yaitu : Bidang pendidikan dan kesehatan masih harus terus ditingkatkan pencapaiannya. Oleh karena itu dua bidang tersebut tetap menjadi perhatian utama, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Sebagai program prioritas di Tahun 2017 yang terdapat di dalam RPJMD 2013-2018, maka pencapaian beberapa indikator terutama dibidang pendidikan dan kesehatan dicerminkan oleh upaya pencapaian beberapa indikator penting sebagai berikut : Angka melek huruf sebesar 99% di Tahun 2015 menjadi 100%

di tahun 2017, Angka Lama Sekolah dari 7,65 Tahun di Tahun 2014 menjadi 7,75 Tahun di Tahun 2015, Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup dari 19 di tahun 2014 menjadi 17 di tahun 2015, Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 143 di tahun 2014 menjadi 105 di tahun 2015 dan Usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 62,8 Tahun di tahun 2014 menjadi 62,6

(27)

tahun di tahun 2015, sedangkan Balita Gizi Buruk di tahun 2014 dari kondisi 2,16% menjadi 2,16% di tahun 2015.

Selain indikator-indikator tersebut, masih terdapat indikator lain yang menyangkut indikator pelayanan umum dibidang pendidikan dan kesehatan yang telah mengacu pada Standart Pelayanan Minimal 9 (sembilan) bidang sesuai ketentuan Permendagri.

Berdasarkan ukuran-ukuran pencapaian tersebut, maka pada Tahun Anggaran 2016 kebijakan pemanfaatan anggaran di bidang pendidikan dan kesehatan, akan diarahkan untuk mendorong pencapaian indikator-indikator tersebut, sehingga kualitas IPM di Kabupaten Lombok Timur diharapkan meningkat di Tahun 2017 melalui upaya-upaya :

1. Membangun sumber daya manusia yang berkualitas beriman dan bertaqwa yang diarahkan agar mampu mengelola potensi sumberdaya alam daerah yang tersedia dan meraih peluang yang ada bagi peningkatan kesejahteraannya, melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut :

- Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan murah dan berkualitas yang dilaksanakan sejak dini hingga jenjang pendidikan tinggi dan melaksanakan pelayanan pendidikan gratis bagi masyarakat miskin melalui pendidikan formal dan non formal.

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang diarahkan untuk terwujudnya masyarakat yang sehat, sehingga mampu berperan dalam pembangunan daerah, melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut:

- Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan akses masyarakat terhadap pelayanan dasar kesehatan yang berkualitas;

- Meningkatkan kualitas lingkungan sehat dan budaya hidup sehat;

- Meningkatkan pelayanan kesehatan dan sosial dasar lainnya secara gratis dengan pelayanan yang baik bagi masyarakat miskin.

Adapun kondisi IPM Kabupaten Lombok Timur dapat digambarkan sebagai berikut :

(28)

 Data Bappeda Prov. NTB Tahun 2015 Gambar 3

IPM Kabupaten/Kota Tahun 2014

Berdasarkan capaian Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lombok Timur Tahun 2014 dan merujuk pada upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan pada Tahun 2017 mendatang dengan dukungan anggaran yang tetap berorientasi pada pencapaian program-program prioritas, maka diharapkan IPM Lombok Timur akan naik secara signifikan setiap tahunnya. Pada Tahun 2017 mendatang diharapkan IPM Lombok Timur akan meningkat nilainya, melalui program-program prioritas :

1. Obat dan perbekalan kesehatan.

2. Upaya kesehatan masyarakat.

3. Perbaikan gizi masyarakat.

4. Pengembangan lingkungan sehat.

5. Pencegahan dan penanggulangan penyakit

6. Peningkatan pelayanan kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia.

7. Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak.

8. Keluarga berencana.

9. Promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat.

10. Pendidikan anak usia dini.

(29)

11. Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.

12. Pendidikan non formal 13. Pendidikan luar biasa

14. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga pendidik.

C. Meningkatkan Infrastruktur Dasar

Peranan infrastruktur wilayah sebagai penunjang aktivitas ekonomi sosial dan budaya masyarakat selama ini telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan berdasarkan hasil evaluasi RPJMD 2008-2013. Ketersediaan infrastruktur dari aspek kualitas dan kuantitas yang memadai memiliki peran penting dalam menunjang produktivitas sektor-sektor ekonomi daerah, sehingga dalam upaya mencapai kondisi infrastruktur yang sangat diharapkan, strategi yang ditempuh oleh Pemerintah Daerah yang sesuai dengan kemampuan adalah : Meningkatkan kuantitas dan kualitas ketersediaan infrastruktur daerah yang diarahkan agar mampu mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat, dengan kebijakan-kebijakan yang ditempuh pada tahun 2017 ini adalah :

- Pembangunan jalan dan jembatan..

- Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya.

- Penyediaan dan pengelolaan air baku.

- Pembangunan infrastruktur perdesaan.

- Perencanaan tata ruang..

- Lingkungan sehat perumahan.

- Perbaikan perumahan akibat bencana.

- Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan.

Di bidang infrastruktur irigasi, maka salah satu infrastruktur yang masih terus mendapat perhatian khusus adalah berfungsinya Dam Pandanduri. Dari sisi pemeliharaan jaringan irigasi, maka sesuai kemampuan penganggaran melalui Dana Alokasi Umum (DAU) tetap dianggarkan. Selain sumber pendanaan APBD, maka melalui program infrastruktur irigasi non penanganan PU, juga dapat ditangani melalui rencana yang dibuat oleh kelembagaan

(30)

masyarakat pengelola ditingkat desa. Dalam penangannanya komponen infrastruktur irigasi dapat ditangani oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan swadaya dari masyarakat. Sarana irigasi teknis menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum, sedangkan irigasi non teknis dilaksanakan oleh masyarakat dalam bentuk kelembagaan P3A.

Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Kondisi jalan dan jembatan yang baik, memudahkan aktivitas masyarakat di berbagai bidang yang mempunyai nilai strategis terhadap pengembangan wilayah.

Menyadari hal itu, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur berupaya membenahi dan menata kembali kondisi jalan dan jembatan yang ada. Hanya saja keterbatasan dana pada APBD di Kabupaten Lombok Timur, tidak mampu mengatasi perbaikan seluruh ruas jalan Kabupaten yang ada. Kondisi ini diperparah karena selama hampir 5 (lima) tahun terakhir, pemeliharaan jalan secara berkala bahkan pemeliharaan rutin tidak tertangani secara maksimal.

Pembangunan infrastruktur di Kabupaten dilaksanakan melalui pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan infrastruktur dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan pada sector transportasi khususnya jalan dan jembatan ditangani melalui program pemeliharaan untuk jalan yang mengalami kerusakan antara 20-50%, sedangkan untuk kerusakan antara 50-100% akan ditangani melalui program peningkatan jalan. Pelaksanaan program tersebut tidak lepas dari aspirasi masyarakat. Pada tahun 2016 ini penetapan status ruas-ruas jalan sebagai Jalan Kabupaten/Kota, panjang jalan Kabupaten, di Kabupaten Lombok Timur sampai saat ini sepanjang 1.079,49 Km dengan rincian jalan yang sudah tertangani sepanjang 45,17 km atau 4,18% dari total panjang jalan Kabupaten.

Pada Tahun 2017 yang akan dengan kebijakan Pemerintah yang akan mengalokasikan anggaran DAK Fisik diharapakan pencapaian kualitas infrastruktur daerah akan semakin baik. Adapun target yang direncanakan untuk kemantapan jalan Kabupaten pada tahun 2017 sebesar 75% dengan proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik sebesar 48,90%, jaringan irigasi kondisi baik sebesar 62,26%, cakupan air minum bagi masyarakat dengan kebutuhan 60 Lt/orang/hari sebesar 83,50%.

(31)

Dengan melihat kondisi jalan tersebut di atas, terutama ruas-ruas jalan dalam kondisi rusak dan rusak berat sangat diperlukan penanganan segera, sehingga kondisi jalan dan arus transportasi tetap dalam kondisi baik dan lancar. Jika ruas-ruas jalan Kabupaten telah tertangani secara maksimal, diharapkan arus transportasi semakin baik dan lancar dalam melayani segala aktivitas diberbagai bidang yang mempunyai nilai strategis terhadap pengembangan wilayah. Pada kenyataannya Pemerintah Kabupaten Lombok Timur belum mampu sepenuhnya menangani ruas jalan Kabupaten yang ada.

Adapun upaya-upaya penanganan infrastruktur jalan pada diarahkan untuk:

- Memenuhi kebutuhan sebagai akses vital antar wilayah khususnya skala Kecamatan.

- Ruas jalan tersebut dijadikan jalan alternatif menangani kemacetan di ruas jalan nasional di beberapa titik rawan kemacetan akibat aktivitas jual beli pada hari-hari tertentu atau dalam bahasa sasak disebut Jelo Pekenan (Hari Pasaran).

- Ruas jalan tersebut merupakan akses jalan utama menuju objek-objek produktif.

- Ruas Jalan tersebut merupakan akses utama penunjang kegiatan produksi, distribusi barang dan jasa yang mampu meningkatkan perekonomian wilayah.

Program-program prioritas terkait peningkatan layanan infrastruktur daerah pada Tahun 2017 yang akan datang antara lain :

1. Pembangunan jalan dan jembatan

2. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya.

3. Penyediaan dan pengelolaan air baku.

4. Pembangunan infrastruktur perdesaan.

5. Perencanaan tata ruang 6. Lingkungan sehat perumahan.

7. Perbaikan perumahan.

8. Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

(32)

D. Revitalisasi dibidang pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan kelautan dan peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan segala sesuatu yang didapatkan dari alam dan merupakan benda-benda atau barang biologis (hidup) yang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri (subsisten) dan atau untuk dijual, misalnya kegiatan usaha tanaman pangan. Kabupaten Lombok Timur sebagai suatu wilayah agraris maka sektor pertanian dalam arti luas memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lombok Timur, pada Tahun 2017 yang akan datang diperkirakan kontribusi lapangan usaha pertanian dalam pembentukan PDRB sebesar 26,50%, dan masih merupakan sektor dominan. Dengan demikian sektor ini merupakan salah satu sektor strategis. Selain itu sektor pertanian dalam arti luas juga merupakan sektor dengan penyerap tenaga kerja tertinggi.

Sebagai gambaran, maka selama kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir sektor ini masih sangat dominan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lombok Timur, namun menunjukkan kecenderungan menurun meskipun masih relatif kecil seiring dengan berkembangnya sektor-sektor lain.

Gambar 4

Kontribusi sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan dalam pembentukan PDRB Lombok Timur 2014*-2017***)

(33)

Oleh karena itu strategi yang ditempuh dalam pembangunan pertanian dalam arti luas sebagai salah satu upaya meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Lombok Timur adalah: Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah dengan meningkatkan produktivitas sektor pertanian, industri dan jasa serta menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi investasi di daerah sehingga potensi daerah dapat dimanfaatkan bagi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui kebijakan-kebijakan :

- Membangun sektor pertanian dalam arti luas kearah pengembangan sistem agrobisnis dengan memperkuat sub sistem penyuplai sarana- prasarana produksi, produksi pertanian, dan pasca panen, industri pertanian dan sub sistem penunjang seperti pemasaran, permodalan, informasi pasar dan teknologi).

- Mendorong industri berbasis pertanian, perkebunan dan perikanan.

- Membangun Badan Usaha Milik Daerah dan peningkatan sektor perdagangan yang diarahkan mendukung pemasaran produk pertanian, perikanan dan perkebunan.

- Meningkatkan nilai tambah hasil-hasil pertanian.

- Mengembangkan ekonomi perdesaan berbasis BUMDES.

Sesuai dengan target pencapaian dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah maka indikator pencapaian sektor pertanian dalam arti luas dapat digambarkan melalui peningkatan produksi pertanian dalam arti luas yang akan bermuara pada peningkatan pendapatan petani. Produksi komoditas pertanian dalam arti luas tentunya membutuhkan dukungan dari Pemerintah dan pihak-pihak terkait misalnya dengan tersedianya sarana prasarana produksi yang memadai seperti jalan usaha tani, ketersediaan alat-alat pertanian, bibit serta pupuk yang nantinya dapat mengurangi biaya produksi yang mengakibatkan meningkatnya pendapatan petani.

Untuk dapat memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan visi dan misi dari Bupati Lombok Timur periode 2013-2018 dari sisi penyelenggaraan pemerintah daerah, khususnya pada aspek pelayanan umum perlu ditetapkan indikator kerja daerah. Indikator kinerja daerah ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indicator program pembangunan daerah tahunan. Melalui berbagai

(34)

program dan kegiatan dalam revitalisasi pertanian dalam arti luas ini maka target capaian indikator pada Tahun yang akan datang meliputi : Produksi komoditas tanaman pangan untuk padi diharapkan meningkat menjadi 376.016 ton di Tahun 2017, komoditas jagung menjadi 91.235 ton di Tahun 2017, dan komoditas kedelai meningkat menjadi 1.212 Ton di tahun 2017.

Dibidang perikanan dan kelautan target capaian indikator yang tertuang dalam RKPD Tahun 2017 adalah meningkatnya komoditas perikanan tangkap menjadi 15.198,40 Ton di Tahun 2017.

Dari sisi kelembagaan penunjang, maka peran kualitas kelompok tani dan nelayan juga menjadi perhatian. Pada tahun 2017 yang akan datang, maka diupayakan kualifikasi kelompok tani dan nelayan yang memiliki kualifikasi kelompok tani klas lanjut akan bertambah sebanyak 30 kelompok, dari jumlah 1.707 kelompok pada Tahun 2016 menjadi 1.737 kelompok pada tahun 2017.

E. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan daerah.

Mewujudkan Aparatur Pemerintah yang Baik dan Profesional diarahkan untuk:

- Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan aparatur pemerintah daerah dengan penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua lini pemerintahan dan pada semua kegiatan;

- Memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada pelaku penyalahgunaan kewenangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

- Meningkatkan intensitas dan efektivitas pengawasan aparatur pemerintahan melalui pengawasan internal, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat;

- Meningkatkan etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan pemahaman para penyelenggara pemerintahan terhadap prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik.

Pada Tahun 2017 yang akan datang target pencapaian indikator terkait upaya peningkatan tata kelola pemerintahan antara lain meliputi aspek pelayanan kependudukan berupa pelayanan KTP persatuan penduduk meningkat di tahun 2017, cakupan penerbitan akte kelahiran menjadi 65,37% pada Tahun 2017.

Selain aspek pelayanan pada masyarakat, maka untuk meningkatkan daya saing

(35)

daerah maka beberapa indikator yang menjadi tolok ukur kinerja tata kelola pemerintahan pada tahun 2017 nanti adalah : Peningkatan Pendapatan Asli Daerah 7,04% di Tahun 2017, persentase lama proses perijinan sesuai SOP menjadi 80% di Tahun 2017 serta dalam mendukung upaya peningkatan penerimaan daerah diupayakan peningkatan penyertaan modal kepada BUMD.

F. Peningkatan Pembangunan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan.

Program prioritas pembangunan Kabupaten Lombok Timur di tahun 2017, maka pembangunan lingkungan hidup termasuk sumber daya alam ditempuh melalui beberapa strategi penting sebagai upaya untuk mendukung pengembangan kawasan yang dapat memberikan imbas dan pengaruh positif kepada wilayah sekitarnya dan menjamin keberlanjutan pembangunan melalui pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Strategi yang ditempuh untuk mendukung hal tersebut adalah :

1. Menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan agar pemanfaatan potensi sumberdaya alam daerah sebagai penopang kehidupan dapat berkelanjutan bukan saja bagi generasi sekarang tetapi juga bagi generasi selanjutnya, melalui kebijakan-kebijakan :

- Memelihara dan meningkatkan kualitas dan kelestarian sumberdaya air, lahan dan sumberdaya alam lainnya dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

- Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang dengan pelibatan masyarakat.

2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan wilayah yang diarahkan untuk mendukung keterpaduan dan pemerataan pengembangan wilayah, melalui kebijakan:

- Menyusun Rencana Tata Ruang yang berkualitas melalui pelibatan partisipasi masyarakat.

- Mengembangkan kawasan-kawasan strategis dan pusat-pusat pertumbuhan.

Capaian indikator yang diharapkan dari pembangunan lingkungan hidup yang berkelanjutan antara lain : meningkatnya jumlah kawasan yang memiliki Ruang Terbuka Hijau Publik minimal 20% dari luas kota. Yang ditargetkan

(36)

untuk tahun 2017 sebesar 45,65%, menurunnya luas lahan kritis dari 31.495,20 Ha pada tahun 2016 menjadi 30.624,81 Ha di Tahun 2017.

G. Meningkatkan kualitas Iman dan Taqwa, serta kearifan budaya lokal Sebagai wilayah dengan aktivitas kehidupan beragama dan kearifan budaya lokal yang tampak menonjol dalam kehidupan sehari-hari, merupakan salah satu peluang yang dapat mendukung pelaksanaan program-program pembangunan di Lombok Timur. Adapun sasaran sebagai upaya meningkatkan iman dan taqwa serta kearifan budaya lokal sebagai salah satu potensi yang memiliki nilai positif bagi pembangunan Lombok Timur adalah dengan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas majelis taqlim sebagai wadah bagi masyarakat untuk meningkatkan iman dan taqwa, mendorong peningkatan zakat sebagai media investasi bagi kemaslahatan umat dari aspek kebutuhan dasar dan peningkatan perekonomian. Sedangkan dari aspek kearifan budaya lokal maka sasarannya adalah menjaga dan meningkatkan nilai-nilai kearifan lokal yang menunjang pembangunan daerah.

Upaya-upaya peningkatan kualitas iman dan taqwa, serta kearifan budaya lokal dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 diwujudkan melalui pencapaian beberapa indikator program/kegiatan yaitu : meningkatnya jumlah zakat yang terkumpul melalui Bazda Kabupaten Lombok Timur, meningkatnya event seni dan budaya lokal pertahun, serta indikator-indikator lain yang dituangkan dalam rencana kerja SKPD terkait.

H. Meningkatkan keamanan, persatuan dan kesatuan.

Kebijakan umum yang dilaksanakan untuk menunjang misi Keamanan, persatuan dan kesatuan adalah meningkatkan etika dan moraql budaya polotik sesuai dengan prinsip demokrasi Pancasila serta menunjang nilai-nilai Hak Asasi Manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan meningkatkan wawasan kebangsaan. Nilai dan kondisi mendasar yang harus dipenuhi untuk menjamin keberlangsungan pembangunan daerah sesuai dengan arah dan tujuannya. Oleh karena itu melalui prioritas ini diharapkan tujuan untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban wilayah akan tercapai dengan sasaran : penurunan angka konflik antar kelompok maupun golongan masyarakat, penurunan kasus

(37)

kriminalitas, penurunan kasus kekerasan dalam rumah tangga dan diskriminasi terhadap perempuan, serta terwujudnya masyarakat yang taat hukum dan meningkatnya nilai kebangsaan.

Adapun ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam indikator tahunan yang tertuang dalam RPJMD 2013-2018 terhadap program prioritas untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban antara lain : penyelesaian pelanggaran Kamtibmas meningkat dari kondisi 93% di Tahun 2015 menjadi 95% di Tahun 2017, presentase cakupan petugas Linmas menjadi 95% di Tahun 2017, memiliki pengaruh dengan menurunnya kasus kriminalitas.

2.2. Rencana Target Ekonomi Makro Pada Tahun 2017 2.2.1. Pertumbuhan Ekonomi

Dengan memperhatikan perkembangan terkini dan proyeksi perekonomian gobal dan domestik maka salah satu indikator ekonomi makro untuk menggambarkan kondisi perekonomian suatu wilayah adalah data statistik PDRB dan turunannya meliputi volume total PDRB, pertumbuhan sektoral, pertumbuhan ekonomi maupun PDRB per kapita. Indikator ini berkaitan dengan kinerja ekonomi sektor riil. Sementara pemantauan terhadap sektor moneter dapat dilihat dari sejumlah indikator perbankan seperti suku bunga kredit perbankan dan lain-lain.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional (Kabupaten) merupakan menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output (nilai tambah)pada suatu waktu tertentu. PDRB dari sisi lapangan usaha merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh lapangan usaha atas berbagai aktifitas produksinya Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Timur diproyeksikan Tahun 2017 sebesar 5,80%. Berdasarkan hal tersebut diatas pertumbuhan ekonomi ini akan bisa dicapai karena banyaknya upaya kebijakan ekonomi untuk mendorong sektor riil diantaranya kebijakan dibidang infrastruktur dasar untuk menunjang potensi kawasan dan peningkatan penyertaan modal melalui beberapa sumber pendanaan yang bisa diakses oleh kelompok UMKM.

PDRB yang digunakan pada saat ini menggunakan dasar harga tahun 2010 sebagai dasar penilaian. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok

(38)

Timur menurut lapangan usaha pada Tahun 2017*** diperkirakan pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan 26,50%, pertambangan dan penggalian 5,95%, dan industri pengolahan 7,26%.

Peranan sektor dalam pembentukan PDRB berbeda-beda menurut kapasitas dan skala kegiatan ekonomi pada sektor-sektor yang bersangkutan.

Peningkatan peran sumber daya dan meningkatnya pemanfaatan membuat kemampuan menciptakan nilai tambah pada sektor-sektor ekonomi tersebut tidak sama. Dengan demikian peranan sektor dalam perekonomian bersifat lebih permanen, namun dapat berubah sedemikian rupa melalui pendekatan pengembangan kebijakan yang tepat. Kontribusi masing-masing sektor utama terhadap PDRB Tahun 2016 diperkirakan yaitu: sektor pertanian, kehutanan dan perikanan 27,17%, pertambangan dan penggalian 5,93%, industri pengolahan 7,64%.

2.2.2. Kestabilan Harga

Tingkat kesetabilan harga (inflasi) di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2017** diproyeksikan sebesar 4,93%. Tingkat inflasi ini relatif meningkat dibanding inflasi tahun 2016* yang berada pada 4,38%. Besarnya tingkat inflasi ini diperkirakan sebagai akibat tingginya permintaan konsumen terhadap beberapa jenis komoditi pada saat-saat tertentu yang direspon oleh produsen atau penyedia barang/jasa seperti yang terjadi pada setiap tahun.

Komoditi yang memberikan kontribusi adalah pada kelompok bahan makanan, listrik, dan bahan bakar.

2.2.3. Rencana Penanganan Program Prioritas Tahun 2017

Mengacu pada pencapaian visi-misi RPJMD Kabupaten Lombok Timur 2013-2018 serta sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017, maka Tahun 2017 mendatang, akan diupayakan pencapaian target- target yang lebih baik sesuai kemampuan dukungan penganggaran yang dapat dilakukan. Selain mengoptimalkan sumber pendanaan melalui APBD Tahun 2017, sinergi program dari APBD Propinsi dan APBN 2017 maka upaya yang dilakukan adalah memaksimalkan program-program yang langsung ditujukan kepada masyarakat dalam bentuk sinergi program, antara lain :

(39)

1. Peningkatan perekonomian daerah (penduduk pra sejahtera, peningkatan pendapatan dan pengurangan kesenjangan, lembaga keuangan, jumlah investasi dan pelayanan perijinan), melalui program sebagai berikut :

- Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan penyandang maslah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.

- Penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi usaha kecil menengah.

- Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah.

- Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.

- Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi.

- Pengembangan lembaga ekonomi perdesaan.

- Pengembangan destinasi pariwisata.

- Pengembangan industri kecil dan menengah.

2. Peningkatan kualitas kesehatan, pemberdayaan perempuan dan KB dengan program prioritas sbb:

- Obat dan perbekalan kesehatan.

- Upaya kesehatan masyarakat.

- Perbaikan gizi masyarakat.

- Pengembangan lingkungan sehat.

- Pencegahan dan penanggulangan penyakit

- Peningkatan pelayanan kesehatan Reproduksi Remaja dan Lansia.

- Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak.

- Keluarga berencana.

- Promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat.

3. Peningkatan akses dan kualitas pendidikan - Pendidikan anak usia dini.

- Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.

- Pendidikan menengah.

- Pendidikan non formal - Pendidikan luar biasa

- Peningkatan mutu pendidik dan tenaga

(40)

4. Pengembangan infrastruktur wilayah (peningkatan infrastruktur yang memadai, jaringan transportasi, efektivitas tata ruang, kualitas permukiman) dengan Program Prioritas.

- Pembangunan jalan dan jembatan

- Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya.

- Penyediaan dan pengelolaan air baku.

- Pembangunan infrastruktur perdesaan.

- Perencanaan tata ruang - Lingkungan sehat perumahan.

- Perbaikan perumahan akibat bencana

- Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

5. Pengembangan pertanian dalam arti luas (ketahanan pangan, produktivitas, kualitas dan nilai tambah, keberpihakan pada sektor pertanian).

- Peningkatan ketahanan pangan - Peningkatan kesejahteraan petani

- Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian.

- Peningkatan produksi hasil peternakan.

- Rehabilitasi hutan dan lahan.

- Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.

- Pengembangan budidaya perikanan.

6. Pengelolaan tata pemerintahan yang efektif dan efisien.

- Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah.

- Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah / wakil kepala daerah.

- Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

- Peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan.

- Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur.

- Pengembangan data /informasi.

- Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah.

- Penyelesaian konflik-konflik pertanahan.

(41)

7. Peningkatan kualitas tenaga kerja

- Peningkatan kualitas dan produktifitas tenaga kerja.

- Peningkatan kesempatan kerja.

- Perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.

8. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup - Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan

- Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.

- Perlindungan dan konservasi sumber daya alam.

- Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).

9. Peningkatan keimanan, ketaqwaan dan kearifan lokal, dengan program sebagai berikut :

- Program Pengembangan Nilai Budaya - Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

10. Peningkatan keamanan, ketertiban dan toleransi antar kelompok.

- Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal.

- Pengembangan wawasan kebangsaan.

2.2.4. Komposisi Pendapatan dan Belanja

Komposisi pendapatan dan belanja dalam struktur APBD Tahun 2017 dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3

Komposisi Komponen Pendapatan

No. Komponen Pendapatan dalam

APBD 2017 Jumlah (Rp)

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 270.838.878.958.00

2 Dana Perimbangan 1,782,786,455,000.00

3 Lain-lain Pendapatan yang sah 322.725.921.267,00

Referensi

Dokumen terkait

4 Saya ikut les atau tambahan pelajaran yang diberikan 5 Guru memberikan cara-cara belajar yang efektif kepada saya 6 Saya sulit memahami matei pelajaran yang

Pada kesempatan ini akan diteliti salah satu geguritan yang berjudul "Geguritan Nyepi" .Beberapa kekhasan dalam teks Geguritan Nyepi membuat

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017 merupakan pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

Empat nomor halaman teletext pilihan Anda dapat diberi kode warna dan dapat dipilih dengan mudah dengan menekan tombol warna yang sesuai pada remote kontrol. 1 Tekan

mengatasi sinyal dari sensor karbondioksida TGS 4161, memungkinkan untuk memelihara automasi kendali kualitas udara yang juga dapat digunakan pada bangunan

Sapi Simmental purebred dalam penelitian ini diperoleh dari dua lokasi yaitu BIBD Tuah Sakato Sumatera Barat (9 ekor) dan BIB Lembang Jawa Barat (14 ekor)

Perubahan dan Rancangan APBD Tahun Anggaran 2021, dalam hal setelah ditandatanganinya Nota Kesepakatan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2021 antara Bupati Wonosobo

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darwanto dan Yulia Yustikasari (2007) serta Putro (2009), yang menyatakan bahwa variabel DAU berpengaruh terhadap